BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal untuk berteduh dan berlindung, yakni rumah. Rumah adalah surga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP RESCHEDULING TAGIHAN MURA>BAH{AH BERMASALAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG SURABAYA

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan. Dalam istilah sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB II LANDASAN TEORI

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI ISTISHNA. atas dasar saling merelakan, atau jual beli merupakan pemilikan harta benda

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Lembaga

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum Tentang BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. teguh pada tali Allah (hablum min Allah) dan tali perjanjian sesama manusia

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB II LANDASAN TEORI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. syariah dapat berperan sebagai intermediasi antara unit-unit ekonomi yang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mereka terhadap pemikiran sebelumnya, yaitu para pemikir muslim masa klasik

Pembiayaan Multi Jasa

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum Mudhârabah dan

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam usaha-usaha yang berkaitan dengan media dan barang yang tidak

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. 1

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB II AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

mura>bahah terdapat berbagai formulasi definisi yang berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat untuk istirahat dan mencurahkan kasih sayang setelah sibuk

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah mempunyai arti menghambakan diri kepada

BAB I PENDAHULUAN. sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.

PEMBIAYAAN MULTI JASA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Manusia pada umumnya mempunyai kebutuhan tempat tinggal untuk berteduh dan berlindung, yakni rumah. Rumah adalah surga bagi keluarga, selain untuk berlindung rumah juga sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga. Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia dan sebagai salah satu kebutuhan primer, wajib dimiliki setiap keluarga sehingga, permintaan pengadaan rumah dari tahun ketahun pun akan terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk disuatu daerah. Dan adapun bagi masyarakat yang belum mempunyai kecukupan dalam keuangan untuk membeli atau membangun rumah dengan dana sendiri, bisa dengan cara mencicil dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Pilihan ini dikarenakan adanya pembiayaan yang secara prinsipnya lebih ringan dalam hal pembayaran karena pembayarannya secara cicilan. Manusia selalu berinteraksi dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu dengan mengadakan berbagai transaksi ekonomi, salah satunya adalah jual beli yang melibatkan dua pelaku, yaitu penjual dan pembeli. Biasanya penjual adalah produsen, sedangkan pembeli adalah konsumen. Pada kenyataannya, konsumen kadang memerlukan barang yang belum di hasilkan 1

2 sehingga konsumen melakukan transaksi jual beli dengan produsen dengan cara pesanan. 1 Meningkatnya kebutuhan permintaan pembelian akan perumahan oleh masyarakat maka perlu adanya lembaga yang menjembatani kebutuhan permintaan akan perumahan tersebut. Peran perbankan sangat penting untuk masyarakat yang membutuhkan perumahan dengan sistem pembayaran secara cicilan. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang, dengan pelaksanaan salah satu dari fungsi inilah perbankan akan membantu masyarakat untuk mewujudkan kebutuhannya terhadap perumahan sebagai salah satu lembaga yang mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan permintaan perumahan tersebut dengan fasilitas produk pembiayaan KPR. 2 Skema KPR dengan sistem syariah yang populer di Indonesia adalah mura<bah{ah, istis}na dan Ijarah Muntahiyyah Bittamlik (IMBT). Mura<bah{ah dan IMBT diterapkan untuk rumah ready stock, akad istis}na diterapkan untuk rumah inden. Kesamaan dari tiga akad di atas adalah total pembiayaan sudah diketahui dari awal, maka nasabah akan membayar angsuran secara tetap sampai akhir jangka waktu pembiayaan. Itulah keunggulan KPR ib. Dengan begitu, nasabah mempunyai kepastian, ketentraman dan bisa membuat perencanaan keuangan 1 Syafaat Muhari, Bai Istishna, http://syafaatmuhari.wordpress.com/2011/07/03/bai%e2%80%99-istishna%e2%80%99/. Diakses pada Selasa 8 Mei 2012. 2 Lihat Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 18.

3 (financial planning) dengan baik. Apalagi jika mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang mudah berfluktuasi. Dalam menjalankan produk pembiayaan pemilikan rumah, bank syariah menggunakan skema-skema transaksi yang dibolehkan dalam Islam adapun skema yang salah satu produk pembiayaan yang diminati adalah produk pembiayaan istis}na. Hadirnya lembaga keuangan syariah yang mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan permintaan perumahan tersebut dengan fasilitas produk pembiayaan KPR, tentunya harus diikuti dengan mekanisme yang didasari hukum yang sesuai dengan Al-Qur an dan Sunnah, seperti pada firman Allah SWT dalam Al-Qur`an Surah Al Baqarah [2] 282: 282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia

4 bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya 3. Tafsir: Tuhan memerintahkan kita, para mukmin, agar setiap mengadakan perjanjian utang-piutang dilengkapi dengan perjanjian tertulis (membuat surat perjanjian utang-piutang). Hal ini penting, apabila pelunasan utang dilakukan dalam waktu berselang lama. Apabila jangka waktu utang telah jatuh tempo, penagihan utang bisa dilakukan secara baik dan sekaligus menghindari persengketaan. 4 Landasan syariah transaksi istis}na terdapat dalam sebuah hadis, seperti yang dikutip oleh Muhammad Syafi`i Antonio. 5 Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. datang ke Madinah di mana penduduknya melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan (untuk jangka waktu) satu, dua, dan tiga tahun. Beliau berkata, ) م ن ا س ل ف ف ش ى ء ف ف ى ك ي ل م ع ل و م و و ز ن م ع ل و م ا ل ا ج ل م ع ل و م )ا خر جه اال ئمة الستة Barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui. Adapun hadis lain yang menerangkan bahwa jual beli pesanan telah ada dan dipraktikkan pada penduduk Madinah yaitu: ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي و ع م ر و الن ا ق د )و ال لف ل ي ي ) )ق اا ع م ر : ح د ث ن ا. و ق اا ي ي :أ خ ب ر ن ا ع ن أ ال م ن اا ع ن اب ن ع ب اا. س ف ي ان ب ن ع ي ي ن ة ( ع ن اب ن ا ي ع ن ع ب د اا ب ن ك 3 Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemah, (Bandung: CV. Jabal Raud}atul Jannah, 2010), h. 48. 4 Tengku Muhammad Hasbi As}- S}iddieqy, Tafsir Al- Qur a>nul Majid An-Nu>r 1, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), h. 498. 2001), h.108. 5 Muhammad Syafi`i Antonio, Bank Syariah dari Teori Kepraktik, (Jakarta: Gema Insani,

5 ق اا : "ق د م الن ل ى اا ع ل ي ه و س ل ال م د ن ة و س ل ف و ن ال ثم اا الس ن ة و الس ن ت. ف ق اا 6 "م ن أ س ل ف ر ف ل ي س ل ف ك ي ل م ع ل و م و و ز ن م ع ل و م ا ل أ ج ل م ع ل و م ". Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Amru An Naqid dan ini adalah lafaz Yahya, Amru berkata; telah menceritakan kepada kami, dan Yahya berkata; telah mengabarkan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari dari Ibnu Abbas dia berkata, ketika Nabi S}allallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah menjual buah-buahan dengan pembayaran dimuka, sedangkan buah-buahan yang dijualnya dijanjikan mereka dalam tempo setahun atau dua tahun kemudian, maka Rasulullah Saw. bersabda: Siapa yang menjual kurma dengan berjanji, hendaklah dengan takaran tertentu, timbangan tertentu dan jangka waktu tertentu. 7 Adapun dalam fatwa DSN-MUI, jual beli istis}na adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. Pada dasarnya, pembiayaan istis}na merupakan transaksi jual beli cicilan. Dalam literatur lain dijelaskan transaksi istis}na merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak sepakat atas harga serta sistem pembayaran: pembayaran dilakukan dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang. Mengingat bank syariah tidak kompeten dalam membangun/membuat barang/konstruksi yang dipesan dan bank syariah bukan produsen barang, maka bank syariah dapat melalui pihak lain/produsen/pemasok/kontraktor melakukan 6 Imam Abi Husain Muslim bin Al Hijaj, Syarah S}ahih Muslim, (tt., tp., 1414H/1993M), juz 2, h.51. 7 Imam Abi Husain Muslim bin Al Hijaj, Syarah S}ahih Muslim, diterjemahkan oleh Imam Al Nawawi dengan judul Syarah S}ahih Muslim, jilid 7 (Jakarta: Darus Sunah, 2010), h. 847.

6 akad istis}na terhadap pengadaan barang tersebut dengan kriteria yang dipersyaratkan nasabah. Setelah barang yang dipesan dari produsen/pemasok/kontraktor itu selesai, maka bank syariah menyerahkan barang tersebut kepada nasabah. Dengan demikian, pembuat dapat membuat kontrak istis}na kedua untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama. Kontrak baru ini dikenal sebagai istis}na paralel. 8 Secara praktis pelaksanaan kegiatan istis}na dalam perbankan syariah cenderung dilakukan dalam format istis}na paralel. Dikatakan demikian karena kegiatan istis}na dalam perbankan syariah akibat dari adanya permintaan barang tertentu oleh nasabah, dan bank syariah bukanlah produsen dari barang yang dimaksud. 9 Istis}na paralel merupakan fasilitas penyaluran dana untuk pengadaan objek atau barang investasi yang diberikan berdasarkan pesanan nasabah. Pembiayaan ini memerlukan proses produksi/pembangunan/renovasi. Pihak produsen/pemasok/kontraktor bisa ditunjuk oleh bank atau nasabah sendiri. Bank menjual barang yang dipesan nasabah sebesar harga pokok plus margin keuntungan. Penyerahan barang kepada nasabah dilakukan setelah barang selesai atau sesudah melewati masa proses produksi/pembangunan/renovasi. Setelah memenuhi prosedur, persyaratan seperti uang muka dan kelayakan mengenai 8 Lihat Muhammad Syafi`i Antonio,op. cit., h.115. 2008), h. 227. 9 Lihat Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

7 kemampuan angsuran dan lainnya, nasabah sebagai pembeli dapat memanfaatkan fasilitas angsuran untuk jangka waktu tertentu. 10 Istis}na paralel dapat dilakukan dengan syarat: (a). akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir; dan (b). akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah. Skema istis}na paralel, rinciannya yaitu: Akad istis}na -I, yaitu saat bank syariah bertindak sebagai penjual barang pesanan dari nasabah (Antara bank syariah dengan nasabah). Akad istis}na -II, yaitu saat bank syariah bertindak sebagai pembeli dimana bank syariah memesan barang (dengan kriteria nasabah) kepada pihak lain, (Antara bank syariah dengan produsen/pemasok/kontraktor). BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin merupakan salah satu bank syariah yang menjalankan konsep pembiayaan dengan akad istis}na. BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin memberikan pelayanan pembiayaan istis}na, yang berupa pembiayaan konsumtif. Secara definitif, konsumsi adalah kebutuhan individual meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan usaha, artinya barang atau bangunan itu tidak digunakan untuk usaha. Dengan demikian yang dimaksud pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan. 11 Salah satu pembiayaan konsumtif yang ada pada BTN Kantor 10 Marhamah Shaleh, Konsep Jual Beli Salam, Istis}na, dan Mura>bah}ah, http://www.slideshare.net/lukmanul/salam-istishna-dan-murabahah. Diakses pada Selasa 8 Mei 2012. 11 Lihat Adiwarman A. Karim, op. cit., h. 244

8 Cabang Syariah Banjarmasin adalah pembiayaan KPR indensya BTN ib 12, yaitu fasilitas pembiayaan KPR berdasarkan akad istis}na (pesanan), diperuntukkan bagi nasabah perorangan yang akan membeli rumah dari bank, yang dibangun oleh pengembang sesuai dengan pesanan dari nasabah. Selama masa pembangunan, nasabah belum diwajibkan membayar angsuran (diberikan grace period/masa penundaan pembayaran selama maks. 6 bulan) dan angsuran tetap sampai cicilan lunas. 13 BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin memberikan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang pegawai BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin selaku Financing Officer Bapak Eko Novan Widiyanto, mekanisme pembiayaan KPR BTN indent ib dengan akad istis}na ada dua mekanisme. Pertama, nasabah yang datang kepada bank untuk memesan rumah yang mereka inginkan ditempat yang mereka inginkan, kemudian nasabah yang mencari pengembangnya (developer) tersebut dan kemudian bank datang kepada developer menawarkan kerjasama inden untuk pemesanan rumah yang diinginkan nasabah tersebut. Kedua, nasabah datang kepada developer untuk memesan rumah yang mereka inginkan, dan kemudian developer yang datang kepada bank untuk menjalin kerjasama inden untuk pemesanan rumah yang 12 Sekarang berubah nama menjadi Pembiayaan KPR BTN Indent ib. 13 BTN Syariah, Pembiayaan KPR Indensya BTN ib, http://www.btn.co.id/syariah/produk/produk-pembiayaan/pembiayaan-kpr-indensya-btn- Syariah.aspx 2009. Diakses pada Selasa 8 Mei 2012.

9 diinginkan nasabah. Namun mekanisme yang sering ada dan dijalankan dalam pembiayaan KPR BTN indent ib dengan akad istis}na pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin adalah mekanisme yang kedua, yakni nasabah datang kepada developer untuk memesan rumah yang mereka inginkan, dan kemudian developer yang datang kepada bank untuk menjalin kerjasama inden untuk pemesanan rumah yang diinginkan nasabah. 14 Dalam pengertian ini, bahwa yang diberikan pendanaan adalah developer. Hal yang menjadi perhatian penulis disini adalah mekanisme pembiayaan KPR dengan akad istis}na pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam kegiatannya memberikan pembiayaan ini lebih mencerminkan pembiayaan yang sifatnya produktif, karena dalam ketentuan pembiayaan ini yang mendapatkan fasilitas pembiayaan adalah developer yang menjalin kerjasama inden dengan pihak bank dan ada pernyataan dari nasabah bahwa menyetujui membeli rumah yang belum dan atau sementara terbangun. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk menganalisa lebih mendalam mengenai mekanisme pembiayaan KPR dengan akad istis}na tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul PEMBIAYAAN KPR INDENSYA BTN ib DENGAN AKAD ISTIS}NA PADA BTN KANTOR CABANG SYARIAH BANJARMASIN. B. Rumusan Masalah 14 Eko Novan Widiyanto, Financing Officer BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin, Wawancara, Banjarmasin, Selasa, 29 Mei 2012.

10 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme pembiayaan KPR BTN indent ib dengan akad istis}na pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin? 2. Bagaimana mekanisme pembiayaan KPR BTN indent ib dengan akad istis}na pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam perspektif teori pembiayaan perbankan syariah? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan KPR BTN indent ib dengan akad istis}na pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan KPR BTN indent ib dengan akad istis}na pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam perspektif teori pembiayaan perbankan syariah. D. Signifikasi Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat untuk mempraktikkan dan mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh selama dibangku kuliah sehingga dapat menambah pengetahuan praktis mengenai pembiayaan serta menggambarkan secara

11 terperinci mekanisme pembiayaan dalam aplikasinya yang ada pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin. 2. Bagi BTN Syariah Kantor Cabang Syariah Banjarmasin adalah sebagai alat untuk memperluas sasaran pembiayaan. 3. Sebagai bahan kajian ilmiah untuk menambah khazanah keilmuan pada kepustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. 4. Sebagai alat informasi bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian tentang masalah ini dengan sudut pandang yang berbeda. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan pengertian dalam memberikan interpretasi judul diatas, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut : 1. Pembiayaan KPR BTN indent ib adalah salah satu produk dari BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin yang merupakan fasilitas pembiayaan untuk pemilikan dengan akad istis}na. 2. Istis}na adalah akad jual beli atas dasar pesanan, dengan pengembalian secara tangguh (cicilan bulanan) dalam jangka waktu tertentu. Akad inilah yang digunakan dalam pembiayaan KPR BTN indent ib. 15 F. Kajian Pustaka 15 Lihat Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Istis}na pada ketentuan kedua yaitu tentang ketentuan barang.

12 Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis terhadap penelitian ilmiah mahasiswa yang terkait dan berhubungan dengan masalah yang diangkat penulis, dan penulis tidak menemukan contoh judul yang sama pada literatur daftar judul-judul skripsi IAIN Antasari Banjarmasin. Namun ada peneliti yang meneliti dan menganalisis mengenai pembiayaan tetapi dengan akad mura<bah{ah. Seperti penelitian dengan judul Analisis Pembiayaan Pemilikan Rumah KPR ib Griya Hasanah dengan Akad Mura<bah}ah pada BNI Syariah Cabang Banjarmasin oleh Noor Migaty (0701158002) Ekonomi Islam. Dalam penelitiannya Noor Migaty secara umum membahas mengenai kesesuaian aplikasi akad mura<bah}ah pada mekanisme Pembiayaan pemilikan rumah ib Griya Hasanah. Penelitian lainnya yang membahas tentang pembiayaan perumahan yaitu Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin oleh Muhammad Fahmi Nurani (0801158963) Ekonomi Islam. Dalam penelitiannya lebih membahas kesesuaian akad mura>bah}ah dan musya>rakah mutana>q}isah pada pembiayaan tersebut serta mengenai pemilihan secara tepat dan lebih menguntungkan pada kedua akad tersebut dan penelitiannya tersebut pada Bank Muamalat Cabang Banjarmasin. Berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, selain objek dan lokasi penelitian, perbedaan juga terdapat pada jenis akad yang teraplikasi dalam pembiayaan. Dalam penelitian yang penulis lakukan ini lebih mengarah pada mekanisme pembiayaan dengan akad istis}na yang pada dasarnya merupakan

13 pembiayaan konsumtif namun pada aplikasinya dilapangan lebih mencerminkan pembiayaan yang bersifat produktif. G. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini terdiri dari bab I pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikan penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang landasan teoritis mengenai pembiayaan bank syariah, dan beberapa pengertian, syarat, rukun dan landasan hukum pembiayaan dengan akad istis}na serta mekanisme pembiayaan istis}na yang bersifat produktif dan konsumtif. Bab III metode penelitian yang menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan jenis penelitian, subjek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV laporan hasil penelitian berisi tentang profil dan sejarah singkat BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin, serta hasil penelitian mengenai pembiayaan KPR BTN indent ib dengan akad istis}na pada BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin juga berisi pembahasan hasil penelitian berupa analisis. Bab V penutup memuat kesimpulan dan saran-saran, yang selanjutnya diikuti dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.