- 1 - POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 2/Menhut-II/2009 TENTANG POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2012, No

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Eksekutif

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

Peluang Jabatan Widyaiswara Utama Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan Widyaiswara Muda BKPP Aceh

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR.

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG POLA UMUM PEMBINAAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI JAJARNA DEPARTEMEN DALAM NEGERI

POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BUPATI BULUNGAN SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

Badan Pusat Statistik

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1994 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege


KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN LAHAT

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KARIR TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

ALUR KARIR PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pendidikan. Pelatihan Struktur. Pedoman.

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

Transkripsi:

- 1 - Lampiran Peraturan Menteri Nomor : P.2/Menhut-II/2009 Tanggal : 12 Januari 2009 POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pembangunan kehutanan merupakan bagian dari pembangunan nasional di kehutanan untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu di dukung sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi. 2. Untuk meningkatkan kinerja Departemen dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara dan pembangunan kehutanan diperlukan sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) Departemen yang mempunyai kompetensi sesuai nya, berakhlak mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai rimbawan. 3. Dalam mewujudkan sumber daya manusia tersebut diperlukan adanya pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir. 4. Agar pelaksanaan diklat PNS Departemen berjalan terarah, efektif dan efisien diperlukan adanya pola pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil. B. Tujuan 1. Terwujudnya PNS Departemen yang kompeten dan berakhlak mulia melalui pendidikan dan pelatihan 2. Terselenggaranya diklat PNS Departemen yang terarah sesuai dengan jenjang jabatan, pangkat, pendidikan, dan kompetensi 3. Terciptanya kesempatan yang sama kepada setiap PNS Departemen untuk meningkatkan kompetensi melalui diklat. 4. Terwujudnya effisiensi, efektivitas dan kualitas penyelenggaraan diklat. II. PENGERTIAN 1. Pendidikan dan Pelatihan () adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. 2. Pola adalah gambaran alur diklat yang sistematik dan terarah disusun berdasarkan jenis dan jenjang diklat yang terkait dengan jabatan. 3.

- 2-3. Kepemimpinan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. 4. Pendidikan Formal adalah pendidikan tinggi yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas akademik PNS Departemen yang diselenggarakan baik di dalam maupun di luar negeri. 5. Pendidikan Tinggi Kedinasan adalah pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh lembaga diklat Departemen untuk meningkatkan kualitas akademik PNS Departemen. 6. adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis kehutanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS Departemen. 7. Administrasi adalah diklat administrasi yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis administrasi kehutanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS Departemen. 8. Manajemen adalah diklat teknis yang wajib diikuti oleh pejabat struktural teknis untuk menambah atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis yang mendukung pelaksanaan tugas jabatan yang bersifat berjenjang sesuai dengan tingkat eselon jabatan dan kelompok tugasnya. 9. Manajemen Administrasi adalah diklat teknis administrasi yang wajib diikuti oleh pejabat struktural administrasi untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis administrasi yang mendukung pelaksanaan tugas jabatan yang bersifat berjenjang sesuai dengan tingkat eselon jabatan dan kelompok tugasnya. 10. Matrikulasi adalah diklat yang bertujuan memberikan kemampuan teknis/administrasi bagi pejabat struktural yang mutasi dari satu ke lainnya pada tingkat jenjang jabatan yang setara. 11. Fungsional adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenjang jabatan fungsional. 12. Pra-Purna Tugas adalah diklat pra-purna jabatan yang bersifat transfer pengetahuan dan teknologi terapan dan terbuka bagi seluruh jenjang pangkat dan jabatan PNS Departemen. 13. Lembaga diklat Departemen adalah lembaga yang bertugas melakukan pengelolaan diklat di kehutanan. 14. Jabatan

- 3-14. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara. 15. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara jelas ada dalam struktur organisasi dan dibedakan menurut eselonisasi, mulai dari Eselon IV sampai dengan Eselon I a. 16. Jabatan fungsional adalah jabatan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam satu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan kepada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 17. Jabatan fungsional umum adalah jabatan yang tidak memimpin suatu unit kerja yang biasanya disebut staf atau pelaksana. 18. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang Pegawai Negeri Sipil, mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya secara profesional, efektif dan efisien. 19. dalam arti luas adalah semua kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan hutan dan kehutanan yang mendukung pelestarian fungsi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. III. JENIS DAN JENJANG DIKLAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN A. Jenis PNS Departemen terdiri dari: 1. Prajabatan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) agar dapat melaksanakan tugas yang akan dipercayakan kepadanya. 2. Dalam Jabatan adalah diklat yang dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. 3. Pra-Purna Jabatan/Tugas adalah diklat yang dilaksanakan untuk memberikan keterampilam kepada PNS menjelang pensiun (prapurna tugas) sehingga dapat menjadi bekal ketrampilan di masa pensiun. B. Jenjang...

- 4 - B. Jenjang PNS Departemen terdiri dari: 1. Prajabatan terdiri dari: a. Prajabatan Golongan I, II dan III adalah diklat yang merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS yang dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. b. Pembekalan CPNS adalah diklat yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan prioritas kegiatan Departemen guna memberikan pemahaman kepada CPNS tentang hutan dan kehutanan serta peranannya dalam pembangunan nasional secara komprehensif. Tabel 1. Prajabatan lingkup Departemen NO Jenis Nama 1. Prajabatan Prajabatan Tk. I Prajabatan Tk. II Prajabatan Tk. III Jenjang DPJ-I CPNS Golongan/Ruang I/a sampai dengan I/c DPJ-II CPNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan II/c DPJ-III CPNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan III/b 2. Pembekalan Orientasi Tata laksana OTK CPNS Golongan/Ruang minimal II/c 2....

- 5-2. Dalam Jabatan terdiri dari: a. Kepemimpinan Tabel 2. Kepemimpinan No. Nama 1. Kepemimpinan Tk.IV 2. Kepemimpinan Tk.III 3. Kepemimpinan Tk.II 4. Kepemimpinan Tk.I Jenjang b. Pendidikan Formal Dikpim IV Dikpim III PNS Gol./Ruang III/a sampai dengan IV/a PNS Gol. Ruang III/b sampai dengan IV/b. Pejabat stuktural Eselon IV Pejabat stuktural Eselon III yang belum mengikuti dikpim tk. III Menengah Dikpim II PNS Gol/ruang III/d sampai IV/d Pejabat stuktural Eselon III Pejabat stuktural Eselon II yang belum mengikuti dikpim tk. II Tinggi Dikpim I PNS Gol/ruang IV/b sampai dengan IV/e Pejabat stuktural Eselon II Pejabat stuktural Eselon I yang belum mengikuti dikpim tk. I Tabel 3. Pendidikan Formal lingkup Departemen No Nama 1 Diploma II D-III PNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan III/b 2 Diploma III D-III PNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan III/b 3 Diploma IV D-IV PNS Golongan/Ruang II/b sampai dengan III/b 4 Sarjana S1 PNS Golongan/Ruang II/b sampai dengan III/b 5 Pasca Sarjana S2 PNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan IV/a 6 Doktoral S3 PNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan IV/b c. Pendidikan...

- 6 - c. Pendidikan Tinggi Kedinasan Pendidikan tinggi kedinasan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan Departemen serta permintaan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi di kehutanan. Pendidikan Tinggi kedinasan adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan permintaan masing-masing unit Departemen dan/atau pihak lain yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di kehutanan d. Fungsional Tabel 4. Penjenjangan Fungsional lingkup Departemen No Nama Jenjang 1. Pembentukan Fungsional a. Tingkat Trampil PFT CPNS/PNS Golongan/Ruang II/a sampai dengan III/d Pejabat struktural eselon IV Calon Pejabat fungsional pada jenjang Pemula b. Tingkat Ahli PFA CPNS/PNS Golongan/Ruang III/a sampai dengan IV/c Pejabat struktural eselon IV dan III Pejabat fungsional lainnya pada jenjang Pertama sampai Madya Pejabat fungsional trampil yang memenuhi syarat untuk diangkat pada jabatan fungsional ahli yang sejenis 2. Penjenjangan Fungsional a. Fungsional PFPL Pejabat fungsional dengan Pelaksana mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya b. Fungsional Menengah PFPa Pejabat fungsional dengan Penyelia mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya c. Fungsional PFM Pejabat fungsional dengan Muda mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya d. Fungsional

- 7 - d. Fungsional Madya e. Fungsional Utama Menengah PFMa Pejabat fungsional dengan mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya Tinggi PFU Pejabat fungsional dengan mencantumkan golongan ruang dan pangkatnya e., terbagi menjadi Manajemen, Manajemen Administrasi, dan Administrasi. 1) Manajemen a) Manajemen Perencanaan No Nama 1. Manajemen Perencanaan Tk. 2. Manajemen Perencanaan Tk. 3. Manajemen Perencanaan Tk. Menengah Jenjang MTK V PLANO MTK IV PLANO Menengah MTK III PLANO PNS fungsional umum dan perencanaan kehutanan baik di tingkat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang /akan perencanaan kehutanan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional perencanaan kehutanan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV. 4. Manajemen

