19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Adapun dipilihnya sekolah tersebut sebagai objek penelitian karena peneliti adalah guru di SD Negeri Kambangan 01 sehingga memudahkan proses penelitian, kecuali itu juga sejalan dengan makna PTK merupakan perbaikan di lingkungan sendiri guna meningkatkan hasil belajar siswa (Wardani, 2003). 3.1.2 Subyek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Kambangan 01, Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Adapun siswa yang diteliti adalah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki- laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pengajaran. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata pelajaran matematika, untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar, motivasi siswa dan ketrampilan guru dalam pembelajaran. 3.2 Variabel Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas Yang dimaksud adalah pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan penelitian berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Variabel dalam tindakan kelas berupa variabel input, variabel proses, variabel output. Variabel inputnya hasil belajar rendah, variabel prosesnya penggunaan model kooperatif tipe jigsaw, dan variabel outputnya hasil belajar meningkat 19
20 3.3 Rencana Tindakan 1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 3 tahap, yaitu : a. Merencanakan (planning) b. Melakukan tindakan (acting) dan Mengamati (observing) c. Refleksi (reflecting) Penelitan ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Tagart. Dalam PTK ini menggunakan 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan tahap refleksi. Tahap tersebut disajikan dalam gambar 3.1 berikut ini. Gambar 3.1 Model Spiral Dari Kemis dan Targat. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana berikutnya jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil
21 memecahkan masalah.setelah siklus ini berlangsung dua kali, diharapkan perbaikan yang diinginkan sudah berakhir. Namun, biasanya akan muncul masalah baru. Masalah ini akan dipecahkan kembali melalui PTK. 2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran. 1) Pra kegiatan a) Menciptakan kondisi mendidik. b) Menciptakan kesiapan belajar peserta didik c) Menciptakan suasana belajar yang kondusif. 2) Kegiatan Awal a) Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya. b) Memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. c) Membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. d) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik. 3) Kegiatan Inti a) Mengingatkan dan sedikit mengulas kompetensi prasyarat (requsite material). b) Menyampaikan alternatif kegiatan yang akan ditempuh oleh peserta didik. c) Membahas materi pelajaran atau menyampaikan materi pelajaran. d) Melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi material. e) Membimbing peserta didik dalam pencarian informasi atau proses menemukan informasi. f) Mengamati kegiatan peserta didik ketika menemukan informasi g) Membimbing peserta didik dalam proses menarik simpulan materi. 4) Kegiatan Akhir.
22 a) Mengkondisikan peserta didik untuk menyalin simpulan materi di buku catatan untuk diulang kaji di rumah. b) Melakukan umpan balik. c) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran. d) Melaksanakan peskoran. e) Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam. a. Siklus Pertama (2 kali pertemuan) 1. Perencanaan (Planning) Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah peneliti buat, untuk melakukan penelitian, peneliti menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan yang mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam kegiatan perbaikan pembelajaran. Dengan bantuan teman sejawat selaku observer, peneliti merancang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, mendiskusikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, menyiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan misalnya alat tes (soal tes), lembar kerja siswa dan lembar observasi serta menyusun kelompok belajar siswa dan merencanakan tugas kelompok. Selain itu, peneliti membuat kesepakatan dengan teman sejawat selaku observer untuk menentukan kreteria yang digunakan dalam observasi. Tujuannya agar observer siap melakukan observasi saat pelajaran berlangsung dan untuk memastikan agar kehadiran observer di kelas tidak mengganggu kenyamanan peserta didik dalam belajar. Setelah ada kesepakatan, peneliti mensimulasi perbaikan pembelajaran. 2. Pelaksanaan (Action) a. Kegiatan Awal 1) Guru mengkondisikan peserta didik dengan berdo a bersama, mengabsen peserta didik, dan bertanya keadaan peserta didik. 2) Guru melakukan apersepsi.
23 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik. 4) Guru menyampaikan alternative kegiatan pembelajaran yaitu tanya jawab, ceramah dan diskusi. b. Kegiatan Inti 1) Membagi siswa menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 5 anak. Guru menjelaskan tugas setiap anggota kelompok. Tiap anggota kelomppok memiliki tugas yang berbeda. Anggota kelompok nomer satu sebagai tim ahli, anggota kelompok nomer dua sebagai penulis hasil kerja kelompok, anggota kelompok nomer tiga sebagai perangkum dan anggota kelompok nomer empat sebagai pemapar hasil kerja kelompok. 2) Guru mengarahkan setiap anggota kelompok pada kelompok masingmasing. Kemudian guru mengarahkan setiap kelompok yang bernomer sama untuk berkumpul menjadi satu tim. 3) Setelah tim ahli berkumpul, guru mengarahkan untuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Guru membimbing setiap tim ahli yang sedang membahas tugasnya. 4) Setelah semua tim ahli menyelesaikan tugasnya, guru mengarahkan setiap tim ahli untuk kembali kepada kelompok masing-masing untuk melaporkan hasil yang telah dibahas bersama tim ahli. 5) Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kelompok. 6) Setelah selesai mengerjakan lembar kerja kelompok, guru menyuruh tiap kelompok untuk memaparkan hasil kerja kelompok. 7) Guru memberi kesempatan kepada tiap kelompok untuk bertanya apabila jawaban kelompok lain kurang jelas dan apabila jawaban kelompok kurang memuaskan boleh di sanggah oleh kelompok lain. Suasana belajar menjadi hidup dan terjadi diskusi multiarah.
24 c. Kegiatan Akhir 1) Guru membagi soal ulangan harian tentang materi Sifat-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layanglayang 2) Ketika peserta didik mengerjakan soal ulangan, guru mengamati tiaptiap peserta didik. 3) Guru menyuruh peserta didik mengumpulkan jawaban soal ulangan harian. 4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam 3. Observasi Dalam observasi, kegiatan yang dilakukan oleh observer adalah melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi dengan focus masalah keaktifan dan keterlibatan peserta didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar dan kemampuan guru mengajar dengan menggunakan metode yang tepat. 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, peneliti melakukan diskusi dengan observer dan berkonsultasi dengan pembimbing tentang hasil belajar peserta didik pada upaya perbaikan pembelajaran pada siklus pertama masih rendah. Akhirnya penelti memutuskan untuk merencanakan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus kedua. Hal ini dilakukan agar peserta didik yang belum aktif ikut terlibat dalam proses kegiatan pembelajaran. b. Siklus kedua (2 kali pertemuan) 1. Perencanaan (Planing) Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam kegiatan tindakan perbaikan. Selanjutnya, peneliti merancang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, mendiskusikan penerapan model
25 kooperatif tipe jigsaw, menyiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan seperti alat tes (soal-soal tes), lembar kerja siswa,mdan lembar observasi, menyususn kelompok belajar siswa, dan merencanakan tugas kelompok. Bersama dengan observer, peneliti menyepakati focus observasi terhadap kegiatan perbaikan serta menentukan kreteria yang digunakan. Setelah ada kesepakatan, peneliti mensimulasi perbaikan pembelajaran. 2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal 1) Guru mengkondisikan peserta didi dengan berdo a bersama, mengabsen peseerta didik, dan menanyakan keadaan peserta didik. 2) Guru melakukan observasi dengan bertanya kepada peserta didik. 3) Guru memotivasi peserta didik agar peserta didik termotivasi mengikuti pelajaran. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5) Guru menyampaikan alternatif kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Kegiatan Inti 1) Guru menyampaikan kepada peserta didik bahwa materi yang akan dibahas adalah materi yang lalu. 2) Guru menginformasikan pada peserta didi agar membuka buku paket masing-masing. 3) Guru membentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 5 anak dan anggotanya berbeda dengan kelompok pada pertemuan yang lalu. 4) Guru membimbing peserta didik agar memberi nama kelompok dengan nama-nama yang disukai oleh anak-anak. 5) Semua ada 5 kelompok dan satu kelompok ada yang beranggotakan 5 anak. 6) Guru membagi lembar kerja siswa (LKS) kepada tiap kelompok. 7) Guru mengarahkan setiap anggota kelompok yang bernomer sam agar bergabung menjadi satu kelompok yang disebut tim ahli.
26 8) Tiap tim ahli mendapat tugas yang berbeda antara tim ahli yang satu dengan tim ahli yang lainnya 9) Guru mengelilingi tiap-tiap tim ahli, tujuannya agar guru lebih mudah mengawasi jalannya kerja kelompok. Bila ada peserta didik yang mengalami kesulitan, guru akan membimbing peserta didik tersebut. 10) Setelah semua tim ahli menyelesaikan tugasnya, guru mengarahkan agar tiap anggota tim ahli kembali pada kelompok awal. 11) Setiap anggota menyampaikan hasil pembahasan di tim ahli kepada kelompok awal untuk ditulis. 12) Guru menyuruh agar tiap-tiap kelompok memaparkan hasil kerjanya secara bergantian. 13) Guru mengaskan jawaban tiap-tiap kelompok, selanjutnya guru menjelaskan kembali tentang apa yang telah mereka kerjakan. 14) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi. c. Kegiatan Akhir 1) Guru menyampaikan catatan-catatan penting kepada peserta didik tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja kelompok. 2) Guru memberitahukan kepada peserta didik bahwa semua materi pembelajaran kompetensi dasar sifat-sifat bangun datar segitiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layang-layang sudah selesai. 3) Guru menyuruh peserta didik untuk merapikan peralatan pembelajaran, termasuk menutup buku. 4) Guru memberikan soal-soal ulangan harian 5) Peserta didik mengumpulkan jawaban soal-soal ulangan. 6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 3. Observasi Dalam observasi ini, kegiatan yang dilakukan oleh observer adalah melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disepakati dengan fokus masalah keaktifan dan keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran dan
27 kemampuan guru dalam menyajikan materi dan mengelola kelas sehingga suasana pembelajaran menjadi bermakna. 4. Refleksi Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer dapat diketahui bahwa semua tujuan perbaikan pembelajaran telah tercapai atau belum.maka hasil diskusi dengan teman sejawat dan juga konsultasi dengan pembimbing untuk memutuskan bahwa proses perbaikan pembelajaran kompetensi sifst-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layanglayang sudah selesai atau belum atau mungkin perlu dilanjutkan pada siklus ke III.. 3.4 Jenis Data,Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian a. Jenis Data 1) Data kuantitatif dari hasil tes, presensi,skor dan tugas. 2) Data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil. 3) Instrumen yang dipakai berbentuk : soal tes dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan. b. Teknik Pengumpulan Data Data yang akan diambil selama Penelitian Tindakan Kelas diperoleh dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, dan tes. 1) Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukuran kinerja kognitif, afektif maupun psikomotorik, lembar peskoran dalam lembar observasi. 2) Dokumentasi dilaksanakan untuk mendokumentasikan hasi pembelajaran sebagai pendukung observasi. 3) Tes dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis untuk mengukur kemampuan siswa.
28 c. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipakai berbentuk : soal tes dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan. 3.5 Indikator Kinerja Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil bila 75 % siswa berhasil memperoleh skor > 62, yakni skor Standar Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran 2011/2012. 3.6 Analisis data Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan skor tes Hasil belajar kondisi awal,skor tes hasil belajar setelah siklus 1, dan skor tes hasil belajar setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut: Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa skor hasil belajar ( tes hasil belajar) dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 62 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh skor 62 ini jumahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus : Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
29 Ketuntasan individual = Jumlah nilai Jumlah nilai maksimal x 100 % Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah seluruh siswa x 100 Keterangan Ketuntasan indiviual: Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 62 Ketuntasan klasikal: Jika > 75% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan skor > 62.