BULETIN METEOROLOGI Juni 2017 Volume V - No. 6 BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098 email : met_bjm@yahoo.com
DAFTAR ISI PENGANTAR I. PENGERTIAN. 2 II. RINGKASAN.. 3 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JUNI 2017...... 4 A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional.. 4 1. El Nino La Nina... 4 2. Dipole Mode... 5 3. Madden Julian Oscillation (MJO).. 5 4. Suhu Muka Laut.. 7 5. Monsun 8 6. Gradien Angin Lapisan Atas... 10 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM.. 13 B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal... 14 1. Angin... 14 2. Kelembaban Udara. 15 3. Suhu Udara. 16 4. Jarak Pandang Mendatar 17 5. Curah Hujan 18 6. Keadaan Cuaca... 20 7. Kalender Cuaca... 20 III. KEJADIAN CUACA EKSTREM. 21 IV. PRAKIRAAN. 22 A. PRAKIRAAN HUJAN. 22 1. Prakiraan Sifat Hujan Juli 2017 22 2. Prakiraan Curah Hujan Juli 2017. 23 B. Informasi Kelautan.. 24 1. Gelombang..... 24 2. Pasang Surut. 25 Lampiran....... 27
2 A. SIFAT HUJAN I. PENGERTIAN Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. B. NORMAL CURAH HUJAN Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala. C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masingmasing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Januari 1981 s/d Januari 2010, Februari 1981 s/d Februari 2010, Maret 1981 s/d Maret 2010, dan seterusnya. D. INTENSITAS CURAH HUJAN KRITERIA CH CH/hari CH/Jam Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm Lebat 50-100 mm 10-20 mm Sedang 20-50 mm 5-10 mm Ringan 5-20 mm 1-5 mm E. CUACA EKSTRIM Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah: a. Angin kencang diatas 25 knots b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 3 0 C atau lebih di atas nilai normalnya.
3 II. RINGKASAN Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Juni 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya 28 0 C. Suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.5 0 C s.d 0.6 0 C yang menunjukkan kondisi lebih hangat dibandingkan normalnya. Indeks SOI pada bulan Juni 2017 sebesar -10 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata bulan Juni 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 260 W/m 2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 240 W/m 2. Hal ini menunjukan tutupan awan di wilayah Kalimantan Selatan pada bulan Juni masih cukup banyak. Posisi gerak semu matahari pada bulan Juni berada di belahan bumi utara. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Akan tetapi masih terdapat daerah tekanan rendah dan daerah pertemuan angin di sekitar ekuator, yang berdampak pada masih berlangsungnya musim hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Selatan atau bisa disebut masa peralihan. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Juni 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 200 500 mm. Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Banjarmasin selama bulan Juli 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Timur (67.5 112.5 ), kecepatan angin terbanyak adalah 1-4 knot dengan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 91-99% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 94-100%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.0 34.3 0 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.2 25.2 0 C.Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya > 9 km. Selama bulan Juni 2017 terdapat kejadian jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim sebesar 200 meter akibat kabut. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Juni 2017 adalah sebesar 208.9 mm bersifat atas normal dengan hari hujan sebanyak 20 hari. Kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 20 kali, petir sebanyak 6 kali, kabut sebanyak 5 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 5 kali kejadian.
4 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JUNI 2017 A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL 1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index (SOI) Pada bulan Juni 2017 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.5 0 C s.d 0.6 0 C yang menunjukkan kondisi lebih hangat dibandingkan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Juni sebesar 0.52. Indeks SOI pada bulan Juni 2017 sebesar -10 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au) Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)
5 2. Dipole Mode Index (DMI) Nilai DMI bulan Juni 2017 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1. Pada dasarian I (- 0.08 s/d -0.17), dasarian II (-0.17s/d 0.11) dan pada dasarian III (0.11 s/d -0.25). Pada bulan Juni 2017 dominan bernilai negatif yang menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian barat menuju Samudra Hindia bagian timur. Kondisi ini berpotensi menambah intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian Barat. Tabel 1. Nilai DMI Bulan Juni 2017 No. Tanggal DMI 1 1-4 Juni -0.08 2 5-11 Juni -0.17 3 12-18 Juni 0.05 4 19-25 Juni 0.11 5 26-30 Juni -0.25 Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au) 3. Madden Julian Oscillation (MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
6 Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Juni 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=cloudiness) Nilai OLR rata-rata bulan Juni 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 260 W/m 2. Nilai rata-rata OLR terendah 180-200 W/m 2 terdapat di wilayah Maluku dan Papua. Nilai rata-rata OLR tertinggi 240-260 W/m 2 terdapat di wilayah Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif cukup banyak kecuali di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 240 W/m 2. Hal ini menunjukan bahwa terdapat tutupan awan yang masih cukup banyak selama bulan Juni 2017. b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO) Pada bulan Juni 2017 fase MJO bergerak dari fase 4 hingga fase 2 (Maritime Continent s/d Indian Ocean). Fase MJO pada dasarian ke 1 bergerak dari fase 4 (Maritime Continent) kemudian tidak aktif hingga akhir dasarian I. Pada dasarian II MJO bergerak dari fase 8 hingga fase 1 (Western Hemisphere and Africa). Sedangkan pada dasarian III MJO bergerak dari fase 1 (Western Hemisphere and Africa) kemudian melemah, hingga terpantau aktif di akhir dasarian III pada fase 2 (Indian Ocean). Selama bulan Juni 2017, MJO tidak mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
7 Gambar 5.Fase MJO Juni 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.last40days.gif) 4. Suhu Muka Laut Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Juni 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)
8 Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Juni 2017 di perairan Indonesia dengan nilai 28 0 C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di Samudra Pasifik utara Papua dan perairan Maluku utara. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi. Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Juni 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png) Anomali suhu muka laut bulan Juni 2017 di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara -0.5 s/d 1.5 0 C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bernilai nol atau sama dengan normalnya. Daerah perairan Maluku, laut banda dan Papua umumnya bernilai positif. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. 5. Monsun Posisi gerak semu matahari pada bulan Juni berada di belahan bumi utara. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi selatan bergerak menuju ke belahan bumi utara akan tetapi daerah ekuator masih menjadi
9 daerah pertemuan massa udara sehingga masih berlangsung musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Selatan atau bisa dikategorikan musim peralihan. Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Juni 2017 (Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif) Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar 8. Daerah tekanan tinggi berada di Australia (1026.2 hpa). Daerah tekanan rendah berada di Asia Selatan (1000.0 hpa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0 hingga 1012.5 hpa. Berdasarkan gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Juni di wilayah Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Sedangkan di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat. Terdapat pola pusaran di Samudera hindia barat Sumatera. Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Lampung, Laut jawa bagian barat, Laut natuna dan Kalimantan Barat. Belokan angin atau shearline terjadi di Sumatera bagian tengah, Laut Jawa, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua. Pola angin berupa putaran, pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline ini memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.
10 Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft Juni 2017 (sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG) 6. Gradien Angin Lapisan Atas a. Dasarian Pertama Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Juni 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 4 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy).
11 Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Juni 2017 Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Tenggara Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 30 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator dari arah Timur Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0 30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Sumatera Utara, Bagian Barat Sumatera Barat, Laut Sulawesi, Bagian Utara Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 4 hari hujan dengan 3 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang. b. Dasarian Kedua Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Juni 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 3 sel tekanan rendah yaitu di India, Samudera Hindia, Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Laut China Selatan yakni siklon tropis Merbok. Siklon tropis Merbok aktif mulai dari 11 s/d 12 Juni 2017 dengan tekanan minimum 980 mb dan kecepatan maksimum 50 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di Asia Timur.
12 Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Juni 2017 Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Barat Timur, dengan kecepatan angin 0 45 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator angin bertiup dari arah Timur Tenggara dengan kecepatan 0-30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Sumatera Selatan, Selat Sunda, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, dan Bagian Utara Papua hingga Maluku Utara. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan 6 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang. c. Dasarian Ketiga Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Juni 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 1 s/d 4 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, Samudera Hindia, Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah Selatan Barat dengan kecepatan angin 0 30 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Timur Barat Daya dengan kecepatan 0 30 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut China Selatan, Kalimantan Tengah, Bagian Barat Laut Jawa, Bagian Barat Jawa, Bagian Utara Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi
13 menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Papua Barat. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 4 hari hujan dengan 3 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang. Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Juni 2017 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Juni 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 200 500 mm. Akumulasi curah hujan 250 mm terjadi di wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Kab. Barito Kuala, Kab. Tapin, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah, dan Kab. Tabalong. Sedangkan akumulasi curah hujan 250 mm terjadi di wilayah Kab. Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Tanah Laut, Kab. Banjar, Kab. Hulu Sungai Utara, dan Kab. Balangan. Akumulasi curah hujan bulan Juni 2017 berdasarkan citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13.
14 Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Juni 2017 (Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/giovanni/tovas/realtime.3b42rt.shtml) B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Juni 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Timur (67.5 112.5 ) dengan persentase sebesar 12.8 %. Kecepatan angin terbanyak adalah 1-4 knot dengan persentase 33% sedangkan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot. Distribusi angin pada bulan Juni 2017 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Juni 2017
15 2. Kelembaban Udara Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Juni 2017 berkisar antara 77-95%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 91-99% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 94-100%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 9 sebesar 51% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 3 sebesar 99%. Profil kelembaban harian bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Juni 2017 Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Juni 2017
16 Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 06.00 08.00 WITA dengan nilai berkisar antara 99 100 %, sedangkan kelembaban udara minimum terjadi antara jam 13.00-16.00 WITA dengan nilai berkisar antara 51-52%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar 16. 3. Suhu Udara Profil suhu udara rata-rata harian bulan Juni 2017 berkisar antara 24.4 28.7 0 C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.0 34.3 0 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.2 25.2 0 C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 34.3 0 C terjadi pada tanggal 9. Sedangkan suhu minimum 23.2 0 C terjadi pada tanggal 19. Profil suhu udara harian bulan Juni 2017 dapat dilihat pada gambar 17. Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Juni 2017 Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Juni 2017 dapat dilihat pada gambar 18. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA. Rata-rata suhu udara maksimum berkisar antara 30.2 30.9 0 C terjadi antara pukul 13.00-15.00 WITA. Rata-rata suhu udara minimum terjadi antara jam 05.00 07.00 WITA dengan suhu berkisar 24.5 24.6 0 C.
17 Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Juni 2017 4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility) Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan Juni 2017 umumnya > 9 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km) terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 23.00 WITA. Visibility mulai menurun (< 9 km) antara pukul 03.00-08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut (halimun) dan hujan. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Juni 2017
18 Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Juni 2017 Selama bulan Juni 2017, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 5 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 200 meter pada tanggal 7. Kondisi ini terjadi akibat adanya Kabut di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar 20. 5. Curah Hujan Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Juni 2017 adalah sebesar 208.9 mm dengan hari hujan sebanyak 20 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan kumulatif sebesar 53.5 mm dengan 5 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 91.6 mm dengan 10 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 63.8 mm dengan 5 hari hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 49.4 mm terjadi pada tanggal 29 Juni 2017. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Juni sebesar 132.0 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan Juni 2017 bersifat Atas Normal. Grafik curah hujan harian bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar 21.
19 Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Juni 2017 Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Juni 2017 menyatakan bahwa total curah hujan maksimum perjam sebesar 46.1 mm terjadi antara pukul 13.00 14.00 WITA dan curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 46.1 mm yang terjadi pada tanggal 28 Juni 2017. Grafik kejadian hujan harian bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Juni 2017
20 6. Keadaan Cuaca Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Juni 2017 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 20 kali, petir sebanyak 6 kali, kabut sebanyak 5 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 5 kali kejadian. 7. Kalender Cuaca Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Juni 2017 Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Juni 2017
21 IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM DASARIAN I a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar Pada tanggal 4 dan 7 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 500 dan 200 m yang dikarenakan kabut. DASARIAN II a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar. Pada tanggal 12 dan 15 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 700 dan 600 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas ringan disertai petir. DASARIAN III a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar. Pada tanggal 24 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 300 m yang dikarenakan kabut.
22 V. PRAKIRAAN A. PRAKIRAAN HUJAN 1. Prakiraan Sifat Hujan Juli 2017 Prakiraan sifat hujan Juli 2017 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi bawah normal hingga atas normal. Sifat hujan normal (85 115%) diperkirakan di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Sifat hujan bawah normal (51 85%) diperkirakan di Tanjung, Kuripan, Bakumpai, Tabukan, Marabahan, Barambai, Sungai Raya, Kusan Hulu, Kusan Hilir, Kotabaru. Sifat hujan di atas normal (116-150%) diperkirakan di Muara Uya, Jaro, Upau, Juai, Halong, Pamukan Utara, Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Kandangan, Labuan Emas, Loksado, Sungai Pinang, Banjarbaru, Kurau, Bati-bati, Banjarmasin dan sekitarnya. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal. Prakiraan sifat hujan bulan Juli 2017 dapat dilihat pada gambar 25. Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Juli 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru
23 2. Prakiraan Curah Hujan Juli 2017 Prakiraan akumulasi curah hujan Juli 2017 di wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah hingga menengah antara 50-300 mm. Prakiraan curah hujan kategori rendah antara 50-100 mm diprakirakan di Balangan, Amuntai, Daha Utara, Daha Selatan, Kandangan, Rantau, Marabahan dan sekitarnya. Sedangkan curah hujan dengan kategori menengah antara 100-150 mm diprakirakan di hampir semua wilayah Kalimantan Selatan. Curah hujan dengan kategori menengah antara 150-300 mm diprakirakan di Kotabaru, Satui, Kintap, Jorong, Batu Ampar, Panyipatan, dan Takisung.Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin curah hujan diprakirakan antara 100-150 mm. Prakiraan curah hujan bulam Juli 2017 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada gambar 26. Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Juli 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru
24 B. INFORMASI KELAUTAN 1. Tinggi Gelombang Signifikan Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Juli Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Juli di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 1.2 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara. Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan Juli antara 0.4 hingga 2.0 meter dari arah Tenggara dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa. Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Juli
25 2. Pasang Surut Informasi prakiraan pasang surut bulan Juli 2017 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
26 TIM REDAKSI Pelindung Penanggungjawab Anggota Tim : Irman Sonjaya, M. Si Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling Kepala Seksi Observasi Dan Informasi : 1. Purwo Aji Setiawan 2. Rianita Sekar Utami 3. Uli Mahanani 4. Herin Hutri Istyarini 5. Rezky Yunita 6. Rizqi Nur Fitriani 7. Utari Randiana
27 Lampiran 1 Pasang Surut Air Laut Bulan Juli 2017
28
29
30
31
32
33 Lampiran 2 Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG www.bmkg.go.id - Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan - Informasi Meteorologi Penerbangan aviation.bmkg.go.id - Informasi Meteorologi Kelautan maritim.bmkg.go.id - Informasi Titik Panas (hotspot) http://satelit.bmkg.go.id/bmkg/index.php?pilih=31 - Informasi Potensi Kebakaran Lahan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan
BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN 2017