- 8-4. Manajemen Perencanaan Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional perencanaan kehutanan baik di tingkat Pusat maupun UPT. (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV. b) Manajemen Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan dan Lahan No Nama Jenjang 1. Manajemen MTK V PNS fungsional umum dan RLPS sedang/akan Rehabilitasi Hutan dan rehabilitasi hutan dan lahan baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Lahan Tk. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) 2. Manajemen Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tk. 3. Manajemen Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tk. Menengah MTK IV RLPS Menengah MTK III RLPS PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan rehabilitasai hutan dan lahan baik di tingkat Pusat maupun UPT dan fungsional tertentu. Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional rehabilitasai hutan dan lahan baik di tingkat Pusat maupun UPT. (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV. 4. Manajemen

- 9-4. Manajemen Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional rehabilitasai hutan dan lahan baik di tingkat Pusat maupun UPT. (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV. c) Manajemen Pemanfaatan Hutan No Nama 1. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. 2. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. 3. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. Menengah Jenjang MTK V PHP MTK IV PHP Menengah MTK III PHP PNS fungsional umum dan sedang/akan pemanfaatan hutan baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan pemanfaatan hutan baik di tingkat Pusat maupun UPT. Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional pemanfaatan hutan baik di tingkat Pusat maupun UPT. (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV Manajemen

- 10-4. Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional pemanfaatan hutan baik di tingkat Pusat maupun UPT. (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV. d) Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No Nama 1. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. 2. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. 3. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. Menengah Jenjang MTK V PHKA MTK IV PHKA Menengah MTK III PHKA PNS fungsional umum dan sedang/akan perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat Pusat maupun UPT. Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat Pusat maupun UPT. (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV 4. Manajemen

- 11-4. Manajemen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tk. Tinggi Tinggi MTK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional perlindungan hutan dan konservasi alam baik di tingkat Pusat maupun UPT. (IV/a), Minimal pendidikan S I/D IV 2) Manajemen Administrasi a. Manajemen Administrasi Kelompok Kesekretariatan. No Nama 1. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. 2. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. 3. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. Menengah Jenjang Menengah MTAK V KES MTAK IV KES MTAK III KES PNS fungsional umum dan sedang/akan kesekretariatan/tata usaha baik di tingkat pusat pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) PNS stuktural eselon IV dan sedang/akan kesekretariatan /tata usaha baik di tingkat Pusat maupun UPT. Tk. I (III/b) PNS stuktural eselon IV, eselon III dan fungsional kesekretariatan /tata usaha baik di tingkat Pusat maupun UPT. (III/c) Minimal pendidikan S I/D IV 4. Manajemen

- 12-4. Manajemen Administrasi Kesekretariat an Tk. Tinggi Tinggi MTAK II PNS stuktural eselon III, eselon II dan fungsional kesekretariatan /tata usaha baik di tingkat Pusat maupun UPT. (IV/a) Minimal pendidikan S I/D IV b. Manajemen Administrasi Kelompok Pendukung. No Nama 1. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. Jenjang MTAK V TPK PNS fungsional umum dan sedang/akan Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun UPT. Minimal pangkat Penata Muda (III/a) Minimal pendidikan S1/D-IV 2. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. MTAK IV TPK PNS struktural eselon IV dan sedang/akan Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun UPT Minimal pangkat Penata Muda Tk. I (III/b) Minimal pendidikan S1/D-IV 3. Manajemen

- 13-3. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. Menengah 4. Manajemen Administrasi Pendukung Tk. Tinggi Menengah Tinggi MTAK III TPK MTAK II PNS struktural eselon IV, eselon III dan fungsional Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun UPT dan Widyaiswara (dalam penugasan khusus) Minimal pangkat Penata Tk. I (III/d) Minimal pendidikan S1/D-IV PNS struktural eselon III, eselon II dan fungsional Pengawasan, Penelitian, kediklatan, Penyuluhan, Humas, dan Fasilitatif lainnya baik di tingkat Pusat maupun Minimal pangkat Pembina Tk. I (IV/b) Minimal pendidikan S1/D-IV f. Matrikulasi, dilaksanakan untuk semua jenjang jabatan struktural pada setiap. matrikulasi dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan eselon jabatan yang dimatrikulasikan. 3. Pra-Purna Jabatan/tugas terdiri dari: a. Pra-Purna Tugas bisnis Agroforestry, yaitu diklat pra-purna jabatan yang bersifat transfer pengetahuan dan teknologi agroforestry/kehutanan terapan dan terbuka bagi seluruh jenjang pangkat dan jabatan PNS Departemen. b. Purna Tugas bisnis Non Agroforestry, yaitu diklat pra-purna jabatan yang bersifat transfer pengetahuan dan teknologi bisnis terapan dan terbuka bagi seluruh jenjang pangkat dan jabatan PNS Departemen. IV. ALUR POLA...

- 14 - IV. ALUR POLA DIKLAT PNS DEPARTEMEN KEHUTANAN Gol/ Ruang JAB. STRUKTURAL JAB. FUNGSIONAL Ese lon DIKLAT DIKLAT AHLI DIKLAT TRAMPIL IV/e Es Ia Dikpim I PF Utama IV/d Ib IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a Es II Es III Es IV FUNGSIONAL UMUM (NON STRUKTURAL) Dikpim II MTK/MTAK II Dikpim III MTK/MTAK III Dikpim IV MTK/MTAK IV MTK/MTAK V DIKLAT TEKNIS KEHUTANAN/TEKNIS ADMINISTRASI KEHUTANAN PF Madya PF Muda Pemb. Fungsional Pertama DIKLAT PEMBENTUKAN FUNGSIONAL PRAJABATAN UTAMA MADYA MUDA PERTAMA PF Penyelia PF Pel. PF Pelaksana Pemb. Fungsional Pemula PENYE LIA PELAKSANA LANJUTAN PE LAK SANA PEMULA CPNS (Cafungs, NS) PEMBEKALAN CPNS (MAGANG) 4 : Wajib mengikuti diklat : Tidak diprioritaskan mengikuti diklat V. PENYELENGGARAAN DIKLAT...

- 15 - V. PENYELENGGARAAN DIKLAT A. Lembaga diklat Departemen wajib menetapkan dan mengumumkan jenis dan jenjang diklat yang akan diselenggarakan secara berkala maupun insidentil; B. Penyelenggaraan diklat prajabatan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat prajabatan. Sedangkan diklat pembekalan CPNS dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen bekerjasama dengan instansi terkait; C. Penyelenggaraan diklat pendidikan formal lanjutan dilaksanakan atas dasar biaya Departemen dan kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan lembaga/negara donor pendidikan formal lanjutan dan perguruan tinggi di dalam/luar negeri; D. Penyelenggaraan diklat kepemimpinan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat kepemimpinan atas dasar kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan Lembaga Administrasi Negara; E. Penyelenggaraan diklat fungsional dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat fungsional atas dasar kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan lembaga/departemen pembina jabatan fungsional; F. Penyelenggaraan diklat teknis kehutanan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen ; G. Penyelenggaraan diklat teknis fungsional dan teknis kehutanan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain lingkup Departemen atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat teknis fungsional dan teknis kehutanan; H. Penyelenggaraan diklat pra-purna jabatan dilaksanakan oleh lembaga diklat Departemen dan/atau instansi lain yang menyelenggarakan diklat pra-purna jabatan atas dasar kerjasama antara lembaga diklat Departemen dengan lembaga/departemen yang berkompeten dalam kewirausahaan; I. Jenis diklat, kurikulum dan jangka waktu diklat dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. VI. PEMBINAAN DIKLAT A. Lembaga diklat Departemen bertanggung jawab atas pembinaan diklat secara keseluruhan di lingkungan Departemen ; B. Pembinaan dimaksud meliputi: 1. Penyusunan pedoman diklat; 2. Bimbingan dalam pengembangan kurikulum; 3. Bimbingan dalam penyelenggaraan diklat; 4. Standardisasi dan akreditasi diklat; 5. Pengembangan...

- 16-5. Pengembangan sistem informasi diklat; 6. Pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan diklat; 7. Pemberian bantuan teknis melalui konsultasi, bimbingan di tempat kerja, kerjasama dalam pengembangan penyelenggaraan dan evaluasi diklat. VII. PENUTUP 1. Pola Pegawai Negeri Sipil lingkup Departemen merupakan dasar dan pedoman kepastian pengembangan karier PNS lingkup Departemen. 2. Pembinaan karier Pegawai negeri Sipil melalui diklat di lingkup Departemen secara terus menerus akan dievaluasi dan dikembangkan sesuai dinamika perubahan organisasi pemerintahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua komponen yang bertanggungjawab dalam pengelolaan kepegawaian di lingkup Departemen sehingga pola diklat ini dapat diterapkan atas dasar prinsip transparansi, kejujuran, dan keadilan serta bebas dari unsur kolusi, korupsi dan nepotisme.