commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak. atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB. II LANDASAN TEORITIS. 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merasakan tentang dirinya (sense of self) serta bagaimana cara individu

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki rasa minder untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN. penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

NO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesuksesan, karena dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Berbicara Saat Persentasi. kecemasan berbicara seperti, demam panggung (stage fright), kecemasan berbicara

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

Pengertian komunikasi Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahwa manusia itu pada hakikatnya zoo politicon yang berarti manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Salah satunya adalah kepercayaan diri (Self Confidence). Kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

Keyakinan Diri Orang Tua Dalam Mendidik Anak ( Studi Deskriptif Di PAUD Telapak Kaki Ibu, Purwokerto Selatan)

Jangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

BAB 2 Tinjauan Pustaka

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan,

BAB I PENDAHULUAN. barang ataupun jasa, diperlukan adanya kegiatan yang memerlukan sumber daya,

TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MENGISI SKALA INI

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun), dan fase remaja akhir (usia 18 tahun sampai 21 tahun) (Monks,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

Teori Peniruan Media Massa

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

Bayu Prakoso F

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

LAMPIRAN C SKALA STRES DAN AGRESIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagai salah satu program kerja pemerintah, Ujian Nasional diadakan

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

TINGKATKAN PERCAYA DIRI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang paling penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orangtua, secara individual maupun kelompok (Risnawati & Ghufron, 2011). Robert Anthony (1993) dalam Wibowo (2007) mengatakan kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang yang diperoleh melalui monolog dengan dirinya sendiri yang bersifat internal, keyakinan yang mendukung pencapaian berbagai tujuan hidupnya untuk tidak berputus asa walaupun menemui kegagalan. Kepercayaan diri akan sangat membantu dalam melakukan berbagai aktivitas. Perilaku yang pemalu, gugup serta cemas berlebihan akan memberikan kesan yang buruk kepada pihak-pihak yang 6

7 berhubungan dengan seseorang. Rasa tidak percaya diri yang akan tercermin dari cara berdiri, bersalaman, berbicara, menatap dan lain-lain. Oleh karena itu, kepercayaan diri sangat penting keberadaannya Berdasarkan urian para tokoh di atas maka kepercayaan diri dapat disimpulkan sebagai salah satu aspek kepribadian penting dalam keyakinan pencapaian berbagai tujuan hidupnya. b. Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Risnawati & Ghufron (2011) rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yaitu: 1) Faktor internal, meliputi: a) Konsep diri Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi (2008) dalam Risnawati & Ghufron (2011), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya individu yangmempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.

8 b) Harga diri Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Individu yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Individu yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi individu yang mempunyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan. c) Kondisi fisik Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada rasa percaya diri. Anthony (1993) dalam Risnawati & Ghufron (2011) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara. d) Pengalaman hidup Lauster (1986)dalam Risnawati & Ghufron (2011) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering

9 menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Apalagi jika pada dasarnya individu memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian. 2) Faktor eksternal meliputi: a) Pendidikan Pendidikan mempengaruhi percaya diri individu. Anthony lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikanyang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan. b) Pekerjaan Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga didapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

10 c) Lingkungan Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat duafaktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup. Attachment ibu-anak termasuk pada faktor eksternal, yaitu lingkungan keluarga. c. Ciri-Ciri Kepercayaan Diri Lauster (1986) dalam Wahyuni (2014) mengatakan ciri-ciri kepercayaan diri yaitu: 1) Percaya pada kemampuan sendiri yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.

11 2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil. 3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya. 4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang. d. Cara Menumbuhkan Kepercayaan Diri Anita Lie (2004) menyebutkan untuk dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional, individu tersebut harus memulai dari diri sendiri. Adapun cara yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Evaluasi Diri secara Obyektif Individu harus belajar untuk menerima diri secara obyektif dan jujur. Membuat daftar potensi yang ada dalam diri baik yang telah diraih ataupun belum. Kenali apa yang menjadi penyebab terhalangnya kemunculan potensi yang ada dalam diri.

12 2) Memberi Penghargaan yang Jujur terhadap Diri Menyadari dan menghargai sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang dimiliki. 3) Positif Thinking Mencoba untuk melawan setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatife yang muncul dalam benak dan tidak membiarkan pikiran negative berlarut - larut. 4) Gunakan Self Affirmation Menggunakan self affirmation memerangi negative thinking, pasti 5) Berani Mengambil Risiko Setelah memahami secara obyektif, maka akan dapat memprediksi risiko setiap tantangan yang dihadapi, sehingga tidak perlu menghindari melainkan lebih menggunakan strategi strategi untuk menghindari, mencegah atau mengatasi risiko. 6) Belajar Mensyukuri dan Menikmati Rahmat Tuhan Individu tersebut harus dapat melihat dirinya secara positif. 7) Melakukan Tujuan yang Realistis Mengevaluasi segala tujuan yang telah ditetapkan, apakah tujuan tersebut realistis atau tidak. Tujuan yang realistis akan memudahkan dalam pencapaian tujuan.

13 e. Aspek aspek Kepercayaan Diri Menurut Lauster (1986) dalam Risnawati & Ghufron (2011), aspek-aspek kepercayaan diri yaitu sebagai berikut: 1) Percaya pada Kemampuan Diri Sendiri Keyakinan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya, sehingga mampu sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. 2) Optimis Sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya. 3) Objektif Orang yang memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau diri sendiri. 4) Bertanggung Jawab Kesediaan orang untuk menanggung segala yang telah menjadi konsekuensinya. 5) Rasional dan Realistis Analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

14 f. Cara Menilai Kepercayaan Diri Kepercayaan diri diperoleh melalui kuesioner yang menggunakan skala likert dengan aspek-aspek yang dikemukakan Lautser (1986) dalam Wahyuni (2014) yaitu aspek percaya pada kemampuan diri sendiri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Semakin tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi tingkat kepercayaan diri dan sebaliknya semakin rendah skor yang didapat maka semakin rendah tingkat kepercayaan diri seseorang. 2. Kecemasan Berbicara di Depan Umum a. Pengertian Chaplin (2011) mendefinisikan kecemasan sebagai perasaan campuran berisi ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Menurut Lazarus (1986) dalam Apollo (2007), menjelaskan lebih yang samar-samar dis Sifat kecemasan dikatakan subjektif, artinya bahwa kejadian yang menjadi penyebab dan reaksi yang dialami tiap individu berbeda. Philips (1992) dalam Ririn, dkk (2013), menyebut kecemasan berbicara didepan umum dengan istilah reticence, yaituketidakmampuan individu untuk mengembangkan percakapan yang bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan tetapi

15 karena adanya ketidakmampuan menyampaikan pesan secara sempurna, yang ditandai dengan adanya reaksi secara psikologis dan fisiologis. Masing-masing gejala yang ditunjukkan ketika mengalami kecemasan berbicara di depan umum tidak dapat berdiri sendiri, tetapi masing-masing gejala saling berhubungan. Individu yang mengalami kecemasan berbicara di depan umum akan mengalami gejala pada psikologisnya, akan mempengaruhi fisiologis dan kognitifnya semua gejala tersebut saling timbal balik satu dengan yang lainnya. Perbedaan antara berbicara di depan umum dengan pembicaraan biasa, pada konteks pembicaraan biasa individu merasa aman untuk menyampaikan pikiran-pikirannya. Bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan biasa adalah adanya proses memberi dan menerima, proses komunikasi dua arah (dialog). Berbeda dengan berbicara di depan umum, begitu individu mulai berbicara di depan umum, secara otomatis individu tersebut menjadi pemimpin dan memegang kendali penuh dari banyak orang. Proses komunikasi berubah menjadi monolog. Ketakutan dan kecemasan berbicara di depan umum ditandai dengan perasaan gelisah dan perasaan tertekan (Rogers, 2004). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan berbicara di depan umum adalah suatu keadaan tidak nyaman yang sifatnya tidak menetap pada diri individu, baik

16 ketika membayangkan maupun pada saat berbicara di depan orang banyak. b. Gejala Gejala Kecemasan Berbicara di Depan Umum Frances (2008) mengemukakan gejala kecemasan terbagi menjadi dua yaitu gejala fisiologis dan psikologis, masing-masing gejala meliputi gejala yang tergolong ringan dan gejala yang berat. Gejala fisiologis dan psikologis adalah sebagai berikut: 1) Gejala fisiologis Gejala kecemasan ini ditandai dengan adanya pusing atau sakit kepala, sakit perut, muncul jerawat di wajah, muka memerah karena malu, naiknya pola suara ketika sedang berbicara, kaki dan tangan mengalami mati rasa, pusing yang berat atau kehilangan kesadaran dan sulit bernafas. 2) Gejala psikologis Gejala kecemasan ini ditandai dengan adanya berpikiran negatife tentang suatu tugas atau kehabisan waktu dalam mengerjakan tugas, meragukan kemampuan diri, takut dipermalukan, takut akan kegagalan, takut akan mengalami sakit, kecurigaan bahwa telah dinilai oleh orang-orang dan menjadi tidak disukai, merasa sedih dan rendah diri oleh kekhawatiran yang berlebihan.

17 c. Komponen Kecemasan Berbicara di Depan Umum Rogers (2004) membagi komponen kecemasan berbicara di depan umum menjadi 3,yaitu: 1) Komponen fisik yang biasanya dirasakan jauh sebelum memulai pembicaraan. Gejala fisik tersebut berbeda setiap orangnya. Beberapa contoh gejala fisik yang dimaksud adalah detak jantung yang semakin cepat, suara yang bergetar, kaki yang bergetar, kejang perut, sulit untuk bernafas dan hidung berlendir. 2) Komponen proses mental misalnya: sering mengulang kata atau kalimat, hilang ingatan secara tiba-tiba sehingga sulit untuk mengingat fakta secara tepat dan melupakan hal-hal yang sangat penting. Selain itu juga tersumbatnya pikiran sehingga membuat individu yang sedang berbicara tidak tahu apa yang harus diucapkan selanjutnya. 3) Komponen emosional, yang termasuk dalam komponen emosional adalah adanya rasa tidak mampu, rasa takut yang biasa muncul sebelum individu tampil dan rasa kehilangan kendali. Biasanya secara mendadak muncul rasa tidak berdaya seperti anak yang tidak mampu mengatasi masalah, munculnya rasa panik dan rasa malu setelah berakhirnya pembicaraan.

18 d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Berbicara di Depan Umum Menurut Rahayu, dkk (2004) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami kecemasan berbicara di depan umum adalah sebagai berikut: 1) Pengukuhan (Reinforcement) Menurut teori pengukuhan, anak belajar mengulang perilaku yang diberi, sedang perilaku yang tidak diberi pengukuh cenderung akan dikurangi atau dihilangkan. 2) Skill Acquisition Teori skala menganggap bahwa individu mengalami kecemasan ketika berbicara di muka umum, karena gagal mengembangkan keterampilan yang perlu untuk berkomunikasi dengan sukses. 3) Peniruan (Modelling) Teori peniruan menganggap bahwa kecemasan berbicara di muka umum dapat berkembang karena adanya imitasi dengan orang lain yang dialami individu dalam interaksi sosial. 4) Pikiran yang tidak Rasional (Irrational Thinking) Pandangan teori kognitif menganggap bahwa tidak ada peristiwa yang menimbulkan individu merasa cemas ketika berbicara di muka umum, tetapi kecemasan tersebut lebih disebabkan oleh keyakinan-keyakinan mereka yang tidak

19 rasional tentang suatu peristiwa yang ada hubungannya dengan berbicara dimuka umum tersebut. e. Cara Menilai Kecemasan Berbicara di Depan Umum Kecemasan berbicara di depan umum diperoleh melalui kuesioner yang menggunakan skala likert dengan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Rogers (2004), yaitu: komponen fisik, komponen proses mental dan komponen emosional. Semakin tinggi skor skala kecemasan berbicara di depan umum, maka individu semakin cemas, sebaliknya semakin rendah skor skala kecemasan berbicara di depan umum, maka semakin rendah kecemasan yang dialami individu. 3. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Diploma IV Bidan Pendidik UNS Menurut Rakhmat (2009), apabila orang merasa rendah diri, dia akanmengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan gagasannya pada orang lain danmenghindar untuk berbicara di depan umum, karena takut orang lain menyalahkannya. Kecemasan dalam interaksi sosial lebih sering dikarenakanadanya pikiran-pikiran negatif dalam diri individu. Individu merasa orang laintidak dapat menerima dirinya karena perbedaan-perbedaan yang dimilikinya,seperti perbedaan status sosial, status ekonomi dan tingkat pendidikan.kepercayaan diri mahasiswa diasumsikan dapat mempengaruhi tingkat kecemasan mereka di dalam berbicara di depan umum. Mahasiswa dengankepercayaan diri yang

20 memadai dapat meminimalisir kecemasanyang terjadi pada diri mereka saat berbicara di depan umum. Semakin percaya diri seseorang maka semakin rendah kecemasan dalam berbicara di depan umum. Penelitian Anwar (2010) dengan judul Hubungan Antara Self Afficacy dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara, menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum. Dengan demikian semakin tinggi self efficacy mahasiswa, maka akan semakin rendah tingkat kecemasannya berbicara di depan umum dan sebaliknya, semakin rendah self efficacy mahasiswa maka tingkat kecemasan berbicara di depan umum akan semakin tinggi.

21 B. Kerangka Konseptual Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting dalam keyakinan pencapaian berbagai tujuan hidupnya. Adapun kepercayaan diri dan kecemasan berbicara di depan umum digambarkan sebagai berikut: Kepercayaan Faktor internal: 1. Konsep diri 2. Harga diri 3. Kondisi fisik 4. Pengalaman hidup Faktor eksternal: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Lingkungan Kepercayaan diri yang rendah: kesulitan dalam Kecemasan berbicara di 1. Pengukuhan (Reinforcement) 2. Skill acquisition 3. Peniruan (modelling) 4. Pikiran yang tidak rasional Gambar 1. Kerangka Konsep Hubungan Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Sumber: Risnawati&Ghufron (2011), Rakhmat (2009) dan Rahayu, dkk (2004) Keterangan: : diteliti : tidak diteliti

22 C. Hipotesis Ada Hubungan Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Diploma IV Bidan Pendidik UNS.