3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

dokumen-dokumen yang mirip
TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan peran dan fungsi yang melekat pada masing-masing lembaga

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang

PENGEMBANGAN TERMINAL BUS PENUMPANG DI JOMBOR, MLATI, SLEMAN, D.I.YOGYAKARTA

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

E. Coli PADA SUMBER AIR DAN KONDISI SANITASI TERMINAL TAWANG ALUN KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga

BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN OBJEK

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

Kriteria Sanitasi yang Baik di Terminal Bus. a. Bersih dari sampah dan genangan genangan air.

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

BAB ~1. Lokasi kajian ditentukan secara sengaja di terminal AKAP Mayang Terurai

STANDAR USAHA KARAOKE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

EVALUASI KINERJA OPERASI TERMINAL BIS INDIHIANG TASIKMALAYA

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

Identifikasi Kondisi Sanitasi Terminal Tawang alun Kabupaten Jember (Identification Sanitation In Tawang alun Terminal, Jember)

dimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

propinsi (AKAP) dan antar kota dalam propins, (AKDP), juga terminal bagi

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

SUMMARY TINJAUAN SANITASI TERMINAL PENUMPANG 1942 ANDALAS KOTA GORONTALO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

Sanitasi Penyedia Makanan

Transkripsi:

2.2.3 Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum Menurut Mukono (2006) Sanitasi tempat umum merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara, dan air. Dengan demikian, sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Menurut Suparlan (2012), Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha mengawasi, mencegah dan mengendalikan kerugian akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk) oleh dan untuk umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya dan menularnya penyakit serta kemungkinan terjadinya kecelakaan. Beberapa bidang kegiatan yang mendasari antara lain : 1. Penyediaan air minum (Water Supply) 2. Pengelolaan sampah padat (Solid Waste Disposal) 3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation) 5. Perumahan/kontruksi bangunan (Housing and Construction) 6. Pengawasan vektor (Vector Control) 7. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution) 8. Hygiene dan Sanitasi Industri (Industrial Hygiene & Sanitation) 2.3 Terminal 2.3.1 Pengertian Terminal

Terminal menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan, adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan atau barang, serta perpindahan moda angkutan. Setiap kendaraan bermotor umum dalam trayek wajib singgah di terminal yang sudah ditentukan, kecuali ditetapkan lain dalam izin trayek. Yang dimaksud Terminal bus adalah tempat dimana sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Dengan mengacu kepada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal, penumpang dapat mengakhiri perjalanannya dengan mengganti lintasan bus lainnya. 2.3.2 Tipe Terminal Berdasarkan karakteristik dan fungsinya, menurut Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan, maka terminal dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Terminal tipe A Terminal tipe A berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Propinsi (AKAP) dan atau Antar Lintas Batas Negara, angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), angkutan kota, dan angkutan pedesaan. Persyaratan lokasi terminal tipe A : a. Terletak di Ibukota Propinsi, Kotamadya, atau Kabupaten dalam jaringan trayek Antar Kota Antar Propinsi dan atau Lintas Batas Negara b. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimal kelas III A c. Jarak antara dua terminal tipe A minimal 20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatra dan 50 km di pulau lainnya d. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha untuk Pulau Jawa dan Sumatra dan 3 Ha di pulau lainnya e. Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sejauh 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya.

2. Terminal tipe B Terminal tipe B mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Propinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan. Persyaratan lokasi terminal tipe B : a. Terletak di Kotamadya/Kabupaten dan dalam jaringan trayek Antar Kota Dalam Propinsi b. Terletak di jalan arteri/kolektor dengan kelas jalan minimal III B c. Jarak antara dua terminal tipe B atau dengan terminal tipe A minimal 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di pulau lainnya d. Tersedia luas lahan minimal 3 Ha di Pulau Jawa dan Sumatra dan 2 Ha di pulau lainnya. 3. Terminal tipe C Terminal tipe C mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Persyaratan lokasi terminal tipe C : a. Terletak di wilayah kabupaten tingkat dua dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan b. Terletak di jalan kolektor/lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas III A c. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan d. Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal. 4. Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal dibagi menjadi tiga yaitu : a. Terminal induk yaitu : Terminal utama yang berfungsi sebagai pusat atau induk dari terminal-terminal pembantu dengan tingkat pelayanan yang berjangkauan regional atau antar kota dan lokal atau dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume penumpang yang tinggi b. Terminal pembantu atau sub terminal, merupakan terminal pelengkap yang menunjang keberadaan terminal induk dengan tingkat pelayanan lokal dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume penumpang yang lebih sedikit

c. Terminal transit yang merupakan terminal yang melayani aktifitas transit penumpang dari satu tujuan lain, kendaraan umum hanya menurunkan dan menaikkan penumpang. 2.4 Sanitasi Terminal Menurut WHO, Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia (Kusnoputranto, 1986). Sanitasi terminal itu sendiri merupakan suatu usaha untuk mengawasi, mencegah, mengontrol, dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan terminal terutama dapat menularkan terjadinya penyakit, antara lain : Keadaan lingkungan luar terminal, keadaan lingkungan dalam terminal, kontruksi bangunan terminal, sarana sanitasi lingkungan terminal, perilaku hidup bersih dan sehat, fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja, dan fasilitas penunjang lain. Terminal angkutan darat sangat penting keberadaannya bagi masyarakat. Karena termasuk tempat umum yang banyak didatangi masyarakat, walau hanya untuk transit, sanitasi dan kebersihannya harus dijaga. Terminal bus adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang didatangi oleh masyarakat untuk menunggu, naik, dan turun bus. Persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan sanitasi terminal angkatan darat, antara lain: 1. Bagian eksterior (luar) a. Tempat parkir 1) Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih 2) Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain b. Pembuangan sampah 1) Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum dibuang 2) Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air c. Penerangan

Ditempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar harus diberi penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan 2. Bagian interior (dalam) a. Ruang tunggu 1) Ruangan bersih 2) Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk 3) Penerangan minimal 10 fc 4) Tersedia bak sampah dan terbuat dari benda yang kedap air 5) Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan b. Jamban dan urinoir 1) Digunakan jamban tipe leher angsa 2) Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban untuk wanita 3) Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1-250 pengunjung pada suatu saat dengan jumlah minimal 2 buah 4) Urinior bersih, tidak berbau dan memiliki air pembersih yang memadai 5) Terminal dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus memiliki 1 urinoir 6) Jika pengunjung meningkat menjadi 500 orang, urinoir ditambah 1 c. Tempat cuci tangan Tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang dilengkapi dengan sabun dan serbet

d. Pembuangan air hujan dan air kotor Memiliki sistem pembungan yang baik, terhubung dengan saluran umum atau dengan septic tank sendiri (untuk pembuangan air kotor) e. Pemadam kebakaran Tersedia alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai dengan mudah oleh umum. Pada saat ini harus terdapat cara penggunaannya. f. Kotak P3K Tersedia kotak P3K minimal 1 buah yang berisi obat-obatan lengkap untuk P3K g. Sirkulasi udara Sirkulasi dalam bus harus baik dan tidak terdapat sudut-sudut ruangan yang mengakibatkan udara berhenti h. Pengeras suara Terdapat alat pengeras suara yang dapat dipergunakan untuk memberikan keterangan kebersihan (Chandra, 2007).

Daftar Pustaka Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Medan: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press Suparlan. 1988. Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum. Surabaya: Merdeka print Undang undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kusnoputranto, H. 1986. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen P&K, UI