BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang sesuai untuk memecahkan permasalahan. Penetapan metode penelitian akan menentukan keberhasilan dan kemudahan proses penelitian, karena metode penelitian merupakan suatu rencana pemecahan pada persoalan yang sedang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena sesuai dengan fungsinya metode ini digunakan untuk menyelidiki masalah yang timbul pada masa sekarang dan masalah itu memerlukan analisis serta pemecahan masalahnya. Menurut Moh. Nazir (1999: 63), Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1998; 140) adalah sebagai berikut: 1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang faktual. ) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa, karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik. 47
48 Dari kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode deskriptif cocok digunakan dalam penelitian ini, karena sejalan dengan maksud dan tujuan penelitian, yaitu untuk memecahkan dan mengungkapkan permasalahan pada saat penelitian dilakukan, yaitu pemahaman siswa terhadap mata pelajaran praktikum. 3. Variabel dan Paradigma Penelitian 3..1 Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 99), Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam Penelitian ini adalah: Penguasaan siswa pada pelajaran praktikum di SMK N 6 Bandung. 3.. Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian. Menurut Gage, paradigma diartikan sebagai model-model, pola-pola atau skema-skema, sedangkan menurut Wittrock, paradigma merupakan cara berpikir atau pola untuk penelitian, yang apabila dilaksanakan dapat mengarah pada perkembangan teori (Jaka Herwandi, 000:43). Dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan alur berfikir, berupa suatu konsep dasar atau wawasan yang
49 digunakan pada waktu menangkap dan menjelaskan suatu gejala. Untuk memperjelas gambaran tentang variabel-variabel dalam penelitian, maka diperlukan penjabaran dalam bentuk paradigma penelitian. Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentukbentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey. Paradigma dalam Penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum Di SMK NEGERI 6 Bandung. 3.3 Data dan Sumber Data Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 99-100), Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis yang sudah dirumuskan. Data merupakan hasil pencatatan suatu penelitian baik yang berupa angka maupun fakta yang dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah data yang bersifat terukur (parametrik) yang
50 dimaksudkan untuk menghindari prediksi dan untuk mendekati penelitian deskriptif. Data yang akan didapatkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, hasil dari jawaban pertanyaan (instrumen penelitian) peneliti terhadap responden, yaitu orang yang menjawab atau merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti secara tertulis. Dimana responden tersebut dianggap sebagai sumber data dan juga sebagai subjek penelitian. Berdasarkan pendapat diatas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah orang yang akan menjawab pertanyaan dari tes dan kuisioner (angket), yaitu siswa SMKN 6 Bandung kelas. 3.4 Populasi dan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 115), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi siswa SMK NEGERI 6 Bandung kelas paket pilihan struktur yang telah dan sedang mengikuti mata pelajaran praktikum. Dalam menentukan jumlah sampel, ada pendapat yang bisa dijadikan pegangan meskipun bukan aturan buku (Nana Sudjana, 199: 73), bahwa Berdasarkan atas perhitungan atau syarat pengujian yang lazim digunakan dalam statistika maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini minimal 30 subyek. Maka berdasarkan pendapat tersebut, peneliti mengambil sampel sebanyak 33 dari jumlah siswa yang dipilih secara purpossive (pertimbangan tertentu), terdiri dari:
51 Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Kelas Populasi Sampel TKK 47 43 Jumlah 47 43 3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data penelitian yang dikehendaki, maka pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengambilan data sebagai berikut: a. Teknik Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau sekelompok (Suharsimi Arikunto, 1996 : 138). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengungkap aspek permasalahan yang terkandung dalam variabel, yaitu tentang Penguasaan siswa pada pelajaran praktikum di SMK Negeri 6 Bandung. Tes digunakan sebagai instrumen penelitian terutama untuk mengungkap hasil belajar kognitif menurut Nana Sudjana (1993: 5) dalam tes obyektif tipe pilihan ganda dan tipe benar salah banyak mengungkap aspek pemahaman. Mengacu pada pernyataan tersebut maka pada penelitian ini digunakan jenis tes obyektif pilihan ganda dengan acuan skor untuk tiap jawaban benar 1 dan 0 untuk setiap jawaban salah.
5 b. Teknik Angket Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengungkap aspek permasalahan yang terkandung dalam variabel. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (1991: 15) penggunaan angket sebagai teknik pengumpulan data mempunyai keuntungan sebagai berikut: 1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. ) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. 3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut waktu senggang responden. 4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malumalu dalam memberikan jawaban. 5) Dapat dibuat dengan standar tertentu, sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. c. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi ini dimaksudkan untuk menerapkan data seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (199: 00) adalah Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, partisipasi notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
53 3.5. Alat pengumpul data Sesuai dengan rumusan masalah dan untuk menguji yang diajukan dalam penelitian ini, maka diperlukan alat pengumpul data. Alat pengumpul data digunakan agar dapat menggali keterangan dan memperoleh data mengenai variabel dalam penelitian ini, yaitu Penguasaan siswa pada pelajaran praktikum di SMK NEGERI 6 Bandung. Tes yang digunakan adalah angket tertutup, dalam arti alternatif jawaban sudah tersedia, dimana responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Tes dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tes ini digunakan untuk mengungkapkan data mengenai variabel yang telah penulis siapkan. Adapun alasan penulis menggunakan teknik tes adalah: 1) Tes mudah dibuat dan ditafsirkan, bersifat luas dan fleksibel. ) Mempunyai reabilitas yang tinggi. 3) Hasil pengukuran variabel yang diteliti dapat dianalisis dan diolah secara statistik dengan tingkat ketelitian yang dapat diandalkan. 4) Data yang diperoleh kemungkinan besar bersifat objektif. 5) Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah dan hemat, baik ditinjau dari segi biaya, waktu dan tenaga.
54 3.5.3 Uji Coba Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan agar alat ukur penelitian atau angket yang digunakan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya mendekati kebenaran data yang diharapkan. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. a. Uji Validitas Sebuah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dapat mengukur atau mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Hal ini dapat diketahui dengan uji validitas yang menentukan valid tidaknya sebuah instrumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (00 : 145) mengatakan bahwa instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka terlebih dahulu dihitung harga korelasi dengan rumus korelasi Product Moment, yaitu : r xy = N XY ( X )( Y ) ( X ) N Y { N X }{ ( ) } Y (Suharsimi Arikunto, 006 : 170)
55 keterangan : r xy = koefisien korelasi X = jumlah skor tiap item Y = jumlah skor total seluruh item N = jumlah responden Uji validitas ini dikenakan pada setiap item angket. Sehingga perhitungannya pun merupakan perhitungan setiap item. Selanjutnya untuk menentukan validitas dari item dilakukan uji t dengan rumus : ( n ) r t = (Sudjana, 00 : 380) keterangan : ( 1 r ) t r n = uji signifikasi korelasi = koefisien korelasi = jumlah responden uji coba Uji validitas dikenakan pada tiap item tes dan validitas item akan terbukti jika t hitung > t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%) dan dk = n maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila t hitung < t tabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%), maka item soal tersebut tidak valid.
56 b. Uji Reliabilitas Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 170) menyatakan, bahwa realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Untuk itu, maka perlu dilakukan pengukuran tingkat reliabilitas angket. Pengukuran tingkat reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha(α), sebagai berikut : 1) Menghitung jumlah total variabel dari setiap item dengan rumus : ( X ) X α N n = (Arikunto, 00 : 173) N Keterangan : α n ΣX (ΣX ) N = harga varians tiap itemnya = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya = kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya = jumlah responden ) Mencari jumlah varians butir (Σα b ) yaitu dengan menjumlahkan varians dari setiap butirnya (α n ). 3) Mencari harga varians total dengan rumus : ( Y ) Y α N t = (Arikunto, 00 : 173) N Keterangan : α n = varians total
57 ΣX (ΣX ) = jumlah kuadrat jawaban total dari setiap itemnya = jumlah kuadrat skor total tiap responden N = jumlah responden 4) Menghitung Reliabilitas angket dengan rumus: k Σσ r = 1 b 11 (Suharsimi Arikunto, 1998 : 193) k 1 σ 1 Keterangan : r 11 k Σσ b σ t = reliabilitas angket = banyaknya item = jumlah varians item = varians total Pedoman penafsiran r 11 menurut Suharsimi Arikunto (1998: 167) 0,800 1,000 Sangat baik 0,600 0,799 Tinggi 0,400 0,599 Cukup 0,00 0,399 Rendah < 0,00 Sangat rendah 3.5.4 Analisis Data Pengolahan, analisis, proses penuyusunan, pengaturan dan pengolahan data diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, apakah diterima atau ditolak hipotesis tersebut.
58 Teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, secara garis besar teknik analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut: Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mengecek kelengkapan data tes dan angket, dan lembar jawaban. b. Menyebarkan tes dan angket, dan lembar jawaban kepada responden. c. Mengecek jumlah lembar jawaban yang telah kembali dari responden. d. Mengecek kelengkapan lembar jawaban yang telah kembali dari responden. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Member skor pada tiap item jawaban. b. Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variable. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, meliputi : Mengolah data dengan uji statistika Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan kesimpulan. 3.5.5 Perhitungan Prosentase Perhitungan prosentase untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel dan sub variabel. Pengolahan data menggunakan perhitungan prosentase yaitu dengan rumus sebagai berikut : Fo P = x100% (Surakhmad, 1998 : 09) N
59 Keterangan : P Fo N = prosentase jawaban = jumlah skor yang muncul = jumlah skor total/skor ideal Prosentase jawaban yang diperoleh selanjutnya diinterpretasi melalui interval yang dibuat menjadi 5 (lima) kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, dihitung dari prosentase maksimum yang didapat yaitu 100%. Kemudian prosentase tersebut dibagi lima bagian sama besar yaitu sebagai berikut : Kriteria Penafsiran Prosentase Data : 81% - 100% = sangat tinggi 61% - 80% = tinggi 41% - 60% = sedang 1% - 40% = rendah Kurang dari 1% = sangat rendah (Arikunto, 1995:354) 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen dan Pelaksanaan Penelitian Data penelitian yang diperoleh untuk penelitian ini berasal dari responden, yaitu siswa teknik kontruksi kayu (TKK) teknik bangunan SMK Negeri 6 Bandung kelas. Dalam menggunakan instrumen penelitian menggunakan angket data yang diperoleh harus valid/sahih dan harus reliabel/dapat dipercaya sehingga diperlukan suatu pengujian terhadap instrumen penelitian itu.
60 Untuk mengetahui apakah angket yang dibuat memenuhi persyaratan Vailiditas dan Reliabilitas, maka angket tersebut diuji cobakan kepada responden sebanyak 10 orang siswa. Data yang digunakan untuk penelitian adalah data tentang tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum, dengan menggunakan instrumen yaitu angket/kuisioner dan nilai praktikum yang didapat dari guru pembimbing / instruktur dan tes wawancara. 3.6.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian Data penelitian di ukur dengan skala Guttman sehingga didapat didapat jawaban yang tegas. Data yang diperoleh berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatife), ternyata dari variebel (pendapat siswa) dari 40 butir pernyataan, terdapat 3 butir pernyataan yang valid dan 8 butir soal tidak valid. Nomer soal yang tidak valid adalah, 9, 10, 18, 7, 6, 3,35. Butir soal yang tidak valid selanjutnya diganti/diubah untuk pengambilan data. Untuk hasil analisis butir soal instrumen penelitian tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung selengkapnya dapat dilihat dalam tabel lampiran. Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95 % dan dk = n-, sesuai dengan standar untuk penelitian pendidikan, maka diperoleh derajat kebebasan (dk) = 10- = 8 didapat ttabel = 0.707 item pernyataan dikatakan valid dan signifikan apabila. Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan uji coba validitas instrument pada lampiran.
61 3.6. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian Hasil uji reliabilitas angket kuisioner yang digunakan untuk variabel diperoleh r11 = 0,975. Koefisien reliabilitas 0,975 menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya dan untuk lebih jelasnya hasil perhitungan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat dalam lampiran. 3.6.3 Analisis soal dan analisis skor indikator penelitian 3.6.3.1 Analisis soal dan analisis skor Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu. Tabel 3. Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu No soal jumlah benar 1 3 3 5 7 9 8 1 0 13 1 18 1 1 8 3 8 15 31 1 3 9 Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indicator ini maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 18 dan skor tertinggi ada pada soal nomer 7 dan 3 dengan jumlah benar soal nomer 18 adalah
6 1, untuk soal nomer 7 dan 3 adalah 9 dari 1 soal dan jumlah skor maksimal untuk tiap nomer soal 33. Gambar 3.1 Grafik Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu Untuk analisa skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap responden yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan jumlah perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel. Tabel 3.3 Analisis skor responden pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu Skor Frekuensi 1 0 0 3 0 4 1 5 3 6 4 7 6 8 4 9 10 10 4 11 1 1 0
63 Bisa dilihat bahwa ada 1 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 11 dan siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 9 sebanyak 10 siswa dari skor masksimal 1 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan skor siswa. Terbukti dengan sedikitnya siswa yang memiliki nilai rendah. Gambar 3. Grafik Analisis skor responden pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu
64 3.6.3. Analisis soal dan analisis skor Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu. Tabel 3.3 Analisis soal pada Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu No soal jumlah benar 3 9 5 11 9 14 3 15 18 16 16 0 3 31 9 33 13 34 16 36 17 Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indikator ini maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 11 dan skor tertinggi ada pada soal nomer dengan jumlah benar soal nomer 11 adalah 9, untuk soal nomer adalah 3 dari 1 soal dan jumlah skor maksimal untuk tiap nomer soal adalah 33. Gambar 3.3 Grafik Analisis soal pada Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu
65 Untuk analisa skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap responden yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan jumlah perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel. Tabel 3.4 Analisis skor pada responden Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu Skor Frekuensi 1 0 0 3 0 4 5 6 8 7 7 8 4 9 6 10 11 1 1 1 Bisa dilihat bahwa ada 1 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 1 dan siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 6 sebanyak 8 siswa dari skor masksimal 1 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan skor siswa. Terbukti dengan sedikitnya siswa yang memiliki nilai rendah.
66 Gambar 3.4 Grafik Analisis skor responden pada Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu 3.6.3.3 Analisis soal dan analisis skor Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu. Tabel 3.5 Analisis soal pada Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu jumlah No soal benar 6 1 17 16 19 4 4 7 6 14 30 0 37 6 Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indikator ini maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 4 dan skor tertinggi ada pada soal nomer 37 dengan jumlah benar soal nomer 4 adalah 7, untuk soal nomer 37 adalah 6 dari 7 soal dan jumlah skor maksimal untuk tiap nomer soal adalah 33.
67 Gambar 3.5 Grafik Analisis soal pada Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu Untuk analisis skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap responden yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan jumlah perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel. Tabel 3.6 Analisis skor pada responden Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu Skor Frekuensi 1 1 6 3 6 4 1 5 8 6 0 7 0 Bisa dilihat bahwa ada 8 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 5 dan siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 4 sebanyak 1 siswa dari skor masksimal 7 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan skor siswa. Terbukti dengan sedikitnya siswa yang memiliki nilai rendah.
68 Gambar 3.6 Grafik Analisis skor responden pada Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu 3.6.3.4 Analisis soal dan analisis skor Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu. Tabel 3.7 Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu jumlah No soal benar 4 3 5 5 10 9 5 7 0 35 1 38 1 39 8 40 Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indikator ini maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 38 dan skor tertinggi ada pada soal nomer 10 dengan jumlah benar soal nomer 38 adalah 1,
69 untuk soal nomer 10 adalah 9 dari 9 soal dan jumlah skor maksimal untuk tiap nomer soal adalah 33. Gambar 3.7 Grafik Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu Untuk analisis skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap responden yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan jumlah perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel. Tabel 3.8 Analisis skor pada responden Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu Skor Frekuensi 1 0 3 9 4 9 5 8 6 4 7 0 8 0 9 0 Bisa dilihat bahwa ada 4 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 6 dan siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 3 dan 4 sebanyak 1
70 siswa dari skor masksimal 9 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan skor siswa. Gambar 3.8 Grafik Analisis skor responden pada Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu 3.6.4 Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran dihitung untuk menunjukkan derajat kesulitan suatu instrument tes yang dapat diselesaikan oleh responden. Tingkat kesukaran suatu tes (P) merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang menjawab benar dengan jumlah seluruh peserta tes, kemudian nilai P dikonsultasikan dengan pedoman kriteria penafsiran. Sebagai pedoman kriteria penafsiran koefisien untuk tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut :
71 Tabel 3.9 Analisis Tingkat Kesulitan Soal Interval koefisien Tingkat Kesulitan 0 % - 0 % Soal Sangat sulit 0 % - 40 % Soal Sulit 40 % - 60 % Soal Cukup Sulit 60 % - 80 % Soal Mudah 80 % - 100 % Soal Sangat Mudah Untuk mencari tingkat kesukaran soal dapat dihitung pada contoh soal nomor 1 sebagai berikut : P = B J B = 3 J = 40 Maka taraf kesukarannya : kesukaran. 3 P = = 40 0,575 Kemudian harga P (taraf kesukaran) dikonsultasikan ke tabel taraf Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa soal no 1 cukup sulit. Untuk soal berikutnya dari nomor 1 s/d 40 akan disajikan dalam tabel di bawah ini.
7 Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Butir Soal Soal Jawaban Tingkat nilai prosentase No Benar Kesulitan 1 3 0,575 57,50% Soal Cukup Sulit 31 0,775 77,50% Soal Mudah 3 5 0,65 6,50% Soal Mudah 4 10 0,5 5,00% Soal Sulit 5 10 0,5 5,00% Soal Sulit 6 1 0,3 30,00% Soal Sulit 7 9 0,75 7,50% Soal Mudah 8 0,55 55,00% Soal Cukup Sulit 9 5 0,65 6,50% Soal Mudah 10 5 0,65 6,50% Soal Mudah 11 9 0,5,50% Soal Sulit 1 0 0,5 50,00% Soal Cukup Sulit 13 1 0,55 5,50% Soal Cukup Sulit 14 3 0,575 57,50% Soal Cukup Sulit 15 18 0,45 45,00% Soal Cukup Sulit 16 16 0,4 40,00% Soal Cukup Sulit 17 16 0,4 40,00% Soal Cukup Sulit 18 1 0,3 30,00% Soal Sulit 19 4 0,6 60,00% Soal Cukup Sulit 0 3 0,575 57,50% Soal Cukup Sulit 1 8 0,7 70,00% Soal Mudah 31 0,775 77,50% Soal Mudah 3 0,55 55,00% Soal Sangat sulit 4 7 0,175 17,50% Soal Sangat sulit 5 7 0,175 17,50% Soal Sangat sulit 6 14 0,35 35,00% Soal Sulit 7 18 0,45 45,00% Soal Cukup Sulit 8 15 0,375 37,50% Soal Sulit 9 0,55 55,00% Soal Cukup Sulit 30 0 0,5 50,00% Soal Cukup Sulit 31 1 0,3 30,00% Soal Sulit 3 9 0,75 7,50% Soal Mudah 33 13 0,35 3,50% Soal Sulit 34 16 0,4 40,00% Soal Cukup Sulit 35 1 0,3 30,00% Soal Sulit 36 17 0,45 4,50% Soal Cukup Sulit 37 6 0,65 65,00% Soal Mudah 38 8 0, 0,00% Soal Sulit 39 19 0,475 47,50% Soal Cukup Sulit 40 5 0,65 6,50% Soal Mudah
73 3.6.5 Daya Pembeda Soal Daya pembeda item adalah kemampuan suatu item untuk membedakan antara responden yang unggul dengan responden yang kurang. Sebelum menghitung daya pembeda, responden di bagi menjadi kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Daya pembeda (DP) merupakan perbandingan antara banyaknya responden kelompok atas yang menjawab soal benar dikurangi banyaknya responden kelompok bawah yang menjawab soal benar dengan setengah dari jumlah responden. Nilai DP dapat dihitung pada soal nomor 1 sebagai berikut : DP = BA JA BA = 1 BB = 11 JA = 16 JB = 17 BB JB Maka untuk memperoleh nilai DP (Daya Pembeda) dapat dicari pada contoh soal no 1 sebagai berikut : DP = 1 16 11 = 0,01 17 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa soal no 1 jelek. Untuk soal berikutnya dari nomor 1 s/d 40 akan disajikan dalam tabel di bawah ini.
74 Tabel 3.11 Daya Pembeda pada Butir Soal No Indeks BA BB JA JB Soal DP Ket 1 1 11 16 17 0,10 Jelek 15 16 16 17 0,00 Jelek 3 11 14 16 17-0,14 Jelek 4 6 4 16 17 0,14 Jelek 5 7 3 16 17 0,6 Cukup 6 7 5 16 17 0,14 Jelek 7 13 16 16 17-0,13 Jelek 8 13 9 16 17 0,8 Cukup 9 11 14 16 17-0,14 Jelek 10 1 13 16 17-0,01 Jelek 11 7 16 17 0,3 Cukup 1 11 9 16 17 0,16 Jelek 13 13 8 16 17 0,34 Cukup 14 1 11 16 17 0,10 Jelek 15 11 7 16 17 0,8 Cukup 16 10 6 16 17 0,7 Cukup 17 7 9 16 17-0,09 Jelek 18 5 7 16 17-0,10 Jelek 19 14 10 16 17 0,9 Cukup 0 13 10 16 17 0, Cukup 1 14 14 16 17 0,05 Jelek 15 16 16 17 0,00 Jelek 3 14 8 16 17 0,40 baik 4 4 3 16 17 0,07 Jelek 5 5 16 17 0,19 Jelek 6 8 6 16 17 0,15 Jelek 7 1 6 16 17 0,40 baik 8 11 4 16 17 0,45 baik 9 1 10 16 17 0,16 Jelek 30 11 9 16 17 0,16 Jelek 31 7 5 16 17 0,14 Jelek 3 16 13 16 17 0,4 cukup 33 8 5 16 17 0,1 Cukup 34 10 6 16 17 0,7 Cukup 35 7 5 16 17 0,14 Jelek 36 10 7 16 17 0,1 Cukup 37 15 11 16 17 0,9 Cukup 38 5 3 16 17 0,14 Jelek 39 9 10 16 17-0,03 Jelek 40 11 14 16 17-0,14 Jelek
75 3.6.6 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang kita olah berdistribusi normal atau tidak normal. Ini penting untuk menentukan jenis statistik yang digunakan, jika data tersebut berdistribusi tidak normal, maka digunakan metode non parametrik. Sedangkan data berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik. Langkah yang dilakukan untuk melakukan uji normalitas variabel tingkat penguasaan praktikum yaitu : 1) Menentukan rentang nilai (r), yaitu data terbesar - data terkecil. Nilai tertinggi 80,33 dan nilai terendahnya 6,86. r = data terbesar data terkecil range p = = bk 33 p = = = 30 16 = 14 ) Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan aturan sturges, yaitu: Bk = 1 + 3,3 log n. Bk = 1 + 3,3 log 33 = 6,01 3) Menentukan rentang antar interval (p), dengan rumus: 6,01 r bk,33
76 4) Membuat tabel distribusi frekuensi. Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi No Kelas Interval fo Xi f.xi (f.xi) (Xi-M) f. (Xi-M) 1 16,00-18,3 6 17,16 10,95708 10600,16 3,710104 196,606 18,33-0,65 3 19,49 58,465618 3418,85 11,493786 34,481357 3 0,66 -,98 5 1,8 109,08783 11900,154 1,16193 5,630965 4,99-5,31 8 4,15 193,1773 37315,705 1,607364 1,858611 5 5,3-7,64 6 6,48 158,85371 534,5 1,937186 77,63115 6 7,65-9,96 8,8 57,60988 3318,8301 35,115771 70,3154 7 9,97-3,9 3 31,13 93,401011 873,7488 68,14308 04,495 JUMLAH 33 169 773,547 100511,33 163,13345 601,51546 5) Menghitung mean (rata-rata) dengan rumus: M = f 1 f x 1 1 100511,33 M = 33 M =,88 6) Menghitung simpangan baku (S) dengan rumus: fi( x1 x) SD = ( n 1) SD = 601,515 (33 1) = 4,34
77 7) Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam chi-kuadrat, Rumus yang digunakan adalah : k ( f o f e ) X = f i= 1 e X k = i= 1 (6 3,003) 3,003 =,991 Keterangan : X = Chi Kuadrat fo = frekuensi jawaban yang diperoleh fe = frekuensi jawaban yang diharapkan dk = derajat kebebasan (n-1) n = jumlah alternatif jawaban
78 Tabel 3.13 Perhitungan Perhitungan Chi-Kuadrat No Kelas Interval fo Batas Kelas Z hitung Luas O-Z,503-1,59 0,4441 Luas Tiap Kelas Interval fe f0-fe χ 1 0,00 -,3 6 0,0910 3,003,997,991 4,7-1,05 0,3531,33-4,65 3 0,1581 5,173 -,17 0,943 5,67-0,51 0,195 3 4,66-6,98 5 0,187 6,171-1,171 0, 6,4 0,0 0,008 4 6,99-9,31 8 0,043 6,7419 1,58 0,348 4,5 0,56 0,13 5 9,3-11,64 6 0,15 5,016 0,984 0,193,31 1,10 0,3643 6 9,3-11,64 0,085,8116-0,81 0,343 0,67 1,64 0,4495 7 9,3-11,64 3 0,0355 1,1715 1,89,854,35,17 0,485 JUMLAH 33 4,193 1,76146 1,58 0,9131 30,13,868 7,6716 χ tabel 1,59 normal 8) Penentuan normalitas Hasil perhitungan Chi-kuadrat ( χ hitung ) selanjutnya dibandingkan dengan harga χ tabel dengan ketentuan sebagai berikut : a) Tingkat kepercayaan 95%. b) Derajat kebebasan (dk = bk 1) c) Apabila χ hitung < χ tabel, berarti variabel X dan variabel Y berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan didapat harga Chi-kuadrat (χ) = 7,6716 dikonsultasikan ke dalam tabel χ, (terlampir) dengan ketentuan dk = k 1 = 7 1 = 6. Setelah dikonsultasikan pada tabel χ maka diperoleh, χ (0,95) (5) = 1,59.
79 Ternyata χ hitung < χ tabel, maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor variabel X berdistribusi normal.