KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

Eka Asti Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Purworejo. Kata kunci: berbicara, pambagyaharja, metode pemodelan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia,

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG. Sri Harjanti

Jurnal Noken 2(1)

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

Ahmad Nurhamid Guru Mapel Bahasa Jawa pada SMP Negeri 1 Toroh

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALOPO

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Sederhana Melalui Media Gambar Seri Di Kelas IV SDN Ginunggung

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

Transkripsi:

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 27 KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kemampuan peserta didik menulis teks berita dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada peserta didik kelas VIII MTs DDI Basseang, Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar. Data hasil kerja peserta didik dan hasil observasi dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil instrument tes dianalisis dengan menggunakan rumus presentase yaitu dilihat dari aspek kelengkapan isi berita peserta didik dikategorikan sangat mampu, aspek keruntutan pemaparan kebanyakan peserta didik dikategorikan tidak mampu, dari aspek penggunaan kalimat kebanyakan peserta didik dikategorikan tidak mampu, aspek kosakata yang digunakan peserta didik dikategorikan kurang mampu,aspek kemenarikan judul kebanyakan peserta didik dikategorikan tidak mampu, dan dilihat dari aspek penggunaan EYD peserta didik dikategorikan tidak mampu. Sedangkan hasil observasi dan dokumentasi menunjukan hanya beberapa peserta didik yang benar-benar menerima pelajaran, sebagian peserta didik yang tidak memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru, hanya beberapa peserta didik yang antusias dalam mengajukan pertanyaan mengenai teori pembelajaran. Kata kunci: Kemampuan, Menulis Teks Berita PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa dalam KTSP mencakup empat komponen, yaitu 1) ketrampilan menyimak (listening skills), 2) keterampilan berbicara (speaking skills), 3) keterampilan membaca (writing skills). Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan *) Dosen DPK pada FKIP UNASMAN

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 28 catur-tunggal. Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubung dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir, (Buku menulis, Tarigan.2008). Terwujudnya keberhasilan pembelajaran tersebut ditentukan oleh variasi serta cara penyampaian materi oleh guru kepada siswa yang telah diatur dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Keberadaan KTSP menuntut keprofesionalan guru agar proses pembelajaran berhasil dengan ketuntasan belajar yang maksimal. Hal yang dikemukakan di atas sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 khususnya Pasal 3, yang merumuskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan itu, idealnya peserta didik MTs diharapkan mampu menulis teks berita dengan baik dan tepat. Namun, kenyataannya kegiatan menulis teks berita pada peserta didik kelas VIII MTs DDI Basseang banyak menghadapi kendala. Keberhasilan belajar mengajar bergantung pada faktor-faktor pendukung terjadinya pembelajaran yang efisien. Beberapa faktor mengajar yang perlu diperhatikan supaya proses belajar berlangsung baik adalah kesempatan untuk belajar, pengetahuan awal peserta didik, refleksi, motivasi, dan suasana yang mendukung. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, diharapkan dapat tercipta situasi belajar mengajar

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 29 yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa yang terdiri atas empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dari keempat aspek yang dilatihkan peserta didik, menulis merupakan keterampilan yang harus mendapat perhatian secara sungguhsungguh. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis masih rendah. Padahal kemampuan ini sangat penting. Menulis juga merupakan kemampuan puncak berbahasa seseorang, yang meliputi keterampilan memilih kosa kata, menggunakan struktur kalimat, menerapkan ejaan maupun tanda baca, dan menulis teks berita. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu. (Tarigan, 2008: 22). Menulis merupakan suatu representasi bagian dari satu-kesatuan ekspresi bahasa. Menurut Pranoto (2005:120) menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkandalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melaui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara langsung. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan itu juga

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 30 bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan yang rumit ( Tarigan, 2008: 230). Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini alokasi waktu pembelajaran menulis di sekolah-sekolah yang salah satunya di MTs, relatif lebih kecil. Hal ini berdampak pada keterampilan menulis mereka belum maksimal sehingga setelah para peserta didik menamatkan jenjang sekolah, dikhawatirkan belum mampu menggunakan keterampilan berbahasa secara baik dan benar. Dari observasi di kelas, peneliti menemukan fenomena bahwa pada saat diberi kesempatan menulis teks berita, para peserta didik tidak mementingkan isi berita. Mereka belum paham betul cara membuat teks berita dengan memperhatikan 5W + 1H (siapa yang menjadi bahan berita, apa yang terjadi, di mana peristiwa itu terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana jalannya peristiwa itu). Mereka lebih mementingkan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya dan terselesaikan dengan cepat. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII pada MTs DDI Basseang saat ini kondisi kemampuan menulis berita peserta didik kelas tersebut rendah. Adapun rendahnya kemampuan tersebut disebabkan kurang mampu menemukan 5W + H (siapa yang menjadi bahan berita, apa yang terjadi, di mana peristiwa itu terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana jalannya peristiwa itu) dalam sebuah teks berita dan belum dapat menerapkan unsur 5W + H tersebut dalam menulis teks berita. Hal ini dilakukan mengingat pembelajaran menulis teks berita belum sesuai yang diharapankan. Peneliti mengajak peserta didik kelas VIII MTs DDI Basseang untuk mengenal dan memahami, sekaligus meningkatkan minat dan kemampuan terhadap menulis berita. Dengan cara itu, diharapkan nantinya

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 31 pembelajaran dalam menulis teks berita yang membosankan dapat disenangi oleh peserta didik. Adapun masalah-masalah yang dialami peserta didik kelas VIII MTs DDI Basseang dapat disimpulkan bahwa rendahnya kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita disebabkan oleh pertama, kurangnya kegiatan pembelajaran terkait menulis teks berita. kedua, kemampuan menulis teks berita pada peserta didik yang belum optimal. Ketiga, kurangnya pengetahuan tentang contoh nyata teks berita pada peserta didik. keempat, Guru Bahasa Indonesia belum menggunakan metode yang dapat merangsang, menarik minat serta motivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis teks berita. Sehubung dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimanakah Kemampuan Menulis teks berita pada peserta didik Kelas VIII pada MTs DDI Basseang? METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII pada MTs DDI Basseang yang menjadi sampel adalah kelas VIIIA yang berjumlah 20 orang peserta didik, terdiri 8 peserta didik laki-laki dan 12 perempuan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kinerja atau performasi. Penelitian mengacu pada saat peserta didik menulis teks berita. Adapun nontes yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan satu tahap yaitu dengan memberikan tes kepada peserta didik. Tes tersebut berupa tes yang terdiri dari pertanyaan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menentukan unsur dan aspek aspek dalam menulis teks berita. Selama proses penelitian, peneliti melakukan observasi atau pengamatan untuk mengetahui sikap peserta didik, keaktivan peserta didik dalam menulis

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 32 teks berita, kekritisan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, keseriusan peserta didik dalam aktivitas menulis teks berita, dan ketekuna peserta didik dalam menulis teks berita. Setelah diberikan tes, kemudian peneliti melakukan analisis data dengan analisis persentase untuk mengetahui klasifikasi nilai peserta didik yang kemudian dijadikan acuan untuk melakukan wawancara kepada peserta didik yang mendapat nilai tinggi, sedang dan rendah dalam menulis teks berita. Dalam teknik analisis data menulis teks berita yang telah dikaji peserta didik dinilai berdasarkan kriteria dan aspek penilaian pada tabel 1 dan tabel 2. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung data kuantitatif berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari hasil tes. Hasil penghitungan nilai masing-masing tes direkap. Nilai pembelajaran menulis teks berita masing-masing peserta didik satu kelas dijumlahkan ( N). Kemudian besarnya persentase nilai peserta didik ditentukan dengan rumus sebagai berikut: X 100 S keterangan : NP : Nilai kemampuan persentase peserta didik N : Jumlah nilai dalam satu kelas S : Jumlah responden dalam satu kelas Nilai kemampuan menulis teks berita peserta didik diperoleh dari nilai total keseluruhan aspek. Hasilnya dikonsultasikan dengan parameter penelitian untuk menentukan kategori yang diperoleh peserta didik pada tabel 2 berikut ini: Tabel 3.2 Kriteria Skor Ketuntasan Peserta Didik Nilai Kriteria 0-74 Tidak Tuntas 75-100 Tuntas Sumber : MTs DDI Basseang 2014 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 33 Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dikumpulkan dan diidentifikasi secara objektif agar penulis menemukan data data tentang kemampuan menulis teks berita peserta didik kelas VIII MTs DDI Basseang, Kecamatan Anreapi. Dalam menguraikan hasil penelitian, penulis menguraikannya sesuai masalah yang telah ditentukan. Penelitian ini, membatasi pembahasannya pada rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun data data lain di luar rumusan masalah, akan menjadi pengetahuan tambahan bagi penulis nantinya. Berikut ini, penulis akan memaparkan beberapa hal yang menjadi aspek penilaian dalam mendeskripsikan kemampuan peserta didik kelas VIII MTs DDI Basseang, Kecamatan Anreapi, tahun pelajaran 2013/2014 tentang menulis teks berita yaitu : 1. Kelengkapan isi berita 2. Keruntutan pemaparan 3. Penggunaan kalimat 4. Kosakata yang digunakan 5. Kemenarikan judul 6. Penggunaan EYD Hasil penelitian yang diuraikan meliputi hasil tes dan nontes baik pada tindakan.hasil penelitian yang berupa tes kemampuan menulis teks berita, disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan hasil penelitian nontes disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif. Sistem penyajian data hasil tes kemampuan menulis teks berita, yaitu berupa angka yang disajikan dalaam bentuk tabel, kemudian diuraikan dan dianalisis atau diberikan tafsiran makna dari laporan tabel tersebut. Selanjutnya untuk data nontes, diuraikan atau dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat secara deskriptif.

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 34 Menulis teks berita dapat dijadikan sebagai sarana mencurahkan ide dan gagasan dari peserta didik. Namun, kurangnya minat guru bahasa Indonesia dan sastra Indonesia berperan dalam penggalian kemampuan menulis teks berita pada peserta didiknya. Sehingga, peserta didik kurang mengetahui bagaimana menulis berita dan banyak peserta didik bingung dan bimbang ketika akan membuat seuatu berita. Adanya kompetensi dasar menulis teks berita untuk kelas VIII dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya penguasaan peserta didik terhadap kemampuan menulis khususnya pada menulis teks berita. Menulis berita merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi secara tertulis kepada khalayak ramai tentang suatu kejadian atau peristiwa. Menulis berita merupakan salah satu cara membudidayakan minat menulis tentang kejadian apa yang telah terjadi disekitarnya.untuk menulis teks berita, peserta didik harus mengetahui aspek aspek yang harus diperhatikan dalam menulis teks berita yaitu, adannya kelengkapan isi berita yang meliputi 5W + 1 H yang artinya apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana. Keruntutan pemaparan. Penggunaan kalimat, kosakata yang digunakan, kemenarikan judul serta penggunaan EYD. Namun, kurangnya disiplin atau ketegasan guru dalam memberi tugas menulis teks berita membuat peserta didik tidak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas. Berita adalah laporan tentang kejadian atau peristiwa yang menarik atau memiliki nilai yang penting, masih baru, dan ditujukan atau dipublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa. untuk bisa membuat berita yang baik, selain mengetahui pengertian dan persyaratan berita, harus pula memahami unsur berita, yakni unsur-unsur yang harus terdapat dalam berita. Sebuah berita harus dapat menarik perhatian pembaca.

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 35 Tabel 4.10. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Teks Berita Peserta Didik Kelas VIII MTs DDI Basseang NO Kategori Interval Nilai F Persentase 1 Sangat Mampu 85-100 3 15 % 2 Mampu 75-84 4 20 % 3 Kurang Mampu 55-69 1 5 % 4 Tidak Mampu 0-45 12 60 % Jumlah 20 100 % Berdasarkan data Rekapitulasi nilai kemampuan menulis teks berita tabel 4.10 diketahui bahwa hanya 3 peserta didik (responden) yang memperoleh skor 85-100 sebagai kategori sangat mampu, yang memperoleh skor 75 84 sebanyak 4 peserta didik sebagai kategori mampu,yang memperoleh skor 55 69 sebanyak 1 orang saja,sedangkan skor terendah 0 54 sebanyak 12 peserta didik. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita masih dalam kategori kurang sehingga masih di harapkan tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas mengajarnya terhadap peserta didik terkhusus dalam menulis teks berita. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat diketahui bahwa pada umumnya peserta didik kurang mampu menulis teks berita dengan baik itu disebabkan karena kurang motivasi,dan keantusiasan dalam menulis teks berita, oleh karena itu dan oleh sebab itu, hasil analisis juga membuktikan bahwa peserta didik dalam menulis teks berita masih sangat rendah, yang disebabkan mereka tidak memahami dengan baik antara perbedaan menulis teks berita dan menulis pengalaman serta kurangnya melihat contoh nyata teks berita, peserta didik di MTs DDI Basseang rata-rata mempunyai pengetahuan yang sangat minim dalam penulisan kalimat dan semua aspek dalam menulis teks berita yang masih sangat rendah. Adapun data yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi serta wawancara juga menunjukkan keaktifan yang kurang, serta peserta didik merasa

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 36 kesulitan dalam menulis teks berita, sehingga penguasaan dalam menulis teks berita ini masih tergolong pada kategori kurang. SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas yang telah dikemukakan oleh penulis pada bagian terdahulu, maka pada bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, baik kesimpulan yang berdasarkan teoritis maupun berdasarkan analisis data sebagai gambaran singkat hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik MTs DDI Basseang. Untuk memudahkan memahami kesimpulan yang penulis maksudkan akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kesimpulan kuantitatif dan kesimpulan kualitatif. Hasil kuantitatif penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 peserta didik dalam menulis teks berita pada aspek kelengkapan isi berita sebagian besar terdapat dalam kategori sangat mampu, yaitu sebanyak 8 orang atau 40%. Pada aspek keruntutan pemaparan sebagian besar peserta didik tidak mampu yaitu sebanyak 9 orang atau 45%, tinjau dari aspek penggunaan kalimat kebanyakan masuk dalam kategori tidak mampu yaitu sebanyak 7 orang atau 35%, ditinjau dari aspek kosakata yang digunakan yaitu kebanyakan masuk dalam kategori kurang mampu sebanyak 10 orang atau 50%. ditinjau dari aspek kemenarikan judul yaitu kebanyakan masuk dalam kategori tidak mampu sebanyak 8 orang atau 40% sedangkan apabila ditinjau dari aspek penggunaan EYD dikategoriakan tidak mampu sebanyak 8 orang atau 40%. REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu disarankan. Saran ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita. Saran yang penulis maksudkan adalah sebagai berikut :

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 37 1. Hendaknya para guru dapat memanfaatkan buku yang sudah ada serta dapat membuatkan peserta didik contoh contoh nyata teks berita agar mereka akan lebih mudah memahami cara menulis teks berita yang sesungguhnya, serta cara membuat berita yang baik dan benar sehingga dapat di manfaatkan dengan baik oleh peserta didik dan menjadi model - model pembelajaran atau strategi pembelajaran sehingga peserta tidak merasa bosan dan monoton, dan dapat pula mendorong peserta didik agar dapat mengirim hasil karyanya atau berita yang telah ditulis ke media sehingga pada akhirnya peserta didik dapat meningkatkan prestasi belajarnya sendiri. 2. Usaha untuk meningkatkan kemampuan peserta didik memahami setiap materi yang akan dicapai tanpa usaha yang keras. Memperhatiakan kesungguhan peserta dalam proses belajar mengajar, memberi motivasi peserta didik agar lebih giat untuk belajar mengenai menulis khusus dalam menulis teks berita. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aritonang, Keke Taruli. 2013. Catatan Harian Guru: Menulis itu Mudah. Yogyakarta: ANDI. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 1992. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan da Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia. Depdiknas, 2004. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Bahasa Indonesia. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Ermalinda dan Faizaluddin. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: Alfabeta. Heryanto, Nar dkk. Statistika Pendidikan. Banten: Universitas Terbuka Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudarmawarti dan Asep Yudha Wirajaya. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta. Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suprijono, Agus. 2009. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Thahar, Harris Effendi. 2001. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung : Angkasa

Jurnal Pepatuzdu, Vol. 7, No. 1 Mei 2014 38 Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis. Bandung: Angkasa. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yuwono, Setyo. 2004. Pengembangan Kemampuan Menulis Sastra. Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas