PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER 2 DAN 3 DI PUSKESMAS SEMANU I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

PENGARUH MENGKONSUMSI MULTIPLE MICRO NUTRIENT (MMN) TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SIKUMANA KOTA KUPANG TAHUN Yuliana Dafroyati ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

Dahlia Indah Amareta Jurusan Kesehatan, Prodi Gizi Klinik, Politeknik Negeri Jember ABSTRAK

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

RELATIONSHIP BETWEEN THE CONSUMPTION OF TABLETS FE COMPLIANCE OF EVENTS Anemia HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III PADA KUNJUNGAN ANC DI STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NUTRISI KEHAMILAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI PUSKESMAS KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE DENGAN ANEMIA IBU HAMIL

PENGARUH KONSUMSI BELIMBING MANIS TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN, KEJADIAN KONSTIPASI DAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KLATEN SELATAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

Transkripsi:

PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER 2 DAN 3 DI PUSKESMAS SEMANU I NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : Mutia Rahmawati 1610104194 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA DIV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER 2 DAN 3 DI PUSKESMAS SEMANU I NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Mutia Rahmawati 1610104194 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Dipublikasikan Pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER 2 DAN 3 DI PUSKESMAS SEMANU I Mutia Rahmawati 2, Menik Sri Daryanti 3 Email : rahmawatimutia05@gmail.com Latar Belakang: Kandungan zat besi (Fe) pada daun kelor kering ataupun dalam bentuk tepung daun kelor yaitu setara dengan 25 kali lebih tinggi daripada bayam dapat dijadikan alternatif penanggulangan anemia pada ibu hamil secara alami. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain The One Group pre-test posttest design. Tehnik sampel pada penelitian ini total sampling/total populasi sebanyak 32. Analisa data menggunakan uji statistik paired t-test.hasil: Dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil p value = 0,000 (p value <0,05). Kesimpulan:Ada pengaruh peningkatan kadar Hb sebelum dan setelah konsumsi ekstrak daun kelor pada ibu hamil di Puskesmas Semanu I Gunungkidul tahun 2017. Background: The content of iron (Fe) in dry moringa leaves or in the form of flour kelor leaf that is equivalent to 25 times higher than spinach can be used as an alternative to the prevention of anemia in pregnant women naturally. Method: Quantitative research with the design of The One Group pre-test posttest design. The sample technique in this study total sampling / total population of 32. Data analysis using paired t-test statistical test. Result: With the significance level of 0.05 obtained p value = 0,000 (p value <0.05). Conclusion: There is influence of increase of Hb level before and after consumption of kelor leaf on pregnant mother of Puskesmas Semanu I Gunungkidul in 2017. PENDAHULUAN Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga di Kawasan ASEAN. Penyebab langsung kematian ibu terbesar adalah karena perdarahan, infeksi dan eklamsia. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia dalam kehamilan (Arisman, 2004). Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit terutama besi, asam folat dan vitamin B12 (Diana, 2003). Defisiensi zat besi dalam tubuh akan mengakibatkan anemia yang menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa oleh darah, dan berakibat pula pada berkurangnya persediaan zat besi untuk memenuhi kebutuhan ibu, janin dan plasenta. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya transfer oksigen ke janin sehingga dapat berakibat pertumbuhan janin terhambat, peningkatan resiko persalinan pre term dan BBLR (Irianti dkk, 2014).Permenkes No 97 tahun 2014 pasal 12 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan selama masa hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan

kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi anemia defisiensi besi pada ibu hamil adalah dengan pemberian tablet tambah darah (Fe). Departemen Kesehatan telah melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet besi berturut-turut 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes,2014). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) menunjukkan anemia gizi besi (Fe) pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,5% (Kesumasari, 2012). Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 angka pencapaian distribusi tablet besi (Fe 3) Puskesmas Semanu I sebanyak 93,46%, data tersebut sedikit dibawah target program yaitu 95%. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan gizi dan laporan KIA Puskesmas Semanu I tahun 2016, angka anemia ibu hamil Wilayah Puskesmas Semanu I termasuk tinggi yaitu 46,09%. Menurut Budiarni (2012) salah satu faktor yang menyebabkan masih meningkatnya angka anemia defisiensi besi pada ibu hamil disaat cakupan distribusi tablet besi sudah melewati target adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Sebanyak 51.8% ibu hamil dinyatakan tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Selain itu ada beberapa alasan yang dikemukakan ibu hamil terkait kelemahan tablet besi sehingga ibu hamil tidak menghabiskan tablet besi yang sudah diterimanya, mulai dari bau dan rasa tablet besi yang sulit diterima karena menyebabkan mual setelah minum tablet besi hingga BAB berwarna hitam. Banyaknya kelemahan obat kimia seperti tablet tambah darah yang selain harganya mahal jika dibeli, obatobatan kimia mempunyai efek samping yang membuat konsumen tidak nyaman, resistensi obat yang tinggi, dan kemungkinan terakumulasi di tubuh. Hal ini menyebabkan masyarakat untuk memilih memanfaatkan pangan lokal alami yang tersedia sebagai pengganti obat kimia. Kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman lokal yang telah dikenal berabad-abad sebagai tanaman multiguna, padat nutrisi dan berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan beragam dibanding jenis tanaman lainnya. Menurut hasil penelitian, daun kelor mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium, kalium, besi dan protein dalam jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna oleh tubuh manusia. Tingginya kandungan zat besi (Fe) pada daun kelor kering ataupun dalam bentuk tepung daun kelor yaitu setara dengan 25 kali lebih tinggi daripada bayam dapat dijadikan alternatif penanggulangan anemia pada ibu hamil secara alami. Kandungan senyawa kelor telah diteliti dan dilaporkan oleh Ibok Odura W, O Ellis, at all (2008) menyebutkan bahwa daun kelor mengandung besi 28,29 mg dalam 100 gram. Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 ibu hamil trimester 2 dengan Hb <11gr% di Wilayah Puskesmas Semanu I, 8 orang diantaranya belum pernah mengkonsumsi daun kelor karena belum mengetahui tentang manfaatnya dan 5 orang diantaranya tidak bersedia mengkonsumsi daun kelor karena baunya yang kurang enak. Mengingat bau dan rasa khas daun kelor serta praktis bagi ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi daun kelor dalam bentuk ekstrak. Berdasarkan uraian di atas dan ketersediaan tanaman kelor di Wilayah Puskesmas Semanu I peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Ekstrak Daun Kelor Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester 2 dan 3 di Wilayah Puskesmas Semanu I Tahun 2017. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan pre experimental design atau rancangan pre eksperimen. Desain yang digunakan pada rancangan ini adalah The One Group Pre Test-Post Test Design yaitu dilakukan pre test sebelum perlakuan dan post test sesudah perlakuan pada satu kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester 2 dan 3 yang ada di wilayah Puskesmas Semanu I. Jumlah populasi adalah 120 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik porposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 32 responden. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data primer untuk menentukan populasi dan sampel yaitu ibu hamil trimester 2 dan 3 dengan kadar HB kurang dari 11 gr%. Metode pengambilan data dengan memengukur kadar HB sebelum dan sesudah perlakuan. Analisa uivariat ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dipresentasikan dari tiap-tiap variable. Untuk mengetahui pengaruh pada perlakuan tersebut digunakan uji statistic parametric t-test terikat (paired samples t-test) yaitu digunakan untuk membandingkan 2 rata-rata yang berasal dari kelompok yang sama dengan skala data interval. HASIL ANALISIS 1. Analisis Univariat a. Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur Tabel. 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas Semanu I Gunungkidul No Usia responden Frekuensi Persentase 1 <20 tahun 2 6,3% 2 20-35 tahun 26 81,3% 3 >35 tahun 4 12,5% Total 32 100% Sumber : Data Primer (2017) Berdasarkan tabel 4.1 umur responden paling banyak pada usia 20 35 tahun yaitu sebanyak 26 (81,3%). Dan paling sedikit pada usia < 20 tahun yaitu sebanyak 2 (6,3%). b. Gambaran karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel. 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas Semanu I Gunungkidul No Pendidikan Frekuensi Persentase responden 1 SD 4 12,5% 2 SMP 9 28,1% 3 SMA/SMK 14 43,8% 4 PT 5 15,6% Total 230 100% Berdasarkan tabel 4.2 pendidikan responden paling banyak berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 14 (43,8%) responden dan paling sedikit pendidikan SD yaitu sebanyak 4 (12,5%).

c. Gambaran karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel. 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Semanu I Gunungkidul No Pekerjaan Frekuensi Persentase responden 1 Buruh 1 3,1% 2 Guru 2 6,3% 3 IRT 23 71,9% 4 Karyawan 3 9,4% swasta 5 Tani 1 3,1% 6 Wiraswasta 2 6,3% Total 32 100% Berdasarkan tabel 4.3 Pekerjaan responden paling banyak adalah IRT ( ibu rumah tangga) yaitu sebanyak 23 (71,9%) responden dan paling sedikit responden mempunyai pekerjaan tani/buruh yaitu masing masing sebanyak 1 (3,1%). d. Gambaran karakteristik responden berdasarkan Paritas Tabel. 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas di Puskesmas Semanu I Gunungkidul No Paritas responden Frekuensi Persentase 1 Primigravida 11 34,4% 2 Secundigravida 14 43,8% 3 Multigravida 7 21,9% Total 32 100% Berdasarkan tabel 4.4 Paritas pada responden paling banyak adalah pada kategori secudigravida yaitu sebanyak 14 (43,8%) responden dan paling sedikit responden berada pada kategori multigravida yaitu sebanyak 7 (21,9%). e. Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan Tabel. 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan di Puskesmas Semanu I Gunungkidul No Usia Frekuensi Persentase kehamilan 1 Trimester II 14 43,7% 2 Trimester 18 56,3% III Total 32 100% Berdasarkan tabel 4.5 responden dengan usia kehamilan trimester II yaitu sebanyak 11 (43,7%) responden dan responden yang usia kehamilannya di trimester III sebanyak 14 (56,3%). f. Kadar Hb sebelum dan sesudah perlakuan 1) Kadar Hb Sebelum Diberikan daun kelor Tabel 4.6 Kadar Hb sebelum mengkonsumsi ekstrak daun kelor S Sebelum uanemia F % a. mberat 0 0 b. bsedang 14 43,8 c. eringan 18 56,3 d. r Tidak anemia 0 0 Total 32 100 : Data Primer (2017) Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa sebelum mengkonsumsi ekstrak daun kelor terdapat 18 responden berada pada kategori anemia ringan dan 14 responden berada pada kategori anemia sedang.

2) Kadar HB Setelah Diberikan daun kelor Tabel 4.7 Kadar Hb setelah mengkonsumsi ekstrak daun kelor Anemia Sesudah F % Berat 0 0 Sedang 5 15,6 Ringan 9 28,1 Tidak Anemia 18 56,3 Total 32 100 Sumber : Data Primer (2017) Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa setelah mengkonsumsi ekstrak daun kelor terdapat 5 responden (15,6%) pada kategori anemia sedang, anemia ringan 9 responden (28,1%) dan yang paling banyak berada pada kategori tidak anemia yaitu sebanyak 18 responden (56,3%). 2. Analisis Bivariat Pengaruh kenaikan kadar Hb Sebelum dan Sesudah konsumsi ekstrak daun kelor Tabel 4.9 Pengaruh kenaikan kadar Hb Sebelum dan Sesudah konsumsi daun kelor Variabel Mean Mean p value N Sebelum konsumsi kelor 0,91 9,90 32 0,000 Sesudah konsumsi kelor 10,8 Sumber : Data Primer (2017) Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat rata-rata kadar Hb sebelum konsumsi daun kelor adalah 9,90 dan setelah konsumsi daun kelor meningkat menjadi adalah 10,8. Hasil uji paired t- test menunjukkan Nilai p value= 0,000 < ɑ (0,05). Maka dapat disimpulkan ada pengaruh peningkatan kadar Hb sebelum dan setelah konsumsi daun kelor pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Semanu I Gunungkidul. 3. Uji normalitas data Tabel 4.8 tabel uji normalitas data Kadar HB Sebelum Sesudah Nilai p ( uji Kolmogorov- SmirnovZ ) 0,415 0,416 Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji normalitas sebelum dan sesudah konsumsi daun kelor data dalam distribusi normal dimana nilai p value sebelum 0,415>0,005 dan sesudah 0,416 >0,005. PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden a. Usia responden Menurut Manuaba (2010) umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko komplikasi kehamilan serta memiliki reproduksi yang sehat.hal ini terkait dengan kondisi biologis dan psikologis dari ibu hamil. Sebaliknya pada kelompok umur < 20 tahun beresiko anemia sebab pada kelompok umur

tersebut perkembangan bilogis yaitu reproduksi belum optimal. Selain itu, kehamilan pada kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan yang beresiko tinggi, dikarenakan wanita hamil pada usia ini rentan menderita anemia. Hal ini menyebabkan daya tahan tubuh akan menurun dan mudah terkena berbagai infeksi selama masa kehamilan (Manuaba, 2007).. Menurut penelitian Salmariantity (2012) ibu yang hamil pada umur beresiko (<20 tahun dan > 35 tahun) berpeluang beresiko mendapatkan anemia 1,8 kali dibandingkan ibu yang hamil pada usia tidak beresiko (20-35 tahun) b. Pendidikan responden Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang anemia dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya menjadi terbatas, terutama pengetahuan tentang pentingnya zat besi (Budiono, 2009). c. Pekerjaan Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal /hari, yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan (Arisman, 2010). Bobak (2009) mengatakan bahwa pekerjaan ibu berkaitan dengan kejadian anemia. Aktivitas yang berat akan mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah karena kurang asupan oksigen di dalam tubuh. Aktivitas atau latihan ringan yang ditambah dengan suplemen asupan nutrisi akan membantu meningkatkan oksigen di dalam darah sehingga dapat menaikkan kadar hemoglobin didarah tubuh d. Paritas ibu Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia semakin sering seorang ibu melahirkan maka resiko anemia semakin besar. Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram atau lebih, yang pernah dilahirkan, hidup atau mati. Bila berat badan tidak diketahui maka dipakai batas umur kehamilannya 24 minggu. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko mengalami anemia juga lebih tinggi pada ibu yang mempunyai paritas tinggi (Wiknjosastro, 2007). e. Usia kehamilan Usia kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu 0-12 minggu trimester I, 12-28 minggu trimester II, dan 28-40 minggu trimester III. Usia kehamilan sangat berpengaruh terhadap kadar Hb dalam darah ibu hamil. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah (Manuaba, 2010). Teori Cunningham (2010) menyatakan Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau kadar lebih kecil 10,5 gr % pada trimester II Anemia juga dapat mempengaruhi kebutuhan gizi

selama kehamilan, sehingga dapat menyebabkan berbagai faktor seperti pengaruh terhadap tumbuh kembang janin, perdarahan, dan masalah nifas. 2. Pengaruh konsumsi ekstrak daun kelor terhadap peningkatan kadar Hb Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat rata-rata kadar Hb sebelum konsumsi ekstrak daun kelor adalah 9,90 dan setelah konsumsi ekstrak daun kelor meningkat menjadi 10,8. Hasil uji paired t-test menunjukkan Nilai p value= 0,000 < ɑ (0,05). Maka dapat disimpulkan ada pengaruh peningkatan kadar Hb sebelum dan setelah konsumsi ekstrak daun kelor pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Semanu I Gunungkidul. Zat besi merupakan microelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb). Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, lebih kurang 65 persennya dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Sekitar 4 persennya dalam bentuk 5 mioglobin, 1 persen dalam bentuk macam-macam senyawa heme yang meningkatkan oksidasi intraseluler, 0,1 persen bergabung dengan protein transferin dalam plasma darah dan 15-30 persen terutama disimpan dalam system retikuloendotelial dan sel parenkim hati, khususnya dalam bentuk feritin (Arthur C. Guyton dan John E. Hall, 2014). Kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman lokal yang telah dikenal berabad-abad sebagai tanaman multiguna, padat nutrisi dan berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan beragam dibanding jenis tanaman lainnya. Menurut hasil penelitian, daun kelor mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium, kalium, besi dan protein dalam jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna oleh tubuh manusia. Tingginya kandungan zat besi (Fe) pada daun kelor kering ataupun dalam bentuk tepung daun kelor yaitu setara dengan 25 kali lebih tinggi daripada bayam dapat dijadikan alternatif penanggulangan anemia pada ibu hamil secara alami. Kandungan senyawa kelor telah diteliti dan dilaporkan oleh Ibok Odura W, O Ellis, at all (2008) menyebutkan bahwa daun kelor mengandung besi 28,29 mg dalam 100 gram. Tanaman yang memiliki nama latin sebagai moringa oleivera atau dalam bahasa Indonesia di sebut kelor ini memiliki batang yang jarang dan mudah patah. Daunnya sendiri berukuran kecil berbentuk bulat telur yang tersusun dalam satu tangkai. Kelor sendiri dapat berkembang dengan sangat baik pada daerah yang memiliki ketinggian antara 300 hingga 500 meter di atas permukaan laut. Karena memiliki banyak manfaat dan tanaman ini tidak terlalu sulit dirawat, pohon kelor banyak dibudidayakan secara mandiri dengan cara stek. Salah satu manfaat daun kelor ini adalah sangat baik di konsumsi untuk ibu hamil, menyusui dan balita. (Satriadi,2016) Meskipun demikian dari 32 responden setelah mengkonsumsi ekstrak dun kelor 1 responden tidak mengalami kenaikan maupun penurunan kadar Hb, dan 2 responden mengalami penurunan kadar Hb. Masih adanya ibu hamil yang mengalami penurunan kadar Hb setelah konsumsi ekstrak daun kelor juga dapat disebabkan karakteristik responden yang seluruhnya adalah trimester II kehamilan di mana pada masa ini berisiko terjadi anemia secara fisiologis yang disebabkan oleh bertambahnya darah yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang

dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh peningkatan kadar Hb sebelum dan setelah konsumsi ekstrak daun kelor pada ibu hamil trimester 2 dan 3 di wilayah kerja Puskesmas Semanu I Gunungkidul. 2. Saran Dalam menanggulangi anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya adalah dengan mengkonsumsi ekstrak daun kelor selama kehamilan. DAFTAR PUSTAKA Arisman, (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bobak, M. Irene, at.al. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. Alih Bahasa:Maria Wijayarini. Jakarta: EGC Cunningham G.F., Gant N.F., Leveno K.J., et all, (2006). Gangguan Pertumbuhan Janin Dalam Buku Obstetri Williams vol 1 edisi 21. Jakarta: EGC. moringa oleifera and ipomoea batas leaves. Scientific research and Essyvol 3 (2) pp. 057-060 Irianti B., Halida E., Duhita F dkk, (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. hal:175 Cetakan 1. Jakarta: Penerbit Sagung Seto. Kementerian Kesehatan, (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Vol 51.Jakarta Kesumasari,C. (2012). Anemia Gizi: Permasalahan dan Pencegahan. Yogyakarta: Penerbit Kalika. Manuaba, I. (2010). Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta : ECG Notoatmojdo. S, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. rawirohardjo, Sarwono, 006, Prawirohardjo, S. (2006), Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP SP. l, Jakarta : YBP SP. Sulistyaningsih, (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif - Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiyono, (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alpabeta. Departemen Kesehatan RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), laporan nasional 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Ibok, O.W., O Elilis and Deborah,O. (2008). Nutritional potential of two leaty vegetables