BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Taswan (2006: 6) Lukman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Bank menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah lembaga yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pengertian, Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuaan atau kesepakatan pinjam - meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sebagai perantara keuangan, bank akan melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk simpanan. Kemudian bank akan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Dari manfaat nyata dan manfaat yang diharapkan, keberadaan kredit di dalam kehidupan perekonomian memiliki beberapa fungsi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2002 : 97) : a. Meningkatkan daya guna uang. b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Meningkatkan daya guna barang. d. Meningkatkan peredaran barang. e. Salah satu alat stabilitas ekonomi. f. Meningkatkan kegairahan berusaha. g. Meningkatkan pemerataan pendapatan. 8

9 h. Meningkatkan hubungan internasional. 2. Jenis Jenis Kredit Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2002 : 99) : a) Dilihat dari segi kegunaan 1. Kredit Investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi, 2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. b) Dilihat dari tujuan kredit 1. Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa, 2. Kredit Konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha, 3. Kredit Perdagangan, kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

10 c) Dilihat dari segi jangka waktu 1. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja, 2. Kredit Jangka Menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, 3. Kredit Jangka Panjang, kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang memiliki masa pengembalian antara tiga sampai lima tahun. d) Dilihat Dari Segi Jaminan 1. Kredit Dengan Jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud, 2. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. 3. Risiko Kredit Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dahlan Siamat (2005 : 358), Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.

11 Menurut Dahlan Siamat (2005 : 359), Risiko kredit dapat timbul karena beberapa hal : a. Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat hutang) yang dibeli oleh bank tidak terbayar, b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat didalamnya bisa melalui pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada kontrak derivatif. c. Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan produk derivatif. Bentuk risiko kedit yang lain adalah settlement risk yang timbul ketika dua pembayaran dengan valuta asing dilakukan pada hari yang sama, risiko ini terjadi ketika counter party pihak lain mungkin mengalami default setelah institusi melakukan pembayaran. Pada hari penyelesaian (settlement), besarnya kerugian default counter party (pihak lain) sama dengan nilai penuh yang harus dibayar. Sedangkan besarnya exposure sebelum settlement hanya sebesar nilai netto dari kedua pembayaran tersebut. Dalam penelitian ini tingkat risiko kredit dihitung dengan NPL (Non Peforming Loan) dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank.

12 Rumus yang digunakan untuk mengukur NPL adalah sebagai berikut : Non Performing Loan = PembiayaanNonlancar TotalPembiayaan x 100% NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun kinerja atau profitabilitas perbankan. Hal ini sejalan dengan adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk pada rentabilitas (profitabilitas) bank. Agar kinerja berapor biru, maka setiap bank harus menjaga NPL-nya di bawah 5%. Hal ini sejalan dengan ketentuan bank Indonesia. 4. Likuiditas 4.a. Pengertian Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, sebagaimana dikemukakan oleh Sofyan Syafri Harahap (1997 : 301). Menurut Kasmir (2002 : 48), suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang memang layak untuk dibiayai.

13 4.b. Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008 : 129), rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas ini berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau supplier. Menurut Kasmir (2008: 132), tujuan dan manfaat hasil rasio likuiditas adalah : 1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar memperhitungkan persediaan atau piutang. 3. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. 4. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. 5. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

14 6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode. 7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar. 8. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini. Berikut ini diuraikan beberapa jenis jenis rasio likuiditas, yaitu : a. Rasio Lancar ( Current Ratio ) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang mana adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%. Ini juga berarti bahwa perusahaan mampu melunasi semua hutang jangka pendek tanpa harus mengganggu operasi perusahaan. Tapi perlu diperhatikan bahwa tingkat rasio yang tinggi bukanlah merupakan jaminan bahwa perusahaan mampu melunasi hutang lancarnya tepat waktu. Current Ratio = CurrenAssets CurrentLiabilities x 100%

15 b. Rasio Kas ( Cash Ratio ) Rasio kas ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan surat surat berharga yang dapat diuangkan. TotalCash + TotalMarketableSecurities Cash Ratio = TotalCurrentLiabilities x 100 % c. Loan to Deposit Ratio Pada dasarnya Loan to Deposit Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Rasio ini dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : TotalLoans Loan to Deposit Ratio = TotalDeposit x 100 % 5. Profitabilitas 5.a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan kemampuan dari setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Performa manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah

16 perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan maupun penjualan dan investasi, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan. 5.b. Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir (2008 : 196), rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008 : 197), tujuan hasil rasio profitabilitas adalah : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Menurut Kasmir (2008 : 198), manfaat hasil rasio profitabilitas adalah :

17 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Berikut ini diuraikan beberapa jenis jenis rasio Profitabilitas, yaitu : a. Return On Assets ( ROA ) Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Dengan kata lain, berapa laba yang diperoleh atas setiap rupiah yang tertanam dalam aktiva. NetIncome ReturnOnAssets = x 100% TotalAssets b. Return On Equity ( ROE ) Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas atau modal. Besarnya nilai Return On Equity ini dapat dihitung dengan rumus :

18 NetIncome Return On Equity = x 100% TotalEquity ROE merupakan indikator penting bagi para pemilik bank, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam industri perbankan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi pada sektor perbankan tinggi. c. Net Interest Margin ( NIM ) Menurut Mandala dan Prathama (2004 : 157), Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menunjukkan berapa persen pendapatan bunga bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap bank terhadap total aktiva. Besarnya nilai dari Net Interest Margin perusahaan perbankan dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut : InterestIncome InterestExpenses Net Interest Margin = x 100% TotalAssets Angka NIM yang makin tinggi menunjukkan bahwa profitabilitas pada suatu bank makin baik, karena selisih antara pendapatan bunga dengan biaya bunga semakin besar.

19 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Analisis Pengaruh Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar di BEI Periode 2006 2008 Ahmad Buyung Nusantara (2009) Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio, berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Asset, sedangkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan negative terhadap Return On Asset 2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar di BEI Periode 2005 2007 Imam Gozali (2007) Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Non Performing Loan Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio, berpengaruh signifikan negative terhadap Return On Asset, sedangkan Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Asset 3. Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Likuiditas terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Astuti (2008) Non Performing Loan dan Cash Ratio Non Performing Loan berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Asset, sedangkan Cash Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Asset.

20 C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Ada beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas, akan tetapi dalam penelitian ini akan dilihat dua variabel yang dianggap cukup penting dan cukup dominan. Adapun kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H1 Risiko Kredit yang di berikan ( X1) Likuiditas ( X2 ) H2 H2 Profitabilitas (Y) H3 Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independent adalah risiko kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya adalah Profitabilitas. Secara teoritis, variabel risiko kredit yang diberikan dan variabel tingkat likuiditas memiliki hubungan positif dengan variabel Profitabilitas. Dimana hal ini menandakan bahwa apabila risiko kredit yang diberikan mengalami kenaikan nilai maka mengakibatkan menurunnya tingkat Profitabilitas sedangkan tingkat likuiditas jika mengalami kenaikan nilai, maka hal ini

21 mengakibatkan naiknya tingkat Profitabilitas yang akan diperoleh setiap perusahaan. 2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Risiko kredit yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan. H2 : Tingkat likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan. H3 : Risiko kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan.