BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah dibahas pada bab sebelumnya, membuahkan konsep perancangan bangunan ATPM terkait. Konsep-konsep pada bangunan ATPM Mercedes-Benz akan dijelaskan lebih jelas pada bab ini. 5.1 Grand-Concept Bangunan ATPM Pembahasan Grand-Concept akan meliputi konsep yang terikat pada perencanaan penggabungan elemen arsitektur lokal jawa pada Bangunan ATPM Mercedes-Benz. 5.1.1 Konsep Perencanaan Bentuk Setelah melakukan kajian terhadap literatur dan lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa bangunan ATPM, pada dasarnya, memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi pemasaran (area showroom) serta fungsi perbaikan (area bengkel). Berdasarkan dua fungsi utama dan bentuk lahan yang memanjang, maka bentuk pada bangunan ATPM terbagi menjadi dua gubahan masa, yaitu masa ekshibisi dan masa bengkel. Pemisahan masa ini diharapkan menghasilkan area dengan fungsi yang baik dan tidak saling mengganggu aktivitas area satu dengan yang lain. Gambar 5.1 Konfigurasi Masa Bangunan Masa Showroom (Merah) dan Masa Bengkel (Biru) 125
5.1.2 Konsep Perletakkan Masa Bangunan Dengan memperhatikan bentuk lahan yang memanjang, kondisi lingkungan sekitar yang ramai dan tertutup, serta kondisi jalan akses utama, maka bangunan ATPM akan sulit untuk dikenali, terutama dengan sempadan selebar 32 meter pada jalan utama. Agar bangunan dapat menonjol secara arsitektural pada lahan, maka konsep perletakkan masa bangunan adalah sebagai berikut: Gambar 5.2 Konsep Perletakkan Masa Bangunan Pemilihan masa showroom yang tidak sejajar dengan akses masuk bertujuan untuk menonjolkan bangunan ATPM pada lingkungan sekitarnya. Dapat dilihat pada gambar, perletakkan masa bangunan ATPM berbeda dengan bangunan disekeliling lahan, dengan masa yang diletakkan sejajar dengan jalan raya. Terdapat dua bidang pada masa bangunan (kuning) yang dapat diolah sehingga terlihat menonjol pada mata konsumen. Perletakkan masa bangunan harus didukung dengan pemilihan material pagar lahan yang transparan. Hal ini dilakukan untuk membantu menonjolkan bangunan ATPM di mata pengendara jalan raya. 5.1.3 Konsep Tata Tapak Konsep tata tapak pada bangunan ATPM Mercedes-Benz merupakan respon dari keadaan lahan pada bangunan. Tata tapak pada bangunan akan dijabarkan sebagai berikut: 126
Gambar 5.3 Tata Tapak Bangunan Akses masuk pengunjung showroom (Merah), Akses masuk pengunjung bengkel (Biru), Akses masuk Pengelola (Kuning), Orientasi masa (Hitam) 5.1.4 Konsep Citra Bangunan Penggunaan elemen-elemen alami pada bangunan sebagai penambahan aksen pada bangunan akan memberikan citra yang berbeda pada bangunan ATPM. Dengan penggabungan elemen arsitektur lokal yang berbeda pada setiap masa bangunan, akan dapat dihasilkan citra yang berbeda namun tetap selaras dengan keseluruhan citra bangunan ATPM Mercedes-Benz. Berikut ini akan dijabarkan pemilihan elemen desain yang akan mempengaruhi citra bangunan, mulai dari elemen warna, material, serta elemen arsitektur lokal yang akan digunakan dalam bangunan. Penjabaran pemilihan elemen desain akan terbagi menjadi dua, pemilihan elemen desain eksterior, serta interior bangunan. 5.1.4.1 Pemilihan Elemen Desain pada Eksterior Pemilihan elemen desain pada eksterior bangunan ATPM Mercedes-Benz akan dijelaskan sebagai berikut: 127
Warna dominan abu-abu dan putih. Permainan material baja, dan kaca pada fasad. Penggunaan elemen arsitektur atap panggangpe Warna dominan hitam. Permainan material kayu, baja, dan kaca pada fasad. Penggunaan elemen arsitektur atap limasan Gambar 5.4 Pemilihan Elemen Desain pada Eksterior Bangunan 5.1.4.2 Pemilihan Elemen Desain pada Interior Pemilihan elemen desain pada area interior bangunan ATPM Mercedes-Benz akan dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5.1 Pemilihan Elemen Desain pada Interior Bangunan Elemen Desain Interior Masa Ekshibisi Masa Bengkel Warna Hitam, Abu-abu Putih, Abu-Abu Material Kayu Baja 5.2 Minor-Concept Bangunan ATPM Pembahasan Minor-Concept akan meliputi konsep tidak yang terikat pada perencanaan penggabungan elemen arsitektur lokal jawa pada Bangunan ATPM Mercedes- Benz. 128
5.2.1 Konsep Sirkulasi Bangunan Dengan bentuk gubahan masa seperti yang telah dibahas pada sub-bab diatas, konsep sirkulasi bangunan pada bentuk yang didapatkan adalah sebagai berikut: Gambar 5.5 Sirkulasi pada Bangunan ATPM Sirkulasi Showroom (Merah), sirkulasi bengkel (Biru), dan Sirkulasi Pengelola (Kuning) Karena dua masa bangunan memiliki tingkat privasi yang berbeda, maka sirkulasi, baik pengunjung showroom, perawatan purna jual, serta pengelola dibedakan sesuai dengan tingkat privasinya. 5.2.2 Konsep Penataan Ruang pada Bangunan Penataan ruang pada kedua masa bangunan harus disesuaikan dengan kosep sirkulasi pada bangunan. Penataan ruang pada bangunan akan dijabarkan sebagai berikut: 129
Gudang R. Pengelola Bengkel Kantor Showroom Gambar 5.6 Penempatan Ruang pada Bangunan ATPM 5.2.3 Konsep Pencahayaan dan Penghawaan pada Bangunan Pencahayaan dan penghawaan pada bangunan merupakan salah satu aspek penting pada bangunan, terutama bangunan komersial. Kenyamanan pengunjung dan pengelola akan berpengaruh dalam keefektifan aktivitas di dalam bangunan ATPM. Sedangkan, pencahayaan dan penghawaan merupakan salah satu aspek utama dalam kenyamanan pengguna. Konsep pencahayaan dan penghawaan bangunan ATPM akan terbagi menjadi dua, yaitu pada area showroom serta area bengkel. Pada area showroom, yang notabene menggunakan mayoritas material kaca pada fasad bangunan, shading diperlukan agar panas matahari tidak berdampak seluruhnya pada area interior ATPM. Untuk penghawaan pada area showroom, akan didesain bukaan pada area atas bangunan, juga akan digunakan pencahayaan dan penghawaan buatan untuk meningkatkan kenyamanan pada bangunan. Gambar 5.7 Pencahayaan (Kuning) dan Penghawaan (Biru) pada Area Showroom Pada area bengkel, yang notabene merupakan bangunan bentang panjang, cahaya alami akan di masukkan melalui bagian atap bangunan. Penggunaan elemen transparan pada sebagian atap area bengkel diperlukan untuk meningkatkan 130
kenyamanan di dalam bangunan. Akan didesain bukaan pada bagian samping bangunan untuk memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami di dalam bangunan. Gambar 5.8 Pencahayaan (Kuning) dan Penghawaan (Biru) pada Area Bengkel 5.2.4 Konsep Perencanaan Utilitas Perancangan utilitas penting untuk keberhasilan aktivitas pada bangunan ATPM. Perencanaan utilitas akan menggunakan sistem koridor langit-langit. Selain perawatan yang mudah, sistem ini cocok digunakan pada bangunan bentang panjang karena fleksibilitasnya. Citra sistem koridor langit-langit terkesan profesional. Gambar 5.9 Area Servis Menggunakan Sistem Utilitas Koridor Langit-Langit Sumber: archdaily.com. 2016 5.2.4.1 Jaringan Air Bersih Air bersih diambil dari sumur. Selain itu air hujan, apabila memungkinkan, di simpan dengan rain harvesting supaya dapat digunakan ketika terjadi kemarau panjang el-nino. 131
Ground Tank Upper Tank Sumur Air Bersih Ruang Fungsional ATPM Gambar 5.10 Skema Jaringan Air Bersih 5.2.4.2 Jaringan Air Kotor Hasil jaringan air kotor diresapkan kedalam tanah, namun ada juga yang hendaknya diolah kembali untuk dijadikan penyiraman tanaman disekitar tapak. Septictank Black Water Air Limbah Pengolahan Resapan Gambar 5.11 Skema Jaringan Air Kotor 5.2.4.3 Jaringan Drainase Saluran drainase, selain diresapkan kembali ke tanah, juga dapat diolah dan digunakan kembali sebagai irigasi bangunan. Penampungan Diolah Digunakan Kembali Air Hujan Biopori Tanah Gambar 5.12 Skema Jaringan Drainase 132
5.2.4.4 Jaringan Listrik Bangunan komersial membutuhkan daya listrik cukup tinggi. Jaringan listrik selain berasal dari PLN, juga dengan berasal dari penggunaan genset. PLN Genset Main Distribution Panel Sub Distribution Panel Panel Pembagi Gambar 5.13 Skema Jaringan Listrik 5.2.5 Konsep Perancangan Struktur dan Material Bangunan menggunakan material struktur baja dan beton. Penjelasan lebih jelas akan dibahas pada gambar berikut: Gambar 5.14 Skema Struktur Bangunan Material baja (Hitam) dan Material beton (Biru) 5.2.6 Konsep Perancangan Tata Lansekap Tata lansekap pada lahan bangunan ATPM Mercedes-Benz akan dijabarkan pada gambar berikut: 133
Vegetasi Area Penunjang Bengkel Area Penunjang Showroom Parkir Gambar 5.15 Tata Lasekap ATPM Mercedes-Benz 134