AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP) PADA USAHA KECIL MENENGAH SEKTOR JASA DI KOTA BANDUNG PROPOSAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2014, pada tahun lalu terdapat 55,2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat. Perbankan merupakan

Riczky Anantia Pratiwi 1

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah termasuk Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, bernilai tinggi hingga usaha kecil dan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atas Pencatatan Laporan Keuangan pada UMKM Photo Priyangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi. Dibuat laporan keuangan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu standar

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB 5 PENUTUP. adopsi dari IFRS for SMEmasih diangap terlalu rumit untuk diterapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan

Implementasi SAK ETAP dalam Penyajian Laporan Keuangan UMKM NukitaFood

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2

PENERAPAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA KECIL MENENGAH BERDASARKAN SAK EMKM DI SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PT SAPTAWIRA ADHITAMA TOUR & TRAVEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan intern perusahaan. Para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau financial. Untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif

BAB I PENDAHULUAN. masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I. Pendahuluan. Pada tahun 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan revisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan tersebut tercermin dengan pencapaian tingkat laba yang diperoleh

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM

BAB I PENDAHULUAN. Usaha di Indonesia saat ini kian marak, sebut saja salah satunya yakni Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN. ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

BAB I PENDAHULUAN. atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pengepulan kardus dan kertas bekas yang semakin berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pemilik perusahaan dapat mengetahui bagaimana kondisi usaha dan

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. sosial religius dan mengedepankan budaya sebagai salah satu nilai daya jual, Bali

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggerak utama kondisi perekonomian negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sedang menjadi sorotan publik di

ANALISIS PENERAPAN SAK-ETAP PADA KOPERASI DI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sudah dipercayakan melalui laporan keuangan. Informasi dari

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. et al., 2011). Kelompok pemakai laporan keuangan terdiri dari investor, kreditor,

Transkripsi:

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP) PADA USAHA KECIL MENENGAH SEKTOR JASA DI KOTA BANDUNG PROPOSAL Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan dalam menempuh penyusunan skripsi Program Studi Akuntansi S1 Pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama DISUSUN OLEH : NAMA : RIKRIK GUSTIMAN SURYANTO NPM : 0112U007 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi (Accredited) SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor : 039/BAN-PT/Akred/S/II/2015 BANDUNG 2015

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah bahasa bisnis yang merupakan suatu proses mencatat, mengklasifikasi dan mengkomunikasi data keuangan seperti penjualan, bebanbeban, dan informasi keuangan penting lainnya kepada manajemen. Ada sedikit perbedaan antara akuntansi dan pembukuan. Pembukuan merupakan bagian dari akuntansi yaitu proses pencatatanya saja, sedangkan akuntansi mencakup juga identifikasi dan komunikasi. Catatan-catatan akuntansi yang baik dalam bisnis kecil diperlukan untuk tujual internal dan eksternal. Tujuan penyelenggaraan catatan penyelenggaraaan catatan atas penghasilan dan beban-beban membantu manajemen dalam mengendalikan operasional perusahaan dan,mengambil keputusan-keputusan bisnis yang tepat. Catatan-catatan akuntansi ini juga untuk memenuhi ketentuan-ketentuan pemerintah sebagai regulator, pelanggan dan lembaga keuangan. SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup fleksibel serta dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan

3 dengan sektor usaha lainnya, dan mereka cukup terdiversifikasi serta memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan. Secara keseluruhan. Sektor UKM diperkirakan menyumbang sekitar lebih dari 50% PDB (kebanyakan berada di sektor perdagangan dan pertanian) dan sekitar 10% dari ekspor. UKM penting dalam pembangunan ekonomi. Salah satu pendukung UKM dengan kualitas baik adalah bagaimana cara UKM itu menerapkan sebuah laporan keuangan. Karena laporan keuangan sangat penting dan tujuan dari adanya laporan keuangan tersebut adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber- sumber daya yang dipercayakan kepadanya. (PSAK 2004) Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 30 bab. Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2009:ETAB.17) adalah: Laporan keuangan entitas meliputi

