I. Suminar*, P. Siahaan, I. Mustika Sari

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

PENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

DAFTAR ISI Utami Widyaiswari,2013

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melya Dwi Gardiantari, 2013

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

PENERAPAN PENDEKATAN METAKOGNITIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA

PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment)

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

The Influences of Science Technology Society (STS) Model Learning to Student Result Learning on Pollution Environment Material

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

Yosi Febrianti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Indonesia ABSTRAK

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya

JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 p-issn: e-issn: Halaman 45

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN MAJEMUK

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SURABAYA PADA MATERI POKOK ALAT OPTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

JURNAL. Oleh MUS LADIKU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA

E-journal Prodi Edisi 1

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Evriani Yudi Kurniawan Riski Muliyani Prodi Pendidikan Fisika, STKIP Singkawang

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Ayu Nopiasari, Purwati Kuswarini Suprapto

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN CONDONGCATUR

Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

KEEFEKTIFAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

PENGEMBANGAN INTERESTING HANDOUT BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY AND SCIENCE ISSUES PADA KETERCAPAIAN 3 RANAH HASIL BELAJAR SISWA SMP ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Journal of Innovative Science Education

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Unnes Physics Education Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

Transkripsi:

ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Februari 2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MULTI REPRESENTASI DIKAITKAN DENGAN KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA I. Suminar*, P. Siahaan, I. Mustika Sari Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Indonesia Email: iinboin@hotmail.co.id ABSTRAK Pada dasarnya fisika merupakan salah satu cabang IPA yang dipelajari dan dipahami dengan menggunakan multi representasi. Kemampuan menyatakan konsep mengunakan multi representasi bagi siswa membantu memahami konsep dan pemecahan masalah. Kemampuan menginterpretasikan representasi salah satunya dipengaruhi oleh kecerdasan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif dikaitkan dengan kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, dan kecerdasan visual-spasial. Instrumen yang diberikan berupa tes dengan format representasi yang berbeda-beda yaitu representasi matematika, verbal, gambar, dan diagram. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kecerdasan majemuk diadopsi dari buku Multiply Your Multiple Intelligences. Sampel penelitian adalah salah satu kelas VIII pada SMP Swasta di Bandung. Desain penelitian adalah One Group Pretest and Posttest Design menggunakan pembelajaran dengan multi representasi pada materi Energi dan Usaha. Hasil penelitian menunjukan peningkatan hasil belajar kognitif siswa dikaitkan dengan kecerdasan linguistik memperoleh gain sebesar 0,28, kelompok kecerdasan logika-matematika memperoleh gain sebesar 0,27, dan kelompok visual-spasial memperoleh gain sebesar 0,41. ABSTRACT Physics as one of part of science actually could be learned use multiple representation. Besides that, abilty to represent concept use multiple representation help students to understand concept and solve physics problems. Ability to interpret representation is affected by intelligences. Purpose of this research to know gain of students s performance related to lingusitic, logical-mathematical, and visual-spatial intelligence. Instruments was used were questions posed in different representation, they are mathematics, verbal, picture, and diagram. Instruments was used to know students s multiple intelligences was adopted from book Multiply Your Multiple Intelligences. Sample of this research was one of grade VIII in Junior High School in Bandung. Research design was One Group Pretest and Posttest Design that teaching and learning processes used Multiple Representation in chapter of Energy and Work. Research result show that gain of student s performance related to linguistic intelligence is 0,28, gain of student s performance related to logical-mathematical intelligence is 0,27, and gain of student s performance related to visual-spatial intelligence is 0,41. 2013 Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung Keywords: multiple intelligences, mutiple representation, students s performance PENDAHULUAN Berdasarkan peraturan menteri No 22 Tahun 2006, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan seharihari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

