BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. Kesenian adalah ekspresi seseorang untuk berhubungan dengan orang lain (Sumardjo, 1992: 3). Salah satu kesenian yang tumbuh di tengah masyarakat Indonesia adalah seni teater. Soemanto (2001: 8) mengatakan Teater berasal dari kata theatron, sebuah kata Yunani yang mengacu kepada sebuah tempat di mana aktor mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa teater sebagai sebuah pertunjukan yang melibatkan unsur pelaku dan penonton. Pendapat lain dikemukakan Soediro Satoto (2000: 4), kata teater juga berasal dari Bahasa Yunani, theatron yang diturunkan dari kata theaomai, yang berarti takjub melihat dan memandang. Kata teater itu sendiri kemudian mewakili tiga pengertian: (1) gedung (tempat) pertunjukan, panggung, yang telah digunakan sejak zaman Thucydides (471-395 SM) dan Plato (426-348 SM). Jelasnya, istilah teater berarti gedung tempat sandiwara diadakan. Sedangkan tempat di mana pertunjukan tersebut disajikan, dinamai panggung (stage atau pentas); (2) publik (audience), auditorium, dalam zaman Herodotus (490/480-424); dan (3) karangan tonil (toneel) seperti disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama I. Menurut Soediro Satoto (2000: 4-5) kini istilah teater bukan saja berarti gedung tempat pertunjukan seperti apa yang biasanya dianggap banyak orang. Berbicara 1
2 tentang teater sebenarnya membicarakan soal proses kegiatan dari lahirnya (penciptaan ide dalam bentuk naskah lakon), penggarapan, penyajian, atau pementasan sampai publik. Dengan kata lain, teater memiliki arti yang lebih luas sekaligus menyangkut seluruh kegiatan dan proses penjadian dari proses penciptaan, penggarapan, penyajian atau pementasan, dan penikmatan. Teater modern Indonesia yang mulai hidup di lingkungan kaum terpelajar kotakota besar, khususnya para mahasiswa dan seniman, ternyata mengalami perkembangan cukup pesat (Sumardjo, 1992:183-184). Salah satu kelompok teater modern Indonesia yang memiliki karakter berbeda dengan kelompok teater umumnya adalah kelompok teater kampus. Kelompok teater tersebut menggunakan fasilitas yang berbasis di suatu perguruan tinggi. Pola keorganisasian dan keanggotaan sebagaimana wadah organisasi bakat mahasiswa lainnya. Kepengurusan berganti satu atau dua tahun dengan keanggotaan yang berganti setiap tahunnya. Teater kampus secara struktural berada di bawah naungan Pembantu Rektor III dan Pembantu Dekan III atau Kepala program studi bila mengatasnamakan fakultas atau program studi tertentu. Secara rutin dalam setiap tahun, teater kampus menggelar pertunjukan di dalam dan di luar kampus yang ditonton oleh kalangan mahasiswa atau masyarakat umum. Kegiatan yang diselenggarakan teater kampus tidak hanya dalam bentuk pertunjukan teater. Sejumlah teater kampus seringkali menyelenggarakan acara-acara bermanfaat yang menjadi bagian dari semangat berkeseniannya, seperti: baca puisi, musikalisasi puisi, workshop teater, bedah naskah, diskusi sastra dan budaya, latihan alam, festival teater tingkat kampus, festival teater tingkat SMA dan lain-lain. Hampir di setiap kota dan provinsi, teater kampus membangun jaringannya, seperti KOTEKA
3 (Komunitas Teater Kampus Jakarta). Adapun forum teater kampus tingkat nasional berlangsung rutin setiap tahun dan dua tahun yaitu, Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas), Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida), Pertemuan Teater Mahasiswa Nasional (TEMU TEMAN) dan Festival Teater Mahasiswa Nasional (FESTAMASIO). Potensi teater kampus bagi perkembangan seni teater di Indonesia sangat berpengaruh terhadap regenerasi teater di Indonesia. Beragam-ragam teater kampus seluruh Indonesia mempunyai ciri khas dan gaya tersendiri dalam berkesenian di panggung. Hal ini menyebabkan lahirnya dramawan-dramawan muda yang penuh idealisme dan banyak berpraktik pentas yang disertai dengan diskusi-diskusi tentang drama dan teater (Waluyo, 2006:99). Universitas Sebelas Maret Surakarta merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang berada di Kota Surakarta. Ada 10 fakultas yang berada di Universitas Sebelas Maret Surakarta, terdiri atas: Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Mengingat kota Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa maka dunia kesenian seperti seni teater sangat erat dalam masyarakat khususnya para mahasiswa. Universitas Sebelas Maret Surakarta memiliki sejumlah kelompok teater kampus yang aktif dalam berkesenian teater, kelompok teater tersebut terdiri dari: Teater Peron (FKIP), Teater TESA (FIB), Teater Thoekoel (FP), Teater Delik (FH),
4 Teater Gadang (FEB), Teater SOPO (FISIP) dan Teater ID dari program studi Psikologi (FK). Salah satu kelompok teater yang tergolong produktif berteater di Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah Kelompok Kerja Teater TESA (Teater Sastra) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nama Teater TESA sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga (ART) Teater TESA bab I, tentang nama, waktu, tempat kedudukan, dan daerah kerja, pasal I, bahwa organisasi ini bernama Kelompok Kerja Teater Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta disebut dengan TESA, yang diambil dari akronim Teater Sastra, selanjutnya kata TESA dilebur menjadi nama organisasi yakni Teater TESA. Dalam penelitian ini selanjutnya Kelompok Kerja Teater TESA disebut Teater TESA. Pada tahun 2015 UNS memecah Fakultas Sastra dan Seni Rupa menjadi dua fakultas yaitu Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Teater TESA masuk dalam ruang lingkup Fakultas Ilmu Budaya karena jumlah pengurus dan anggota yang mayoritas terhitung banyak di ranah Fakultas Ilmu Budaya. Teater TESA lahir dari berbagai macam kegelisahan tentang kesenian, budaya, dan kondisi sosial masyarakat. Teater TESA menjadi wadah para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang memiliki minat dan bakat dalam seni teater. Tepat pada tanggal 14 Oktober 1987 Teater TESA memulai langkahnya di dunia panggung kesenian. Produktivitas dalam pementasan dan karya-karya dalam bentuk naskah drama yang dihasilkan oleh Teater TESA mempunyai kualitas dan keunikan tersendiri bagi masyarakat tidak terkecuali mahasiswa. Keberagaman gaya penggarapan pada karya-
5 karya Teater TESA setiap tahunnya memberikan daya tarik dalam menunjang kehidupan teater kampus di Fakultas Ilmu Budaya UNS. Dalam situs http://balipost.co.id/balipostcetak/2004/10/3/g3.html, Teater TESA menurut Budi Riyanto sejak 1988 lalu sudah mementaskan sekitar 50 judul naskah dari penulis-penulis besar Indonesia seperti Arifin C. Noer, WS Rendra, Emha Ainun Nadjib dan lain-lain hingga penulis kondang dunia Moliere, Sophokles dan Anton Pavlovich Chekov. Sebagian besar karya teater itu dipentaskan di panggungpanggung tertutup. Teater TESA kerap mewakili Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam berbagai ajang seperti Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional), Peksimida (Pekan Seni Mahasiswa Daerah), FESTAMASIO (Festival Teater Mahasiswa Nasional) dan lain-lain. Teater TESA juga beberapa kali mengadakan pentas di luar kota seperti Jakarta, Bali, Surabaya, dan Yogyakarta. Selain itu Teater TESA pernah mewakili Indonesia dalam ajang Festival Teater MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara) di Brunei Darussalam pada tahun 2014. Di dalam proses berkeseniannya Teater TESA sudah menghasilkan beberapa seniman-seniman teater yang diperhitungkan kiprah dan karyanya dalam jagat perteateran di Kota Solo seperti, Joko Bibit Santoso, Meong Purwanto, Wijang Jati Riyanto, Rahmat Basuki, Budi Riyanto, dan lain-lain. Teater TESA layak diteliti dilihat dari segi perkembangan dan aliran teater dalam periode 1987-2014. Perkembangan yang dimaksud merupakan perkembangan Teater TESA sejak berdiri sampai dengan kondisinya di tahun 2014. Aliran teater merupakan acuan terhadap jenis-jenis bentuk dan gagasan yang diusung dari teater itu
6 sendiri. Aliran teater mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat tersebut tidak bercorak kaku tetapi hanya merupakan ciri pokok saja (Waluyo, 2006: 58). Teater merupakan seni pertunjukan sangat kompleks yang di dalamnya terjadi penggabungan antara beberapa unsur. Unsur-unsur teater menjalin kesatuan dan keutuhan dramatik yang meliputi pemain, sutradara, tata panggung, tata cahaya, tata suara, tata busana, tata rias, dan cerita atau lakon sehingga membentuk aliran teater tertentu. Unsur-unsur teater merupakan suatu refleksi dari aliran teater yang diterapkan dalam proses penggarapan teater. Di dalam penelitian ini pengkajian aliran teater berfokus pada pementasan teater di Teater TESA selama periode 1987-2014. Keberagaman dalam gaya penggarapan Teater TESA setiap tahunnya dilihat dari segi perkembangan dan aliran teater serta masih kurangnya dokumentasi sejarah dan data-data mengenai pertunjukan Teater TESA yang berada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta menjadi alasan bagi peneliti untuk mengulas dan meneliti Teater TESA dalam periode 1987-2014. Pemilihan rentang waktu yang dimulai sejak tahun 1987 bertolak dari suatu alasan bahwa pada tahun tersebut adalah tahun berdirinya Teater TESA di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sementara itu batasan waktu sampai dengan tahun 2014 berdasar pada suatu alasan bahwa setelah melewati tahun 2014 Universitas Sebelas Maret Surakarta memecah Fakultas Sastra dan Seni Rupa menjadi dua fakultas yaitu Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Teater TESA masuk dalam ranah Fakultas Ilmu Budaya. Pemisahan fakultas tersebut memberi pengaruh terhadap lingkungan berkesenian Teater TESA. Terutama untuk
7 menandai batas akhir pembahasan sesuai dengan judul penelitian yakni, Perkembangan dan Aliran Teater Kelompok Kerja Teater TESA 1987-2014. Berdasarkan dari berbagai persoalan yang telah diuraikan di atas, peneliti menilai bahwa penelitian tentang Teater TESA selama periode 1987-2014 ini perlu dilakukan. Peneliti akan melihat secara nyata bagaimana perkembangan dan aliran teater Teater TESA selama periode 1987-2014. B. Pembatasan Masalah Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada perkembangan dan aliran teater Teater TESA dalam periode 1987-2014. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah agar rumusan masalah jelas dan terarah, maka permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Teater TESA 1987-2014? 2. Apa saja aliran teater yang terdapat pada pementasan Teater TESA 1987-2014? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan perkembangan Teater TESA 1987-2014.
8 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan aliran teater yang terdapat pada pementasan Teater TESA 1987-2014. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang sastra khususnya yang berkaitan dengan drama atau teater sebagai salah satu genre sastra. b. Dapat mendorong tumbuhnya motivasi bagi perkembangan dan kemajuan di bidang teater khususnya teater kampus. c. Sebagai referensi penelitian di bidang teater pada penelitian berikutnya. 2. Manfaat praktis: a. Sebagai dokumen sejarah teater kampus di Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya Fakultas Ilmu Budaya. b. Sebagai sarana mengetahui kekayaan teater di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya di Fakultas Ilmu Budaya dengan melihat perkembangan dan aliran teater yang dilakukan oleh Teater TESA selama periode 1987-2014. c. Menjadi dokumen penting bagi para mahasiwa yang menjadi calon anggota, anggota dan alumni Teater TESA karena memberikan informasi tentang seluk
9 beluk perjalanan mengenai perkembangan dan aliran teater yang dilakukan oleh Teater TESA selama periode 1987-2014. d. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Surakarta untuk mengembangkan potensi teater kampus terkait pengembangan pariwisata di bidang kesenian. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dijabarkan dan dibagi ke dalam lima bab, yaitu: Bab I tentang pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Uraian latar belakang berfokus pada alasan pemilihan topik penelitian yaitu bagaimana perkembangan dan aliran teater Teater TESA 1987-2014. Pembatasan masalah menguraikan berbagai hal yang diteliti dengan dibatasi agar permasalahan tidak terlalu luas. Rumusan masalah berisi masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Tujuan penelitian berisi tujuan-tujuan yang ingin didapatkan peneliti dalam penelitian ini. Manfaat penelitian menjelaskan manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat praktis. Sistematika penulisan berisi penjelasan dari setiap bab dalam penelitian ini. Bab II tentang kajian pustaka dan kerangka berpikir. Kajian pustaka yang terdiri dari penelitian terdahulu yaitu penelitian yang memiliki kesamaan topik penelitian. Bab ini juga memaparkan mengenai teori-teori yang digunakan dalam analisis
10 penelitian ini. Landasan teori untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, yaitu beragam teori teater, aliran teater, dan unsur-unsur teater yang diperoleh dari berbagai sumber. Kerangka berpikir menjelaskan mengenai alur pemikiran peneliti untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti. Bab III tentang metode penelitian. Metode penelitian terdiri dari lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, teknik cuplikan, teknik pengumpulan data, validitas data dan teknik analisis data. Bab IV tentang pembahasan. Pembahasan menyajikan semua analisis atau pembahasan tentang permalasahan dalam penelitian ini meliputi perkembangan dan aliran teater Teater TESA 1987-2014. Bab V merupakan penutup. Penutup berisi tentang simpulan dari penelitian dan saran. Dengan adanya simpulan, akan dapat dijawab semua masalah yang ada dalam penelitian. Penelitian ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian. Adapun simpulan akan didapatkan, yaitu mengetahui perkembangan dan aliran teater Teater TESA selama periode 1987-2014. Saran berisi mengenai pemantapan hasil penelitian yang dicapai dan pengembangan penelitian selanjutnya. Daftar pustaka memuat daftar buku-buku dari berbagi sumber yang digunakan sebagai pendukung dan pelengkap penelitian. Lampiran berupa daftar pementasan Teater TESA, susunan pengurus Teater TESA, dan catatan wawancara.