4 Neraca,Laporan Laba rugi,laporan Perubahan entitas,laporan arus Kas dan catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasannya. Menurut Niswonger (2006;56) Pendapatan merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Definisi pendapatan menurut SAK ETAP tentang pendapatan (I2009; ETAB.8) adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda seperti penjualan,imbalan,bunga,royalty dan sewa. Menurut SAK ETAP (IAI,2009:9) pengakuan dalam laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi criteria sebagai berikut: ada kemungkinan bahwamanfaat ekonomi yang terkait dalam pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang diukur dangan andal. Pengakuan merupakan suatu proses penggambaran dengan kata-kata dan angka-angka dari elemen yang diproses untuk dimasukkan dalam laporan keuangan sehingga sejumlah angka tersebut dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya dan relevan dari kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk dimasukan sebagai elemen dari laporan keuangan harus diukur dalam unit moneter. Aktiva/Pasiva serta perubahan modal harus memiliki perlengkapan yang

5 relevan dan dapat dikuantifikasikan dalam unit moneter yang memiliki tingkat kepercayaan yang cukup. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penulis akan melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP ) PADA USAHA KECIL MENENGAH SEKTOR JASA DI KOTA BANDUNG 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan, penulis mengidentifikasi masalah yang akan menjadi pokok pemikiran dan bahasan adalah : 1. Bagaimana proses pencatatan keuangan yang terdapat pada UKM sektor jasa di Bandung? 2. Bagaimana cara perlakuan pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh UKM sektor jasa di Bandung? 3. Seberapa besar tingkat pemahaman perusahaan terhadap Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Akuntan Publik (SAK ETAP), mengenai pengakuan pendapatan? 4. Bagaimana kesesuaian pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh UKM sekotr jasa di Bandung dengan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Akuntan Publik (SAK ETAP)?

6 5. Kendala kendala apa saja yang terjadi pada proses pengakuana pendapatan UKM sektor jasa di Bandung dalam menerapkan SAK ETAP? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari mengenai penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik dan International Financial Reporting Standard for Small and Medium Enterprise yang terdapat pada salah satu UKM di bandung yaitu Trijaya Trans. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini bila dikaitkan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya adalah untuk mendapatkan bukti empiris : 1. Mengetahui proses pencatatan keuangan yang terdapat pada UKM sektor jasa di Bandung 2. Mengetahui cara perlakuan pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh UKM sektor jasa di Bandung

7 3. Menganalisisi seberapa besar tingkat pemahaman perusahaan terhadap Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Akuntan Publik (SAK ETAP), 4. Mengetahui kesesuaian pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh UKM sekotr jasa di Bandung dengan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Akuntan Publik (SAK ETAP) 5. Mengetahui Kendala kendala apa saja yang terjadi pada proses pengakuana pendapatan UKM sektor jasa di Bandung dalam menerapkan SAK ETAP 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi : 1. Penulis Dapat memberikan pemahaman yang lebih baik khususnya mengenai penerapan SAK ETAP dalam pengakuan pendapatan, meningkatkan wawasan yang dapat membandingkan yang ada di dalam perusahaan dengan teori yang di dapat selama kuliah.pembaca Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk pembaca bisa menjadi referensi dan sumber informasi bagi penelitian yang sejenis.

8 2. Perusahaan Dapat memahami manfaat penerapan SAK ETAP dan atau IFRS SMEs untuk menentukan kebijakan perusahaan di masa yang datang. 3. Peneliti selanjutnya Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan masukan bagi para peneliti berikutnya yang tertarik membahas mengenai judul yang sejenis atau bahkan bisa di kembangkan ke arah yang lebih luas. 1.5 Lokasi dan Tempat penelitian diantaranya Penelitian ini dilakukan pada 5 UKM sektor jasa di kota bandung 1. Trijaya Trans Jasa penyewaan bus pariwisata Jl Sekelimus 16 no 6 Bandung 2. Ergy Jersey Jasa pembuatan jersey Jl Pasundan 1 no 9 Bandung 3. Supernova House Jasa pembuatan pakaian muslim Jl Sekelimus 4 no 8 Bandung 4. Hikmah Wisata Tour and Travel Jasa Pariwisata Jl. Taman Cibunut Utara No.16

9 5. GIMB Entrepreneur School Jasa Pendidikan Jl PPH Mustofa Surapati Core Blok F no 4 1.6 Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya serta tinjauan teoritis yang membangun konsep variabel penelitian ini, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut; Keterangan: Objek yang diteliti Objek yang tdak di teliti Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Model 1 Pendapatan pada konsepnya merupakan adanya kemungkinan bahwa suatu manfaat ekonomi yang akan masuk ke dalam suatu entitas. Manfaat ekonomi yang masuk ke dalam entitas akan berdampak pada meningkatnya nilai aset,

10 menurunnya kewajiban, dan meningkatnya ekuitas yang tidak dipengaruhi adanya setoran modal. Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume. Oleh karena itu, untuk nilai diskon penjualan dan potongan penjualan harus pada akun yang tersendiri di luar akun penjualan. Menurut SAK ETAP Bab 20 mengenai pendapatan jasa. Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan (terkadang dimaksudkan sebagai metode persentase penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi berikut: 1. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. 2. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas. 3. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. 4. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal. Jika dalam periode waktu tertentu jasa diberikan melalui beberapa pekerjaan yang tidak ditentukan jumlahnya, maka entitas mengakui pendapatan secara garis lurus selama periode tersebut, kecuali terdapat bukti bahwa metode

11 lain dapat lebih baik untuk menunjukkan tingkat penyelesaian. Jika suatu pekerjaan tertentu menjadi lebih signifikan dibandingkan dengan pekerjaan lainnya, maka entitas menunda pengakuan pendapatan sampai pekerjaan signifikan tersebut dilaksanakan. Jika hasil transaksi melibatkan penyediaan jasa tidak dapat diestimasikan secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan hanya sampai dengan beban yang dapat diperoleh kembali. 1.6.1 Hipotesis Penelitian Berdasarkan berbagai kajian asumsi dan kerangka pemikiran yang telah dijabarkan, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H1: Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume. Oleh karena itu, untuk nilai diskon penjualan dan potongan penjualan harus pada akun yang tersendiri di luar akun penjualan. H2 : Menurut SAK ETAP Bab 20 (2009:20) mengenai pendapatan jasa. Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan

12 1.7 Metodologi Penelitian Suatu penelitian ilmiah bermaksud memperoleh data yang dapat diandalkan dalam menguji suatu kebenaran ilmu, untuk memperoleh data tersebut diperlukan langkah langkah antara lain : jenis penelitian, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian serta pengolahan dan analisis data berdasarkan metode yang dapat dipertanggungjawabkan, karena dalam suatu penelitian ilmiah, masalah metode turut menetapkan berhasil tidaknya penelitian yang akan dilakukan. Berkenaan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian serta pengolahan dan analisis data. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode komparatif, yaitu metode yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitan ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi (gambaran) yang tepat dan cukup dari semua aktifitas, objek, proses dan manusia (Sulistyo-Basuki, 2006 : 120). Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengetahui penerapan pengakuan pendapatan menurut SAK ETAP pada UKM sektor jasa di Bandung Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari pihak eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi data. Sumber data untuk penelitian ini yaitu dengan melaksanakan observasi lapangan melalui

13 diskusi dan pemahaman laporan keuangan perusahaan, dengan menggunakan peryataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik dan International Financial Reporting Standard for Small and Medium Enterprise International Finacial Reporting Standard. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengna cara : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan adalah dengna cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh dasar teotritis. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan merupakan metude pengumpulan atau memperoleh data langsung melalui cara : a. Pengamatan (Observation) Yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. b. Wawancara (Interview) Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya-jawab terhadap pihak yang berwenang pada masalah yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu perusahaan UKM travel yang ada di Bandung. Objek tersebut dipilih karena UKM tersebut memiliki kriteria sebagai UKM yang memiliki permintaan pasar cukup baik dan

14 memenuhi kriteria peneliti. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode Judgement Sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan Usaha Kecil Menengah dengan domisili di Bandung, 2. Perusahaan sudah berjalan lebih dari 3 tahun, 3. Perusahaan memiliki asset diatas Rp 200.000.000,- dan tidak melebih Rp 10.000.000.000,- 4. Perusahaan memiliki staff keuangan dan atau staff akunting, dan 5. Membuat Laporan keuangan secara bulanan maupun annual.

15 DAFTAR PUSTAKA - Alfitri, Arie, dan Ngadiman, 2013. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK- ETAP) PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) PERAJIN MEBEL DESA GONDANGSARI KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN, Klaten: Jurusan Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi Universitas Sebelas Maret. - Anantia, Ricky, 2014. ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA CV. INTIMA SUKMANA PERDANA DI SAMARINDA, Samarinda: Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda - Andriani, Lili, dan Anantawikrama Tungga Atmadja,, 2014. ANALISIS PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BERBASIS SAK ETAP PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) (SEBUAH STUDI INTREPETATIF PADA PEGGY SALON), Singaraja: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha - Tysaciac, Ken, 2014. Revenue recognition: No time to wai, Raleigh- Durham: University of Notre Dame - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik. Jakarta