100 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Fisika sebagai salah satu cabang IPA seyogianya dipelajari dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar siswa menjadi lebih bermakna karena pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya. Pada dasarnya konsep fisika tidak hanya dipelajari dan dipahami dengan menggunakan satu representasi (bentuk atau cara) melainkan dipelajari dan dipahami dalam berbagai bentuk (multi representasi). Ainsworth (1999) menyatakan bahwa untuk mempelajari fisika secara efektif siswa harus memahami penggunaan representasi dalam menjelaskan suatu konsep fisika dan mampu menerjemaahkan representasi-representasi suatu konsep dari satu bentuk ke bentuk lain (Waldrip, 2006). Goldin dan Shteingold (Oylum dan Erdinc, 2009) mengemukakan bahwa multi representasi adalah menyatakan suatu konsep yang sama dalam bentuk yang berbeda. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di salah satu SMP Swasta di bandung, kurang lebih 74,24% siswa menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih jarang menggunakan gambar, grafik, maupun diagram. Proses pembelajaran masih didominasi penjelasan dalam bentuk verbal. Selain itu, kurang lebih 64,55% siswa menyatakan dalam proses pembelajaran guru masih jarang melibatkan siswa untuk membuat representasi suatu konsep maupun fenomena dalam bentuk lain seperti gambar, diagram, grafik, verbal, dan matematika. Berdasarkan hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan guru, pembelajaran di kelas didominasi oleh pembahasan LKS yang didominasi oleh rangkuman materi dan soalsoal latihan yang disajikan secara verbal. Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran fisika terkesan seperti pembelajaran sejarah yang hanya dijelaskan secara verbal tanpa melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Siswa tidak ditantang untuk menjelaskan konsep yang sama dengan menggunakan representasi lain. Hal ini sangat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar dan cara berpikir siswa. Selain itu, tugas yang diberikan didominasi oleh tugas untuk mengerjakan LKS yang pada umumnya hanya terdiri dari soal-soal latihan yang disajikan secara verbal. Adapun soal-soal tes yang diberikan didominasi oleh tipe soal verbal dan hitungan yang diadopsi dari LKS tersebut. Pada dasarnya setiap orang memiliki kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang berbeda-beda. Sehingga, pembelajaran yang didominasi oleh penjelasan secara verbal kurang memfasilitasi siswa untuk lebih mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang siswa miliki. Selain itu, tes yang didominasi dalam bentuk verbal kurang memberikan tantangan kepada siswa dalam mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimilikinya. Terkait dengan multi representasi yang digunakan dalam memahami konsep fisika diantaranya dapat disajikan dalam bentuk verbal, gambar, diagram, grafik, dan persamaan matematika, maka multi representasi ini erat kaitannya dengan kecerdasan linguistik, kecerdasan logikamatematika, dan kecerdasan visual-spasial. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Hubber, Tytler dan Haslam dalam jurnalnya yang berjudul Teaching and Learning about Force with a Representational Focus: Pedadogy and Teacher Change menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan multi representasi dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam memahami konsep fisika dan siswa dapat mengkonstruksi pemahaman tentang suatu konsep berdasarkan penggunaan representasi. Selain itu, Meltzer (2005) dalam jurnalnya yang berjudul Relation Between Student s Problem- Solving Performance and Representational Format meneliti mengenai hubungan antara kemampuan menjawab soal yang disajikan dalam format representasi yang berbeda dengan perbedaan individual siswa. Ainsworth (1999) menyatakan bahwa kemampuan seseorang menggunakan representasi dipengaruhi oleh format representasi, konsep, umur, serta perbedaan individual. Perbedaan individual ini salah satunya dipengaruhi oleh kecerdasan. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian agar siswa mampu menggunakan dan membuat representasi lain dari suatu konsep dalam pembelajaran fisika. Selain itu, peneliti tertarik untuk mengetahui ada tidaknya kaitan antara kecerdasan linguistik, kecerdasan logikamatematika, dan kecerdasan visual-spasial dalam menjawab soal yang disajikan dengan

I. Suminar, dkk, - Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa 101 menggunakan format representasi yang berbeda-beda. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar kognitif siswa SMP melalui pembelajaran dengan multi representasi dalam pembelajaran IPA? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar kognitif siswa SMP melalui pembelajaran dengan multi representasi dikaitkan dengan kecerdasan linguistik, kecerdasan logikamatematika, dan kecerdasan visual-spasial dalam pembelajaran IPA? 3. Bagaimanakah pola peningkatan kemampuan multi representasi siswa dikaitkan dengan kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, dan kecerdasan visual-spasial? METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest and Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VIII di salah satu SMP Swasta di Bandung. Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah satu kelas yaitu kelas VIII B. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara, angket, tes hasil belajar kognitif, tes kecerdasan majemuk, lembar kerja siswa, dan observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 soal, yang diwakili dengan 10 tipe. Tabel 1. Teknik pengolahan data instrumen penelitian Jenis Data Instrumen Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Kognitif Tes pilihan ganda yang disajikan dengan format Gain ternormalisasi Siswa representasi yang berbeda-beda Kecerdasan Tes kecerdasan majemuk Dilihat skor tertinggi pada kecerdasan Majemuk linguistik, logika-matematika, dan visual-spasial. Hasil Lembar observasi Disajikan dalam bentuk presentase Observasi Hasil Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa Disajikan dalam bentuk presentase Tabel 2. Jumlah tipe soal Tipe Soal Gambar-verbal Gambar-matematika Gambar-diagram-matematika Verbal-Matematika-diagram Gambar-diagram-verbal Gambar-diagram Verbal-Diagram-matematika Verbal-gambar-verbal Diagram-gambar Gambar-verbal-matematika Jumlah Soal Jumlah 5 soal 6 soal 2 soal 20 soal

102 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Tahap pelaksanaan penelitian ini diawali dengan tahap pembuatan RPP, LKS, dan soal tentang materi energi dan usaha. Penelitian dilaksanakan dalam tiga pertemuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan pendekatan multi representasi. Penelitian ini menuntut siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran diantaranya melakukan percobaan, diskusi, dan demonstrasi. Pembelajaran dimulai dengan penyajian masalah yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi siswa. Selain itu, dalam penelitian ini siswa dituntut untuk mampu membuat representasi yang berbeda meliputi representasi gambar, verbal, diagram, dan matematika untuk menjelaskan suatu konsep tentang Energi dan Usaha. Sehingga dalam penelitian ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk mengaitkan hubungan antara suatu konsep dengan representasi yang berbeda-beda. Penggunaan representasi yang berbeda bertujuan untuk menggali kemampuan awal siswa, mengkonstruksi pemahaman siswa dan menggali pemikiran baru siswa serta alasan siswa menggunakan suatu representasi. Pretest dilaksanakan sebelum pertemuan pertama sedangkan posttest dilaksanakan setelah pertemuan ketiga. Hasil pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran, sedangkan hasil posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah dilaksanakan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan aktivitas pembelajaran ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Presentase keterlaksanaan aktivitas pembelajaran Pertemuan ke- Aktivitas Guru (%) Aktivitas Siswa (%) 1 98,96 90,63 2 87,50 86,67 3 99 100 Adapun tes multi representasi yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini meliputi representasi verbal, gambar, dan diagram. Dari delapan kecerdasan hanya tiga aspek kecerdasan yang terkait dengan soal multi representasi yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, dan kecerdasan visual-spasial. Sehingga untuk mengukur kemampuan siswa terkait dengan soal tes multi representasi, hasil tes kecerdasan majemuk yang diambil dalam penelitian ini hanya meliputi tiga kecerdasan yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan visual-spasial. Tabel 4. Kelompok kecerdasan siswa Kelompok kecerdasan Jumlah % Linguistik 8 orang 38,09 Logika-Matematika 4 orang 19,05 Visual-Spasial 9 orang 42,86 Analisis kemampuan multi representasi siswa dalam menjawab Lembar Kerja Siswa (LKS) meliputi kemampuan siswa dalam membuat representasi verbal, gambar, diagram, matematika, diagram benda bebas, dan menyajikan data ke dalam tabel di sajikan pada gambar 1.

I. Suminar, dkk, - Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa 103 Gambar 1. Presentase kemampuan multi representase siswa dalam menjawab LKS Berdasarkan Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kemampuan multi representasi yang paling tinggi dalam memasukan data ke dalam tabel. Hal ini karena tabel telah disediakan, sehingga siswa hanya memasukan data-data ke dalam tabel tanpa membuat tabel berdasarkan pemahaman mereka sendiri. Kemampuan membuat representasi verbal lebih tinggi dibandingkan kemampuan dalam membuat, matematika, dan diagram benda bebas. Berdasarkan gambar 1 dapat disimpulkan bahwa kemampuan multi representasi siswa belum dikembangkan secara maksimal. Hasil belajar kognitif siswa meliputi pretest dan posttest. Hasil analisis data pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Nilai rata-rata pretest, posttest, dan <g> Nilai ratarata Pre test Post test <g> 33,57 55,95 0,34 Tabel 5 menunjukan bahwa hasil postest lebih besar dari hasil pretest. Nilai gain-nya menunjukan berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukan terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan treatment. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dikaitkan dengan kecerdasan majemuk ditunjukan pada data-data di bawah ini. 1) Kecerdasan lingusitik Tabel 6. Nilai rata-rata pretest, posttest, dan <g> kelompok kecerdasan linguistik Nilai Pretest Posttest <g> ratarata 36,25 54,38 0,28

104 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui dengan kelompok kecerdasan linguistik bahwa nilai gain untuk kelompok siswa berada pada kategori rendah yaitu 0,28. 2) Kecerdasan Logika-Matematika Tabel 7. Nilai rata-rata pretest, posttest, dan <g> kelompok kecerdasan logika-matematika Nilai ratarata Pretest Postest <g> 35 52,5 0,27 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai gain untuk kelompok siswa dengan kelompok kecerdasan logikamatematika berada pada kategori rendah yaitu 0,27. 3) Kecerdasan Visual-Spasial Tabel 8. Nilai rata-rata pretest, posttest, dan <g> Kelompok kecerdasan visual-spasial Nilai ratarata Pretest Posttest <g> 30,56 58,89 0,41 Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui kelompok kecerdasan yaitu linguistik, bahwa nilai gain untuk siswa kelompok kecerdasan visual-spasial berada pada kategori sedang yaitu 0,41. Terkait dengan soal multi representasi yang digunakan sebagai instrumen dalam logika-matematika, dan visual-spasial. Perbandingan peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dikaitkan dengan kelompok kecerdasan siswa dapat dilihat pada tabel 9. penelitian ini siswa dibagi kedalam tiga Tabel 9. Perbandingan peningkatan hasil belajar kognitif siswa berdasarkan kelompok kecerdasan No. Kelompok Gain Kecerdasan 1. Visual-Spasial 0,41 2. Linguistik 0,28 3. Logika-Matematika 0,27 Gambar 2. Peningkatan kemampuan multi representasi kelompok kecerdasan lingusitik berdasarkan tipe soal Keterangan: g-v=gambar-verbal g-m=gambar-matematika g-d-m=gambar-diagrammatematika v-m-d=verbal-matematikadiagram g-d-v=gambar-diagramverbal g-d=gambar-diagram v-d-m=verbal-diagrammatematika v-g-v=verbal-gambarverbal d-g=diagram-gambar g-v-m=gambar-verbalmatematika Pola peningkatan kemampuan multi representasi siswa dikaitkan dengan kecerdasan majemuk meliputi peningkatan kemampuan multi represenatsi kelompok lingusitik, logika-matematika, dan visualspasial.

I. Suminar, dkk, - Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa 105 Peningkatan kemampuan multi representasi kelompok lingusitik berdasarkan tipe soal dapat ditunjukan dalam bentuk diagram batang pada gambar 2. Berdasarkan gambar 2, dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa dengan kecerdasan linguistik unggul menjawab soal verbal-diagrammatematika dan gambar-matematika. Tetapi siswa kelompok kecerdasan linguistik hanya unggul dalam menjawab soal tipe gambar-matematika pada soal no 13 dan 18. Pada soal no 13 dan 18 terdapat informasi yang disajikan dalam bentuk verbal untuk mendukung informasi yang disajikan dalam bentuk gambar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa dengan kecerdasan linguistik memiliki kecenderungan mampu menjawab tipe soal yang mengandung bentuk verbal. Jadi kelompok ini lebih mengandalkan informasi kunci yang disajikan dalam bentuk kata-kata. Hal ini seseuai dengan karakteristik yang dimiliki orang yang memiliki kecerdasan linguistik menurut Gardner (Prasetyo, 2009:43) yaitu memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Selain itu, orang yang memiliki kecerdasan linguistik cenderung memiliki daya ingat yang kuat misalnya mengenai istilah-istilah baru. Peningkatan kemampuan multi representasi kelompok logika-matematika berdasarkan tipe soal dapat ditunjukan dalam bentuk diagram batang pada gambar 3. Keterangan: g-v=gambar-verbal g-m=gambarmatematika g-d-m=gambardiagram-matematika v-m-d=verbalmatematika-diagram g-d-v=gambar-diagramverbal g-d=gambar-diagram v-d-m=verbal-diagrammatematika v-g-v=verbal-gambarverbal d-g=diagram-gambar g-v-m=gambar-verbalmatematika Gambar 3. Peningkatan kemampuan multi representasi kelompok kecerdasan logikamatematika berdasarkan tipe soal Berdasarkan gambar 3, dapat disimpulkan bahwa siswa kelompok kecerdasan logika-matematika unggul dalam menjawab soal tipe gambardiagram-matematika, gambar-diagramverbal, gambar-diagram dan diagramgambar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelompok kecerdasan logikamatematika memiliki kecenderungan mampu menjawab tipe soal yang mengandung diagram dan simbolisasi matematika. Siswa dengan kecerdasan logika matematika cenderung unggul dalam menjawab soal dengan informasi kunci disajikan dalam bentuk diagram. Selain itu, kecerdasan logika-matematika cenderung menggunakan kemampuan berpikir sebab akibat dalam memahami cerita berdasarkan gambar maupun diagram yang disajikan. Hal ini sesuai dengan karakteristik yang dimiliki orang yang memiliki kecerdasan logikamatematika menurut Gardner (Prasetyo, 2009:50) yaitu memiliki kemampuan berpikir sebab-akibat, menggunakan angka, memilih dan mengkategorikan, memahami jalan cerita, serta membaca diagram. Peningkatan kemampuan multi representasi kelompok visual-spasial berdasarkan tipe soal dapat ditunjukan

106 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 dalam bentuk diagram batang pada gambar 4. Keterangan: g-v=gambar-verbal g-m=gambarmatematika g-d-m=gambardiagram-matematika v-m-d=verbalmatematika-diagram g-d-v=gambardiagram-verbal g-d=gambar-diagram v-d-m=verbaldiagram-matematika v-g-v=verbal-gambarverbal d-g=diagram-gambar g-v-m=gambarverbal-matematika Gambar 4. Peningkatan kemampuan multi representasi kelompok kecerdasan visual-spasial berdasarkan tipe soal Siswa kelompok kecerdasan visualspasial mengalami peningkatan cukup tinggi dalam menjawab soal tipe gambarverbal, gambar-matematika, gambardiagram-matematika, gambar-diagram, dan diagram-gambar. Sehingga dapat disimpulkan siswa kelompok kecerdasan visual-spasial cenderung unggul dalam menjawab soal yang mengandung gambar. Artinya informasi-informasi yang terdapat dalam soal disajikan dalam bentuk gambar. menurut Gardner (Prasetyo, 2009:58) yaitu memiliki kemampuan dalam menggunakan gambaran suatu objek tertentu untuk berpikir. Dengan kemampuannya memahami gambar, kelompok siswa dengan kecerdasan dominan visualspasial cenderung mampu menjawab soal berdasarkan informasi kunci yang disajikan dalam bentuk gambar. Perbandingan peningkatan kemampuan multi representasi berdasarkan tipe soal dikaitkan dengan kelompok kecerdasan dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang pada gambar 5 di bawah ini. Gambar 5. Perbandingan peningkatan kemampuan multi representasi berdasarkan tipe soal dikaitkan dengan kelompok kecerdasan

I. Suminar, dkk, - Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa 107 Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa kelompok kecerdasan linguistik lebih unggul dalam menjawab soal tipe verbal-matematikadiagram dan verbal-diagram-matematika. Siswa kelompok kecerdasan logikamatematika lebih unggul dalam menjawab soal tipe gambar-diagram-matematika, gambar-diagram-verbal, diagram-gambar, dan gambar-verbal-matematika. Siswa kelompok kecerdasan visual-spasial unggul dalam menjawab soal tipe gambar-verbal, gambar-matematika, dan gambar-diagram. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa siswa kelompok kecerdasan linguistik cenderung unggul dalam menjawab soal dengan informasi kunci dalam soal disajikan dalam bentuk verbal, siswa kelompok kecerdasan logika-matematika cenderung unggul dalam menjawab soal dengan informasi kunci dalam soal disajikan dalam bentuk diagram dan hitungan matematika, dan kelompok siswa dengan kecerdasan dominan visual-spasial cenderung unggul dalam menjawab soal dengan informasi kunci dalam soal disajikan dalam bentuk gambar. Tetapi pada dasarnya soal dengan berbagai tipe dapat dijawab oleh setiap kelompok siswa dengan kecerdasan tertentu (lingustik, logika-matematika, atau visual-spasial) meskipun porsi kemampuan dalam menjawab soal tersebut berbeda-beda. Dalam memecahkan masalah dibutuhkan dua kemampuan,yaitu kemampuan menginterpretasikan representasi dan kemampuan menentukan solusi dari permasalahan tersebut. Dalam menginterpretasikan representasi seseorang memperoleh informasi dari representasi yang disediakan baru kemudian mengeneralisasikan untuk menentukan solusi dari permasalahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kunci utama menentukan solusi dari permasalahan adalah kemampuan siswa dalam menginterpretasikan representasi yang disajikan. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada setiap level kognitif dikaitkan dengan kelompok kecerdasan dapat dilihat dalam bentuk diagram batang pada gambar 6. Keterangan: =pemahaman analisis = aplikasi Gambar 6. Peningkatan hasil belajar kognitif pada setiap level kognitif dikaitkan dengan kelompok kecerdasan Berdasarkan data di atas, siswa dengan kelompok kecerdasan yang berbeda memiliki kemampuan level kognitif yang berbeda pula. Siswa kelompok kecerdasan visual-spasial mengalami peningkatan yang lebih tinggi pada level kognitif aspek pemahaman, aplikasi, dan sintesis daripada siswa kelompok kecerdasan linguistik dan logika-matematika. Sedangkan siswa kelompok kecerdasan logika matematika mengalami peningkatan yang lebih tinggi pada level kognitif analisis. Data level kognitif dan tipe soal dapat dilihat pada tabel 10.

108 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 Tabel 10. Level Kognitif dan Tipe Soal No Level Tipe Soal (%) Soal Kognitif 1 gambar-verbal 80 2 gambar-verbal 8 gambar-verbal 11 gambar-verbal 7 verbal-matematika-diagram 20 3 gambar-matematika 40 10 gambar-matematika 15 verbal-gambar-verbal 20 19 gambar-verbal-matematika 20 20 gambar-verbal-matematika 20 9 gambar-diagram-verbal 20 12 gambar-diagram 20 14 verbal-diagram-matematika 20 16 gambar-verbal 20 17 diagram-gambar 20 5 gambar-diagram-matematika 20 4 gambar-matematika 80 6 gambar-matematika 13 gambar-matematika 18 gambar-matematika Berdasarkan tabel10, soal dengan level kognitif pemahaman ( didominasi oleh tipe gambar-verbal yaitu sebesar 80% dan verbal-matematika-diagram sebesar 20%, level kognitif aplikasi ( 40% terdiri dari soal gambar-matematika, 20% terdiri dari soal verbal-gambar-verbal, dan 40% terdiri dari soal gambar-verbal-matematika, level

I. Suminar, dkk, - Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa 109 kognitif analisis ( ) terdiri dari beberapa tipe soal yang bervariasi, diantaranya soal tipe gambar-diagram-verbal, gambardiagram, verbal-diagram-matematika, gambar-verbal, dan diagram-gambar, level kognitif sintesis ) didominasi oleh soal tipe gambar-matematika yaitu sebesar 80% dan soal gambar-diagram matematika yaitu sebesar 20%. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa SMP melalui pembelajaran dengan multi representasi dalam pembelajaran IPA berada pada kategori sedang dengan sebesar 0,34. 2. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa SMP melalui pembelajaran dengan multi representasi dikaitkan dengan kecerdasan lingusitik, logika-matematika dan visual-spasial berbeda satu sama lain. Kelompok siswa dengan kecerdasan linguistik mengalami peningkatan hasil belajar kognitif dengan sebesar 0,28, kelompok siswa dengan kecerdasan logika-matematika mengalami peningkatan hasil belajar kognitif dengan sebesar 0,27, dan kelompok kecerdasan visual spasial mengalami peningkatan hasil belajar kognitif dengan sebesar 0,41. 3. Berdasarkan kelompok kecerdasan, siswa kelompok kecerdasan lingusitik unggul dalam menjawab soal tipe verbalmatematika-diagram dan verbaldiagram-matematika. Siswa kelompok kecerdasan logika-matematika unggul dalam menjawab soal tipe gambardiagram-matematika, gambar-diagramverbal, diagram-gambar, dan gambarverbal-matematika. Siswa kelompok kecerdasan visual-spasial unggul dalam menjawab soal tipe gambar-verbal, gambar-matematika, dan gambardiagram. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran antara lain: 1. Sebaiknya penggunaan multi representasi dalam pembelajaran fisika lebih ditingkatkan supaya siswa tidak hanya memahami suatu konsep dari satu representasi saja melainkan dapat menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan representasi lain, serta pembelajaran dengan menggunakan multi representasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan kemampuan multi representasi siswa. 2. Sebaiknya soal tes multi representasi dikembangkan dalam pembelajaran fisika. Karena dengan soal tes multi representasi memberikan kesempatan dan tantangan bagi siswa untuk menggunakan kecerdasan majemuknya secara optimal. 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya lebih menggali kemampuan multi representasi siswa sehingga dalam proses belajar siswa lebih terlatih untuk membuat representasi, serta petunjuk dalam mengarahkan siswa untuk membuat representasi sebaiknya dibuat lebih jelas. 4. Dalam menentukan urutan format representasi hendaknya dibuat lebih jelas sesuai dengan urutan format representasi pada soal dan divaildasi oleh ahli atau harus merujuk pada sumber mengenai urutan format representasi yang sudah valid. 5. Komposisi soal seyogianya sama jumlahnya untuk tiap tipe soal. 6. Sebaiknya soal tes multi representasi dikembangkan dalam bentuk esai (uraian) karena soal tes multi representasi dalam bentuk pilihan ganda masih memberikan kesempatan bagi siswa untuk menebak soal. 7. Dalam pembelajaran dengan menggunakan multi representasi sebaiknya guru pandai dalam mengatur alokasi waktu karena dibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mendiskusikan representasi yang dibuat siswa. 8. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran dengan menggunakan multi representasi yang dikembangkan dan dirancang sedemikian rupa sehingga pembelajaran benar-benar berbasis multi representasi.

110 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 99-110 9. Sebaiknya untuk mengetahui kecerdasan majemuk siswa tidak hanya diperoleh melalui hasil tes kecerdasan majemuk tetapi alangkah lebih baiknya diperoleh juga dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan siswa untuk memperkuat hasil tes kecerdasan majemuk. DAFTAR PUSTAKA Ainsworth, S. 1999. Designing Effective Multi-Representational Learning Enviroments. ESRC Center for Research in Development, Instruction and Training Departement of Pshycology. [On Line]Tersedia: http://www.psychology.nottingham.a c.uk/staff/sea/tech_58.pdf. [18 September 2011 Ainsworth, S. 1999. The Function of Multiple Reprsentation. Computers and Education. 33, 131-152.[On Line] Tersedia: http://www.cs.pitt.edu/~chopin/refere nces/tig/ainsworth.pdf.pdf.[18 September 2011] Akkus, O dan Cakiroglu, E. 2009. The Effects of Multiple Representations- Based Instruction on Seventh Grade Students Algebra Performance. Proceedings of CERME. [On Line] Tersedia: http://ife.enslyon.fr/publications/editionelectronique/cerme6/wg4-01-akkus cakiroglu.pdf [16 September 2011] Depdiknas. 2006. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. American Educational Research Association. [On Line] Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/ AnalyzingChange-Gain.pdf [2 Desember 2011] Hubber, P, Tytler, R dan Haslam, F. 2010. Teaching and Learning about Force with a Representational Focus: Pedaddogy and Teacher Change. Research Science Education. 40, 5-28. Meltzer, D. 2005. Relation Between Students Problem-Solving Performance and Representational Format. America Journal Physics. 73. 463-478. [On Line].Tersedia: http://class.phys.psu.edu/per/new %20Papers/ProbSolvvsFormat.pdf [5 Januari 2012] Prasetyo, R dan Andriani, Y. 2009. Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Waldrip, B dan Prain, V. 2006. An Exploratory Study of Teachers and Students Use of Multi-modal Representations of Concepts in Primary Science. International Journal of Science Education. 28, (15), 1843-1896.