VIII. PENGENDALIAN BIOPROSES. Kompetensi: Setelah kuliah mahasiswa dapat menetapkan kendali bioproses pada rancangan bioproses

dokumen-dokumen yang mirip
Rekayasa Bioproses. Prinsip pengendalian bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Pertemuan Ke-9 Pengendalian Bioproses

Rekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-2. Prinsip Bioreaktor & Sistem Batch

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan bioproses. By: KUSNADI,MSI.

Rekayasa Bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Strategi Perancangan Bioreaktor: Pertemuan Ke-6 Dasar Perancangan Bioreaktor

Rekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-4 Dasar Perancangan Bioreaktor

BAB 10 JURUSAN FISIKA Main Menu. exit

Metodologi Penelitian

TIN 330 (2 3) DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN 2010

Strategi Pengendalian

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengantar Sistem Pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM TANAH DAN AIRTANAH

PENGGANDAAN SKALA BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menggandakan skala bioproses dengan menggunakan salah satu metoda

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

Rekayasa Bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bioreaktor sistem batch: Bioreaktor Sistem Batch. Sistem Bioreaktor ideal:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

IV. BIOREAKTOR SISTEM BATCH. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menyusun alur proses batch dalam bioreaktor

Bambang Pramono ( ) Dosen pembimbing : Katherin Indriawati, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VII. TATA LETAK PABRIK

Pokok Bahasan V RANCANG BANGUN BIOREAKTOR

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak menimbulkan

BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Terdapat sebuah model sistem pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

PERSENTASE PRODUK ETANOL DARI DISTILASI ETANOL AIR DENGAN DISTRIBUTE CONTROL SYSTEM (DCS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI UMPAN

III. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan. Lampung pada bulan Mei-Juli 2012 untuk skala laboratorium.

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

SKRIPSI. IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

1 P a g e SISTEM KONTROL

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Metode SPC (Statistical Process Control) Secara On-Line Pada Plant Bioreaktor Anaerob Kontinyu

SISTEM KENDALI DIGITAL

DINAMIKA PROSES PERAMBATAN PANAS [DPP]

( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T

PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

PENGENDALIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

3. METODE PENELITIAN

A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

BAB III METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI KULIAH TEKNIK PENGATURAN. Oleh: Ganda Samosir. Ir, M.Sc. UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN

DINAMIKA PROSES PERAMBATAN PANAS [DPP]

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan medis pada sarana kesehatan. Jenis Gas Medis yang dapat digunakan

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu arah perubahan yang lebih baik dan memudahkan dalam manusia

BIOTEKNOLOGI DASAR Program studi BIoteknologi. By Seprianto S.Pi, M.Si

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

Rekayasa Bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Pertemuan Ke-8 Penggandaan Skala (Scale up) Bioproses. Penggandaan skala bioproses:

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN SUHU PADA RUMAH TANAMAN JAMUR DENGAN SISTEM KENDAll FUZZY OLEH: KRISSANDI WIJAYA F

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Transkripsi:

VIII. PENGENDALIAN BIOPROSES Kompetensi: Setelah kuliah mahasiswa dapat menetapkan kendali bioproses pada rancangan bioproses A. Prinsip pengendalian bioproses Bioproses merupakan reaksi biokimiawi kompleks serta fenomena perpindahan yang kompleks pula. Pengukuran parameter kunci biokimiawi dan fisiologik sulit dilakukan, bahkan tidak mungkin dilakukan karena belum ada peralatan (instrumen) yang dapat mengukur beberapa parameter sekaligus. Sedapat mungkin tujuan pengendalian bioproses adalah memanipulasi peubah-peubah di dalam sistem pengendalian bioproses. Ada beberapa kelompok peubah dalam bioproses, yaitu: Peubah yang dikontrol Peubah gangguan Peubah yang dimanipulasi Peubah acuan Manipulasi peubah-peubah adalah untuk: 1. Mencapai keluaran pada suatu tetapan nilai yang diinginkan (masalah regulasi/set point) dengan menekan pengaruh gangguan. 2. Menstabilkan proses-proses yang tidak stabil/ berpotensi tidak stabil. 3. Mengoptimasi kinerja yang telah didefinisikan oleh pengukuran-pengukuran seperti rendemen, produktivitas dan keuntungan. Berbagai masalah yang dapat dikaitkan dengan rancang bangun dalam sistem pengendalian bioproses, antara lain: Apa yang harus diukur dalam pengendalian? Apa yang harus dimanipulasi? Manakah peubah pengendali yang dipasangkan dengan keluaran yang diukur? Haruskah gangguan diukur? 52

53 Bagaimana mengukur parameter? Bagaimana membuat keputusan kondisi operasi terbaik? Contoh permasalahan misalnya pengontrolan suhu (T) dan konsentrasi oksigen terlarut (DO) pada nilai yang diinginkan dapat dikontrol dengan memanipulasi laju aliran pendingin (Fc) dan laju aerasi (Ra). Contoh pengendali yang berpasangan, misalnya suhu harus dipasangkan dengan laju aliran pendingin, DO dengan laju aerasi. B. Pemantauan bioproses Pemantauan langsung (on-line) bioproses biasanya untuk mengukur parameter fisikokimia seperti ph, O2, atau CO2 dalam bioreaktor. Hasil pengukuran langsung diketahui setiap saat Untuk merancang pengendalian on line suatu bioreaktor dapat dilakukan lebih efisien dengan menggunakan model. Dengan suatu model, penduga yang memberi perubahan peubah-peubah keadaan, dimungkinkan untuk mengembangkan suatu penduga (estimator). Dengan jumlah sensor yang lebih sedikit dimungkinkan untuk memantau proses lebih rinci. Pemantauan tidak langsung (off-line) biasanya dilakukan untuk analisis biokimiawi. Biasanya digunakan untuk mengevaluasi proses atau menganalisis akhir proses. Sebagai contoh untuk mengukur substrat, metabolit, produk, atau biomassa dalam bioreaktor. Dalam hal ini diperlukan pengambilan sampel dan perlu waktu untuk menganalisisnya di laboratorium

54 Skema dasar pengendalian C. Instrumentasi/sensor bioproses Suatu sensor terdiri bagian-bagian yang dirangkai dalam unit penterjemah yang dapat mengubah sinyal biokimiawi menjadi sinyal listrik dengan adanya daya elektrokimia. Penterjemah yang digunakan misalnya potensiometrik atau elektroda amperometrik, detektor optoelektronik, field effect transistor, termistor, dan sebagainya. Cara penerapan sensor tersebut bisa langsung atau secara tidak langsung. Contoh instrumen/sensor adalah: Sensor BOD menggunakan elektroda oksigen Sensor CO2 menggunakan elektroda potensiometrik atau amperometrik Sensor aliran udara menggunakan rotameter/flow meter Sensor pengukur panas menggunakan termometer/termistor Sensor pengendali busa Sensor pengendali ph Sensor pengukur oksigen Sensor enzim, dan sebagainya

55 Skema sensor penterjemah Sensor BOD

56 Sensor ph Sensor pengukur oksigen

57 D. Pengendalian dan optimasi Jenis-jenis pengendalian ada berbagai macam mulai dari yang sederhana sampai kompleks, dapat dikelompokkan menjadi: 1. Manual (sistemnya sederhana, masih penting pada saat start-up dan shut-down) 2. Otomatik (klasik), menggunakan sistem analog atau on-off rangkaian pengendalian/pengendalian umpan balik. Pengendalian otomatik biasanya untuk: pengendalian lingkungan bioreaktor pengendalian media sel pengendalian aktivitas sel pengendalian ketersediaan pemasok sel dan media 3. Komputerisasi, pengendalian dengan komputer berkembang dengan tersedianya berbagai instrumen baru, perangkat komputer dan software yang sangat membantu operasional sistem pengendalian. E. Konsep komputerisasi pengendalian Komputer digunakan untuk melengkapi pengendalian mutu, penghematan waktu kerja operator, dokumentasi otomatik, mengefisienkan akuisisi data, pemantauan lingkungan bioproses, pengendali otomatik. Pengembangan bioproses yang dikontrol secara otomatik penuh oleh komputer, tergantung pada ketersediaan sensor-sensor yang menghasilkan sinyal yang dapat diterjemahkan ke dalam aksi pengendalian. Ada beberapa variasi jenis komputer pengendali: o Pengendali digital langsung (DDC= Direct Digital Conrol) o Pengendali Supervisory o Pengendali Set Point (SPC=Supervisory Set Point Control) o Pengendali Modern Tugas pengendalian otomatik dapat digambarkan sebagai berikut:

58 Pengukuran dan Pengendalian Peubah dalam Bioreaktor Baku Pengukuran Kecepatan pengadukan Suhu lingkungan Laju aliran gas Tekanan ph media Tekanan oksigen terlarut po2 Volume cairan Tingkatan busa Analisis gas keluar O2 CO2 Keseimbangan gas Pasokan O2 Evolusi CO2 Pengendalian Peubah SIRC TIRC FIRC PIRC QIRC QIRC WIRC LC QIR QIR UIR UIR Keterangan: I: ditunjukkan, R: dicatat, C: dikendalikan: A:alarm, Q: mutu, U: hitung, L: rendah, H: tinggi..sumber: Luttman, 1992

59 Contoh struktur pengendalian otomatik dapat dilihat pada skema berikut: Contoh komputerisasi pengendalian terlihat pada skema berikut: