PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT)

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK

Penyiapan massa Cetak Tuang keramik. Abstrak

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh

Olah rasa dengan teknik pijit/pinch dalam berkreasi melalui media tanah liat

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

KISI-KISI UKG 2015 KRIYA KERAMIK

Pengembangan Formula Badan Keramik stoneware dengan Metode Line Blend. Wahyu Gatot Budiyanto

BAB III PROSES BERKARYA

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon. M. Fajar Prasudi ABSTRAK

IV. PENDEKATAN DESAIN

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PEMBAKARAN KERAMIK. Oleh: M. Fajar Prasudi Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Abstrak

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Gambar 3.2 Resin Polyester

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

KRIYA KERAMIK SMK. Wahyu Gatot Budiyanto dkk

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Cara uji penetrasi aspal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB IV METODE PENELITIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kue nusantara sebagai wujud warisan nenek moyang sangatlah bervariasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

BAB V PONDASI TELAPAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

yang diterapkan. Peta topografi digunakan sebagai gambar desain karena memiliki

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN TEKNIK PENGECORAN DAN PEMBUATAN SEGI TUJUH

Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

Transkripsi:

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK Proses pembentukan produk keramik dapat dilakukan dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (moulding). Pembentukan benda keramik dengan teknik cetak dibedakan menjadi tiga: teknik cetak tekan, teknik cetak tuang, dan teknik cetak jigger-jolley. Proses pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tuang dilakukan dengan tahapan: 1) pembuatan model bubut, 2) pembuatan cetakan gips, 3) pencetakan benda keramik. Produk benda keramik yang dihasilkan dengan teknik cetak tuang berupa produk perlengkapan makan minum, perlengkapan interior, dan sebagainya. Kata kunci: Keramik, model bubut, slip tanah liat, teknik tuang. PEMBENTUKAN BENDA KERAMIK TEKNIK CETAK TUANG Pada artikel pembentukan keramik dengan teknik cetak (model bebas) telah dijelaskan bahwa pembentukan dengan proses teknik cetak tuang, model dapat dibedakan menjadi dua yaitu model bebas (model yang dibuat dengan bentuk asimetris dengan bahan tanah liat model) dan model bubut (model yang dibuat dengan bentuk simetris menggunakan bahan gips). Pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tuang merupakan teknik pembentukan benda keramik yang dilakukan dengan bantuan cetakan gips dan menggunakan bahan slip tanah liat. Slip tanah liat dituang ke dalam cetakan gips hingga mengisi seluruh permukaan cetakan, kemudian slip tanah liat dituang kembali, dan hasilnya berupa benda keramik yang sesuai dengan bentuk cetakan gips. 1

Saat ini, pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tuang menggunakan tanah liat cair (slip) semakin berkembang di perajin keramik, studio keramik, dan pabrik keramik dengan berbagai bentuk-bentuk yang unik dan menarik. Banyak produk-produk benda keramik tersebut yang dibuat menggunakan teknik cetak tuang dengan model gips yang dibubut, seperti keramik fungsi unuk peralatan makan-minum (tea set, coffee set, piring, cawan, mug, dan wadah bertutup), dan keramik seni untuk produk interior (vas, guci). Pembuatan model dengan bahan gips memilki keuntungan dibandingkan dengan bahan tanah liat, karena model bubut dari bahan gips tlebih keras sehingga tidak akan berubah bentuk selama proses pembuatan cetakan gipsn dan mempermudah dalam proses penggandaaan cetakan. Proses pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tuang yang berupa bentuk-bentuk tiga dimensi dengan model bubut dilakukan melalui proses 1) pembuatan model bubut, 2) pembuatan cetakan gips, 3) pencetakan benda keramik, 4) pembakaran biskuit, 5) pengglasiran, dan 6) pembakaran glasir. PEMBENTUKAN KERAMIK WADAH BERTUTUP DENGAN TEKNIK CETAK TUANG Pembuatan cetakan gips dari model bentuk tiga dimensi model bubut yang simetris relatif lebih mudah dibandingkan dengan model asimetris yang tidak beraturan karena bentuk tersebut dapat dibagi baik secara vertikal maupun horizontal. Bagian cetakan gips yang harus dibuat sangat tergantung pada modelnya, pada umumnya terdiri lebih dari dua bagian cetakan gips, yang penting adalah menghindari adanya hasil cetakan benda keramik yang menyangkut atau mengkait pada cetakan gips. Cetakan dua sisi atau lebih ini dibuat apabila benda yang akan dicetak tidak memungkinkan dengan menggunakan cetakan satu sisi atau cetakan tunggal. Agar menghasilkan produk keramik wadah bertutup yang baik sebaiknya cetakan gips dibuat tiga unit cetakan gips, yaitu: 2

1. cetakan wadah (badan benda keramik) terdiri dari empat belahan cetakan gips yaitu bagian atas, bagian samping kiri, bagian samping kanan, dan bagian bawah. 2. cetakan tutup terdiri dari dua belahan cetakan gips yaitu bagian atas dan bagian bawah., 3. cetakan knob terdiri dari dua cetakan gips yaitu bagian samping kiri, bagian samping kanan. Wadah bertutup teknik cetak tuang dengan model bubut. (sumber: Koleksi studio keramik) 1. Peralatan Untuk dapat membuat model teknik cetak tuang diperlukan beberapa jenis peralatan yaitu: a. Mesin bubut b. Pahat bubut c. Timbangan d. Linoleum e. Papan cetakan f. Alas pembentukan g. Waskom h. Ember i. Gelas ukuran j. Waterpass 3

k. Kuas l. Spon (sponges) m. Sekop n. Kertas ampelas waterproof o. Diagram lingkaran Mesin bubut (reversible turning lathe) (sumber: Koleksi studio keramik) 2. Bahan a. Slip tanah liat, bahan yang digunakan untuk membentuk benda keramik dengan teknik cetak tuang. b. Gips, digunakan untuk membuat model dan cetakan gips benda keramik. Untuk memperoleh hasil yang baik perlu proses pencampuran gips dan air secara benar. c. Larutan pemisah, merupakan campuran dari sabun dan minyak kelapa dengan perbandingan 1 : 1 yang dipanaskan dan berfungsi untuk melapisi model dan cetakan gips sehingga model dengan cetakan gips dapat dengan mudah dipisahkan. 4

3. Penyiapan gips Gips sebagai bahan untuk membuat model atau cetakan perlu dipersiapkan dengan baik, karena gips yang dicampur air akan bereaksi yang menyebabkan gips menjadi keras. Untuk campuran antara air dan gips biasanya 1 liter air untuk 1,25 kg gips atau dapat juga digunakan perbandingan secara kasar namun praktis sekitar 1 bagian gips : 1 bagian air. Gips yang baik akan mengeras sekitar 13-20 menit setelah penuangan dan akan terasa hangat. Proses penyiapan gips yang baik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Menuang air bersih ke dalam ember plastik menggunakan gelas ukuran sesuai dengan ukuran atau volume yang telah ditentukan sesuai kebutuhan b. Menimbang berat bahan gips dengan menggunakan timbangan yang sesuai dengan perbandingan berat yang telah ditentukan. c. Menaburkan gips yang telah ditimbang secara bertahap sedikit demi sedikit dan merata ke dalam ember yang telah berisi air. 5

d. Masukkan gips ke dalam air hingga gips tampak sedikit muncul di atas permukaan air, biarkan hingga 1-2 menit, agar air meresap dalam gips. e. Mengaduk adonan gips menggunakan tangan secara pelan-pelan hingga ke bagian dasar agar gips tercampur rata dengan air menjadi adonan gips yang hangat. f. Mengecek kepekatan adonan gips, usahakan jangan terlalu cair atau sebaliknya terlalu pekat sehingga adonan gips siap dituang dalam cetakan. PROSES PEMBENTUKAN DENGAN TEKNIK CETAK TUANG MODEL BUBUT Pembentukan dengan teknik ini dilakukan dengan membuat model tiga dimensi simetris hasil teknik bubut dengan mesin bubut (reversible turning lathe). Keuntungan model menggunakan bahan gips adalah model tidak mengalami penyusutan dan bentuk tidak akan berubah sehingga lebih menguntungkan dan lebih mudah untuk penggandaan cetakan gips. Hal penting yang harus dilakukan adalah bagaimana membagi model tersebut secara benar sehingga model dapat dibagi menjadi dua bagian secara vertikal. 6

1. Proses Pembuatan Model Bubut Proses pembuatan model dilakukan menggunakan mesin bubut (reversible turning lathe) dengan cara membubut gips yang telah diberi poros/tirus besi. Poros tirus tersebut nantinya dipasang pada tempat yang telah tersedia pada mesin bubut. a. Menyiapkan lembaran lenolium untuk membuat tiga bakal model berbentuk silinder untuk badan, tutup, dan dengan diameter sesuai ukuran benda model, masukkan poros/as tirus besi tepat di tengah lingkaran lenolium untuk pengikat. b. Membuat adonan gips sesuai kebutuhan dengan cara menaburkan tepung gips sedikit demi sedikit pada waskom yang telah beisi air, hingga tepung gips rata dengan air. Aduklah tepung gips hingga tercampur merata dan pastikan tidak ada gumpalan gips, kemudian adonan gips dituang pada lenolium. c. Membuka lenolium apabila gips telah mengeras, hingga terbentuk silinder gips untuk badan, tutup, dan knob dengan poros tirus yang telah dipasang di tengah dan siap dipasang pada mesin bubut untuk dibuat model. d. Memasang bakal model gips berbentuk silinder untuk badan benda pada posisi as mesin bubut, kencangkan dengan kuat menggunakan kunci. 7

e. Mengatur posisi penyangga pahat bubut dengan memutar kunci penguat f. Menghidupkan mesin bubut hingga berputar pelan-pelan, kemudian dengan hati-hati mulai membubut model gips menggunakan pahat bubut hingga rata g. Membentuk model gips unuk badan dengan menggunakan pisau bubut, mengontrol ukuran diameter menggunakan caliper hingga sesuai rancangan gambar kerja. h. Mengontrol bentuk dan ukuran benda kerja menggunakan caliper dan penggaris agar sesuai dengan ukuran pada gambar kerja. i. Menghaluskan model gips dengan menggunakan amplas waterproof yang dibasahi dengan spon dalam kondisi model gips terus berputar. 8

j. Membuat model gip untuk tutup dan knob dari benda yang akan dibuat dengan proses seperti membuat model untuk badan benda hingga sesuai dengan gambar kerja. k. Membuat tirus untuk backing model gips dengan cara mengukur diameter pada bagian atas dan bagian bawah benda kerja, kemudian bubutlah sesuai rancangan. Setelah selesai pasanglah masing-masing tirus pada posisinya, lalu kuatkan menggunakan paku. 2. Proses Pembuatan Cetakan Gips Pembuatan cetakan gips dari model bubut memerlukan ketelitian dalam membagi model sehingga benda yang dihasilkan dari cetakan gips dapat dibuka dengan mudah (tidak ada bagian dari benda yang mengkait). Proses pembuatan cetakan gips dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menyatukan model badan dengan tirus atas dan bawah. Berilah tanda berupa garis pada model untuk menentukan belahan cetakan gips menggunakan pensil yang dilakukan secara tegak lurus 9

b. Membuat alas cetakan model sebagai backing dari lempengan gips, kemudian lubangi hingga berbentuk model badan dan tirus. Backing berfungsi untuk batas belahan model badan kemudian haluskan c. Masukkan model pada backing alas cetakan tepat pada garis pembagi model, berilah penyangga menggunakan tanah liat, kemudian mengatur kerataan permukaan alas cetakan menggunakan waterpass d. Memasang papan cetakan dengan kuat untuk membuat dinding cetakan gips kemudian olesi model dan alas model dengan larutan pemisah e. Membuat adonan masa gips sesuai prosedur dengan ukuran yang sesuai dengan ketebalan cetakan yang akan dibuat f. Tuang adonan gips ke dalam cetakan model secara hati-hati dan merata pada seluruh permukaan model dan tunggu hingga gips mengeras 10

g. Membuka papan cetakan dan ambil alas tanah liat dari model kemudian bersihkan, kemudian membuat beberapa lubang berbentuk setengah bola sebagai kunci pada kedua cetakan gips yang telah dibuat h. Memasang papan cetakan kemudian olesi model dan alas model dengan larutan pemisah, buat adonan masa gips dan tuang ke dalam cetakan gips untuk membuat cetakan yang kedua, tunggu hingga gips mengeras. Lakukan hal yang sama untuk membuat cetakan bagian bawah dan atas. Ingat buat lubang pengecoran untuk bagian atas i. Membuka papan cetakan dengan hatihati, kemudian bersihkan cetakan gips dengan air dan keringkan 11

Cetakan gips wadah bertutup untuk badan, tutup dan knob (sumber: Koleksi studio keramik) 3. Proses Pencetakan Benda Keramik Proses pencetakan benda keramik sebaiknya dilakukan setelah ketiga unit cetakan gips benar-benar kering agar air dari slip tanah liat dapat dengan cepat menyerap dalam cetakan gips. Setelah cetakan badan benda, tutup, dan knob benar-benar kering, maka cetakan tersebut siap digunakan. Satukan bagianbagian cetakan dan ikat menggunakan karet dengan kuat agar slip tanah liat tidak mangalir pada belahan cetakan. Penuangan slip tanah liat dalam cetakan wadah bertutup dilakukan berulang-ulang hingga mencapai ketebalan yang diinginkan kemudian dituang balik, tunggu hingga slip tanah liat mengeras, setelah cukup keras cetakan dapat dibuka, hasil cetakan dikeluarkan dan difinishing. Proses pencetakan wadah bertutup dilakukan dengan cara sebagai berikut: 12

a. Menyiapkan slip tanah liat sesuai kebutuhan untuk proses pencetakan benda keramik. Tanah liat massa tuang Tanah liat Malang 100 Waterglass 0.3 Air 40 b. Menuang slip tanah liat ke dalam cetakan hingga penuh, lakukan berulangulang hingga mencapai ketebalan benda yang diinginkan. Tuang balik slip tanah liat dari dalam cetakan, kemudian letakkan cetakan dalam posisi terbalik agar sisa-sisa slip tanah liat dapat mengalir c. Melepas karet pengikat, buka cetakan gips apabila benda hasil cetakan sudah dapat dilepaskan 13

d. memotong sisa-sisa tanah dari benda hasil cetakan menggunakan pisau e. Menyambung bagian-bagian benda (knob dan tutup) dengan cara menggores bagian yang akan disambung dan olesi dengan slip tanah liat f. Merapikan bagian-bagian sambungan menggunakan pisau kemudian haluskan permukaan benda menggunakan spon basah g. Menganggin-anginkan wadah bertutup yang telah difinishing hingga benarbenar kering pada seluruh permukaan. 14

Hasil pencetakan wdah bertutup dan cetakan gips (sumber: Koleksi studio keramik) DAFTAR PUSTAKA David, Cowley. 1978. Moulded & Slipcast Pottery & Ceramics. London: BT Batsford Ltd. Hammer, Frank and Janet. 1986. The Potters Dictionary of Materials and Techniques. London: A & C Black Publisher Limited. Nelson, Glen C. 1984. Ceramics: A Potter`s Handbook. New York: CBS College Publishing. Skee, Charles and Stanley. 1973. Plaster Mold and Model Making. Florida: Robert E. Krieger Publishing Company. Wahyu Gatot Budiyanto, dkk. 2008. Kriya Keramik untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid 3. Direktorat PSMK. Direktorat Mandikdasmen. Departemen Pendidikan Nasional. 15

BIODATA PENULIS Nama : Wahyu Gatot Budiyanto NIP : 19620527 199203 1 002 Jabatan : Widyaiswara Madya Pangkat/Golongan : Pembina /IVa Spesialisasi Instansi Email : Kriya Keramik : PPPPTK Seni dan Budaya Jl. Kaliurang Km. 12,5 Sleman Yogyakarta 55581 : wgbs2006@yahoo.com 16