BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

Pembebanan Jaminan Fidusia

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan laju perekonomian akan menimbulkan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET DI PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE KOTA JAYAPURA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH DI BANK NAGARI SYARIAH PADANG. SKRIPSI No. Reg : 234/PKII/X/2011

PERAN NOTARIS DAN PPAT DALAM PELAKSANAAN PERALIHAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DARI KREDITUR LAMAA KEPADA KREDITUR BARU PADA PERBANKAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

PERBEDAAN ANTARA GADAI DAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara hukum. Hal ini tertera pada Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana merupakan salah satu faktor penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa dapat menutupi semua kebutuhan mereka, termasuk kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat bukti, maka tulisan tersebut dinamakan akta (acte) 1.

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. provisi ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Pada hakikatnya manusia lahir sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat melangsungkan kehidupannya, sedangkan manusia sebagai makhluk ekonomi harus bekerja untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Makhluk ekonomi pada dasarnya selalu mennghadapi masalah ekonomi. Inti dari permasalahan ekonomi tersebut adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedang pemasukannya sendiri tidak selalu bisa mencukupi kebutuhan tersebut. Peningkatan pembangunan belakangan ini mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan pendanaan, yang mana sebagian besar dana tersebut diperoleh dari kegiatan pinjam. Selama ini kebutuhan dana dipenuhi oleh berbagai lembaga keuangan salah satunya adalah pegadaian. Pegadaian merupakan lembaga yang berperan untuk meningkatkan perekonomian dengan cara memberikan pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar dari praktek pinjaman dengan bunga yang tinggi. Seiring dengan tuntutan zaman gadai dianggap kurang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat terutama pengusaha kecil terkait dengan objek yang harus diserahkan kepada pihak yang menerima gadai

(kreditur). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut pegadaianpun tidak ketinggalan untuk menambahkan bidang usaha antara lain perberian kredit angsuran dengan sistem Fidusia. 1 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentangfidusia yang selanjutnya disingkat UU Fidusia memberikan batasan dan pengertian sebagai berikut: Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. Sistem seperti ini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat karena dengan sistem Fidusia ini dianggap bisa mengatasi kesulitan-kesulitan masyarakat khususnya pengusaha kecil dalam memperoleh kredit dengan jaminan benda sehingga kredit diperoleh dan barang jaminan masih berada dalam tangannya sedang usahanya masih berjalan. Seiring berjalannya waktu, sistem seperti ini juga tidak lancar seperti yang diharapkan karena faktor kebutuhan dan pembangunan yang semakin meningkat. Banyak dari pihak penjamin atau debitur tidak lancar membayar angsuran atas hutang terhadap benda yang dijaminkannya kepada penerima jaminan, yang lebih sering dikenal dengan kredit macet. Ini sama halnya dengan debitur telah cidera janji atau yang lebih lazim dikenal dengan wanprestasi. Wujud wanprestasi dapat berupa: 1. Debitur sama sekali tidak berprestasi 2. Debitur keliru berprestasi 1 Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, 2003, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada,,Jakarta, hlm.128.

3. Debitur terlambat berprestasi 2 Jika hal ini terjadi maka kreditur pemegang jaminan kebendaan memiliki hak untuk mengeksekusi barang jaminan untuk dijual secara lelang guna pembayaran utang debitur jika debitur lalai melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit. Eksekusi ini dapat dilakukan karena Sertifikat Jaminan Fidusia yang mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Jadi berdasarkan titel eksekutorial ini penerima fidusia dapat langsung melaksanakan eksekusi melalui pelelangan umum atas objek Jaminan Fidusia tanpa melalui pengadilan. 3 Pada Jaminan Fidusia dalam Pasal 29 UU Fidusia menyatakan apabila debitur cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara: a. Pelaksanaan titel eksekutorial oleh penerima fidusia; b. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan; c. Penjualan dibawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusiajika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak. Penjualan dibawah tangan dilakukan setelah lewat waktu 1 bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan penerima fidusia kepada pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya dalam 2 surat kabar yang beredar didaerah yang bersangkutan. 2 J. Satrio, 1999, Hukum Perikatan, Alumni,Bandung, hlm.122. 3 Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, 2003, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 158.

Dalam penyelesaian kredit bermasalah di Pegadaian Cabang Pariaman atas obyek Jaminan Fidusianya sebagian besar menggunakan eksekusi penjualan dibawah tangan, dikarenakan eksekusi ini lebih mudah dengan kesepakatan kedua belah pihak dan tanpa harus berperkara dipengadilan yang bisa mengeluarkan biaya. Namun yang menjadi permasalahannya tidak ada aturan yang mengaturmengenai mekanisme penyelesaian melalui penjualan dibawah tangan ini, oleh karena itu maka penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan dan menyusunnya dalam bentuk karya tulis yang berjudul PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH MELALUI PENJUALAN DIBAWAH TANGAN ATAS JAMINAN FIDUSIA DI PEGADAIAN PARIAMAN. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, untuk lebih terarahnya penyusunan penulisan ini, maka penulis akan merumuskan masalah tersebut sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan di bawah tangan atas Jaminan Fidusia di Pegadaian Cabang Pariaman? 2. Bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan terhadap para pihak atas penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan dibawah tangan atas Jaminan Fidusia di Pegadaian Cabang Pariaman? 3. Apa saja kendala dalam proses penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan di bawah tangan atas Jaminan Fidusia di Pegadaian Cabang Pariaman?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan di bawah tangan atas Jaminan Fidusia di Pegadaian Cabang Pariaman 2. Untuk mengetahui akibat hukum yang ditimbulkan terhadap para pihak atas penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan di bawah tangan atas Jaminan Fidusia di Pegadaian Cabang Pariaman 3. Untuk mengetahui kendala dalam proses penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan di bawah tangan atas Jaminan Fidusia di Pegadaian Cabang Pariaman D. Manfaat Penelitian Harapan penulis, tulisan ini dari hasil penelitian nantinya dapat dirasakan manfaatnya baik bagi penulis sendiri maupun masyarakat: 1. Manfaat teoritis a. Untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan informasi tentang pelaksanaan penjualan di bawah tangan atas Jaminan Fidusia, terutama

bagi akademis dan perkembangan ilmu hukum khususnya hukum perjanjian. b. Diharapkan hasil penelitian ini mempunyai kegunaan bagi keberadaan dan perkembangan ilmu hukum. 2. Manfaat praktis a. Memberikan pengetahuan dan bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai topik yang diangkat oleh penulis. b. Agar dapat menjadi bahan bacaan, referensi atau pedoman bagi penelitianpenelitian berikutnya dan perkembangan ilmu hukum khususnya hukum jaminan. E. Metode Penelitian Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini serta mempertanggung jawabkan validitasnya, maka penulis melakukan pendekatan masalah dengan menggunakan metode penelitian yuridis empiris,berupa pendekatan yang melihat dan menekankan pada praktek lapangan yaitu bagaimana aspek hukum atau perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan dibawah tangan yang dilaksanakan di pegadaian Pariaman berdasarkan praktek lapangan. Untuk melaksanakan diatas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu dengan mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam masyarakat yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga pelaksanaannya didalam masyarakat yang berkenaan dengan objek penelitian. 2. Sumber data dan jenis data a. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari: a) Penelitian kepustakaan ( Library Research), yakni penelitian yang dilakukan terhadap buku, undang-undang dan peraturan terkait lainnya. Penelitian ini dilakukan pada: a) Perpustakaan pusat Universitas Andalas b) Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas c) Buku-buku dan bahan kuliah yang dimilki penulis b) Penelitian Lapangan (field Research), yakni penelitian yang dilakukan di lapangan, yaitu Pegadaian Pariaman. b. Jenis data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mempergunakan cara sebagai berikut: a) Data primer

Data ini diperoleh melalui penelitian secara langsung di lapangan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti. Data ini di dapatkan dengan cara melakukan wawancara dilapangan dengan direktur perusahaan umum pegadaian yang melaksanakan penyelesaian kredit bermasalah melalui penjualan dibawah tangan di Pegadaian Pariaman. b) Data sekunder Data ini diperoleh dari identifikasi dokumen maupun dari studi kepustakaan. Data sekunder ini terdiri atas: a) Bahan Hukum Primer, yang terdiri atas: (1) Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (KUHPer) (2) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) (3) Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (4) Undang- Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. (5) Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian

b) Bahan Hukum Sekunder yang berasal dari buku-buku dan literaturliteratur yang berkaitan dengan masalah yang penulis rumuskan dalam tulisan ini. Selain itu bahan hukum sekunder ini juga penulis dapat melalui browsing di internet. 4 3. Alat Pengumpulan data Alat pengumpulan data yang berlaku adalah: a. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, menelusuri, dan mengidentifikasi suatu data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendapat pedoman dari permasalahan penelitian. b. Wawancara Wawancara yang dilakukan dengan carasemi terstruktur, dilakukan melalui tanya jawab dengan Bapak Alhafiz selaku Analisi Kredit di Pegadaian Cabang Tapi Bandar Padang dimana penulis terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada saat wawancara. Selama wawancara berlangsung dimungkinkan juga timbulnya 4 Soerjono soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia (UI -Perss), Jakarta, hlm. 11.

pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari jawaban orang-orang tersebut yang sebelumnya tidak terdapat dalam daftar pertanyaan. 5 4. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan data Data yang digunakan atau yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan caraediting, editing ini diperlukan untuk tahap kerapian data atau pembersihan data. b. Analisis data Dari pengolahan data yang penulis lakukan, maka diperlukan analisis data, untuk itu yang digunakan analisis kualitatif, artinya data yang diperoleh tidak berbentuk angka-angka, tidak memerlukan persentase dan tidak memerlukan pengukuran tertentu serta tabulasi tabel. Oleh sebab itu analisis ini berbentuk kalimat-kalimat/uraian-uraian yang menyeluruh, dengan gejala dan fakta yang terdapat dilapangan sehubungan dengan permasalahan yang diangkat. Semua hasil penelitian dihubungkan dengan peraturan perundangundangan terkait. Setelah itu dirumuskan dalam bentuk uraian dan akhirnya ditarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permsalahan-permasalahan dalam penelitian. 5 Ibid, hlm. 21

F. Sistematika Penulisan Isi dari skripsi yang akan penulis buat terdiri atas empat bab dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab. Bab-bab tersebut adalah : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini memuat beberapa kajian antara lain :Gambaran umum tentang jaminan, jaminan fidusia, dan kredit bermasalah BAB III : PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum tentang cara menyelesaikan kredit bermasalah melalui penjualan dibawah tangan atas jaminan fidusia BAB IV : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari objek permasalahan yang diteliti dan saran yang akan diberikan terhadap objek permasalahan yang akan diteliti DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN