BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya yang menyangkut tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Djoni Budiarjo Dan Joshe Hana Hapsari (2011) Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh earnings per share,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan tersebut dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka,

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. menjadi teka-teki di bidang ekonomi (Bringham dan Gapenski,1994). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. akses informasi (Widoatmodjo, 1996: 31). Semakin cepat dan semakin banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pemecahan saham atau stock split merupakan salah satu corporate action

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

0BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu dilakukan, yaitu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wang Sutrisno (2000) dengan penelitian yang berjudul pengaruh stock split

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan berapa banyak deviden yang dibagikan kepada pemegang

kecil (Sunariyah, 2003:130). Harga per lembar saham bam setelah stock split

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

I. PENDAHULUAN. keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

yang paling menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu. Stock split

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

Ossy Andina Putri Dr. Sugeng Pamudji,MSi,Akt. ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemecahan saham (stock split) merupakan perubahan nilai nominal per lembar

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terbaik dan yang paling unggul. Perusahaan publik selalu dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian ini hanya melakukan penelitian yang singkat atau hanya satu (1) tahun saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan dan tingkat kemahalan harga saham antara perusahaan yang melakukan pemecahan saham dengan yang tidak. Tehnik pengujiannya menggunakan independent ttest. Hasil dari penelitian saham yang diukur dengan laba bersih maupun laba perlembar saham tidak lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham. Persamaan penelitian ini dengan Marwata adalah menggunakan variabel yang sama yaitu Earning Per Share (EPS), Price to Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV) sebagai rasio dalam pengukurannya. Perbedaannya terletak pada periode penelitian, penambahan variabel penelitian, dan perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu Marwata hanya meneliti perusahaan manufaktur yang bergerak pada industri kimia dasar

6 periode 1996-1997, sedangkan penelitian sekarang melakukan penelitian pada seluruh perusahaan manufaktur yang go public untuk periode tahun 2007-2012, serta ada serta ada penambahan beberapa variabel yaitu; return saham, ROI dalam pengukuran kinerja keuangannya, serta menggunakan obyek penelitian pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Penelitian yang dilakukan Muazaroh dan Iramani (2004), penelitian ini hanya bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar, kinerja keuangan, peningkatan laba, tingkat kemahalan harga saham dan perbedaan volume perdagangan saham. Perusahaan yang melakukan pemecahan saham dengan yang tidak melakukan pemecahan saham. Teknik pengujiannya menggunakan one simple t-test, independent sample t-test, dan paired sample t-test. Hasilnya menunjukkan bahwa reaksi pasar terjadi sebelum peristiwa pemecahan saham dilakukan. Pertumbuhan EAT dan pertambahan EPS tidak lebih tinggi dari pada perusahaan bukan pemecah saham. Persamaan penelitian ini dengan Muazaroh dan Iramani adalah menggunakan variabel EPS, PBV, dan PER sebagai rasio pengukurannya. Perbedaannya terletak pada periode penelitian, perusahaan yang diuji, dan sampel atau variabel penelitiannya. Penelitian Muazaroh dan Iramani hanya meneliti perusahaan manufaktur yang bergerak pada industri Property dan Real Estate periode 1996-1997, sedangkan penelitian sekarang melakukan pada seluruh perusahaan manufaktur yang go public di BEI pada tahun 20002005, serta ada penambahan beberapa variabel, yaitu: return saham, ROI dalam

7 pengukuran kinerja keuangannya, serta TVA untuk mengukur likuiditas saham. 3. Penelitian yang dilakukan Almilia dan Kristijadi (2005), penelitian ini bertujuan untuk melakukan beberapa pengujian, yaitu: (1) melakukan pengujian kandungan informasi pengumuman stock split, dengan mengelompokkan karakteristik perusahaan yang melakukan stock split menjadi perusahaan bertumbuh dan perusahaan tidak bertumbuh yang bertujuan untuk melihat efek suatu pengumuman yang didasarkan atas karakteristik perusahaan yang berbeda, (2) melakukan pengujian perbedaan resiko sistematis (beta) sebelum dan setelah stock split. Pengujian inipun juga mengelompokkan karakteristik perusahaan menjadi perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh, untuk melihat efek perbedaan karakteristik perusahaan, (3) melakukan pengujian efek intra industri pengumuman stock split yang dilakukan oleh perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh, (4) menguji apakah abnormal return dan karakteristik perusahaan reporter berpengaruh terhadap abnormal return perusahaan non reporter dalam sub sektor industri yang sama. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Signaling Theory Menurut teori ini kegiatan pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan.

8 2.2.2 Trading Range Theory Menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena batas harga optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang ingin memperjualbelikan yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. 2.2.3 Pengertian saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Suatu perseroan terbatas mengeluarkan sertifikat saham kepada pemiliknya sebagai bukti investasi mereka dalam usaha. Satuan dasar dari modal saham adalah lembar saham. Suatu perseroan terbatas mengeluarkan sertifikat saham untuk sejumlah lembar saham yang diinginkan. Saham yang ada ditangan pemegang saham disebut saham beredar. Total jumlah saham dalam peredaran pada tiap waktu mewakili seratus persen kepemilikan perseroan terbatas disebut modal saham. 2.2.4 Efisiensi pasar modal Pasar modal dikatakan efisiensi bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan terpercaya dan telah tercermin dalam harga-harga saham. Sebagian besar saham dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam resiko tertentu. Karena penyampaian informasi begitu sempurna, tidak mungkin bagi pemodal manapun untuk memperoleh laba

9 ekonomi (imbalan abnormal) dengan memanipulasi informasi yang tersedia khusus baginya. Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk) dari harga pasar saham. Harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannyapun tidak bisa diduga. Sepanjang suatu kejadian bisa diduga, kejadian itu sudah tercermin pada harga saham (Pandji, Piji, 2001:83). Jadi yang dimaksud dengan pasar modal yang efisien adalah pasar dimana semua informasi yang tersedia secara luas dan murah untuk para informasi dan investor yang relevan telah dicerminkan dalam harga-harga sekuritas tersebut. Pasar modal efisien terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu (Pandji, Piji, 2001:85): 1. Pasar efisien bentuk lemah (weakform) Adalah suatu pasar modal dimana harga saham sekarang merefleksikan semua informasi historis (seperti harga dan volume perdagangan dimasa lalu). Lebih lanjut informasi masa lalu dihubungkan dengan harga saham untuk membantu menentukan harga saham sekarang 2. Pasar efisien bentuk setengah kuat (semi strong) Pasar efisien bentuk setengah kuat adalah pasar dimana harga saham pada pasar modal menggambarkan semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, deviden, pengumuman stock split, penerbitan saham baru dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan) sampai ke masyarakat keuangan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaktahuan mengenai operasi perusahaan dan dimaksudkan untuk menjelaskan dan menggambarkan kebenaran nilai dari suatu efek yang telah dikeluarkan oleh suatu institusi.

10 3. Pasar efisien bentuk kuat (strong form) Pasar modal yang efisien dalam bentuk kuat merupakan tingkat efisien pasar yang tertinggi (konsep pasar yang tertinggi). Konsep pasar efisien bentuk kuat mengandung arti bahwa semua informasi direfleksikan dalam harga saham baik informasi yang dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan (private information), sehingga dalam pasar bentuk ini tidak akan ada seorang investorpun yang bisa memperoleh abnormal return. Private Information adalah informasi yang hanya diketahui oleh orang dalam dan bersifat rahasia karena alasan strategi. 2.2.5 Pemecahan saham (stock split) Menurut Sartono (1996; 391-392), stock split adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan nilai nominal saham. Dengan adanya pemecahan saham maka nilai pari atau nilai yang ditetapkan menjadi berubah tetap dilain pihak jumlah lembar saham yang beredar bertambah pula. Oleh karena itu jumlah nilai pari atau nilai yang ditetapkan secara keseluruhan tidak mengalami perubahan. Stock split yang dilakukan oleh perusahaan emiten dapat berupa stock split atas dasar satu jadi dua (two for one stock) dimana setiap pemegang saham akan menerima dua lembar saham untuk setiap lembar saham yang dipegang sebelumnya, nilai nominal saham baru adalah setengah dari nilai nominal saham sebelumnya. Begitu juga jika dilakukan stock split atas dasar satu jadi tiga (three

11 for one stock), pemegang saham akan menerima tiga lembar saham untuk setiap satu lembar saham yang dimiliki sebelumnya, nilai nominal saham baru adalah sepertiga dari nilai nominal saham sebelumnya. Pada dasarnya ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan (Ewijaya, Indrianto, 1999), yaitu : 1. Split up (pemecahan saham naik) Adalah penurunan naik nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 3:1. Pada awalnya nilai nominal per lembar saham sebelum melakukan stock split sebesar seribu lima ratus rupiah, maka setelah dilakukan split up dengan perbandingan 3:1, nilai nominal per lembar saham yang banx adalah lima ratus rupiah, sehingga awalnya satu lembar menjadi tiga lembar. 2. Split down (pemecahan saham turun) Adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya split down dengan faktor pemecahan 1:3 yang merupakan kebalikan dari split up. Awalnya nilai nominal per lembar saham seribu rupiah, kemudian dilakukan split down dengan perbandingan 1:3, maka nilai nominal per lembar saham baru adalah tiga ribu rupiah dan jumlah lembar saham yang pada awalnya tiga lembar saham menjadi satu lembar saham. Sedangkan dalam penelitian ini mengambil empat reaksi pasar, yaitu :

12 a. Pengaruh stok split pada Likuiditas Salah satu faktor yang menentukan nilai saham suatu perusahaan adalah tingkat Likuiditas saham tersebut. Dalam manajemen keuangan, Likuiditas suatu aset menunjukkan seberapa cepat aset tersebut dapat dikonversi menjadi uang tunai (kas). Semakin cepat aset tersebut berubah menjadi kas, maka semakin tinggi likuiditasnya. b. Pengaruh pemecahan saham pada harga saham Harga saham yang dimaksud adalah harga pasarnya. Harga pasar saham lebih sering dipakai dalam berbagai penelitian pasar modal, karena harga pasar saham yang paling dipentingkan oleh investor. Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga pasar sahamnyapara emiten mempunyai pendapat bahwa stock split memiliki berbagai macam manfaat, diantaranya : 1) Harga yang lebih rendah setelah stock split akan meningkatkan daya tarik investor untuk membeli sejumlah saham yang lebih besar. 2) Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi 3) Meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga pasar akan menjadi likuid 4) Sinyal yang positif bagi pasar bahwa kinerja manajemen perusahaan bagus dan memiliki prospek yang bagus.

13 c. Pengaruh Return Saham Terhadap Keputusan Pemecahan Saham Menurut Hanafi dan Halim (1996 : 300), return saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-1. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan. Fatma et. al (1969) dalam Ewijaya dan Indriantoro (1999 : 54) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa harga saham meningkat pada periode menjelang pemecahan saham dilakukan. Ini berarti terjadi perolehan atau return saham yang besar pada periode sebelum pemecahan saham dilakukan. Hal tersebut akan memberikan ketertarikan bagi investor untuk melakukan investasi. Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial (Marwata, 2001 ; 753). Dengan memandang bahwa perusahaan akan memberikan return (tingkat pengembalian) yang tinggi, akan memberikan daya tarik investor untuk berinvestasi dan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. d. Pengaruh Kinerja Keuangan 'I'erhadap Keputusan Pemecahan Saham Bar - Yosep dan Brown (1977) dan Asquith at. A1 (1989) dalam Marwata (2001 : 753) Menemukan adanya reaksi positif atas pengumuman pemecahan saham. Ewijaya dan Indriantoro (1999) menyatakan bahwa reaksi pasar tersebut sebenarnya bukan karena respon terhadap tindakan pemecahan saham itu sendiri, namun terhadap prospek

14 perusahaan yang disinyalkan oleh pemecahan saham tersebut. Sinyal yang ditunjukkan dalam pemecahan saham tersebut adalah bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pemecahan saham yaitu investor akan lebih cenderung tertarik pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus untuk berinvestasi, dan hal tersebut akan mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. 2.2.6 Earning Per Share (Laba Per Lembar Saham) Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139). Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Syamsudin, 1992 : 66). Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

15 Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan. adalah sebagai berikut : EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham yangberedar (1) 2.2.7 Price to Earning Ratio (rasio harga terhadap laba bersih) Price Earning Ratio (PER) merupakan komponen kedua setelah EPS yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Menurut Tandelilin (2001 : 243), informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain, PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Disamping itu PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan. Oleh karena itu PER sangat efektif untuk mengukur kemahalan harga saham. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur kemahalan harga saham dengan cara membandingkan antara rata-rata PER perusahaan yang melakukan stock split dengan rata-rata PER perusahaan yang tidak melakukan stock split. Apabila ratarata PER perusahaan yang melakukan stock split lebih tinggi dari rata-rata PER perusahaan yang tidak melakukan stock split, maka hal itu berarti harga saham perusahaan yang melakukan stock split lebih mahal dari pada harga saham perusahaan yang tidak melakukan stock split.

16 Price to Earning Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Harga pasar saham biasa PER = Laba perlembar saham... (2) 2.2.8 Price to Book Value (Rasio harga terhadap nilai buku) Price to Book Value (PBP9 adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan (Tjiptono dan Hendry, 2001: 141). Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Dalam ini, peneliti juga akan membandingkan antara rata-rata PBV perusahaan yang melakukan stock split dengan rata-rata PBV perusahaan yang tidak melakukan stock split. Apabila rata-rata PBV perusahaan yang melakukan stock split lebih tinggi dari pada rata-rata PBV perusahaan yang tidak melakukan stock split maka harga saham tersebut dapat dikatakan overprice, begitu pula sebaliknya. Price to Book Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus : PBV = H arg a pasarsaham... (3) Nilai buku per lembar saham Dimana nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham (Jogiyanto, 1996 : 63). Adanya asumsi aktiva bersih sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar, sehingga nilai buku per lembar saham dapat dirumuskan sebagai berikut :

17 Nilai buku per lembar saham = TotalEkuitas Jumlah saham yang beredar... (4) 2.2.9 Return On Investment (ROI) Analisa ROI adalah analisa laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI merupakan tekruk analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net operation income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. ROI dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : ROI = Laba Bersih TotalAset... (5) 2.2.10. Return Saham Return saham biasanya disebut pendapatan saham dan didefinisikan sebagai perubahan nilai antara periode t - 1 dengan periode t ditambah dengan pendapatan-pendapatan lain yang terjadi sebelum periode t tersebut (Hanafi dan Halim, 1996). Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang diharapkan untuk masa-masa mendatang. Investor saham akan

18 memperoleh tingkat keuntungan dari deviden yang dibagikan, ditambah perbedaan nilai perusahaan pada waktu pertama kali investasi yang meningkat berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan tingkat keuntungan tersebut. Tingkat keuntungan masa lalu bisa dipakai untuk menilai kemampuan perusahaan sekaligus memproyeksikan kemampuan perusahaan pada masa mendatang. Untuk mengukur pendapatan saham selama satu tahun (periode) digunakan persamaan sebagai berikut : R = P P t P t 1 t 1 Keterangan R = Hasil pengembalian aktual (yang diharapkan) saat t menunjuk periode waktu tertentu di masa lalu (yang akan datang) P t P t-1 = Harga saham pada saat t = Harga saham pada waktu (t-1) Return di masa lalu dapat digunakan untuk memprediksi return di masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Pengujian jangka pendek biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah return pada masa sebelumnya dapat digunakan untuk memprediksi return hari ini. Prediksi jangka panjang dapat diprediksi dengan menggunakan data yang berhubungan dengan tingkat return pasar dan struktur tingkat suku bunga. Investor perlu melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan (Santika dan Nurdin, 2003).

19 Pengukuran return juga harus dipertimbangkan adanya pendapatan-pendapatan lain seperti deviden yang terjadi selama periode t tersebut (Hanafi dan Halim, 1996:300). Misalkan kita membeli saham pada tahun ini dengan harga Rp 1.000,- kemudian tahun depan harga saham tersebut naik menjadi Rp 1.200,-. Selama tahun tersebut perusahaan membagi deviden sebesar Rp 50,- Dengan data tersebut, return dapat dihitung sebagai berikut : Return = 1200-1000 50 1000 = 25% Investasi saham tersebut menghasilkan return saham sebesar 25%. Berdasarkan uraian di atas maka untuk mengukur pendapatan saham (return saham) digunakan persamaan sebagai berikut : R = P P 1 P t 1 t 1 D Keterangan R = Hasil pengembalian aktual (yang diharapkan) saat t menunjuk periode waktu tertentu di masa lalu (yang akan datang) P t P t-1 D = Harga saham pada saat t = Harga saham pada waktu (t-1) = Deviden yang dibagi selama periode t 2.2.11 Trading Volume Activity (TVA) Likuiditas saham diukur dengan menggunakan Proxi Trading Volume Activity (TVA). Trading volume Activity yang digunakan adalah rata-rata TVA lima hari

20 sebelum dan sesudah melakukan pemecahan saham. Untuk menentukan TVA digunakan rumus : TVA = Jumlah Saham yangdiperdagangkan Jumlah Saham yangberedar 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran dari penelitian ini adalah, sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan Pemecah Saham Perusahaan Non Pemecah Saham Signaling Theory Trading Range Theory Kinerja Keuangan : - ROI - EPS Return saham : - R Harga saham : - PER - PBV Likuiditas saham : - TVA Kinerja Keuangan : - ROI - EPS Return saham : - R Harga saham : - PER - PBV Likuiditas saham : - TVA Uji Beda

21 Pada gambar kerangka pemikiran di atas dijelaskan bahwa ada / terdapat 2 jenis perusahaan manufaktur yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini, yaitu perusahaan pemecah saham dan perusahaan non pemecah saham. Perusahaan pemecah saham kemudian dibagi lagi menjadi 2, yaitu : Signaling Theory & Trading Range Theory. Signaling Theory memberikan sinyal (petunjuk) tentang kinerja keuangan yang pengukurannya menggunakan ROI dan EPS dan return saham yang pengukurannya dengan R sedangkan Trading Range Theory memberikan gambaran tentang harga saham yang pengukurannya menggunakan PER dan PBV. Dan likuiditas saham yang pengukurannya menggunakan TVA. Kemudian perusahaan non pemecah saham dimana juga membawahi 4 variabel penelitian seperti yang terdapat pada perusahaan pemecah saham, yaitu kinerja keuangan (ROI dan EPS), Return Saham (R ), harga saham (PER dan PBV), dan likuiditas saham (TVA). Analisa kedua jenis perusahaan di atas dilakukan dengan uji beda untuk memperoleh kesimpulan tindakan. 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan beberapa landasan teori tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan ROI dan EPS. H2 = Terdapat perbedaan tingkat kemahalan harga saham perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split

22 pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan PER dan PBV. H3 = Terdapat perbedaan Return saham perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan R. H4 = Terdapat perbedaan likuiditas saham perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan TVA.