HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWANBAGIAN PRODUKSI PT. ARGAMAS LESTARI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN LOYALITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN QUALITY CONTROL PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL PADA PEGAWAI PDAM TIRTA MOEDAL KOTA SEMARANG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN DI PT. X

Putri Zahrah Adelia, Harlina Nurtjahjanti. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

Francisca Aully Adestyani Harlina Nurtjahjanti * Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

DUKUNGAN KELUARGA DAN MODAL PSIKOLOGIS MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

EFIKASI DIRI DAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI MASA PERSIAPAN PENSIUN DI PEMERINTAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

LEADER MEMBER EXCHANGE (LMX) DAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DUA KELINCI PATI

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

PERCEPTION OF COMPENSATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES OF PT KUDA INTI SAMUDERA, SEMARANG

ENYKA CUMALLA SARI B100

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

PERSEPSI TERHADAP FUNGSI MANAJEMEN DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

PERAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL TERHADAP KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA DI KANTOR PUSAT PT SEMEN INDONESIA (PERSERO), Tbk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

Syafmarini, Unika Prihatsanti* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN KEPUASAN KERJA WIRANIAGA NASMOCO GRUP DI SEMARANG

SELF ESTEEM DAN OPTIMISME RAIH KESUKSESAN KARIR PADA FRESH GRADUATE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Prosiding Psikologi ISSN:

LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN JOB INSECURITY PADA KARYAWAN CV. ELFANA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. diri (Sunarto, 2004). Hal ini disebabkan karena dunia kerja sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG. Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa UKM Research n Business Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG

Rachmat Ramadhan, Ika Zenita Ratnaningsih

HUBUNGAN ANTARA KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA UKM RESEARCH AND BUSINESS (R nb) UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DENGAN STRES KERJA PADA SALES PT.ASTRA INTERNATIONAL Tbk-DAIHATSU KOTA SEMARANG DAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA SOPIR BUS PO AGRA MAS (DIVISI AKAP) JURUSAN WONOGIRI-JAKARTA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BERDASARKAN USIA DAN MASA KERJA

HUBUNGAN ANTARA LEADER MEMBER EXCHANGE DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN UNIT CABIN MAINTENANCE SERVICES PT.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. X

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA PRAKTEK MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT UMUM BOYOLALI TESIS

MAHARDIKHA ADHI NUGROHO, PRASETYO BUDI WIDODO* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

PENGARUH PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO DI SURAKARTA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA MODAL PSIKOLOGIS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA SALESPERSON. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal 1-7

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI

ARTIKEL. Hubungan Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Jawa Tengah

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

Hubungan Lingkungan Kerja... (Alfenti Debyan Pratiwi)

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG

SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. MIDAS MULTI INDUSTRY MEDAN OLEH

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

Rita Mustika Sihotang, Agus Hermani DS, Sri Suryoko Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA MADRASAH MUALIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG KEPERAWATAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI HOTEL GRAND INNA MUARA PADANG

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengawasan Atasan, Disiplin Kerja. vii

MOTIVASI BERAFILIASI DAN MINAT MENJADI PASKIBRAKA PADA SISWA SMKN

ABSTRAK. Kata kunci: Loyalitas, Disiplin, Kepuasan, Prestasi Kerja. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, ETOS KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PT. ARUN NGL LHOKSEUMAWE ACEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

PENGARUH KREATIVITAS KARYAWAN, KEDISIPLINAN DAN KOMPENSASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATRA BARAT E-JURNAL

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWANBAGIAN PRODUKSI PT. ARGAMAS LESTARI SEMARANG Kencana Anggar Kusuma, Unika Prihatsanti Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 anggarnkls@gmail.com Abstrak Disiplin kerja adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur kerja dari perusahaan baik yang tertulis mau pun tidak tertulis. Psychological capital adalah kapasitas psikologis individu yang berkembang secara positif dengan beberapa karateristik yaitu self-efficacy, optimisme, hope, dan resilliency. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara psychological capital dengan disiplin kerja pada karyawan PT. Arga Mas Lestari Semarang. Populasi penelitian ini yaitu karyawan produksi PT. Arga Mas Lestari. Sampel penelitian adalah bagian produksi sebanyak 100 karyawan yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Disiplin Kerja (23 aitem, α = 0,887) dan Skala Psychological Capital (19 aitem, α = 0,878). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi r xy = 0,627 dengan p = 0,000 (p<0,001). Hasil tersebut menunjukkan terdapat hubungan positif antara psychological capital dengan disiplin kerja. Psychological capital memberikan sumbangan efektif sebesar 39,3% pada disiplin kerja dan sebesar 60,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: disiplin kerja; psychological capita; karyawan produksi Abstract Work discipline is the behavior of someone who is in accordance with the regulations, working procedures of the company both written like any unwritten. Psychological capital is the psychological capacity of individuals who improved by several characteristics, namely self-efficacy, optimism, hope, and resilliency. The purpose of this study was to investigate the relationship between psychological capital with work discipline the employees of Arga Mas Lestari Semarang Co. The population of this research are employees of production Arga Mas Lestari Co. The samples are part of the production of as many as 100 employees were selected using simple random sampling technique. Collecting data using two scales, namely psychology Work Discipline Scale (23-item, α = 0.887) and Psychological Capital Scale (19-item, α = 0.878). The results showed a correlation coefficient r xy = 0.627, p = 0.000 (p <0.001). The results showed a positive relationship between psychological capital with work discipline. Psychological capital provides effective contribution of 39.3% on work discipline and amounted to 60.7% influenced by other factors not examined in this study. Keywords: work discipline; psychological capital; employees parts of production PENDAHULUAN PT. Arga Mas Lestari bergerak dalam bidang manufaktur elektronik, merupakan pabrik perakitan handphone merek dagang Advan yang sebelumnya merupakan pabrik perakitan TV dengan merk Advan. Ditengah sengitnya persaingan industri handphone yang didominasi brand asing seperti Apple, Sony, Samsung, Lenovo dan Oppo. Perusahaan didirikan pasti selalu mempunyai tujuan, tujuan perusahaan akan dapat dicapai apabila manajemen mampu mengelola dan menggerakkan sumber daya manusianya. Didukung pula oleh sumber daya manusianya yang mampu bekerja keras dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Mencapai produktivitas yang tinggi bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Faktor yang sangat penting untuk pencapaian produktivitas yang tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari para karyawannya, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan dan kemajuan dalam pencapaian 317

tujuan. Salah satu bentuk perilaku karyawan tersebut adalah yang berkaitan dengan disiplin kerja. Disiplin kerja ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan. Helmi (1996), berpendapat bahwa fenomena dari sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh berbagai inisiatif dan kehendak untuk mentaati peraturan, artinya orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi, tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan, tetapi juga mempunyai kehendak atau niat untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi. Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menggelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2003). Sedangkan menurut Rivai (2009), kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan pada perusahaan, maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Berdasarkan dari berbagai definisi disiplin kerja di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur kerja dari perusahaan baik yang tertulis mau pun tidak tertulis. Selama tahun 2012-2015, dapat dilihat bahwa tingkat pelanggaran kedisiplinan karyawan bagian produksi PT. Arga Mas Lestari Semarang dalam empat tahun terakhir mengalami peningkatan terutama pada periode tahun 2012 hingga tahun 2015 dimana presentase meningkat dari 4,65% menjadi 5,70%. Hal tersebut juga terjadi pada ketidakhadiran pada karyawan pada periode yang sama dimana presentase meningkat dari 4,69% menjadi 5,75% dalam kurun waktu 4 tahun ini. Standar yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap jumlah, baik pelanggaran maupun kehadiran karyawan perbulannya tidak boleh kurang dari 80%. Dilihat dari data yang telah didapat bahwa pada pelanggaran dari tahun ke tahun pada karyawan di PT. Arga Mas Lestari Semarang belum mencapai 20%, yang artinya walaupun meningkat persentase pelanggaran maupun absennya karyawan di tiap tahunnya, akan tetapi belum dapat dikatakan bahwa baik ketidakdisiplinan maupun ketidakhadiran karyawan bagian produksi di PT. Arga Mas Lestari Semarang tinggi, dikarenakan belum mencapai 20%. Pelanggaran kerja yang dilakukan oleh karyawan seperti terlambat masuk kantor, absen, mangkir tanpa surat ijin, tidak tertib dalam mencatatkan kehadiran pada saat sebelum maupun sesudah jam pulang kantor. Menurut Helmi (1996), ketidakdisiplinan ditandai dengan adanya tingkat absensi yang tinggi, penyalahgunaan waktu istirahat dan makan siang, meninggalkan pekerjaan tanpa izin, membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja yang berlebihan, merokok pada waktu terlarang dan perilaku yang menunjukkan semangat kerja yang rendah. Helmi (1996), mengemukakan dua faktor yang mendorong munculnya disiplin kerja dalam diri karyawan. Kedua faktor tersebut adalah faktor kepribadian dan faktor lingkungan. Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2007), karakteristik individu meliputi faktor keturunan dan keragaman (demografis), kepribadian, kemampuan dan keterampilan, persepsi, serta sikap. Kepribadian (personality) adalah kapasitas individu untuk menentukan penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain. Salah satu kapasitas yang membangun individu untuk berkembang dan mempengaruhi perilaku kerja individu adalah psychological capital (Luthans, Avolio, Avey & Norman, 2007). Psychological capital diartikan sebagai kondisi positif pada indivdu yang jauh dari gambaran putus asa dan kesulitan dalam lingkup organisasi (Nelsoon & Cooper, 2007). Psychological capital memiliki pengaruh terhadap persepsi diri, sikap dalam teamwork, orientasi etika dan 318

pandangan umum mengenai kehidupan (Luthans, Avolio, Avey & Norman, 2007). Psychological capital dapat digunakan untuk meningkatkan kompetisi dalam mencapai keuntungan organisasi dengan melihat potensi penuh dari sumber daya manusia yang mereka miliki (Luthans dkk., 2007). Luthans, Youssef dan Avolio (2007), mendefinisikan psychological capital sebagai kapasitas positif yang dimiliki oleh setiap individu yang berguna untuk membantu individu tersebut agar dapat berkembang, yang ditandai oleh: (1) percaya diri (self-efficacy/confidence) untuk menyelesaikan pekerjaan, (2) memiliki pengharapan positif (optimism) tentang keberhasilan saat ini dan dimasa yang akan datang, (3) tekun dalam berharap (hope) untuk berhasil, dan (4) tabah dalam menghadapi berbagai permasalahan (resiliency) hingga mencapai sukses. Konsep psychological capital diusulkan sebagai salah satu subset yang penting dari sumber daya manusia yang dapat membantu mengatasi masalah karyawan dalam organisasi. Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi sehingga memiliki tujuan yaitu mendasari sumber daya psikologis yang memungkinkan individu memiliki tingkat kapasitas yang lebih tinggi untuk tampil konsisten (Luthans dkk., 2007). Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa psychological capital adalah kapasitas positif yang dimiliki oleh setiap individu yang berguna untuk membantu individu tersebut untuk dapat berkembang yang ditandai oleh: self-efficacy, optimism, hope dan resiliency. Terkait dengan pentingnya psychological capital dan juga disiplin kerja pada perusahaan dan belum ada penelitian di Indonesia mengenai hubungan psychological capital dengan disiplin kerja, sehingga permasalahan ini penting untuk diteliti. Disiplin kerja dijabarkankan sebagai perilaku positif dalam organisasi, sehingga ada kemungkinan bahwa psychological capital secara positif berhubungan dengan disiplin kerja. METODE Populasi dari penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Arga Mas Lestari Semarang sebanyak 600 orang. Sampel penelitian berjumlah 100 karyawan dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling. Azwar (2004), menyatakan jumlah sampel sebanyak 60 orang sudah cukup banyak untuk mewakili populasi, pernyataan tersebut didukung oleh Sugiyono (2009), yang mengungkapkan bahwa kelayakan ukuran sampel dalam penelitian antara 30 hingga 500 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala model Likert. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Disiplin Kerja dan Skala Psychological Capital. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik statistik analisis regresi sederhana. Proses analisa data dalam penelitian ini dibantu dengan program komputer Statistical Package for Social Sciene (SPSS) 21 for windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari pengajuan hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan disiplin kerja pada karyawan bidang produksi PT. Arga Mas Lestari Semarang. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka korelasi sebesar r xy =0,627 dengan p= 0,000 (p<0,001). Hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan disiplin kerja memiliki arti bahwa semakin tinggi psychological capital maka akan semakin tinggi disiplin kerja. Sebaliknya, semakin rendah psychological 319

capital maka akan semakin rendah disiplin kerja. Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pyshological capital dengan disiplin kerja karyawan bagian produksi PT. Arga Mas Lestari Semarang dapat diterima. Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas psikologis individu yang berkembang secara positif yang memiliki karateristik efikasi diri, optimis, harapan dan resiliensi memegang peranan dalam munculnya disipin kerja. Disiplin kerja merupakan perilaku penting yang perlu dimiliki oleh karyawan yang akan meningkatkan produktivitas dan efektivitas bekerja. Bekerja akan dapat bertahan dan berhasil jika anggotanya memiliki disiplin kerja yang baik dengan terlibat dalam segala macam perilaku positif. Disiplin kerja diperlukan oleh karyawan, baik itu disiplin dalam kehadiran, disiplin menaati tata tertib, serta disiplin dalam memakai peralatan kerja. Disiplin kerja yang baik maka akan memudahkan para karyawan untuk menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Kategorisasi disiplin kerja yang dilakukan berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 0% sampel penelitian berada pada kategori sangat rendah, 1% (1 dari 100 orang) pada kategori rendah, 26% (26 dari 100 orang) pada kategori tinggi dan 73% (73 dari 100 orang) pada kategori sangat tinggi. Hal ini berarti pada saat dilakukan penelitian, karyawan cenderung memiliki disiplin kerja sangat tinggi. Hasil kategorisasi pada variabel psychological capital, terdapat 0% sampel penelitian yang berada pada kategori sangat rendah, 10% (10 dari 100 orang) pada kategori rendah, 57% (57 dari 100 orang) pada kategori tinggi dan 33% (33 dari 100 orang) pada kategori tinggi. Hal ini berarti pada saat dilakukan penelitian, karyawan PT. Arga Mas Lestari Semarang cenderung memiliki psychological capital yang tinggi. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa psychological capital memiliki hubungan yang positif dengan disiplin kerja yang ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,627. Psychological capital yang tinggi akan memprediksi tingginya disiplin kerja pada karyawan bagian produksi PT. Arga Mas Lestari Semarang. Koefisien determinasi penelitian ini adalah sebesar 0,393 yang memiliki arti bahwa psychological capital memberikan sumbangan efektif sebesar 39,3% terhadap disiplin kerja. Nilai ini menunjukkan tingkat konsisten variabel disiplin kerja diprediksi oleh variabel psychological capital. Sisanya 60,7% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan disiplin kerja karyawan bagian produksi PT. Arga Mas Lestari. Semakin tinggi psychological capital maka semakin tinggi disiplin kerja yang dimunculkan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah psychological capital maka semakin rendah disiplin kerja yang dimunculkan. Psychological capital memberikan sumbangan efektif sebesar 39,3% pada disiplin kerja. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2004). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Helmi, A. F. (1996). Disiplin kerja. Buletin Psikologi Tahun IV Nomor 2, Desember 1996. 320

Ivancevich, J. M., Konopaske, R. & Matteson, M. T. (2007). Perilaku dan manajemen organisasi, ( Edisi 7). Jakarta: Erlangga. Luthans, F., Youssef, C. M. & Avolio, B. J. (2007). Psychological capital: Developing the human competitive edge. New York: Oxford University Press. Luthans, F., Avolio, B. J., Avey, J. B. & Norman, S. M. (2007). Positive psychological capital: Measurement and relationship with performance and satisfaction. Personnel Psychology, 60, 541-572. Nelson, D. L. & Cooper, C. L. (2007). Positive organizational behavior. London: SAGE Publications, Ltd. Rivai, V. (2009). Performance appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sastrohadiwiryo, B. S. (2003). Manajemen tenaga kerja indonesia pendekatan administratif dan operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kulitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. 321