BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

PENENTUAN WAKTU TINGGAL OPTIMUM PASTEURISASI SUSU DENGAN PLATE HEAT EXCHANGER

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

BAB III SOLUSI BISNIS

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau

PASTEURISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

PETUNJUK PENGISIAN KATEGORISASI TINGKAT RISIKO PENILAIAN DAN PENDAFTARAN ULANG

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-4

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

RANCANG BANGUN SISTEM PASTEURISASI SUSU MENTAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IX. PENGEMASAN ASEPTIK

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pengolahan dengan Suhu Tinggi

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

Analisa Pengaruh Laju Alir Fluida terhadap Laju Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Panas Tipe Shell dan Tube

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasteurisasi dan Pendinginan Secara umum proses pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan yang relatif

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

PENGEMASAN INTRODUCTION PASSIVE PACKAGING INTRODUCTION 12/20/2012. Klasifikasi Beberapa Jenis Kemasan :

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

II. TINJAUAN PUSTAKA Susu UHT

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Satu diantara berbagai problema yang ada di negara berkembang seperti di

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Otomatisasi Proses Mixing Pada Susu Pasteurisasi

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG PENGAWASAN MUTU PROSES PRODUKSI SUSU UHT (Ultra High Temperature) DI PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRI BANDUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu

Tidak ada makanan yang steril Mikroorganisme : bakteri, kapang, khamir Bakteri dalam bahan makanan :

PASCA PANEN SUSU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

PENDAHULUAN Latar Belakang

Metode pemanasan susu untuk dikonsumsi dilakukan dengan cara pasteurisasi.

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pendinginan dapat didefinisikan sebagai proses menghilangkan panas dari sebuah

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

APLIKASI PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK SUSU STERILISASI ULTRA HIGH TEMPERATURE PLAIN YANG BERKAPASITAS L PRODUK/HARI MAKALAH KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ultra High Temperature merupakan pemanasan bahan pangan dengan temperatur di antara 135 C hingga 150 C selama 2 5 detik [1]. Proses sterilisasi UHT mampu membunuh spora bakteri yang ada pada susu. Menurut Westhoff, pemanasan UHT dilakukan dengan pengemasan secara aseptik sehingga setelah inkubasi kurang lebih selama 14 hari pada temperatur 30 ± 1 C, susu dapat terbebas dari mikroba pembusuk. Teknik UHT ditujukan untuk membunuh seluruh mikroba pathogen [2], dan menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yang menyebabkan susu membusuk atau rusak. Hal ini menyebabkan susu UHT mampu disimpan tanpa membusuk selama 6-10 bulan didalam kemasan meski tidak dimasukkan dalam mesin pendingin [3]. Teknik UHT pada susu dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap pemanasan, penahanan, pendinginan dan pengepakan aseptik seperti tahapantahapan pada Gb. 1.1. Tahap pemanasan adalah tahapan utama dalam proses UHT karena pada tahap pemanasan terjadi proses pembunuhan bakteri dan mikroba pathogen. Hal ini dikarenakan mikroba pathogen yang merusak susu tidak mampu bertahan karena temperatur yang tinggi. Tanpa adanya tahap pemanasan, tujuan dari teknik ultra high temperature tidak dapat tercapai. Selanjutnya yaitu penahanan yang dilakukan untuk mematikan bakteri yang tahan temperatur tinggi. Setelah ditahan beberapa detik, susu langsung didinginkan hingga temperatur kamar. Pendinginan merupakan tahapan utama karena akan mencegah rusaknya kandungan susu akibat pemanasan yang terlalu lama [1].

Gambar 1.1 Proses Pembuatan Susu Ultra High Temperature Tahap pemanasan dan pendinginan pada UHT membutuhkan sebuah peralatan yang mampu memanaskan susu hingga temperatur 135 C dan mampu mendinginkan susu kembali ke temperatur kamar. Dalam memanaskan susu, terdapat 2 cara pemanasan yaitu direct heating (pemanasan langsung) dan indirect heating (pemanasan tidak langsung). Cara pemanasan yang paling aman untuk susu yang akan dikonsumsi manusia serta biaya produksi lebih murah yaitu jenis indirect heating. Hal ini dikarenakan direct heating akan menyebabkan adanya kontaminasi fluida pemanas dengan susu yang akan dipanaskan [4] Pemanasan tidak langsung dapat dilakukan dengan peralatan penukar panas jenis heat exchanger, karena kontruksi yang mudah diproduksi dan biaya produksi juga lebih kecil. Jenis heat exchanger yang biasa digunakan pada UHT yaitu jenis shell and tube tipe fix tubesheet heat exchanger. Hal ini dikarekan selain kontruksi yang mudah dan perpindahan panas yang terjadi cukup efektif, fix tubesheet heat exchanger sangat mudah dibersihkan sehingga susu yang dihasilkan tetap dalam keadaan bersih dan sisa terak dalam aliran fluida mudah dibersihkan [1]. Pada pemanasan susu UHT yang akan dirancang, digunakan minyak goreng sebagai fluida pemanas. Hal ini dikarenakan minyak goreng 2

memiliki titik didih yang tinggi dan sangat aman jika digunakan untuk pemanasan makanan. Sama halnya dengan pemanasan, proses pendiginan juga dilakukan dengan peralatan penukar panas yang memiliki cara kerja sama dengan peralatan pemanas. Jenis alat penukar panas yang digunakan sama dengan alat penukar panas pada proses pemanasan yaitu heat exchanger jenis fixed tubesheet heat exchanger. Perbedaannya hanya pada fluida pendingin yang digunakan, dimana pada pendinginan perpindahan panas terjadi dari susu ke fluida pendingin yaitu air. Karena selain aman untuk makanan, air memiliki perpindahan panas spesifik yang cukup tinggi sehingga akan mempermudah proses perpindahan panas [4]. Peralatan penukar panas jenis fix tubesheet heat exchanger untuk proses UHT yang tersedia dipasaran yaitu untuk kapasitas pabrik dengan ukuran yang sangat besar dan harga yang sangat mahal. Sehingga, untuk penghasil susu skala rumah tangga belum mampu memproduksi susu UHT. Akibatnya, banyak susu yang rusak akibat bakteri karena tidak melewati proses sterilisasi dan peternak susu mengalami kerugian [5] Pada tugas akhir ini dilakukan perhitungan dimensi, perencanaan proses pembuatan dan perencanaan anggaran biaya pembuatan alat pemanas dan pendingin sperti yang terlihat pada Gb. 1.1 untuk susu UHT skala rumah tangga dengan kapasitas susu UHT yang mampu diproduksi 25 liter/jam [5]. Angka ini berdasarkan jumlah rata-rata produksi susu sapi perah dari peternak sapi di daerah Sumatera Barat [5]. Hasil perencanaan akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan prototype alat pemanas dan pendingin untuk susu UHT yang bisa dicontoh dan dimanfaatkan peternak sapi untuk memproduksi susu Ultra High Temperature sehingga meningkatkan perekonomian peternakan sapi perah di Sumatera Barat. 1.2 Tujuan Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung dimensi komponen pemanas dan pendingin untuk pengawet susu jenis Ultra High Temperature (UHT) dengan kapasitas 25 liter/jam seperti terlihat pada Gb. 1.1. 3

2. Perencanaan proses pembuatan komponen pemanas dan pendingin untuk 3. Menghitung biaya produksi komponen pemanas dan pendingin untuk 4. Membuat gambar teknik rancangan komponen pemanas dan pendingin untuk 1.3 Manfaat Manfaat yang hendak dicapai dari perancangan ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan bagi para peneliti dalam melakukan eksperimen lebih lanjut tentang perancangan dan pembuatan komponen pemanas dan pendingin untuk 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari pengerjaan tugas akhir ini adalah : 1. Perhitungan dimensi dan perencanaan yang dilakukan pada tugas akhir ini hanya untuk komponen pemanas dan komponen pendingin pada pengawet susu jenis Ultra High Temperature. 2. Tugas akhir ini tidak membahas mengenai rangkaian kontrol temperatur yang digunakan pada komponen pemanas dan komponen pendingin. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I yaitu pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang perancangan, tujuan perancangan, manfaat yang dapat diambil dari perancangan, batasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II yaitu tinjauan pustaka, yang berisikan teori dasar Ultra High Temperature, Fixed tubesheet heat exchanger, dan menentukan dimensi Fixed tubesheet heat exchanger. Bab III yaitu metodologi berisi metode yang akan digunakan untuk menghitung dimensi dan perencanaan proses pembuatan komponen pemanas dan pendingin untuk pengawet susu jenis Ultra High Temperature (UHT) dengan kapasitas 25 liter/jam. Bab IV yaitu hasil dan pembahasan tugas akhir yang 4

berisikan spesifikasi dimensi hasil perhitungan, perencanaan proses pembuatan, perhitungan biaya proses pembuatan, dan gambar teknik rancangan komponen pemanas dan pendingin untuk pengawet susu jenis Ultra High Temperature (UHT) dengan kapasitas 25 liter/jam. Bab V yaitu penutup yang berisikan tentang kesimpulan dar proses perancangan yang telah dilakukan serta saran untuk perbaikan dalam pembuatan tugas akhir selanjutnya. 5