I</c ~ 6b/DI ~ f LIA K URNIASARI PENETAPAN ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA BERDASARKAN REKOMENDASI IMO TAHUN 1998 FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2001
PENETAPAN ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA BERDASARKAN REKOMENDASI IMO TAHUN 1998 \ DIAJUKAN UNTUK MI!I.I!NGKAPI TUGM DAN MIMINUHISYARATJt,YMAT GUNA MENCAPAI GELAR U.j,,1UANA I«JKUM IlIne SMNft,a.1rBn M.D NIP. 131 QS3 4ft FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AlRLANGGA SURABAYA 1001
Skripsi bd tejah diuji dan dipertahukan di had.pan Panitla PenguJi P.d. tlljllpl 17 Mel 2001 PanIda PenpJl Skripsi : : Dr. B. Ahdoel Raalid. ad., LLM. AnI... : 1. DIpa SuatowaCJ, SJL. M..u... 2. Ba.... b. N...". 8,u" MeS, 3. FEE B. 1 - s,b.. M..S. -===:::::==--_-..... c
BABIV PENUTUP 1. Kesimpulan a. Dasar-dasar pemikiran dalam penetapan AlKI adalah menggunakan pendekatan yuridis dan historis, yaitu : e Berdasarkan Pasal 53 Konvensi PBB 1982 tentang Hukum laut, mewajibkan perfu adanya pengaturan yang menentukan alur laut dan rute penerbangan diatasnya melalui perairan kepulauanlnusantara Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan 3 (tiga) AlKI sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia merupakan implementasi dari UNClOS 1982. e Konvensi PBB 1982 tentang Hukum laut (UNClOS 1982) yang diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 19a5 mempunyai arti yang penting bagi Negara Republik Indonesia, karena asas negara kepulauan yang diperjuangkan oleh Indonesia selama 25 tahun diterima dan diakui oleh masyarakat intemasional. Hal ini, melahirkan sebuah konsekuensi yuridis, dimana Indonesia wajib 51 mengakomodasikan kepentingan
52 masyarakat intemasional dengan menetapkan jalur-jalur lalu lintas bagi palayaran intemasional melalui perairan Indonesia. b. Dalam menetapkan ALKI, Indonesia haruslah menyampaikan usul kepada organisasi intemasional yang berwenang, dalam hal ini Intemational Maritime Organization (IMO). berfungsi memberikan saran - Organisasi tersebut saran dan rekomendasi dalam penerimaan dan penetapan mengenai alur laut kepulauan. Pada tanggal 19 Mei 1998, IMO secara resmi menerima dan menetapkan 3 (tiga) ALKI yang diajukan oleh Indonesia. c. Lintas Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang ditetapkan oleh Pemerintah RI berlaku bagi sagata jenis kapaj dan pesawat udara asing baik negara pantai maupun negara tidak berpantai, metalui perairan Indonesia, antara satu bagian laut lepas atau ZEE Indonesia dengan bagian laut tepas atau ZEE Indonesia lainnya. Lintas di ALKI tersebut dilakukan secara langsung, terus menerus dan secepat mungkin serla tidak terhalang. Mengenai persyaratanlkewajiban bagi kapal dan pesawat udara yang metintas, pemerintah tetah menyiapkan 19 (sembilan belas) ketentuan yang harus dipatuhi dalam melaksanakan hak lintas alur laut kepulauan melalui perairan Indonesia.
53 d. Dampak yang dapat timbul sehubungan dengan ditetapkannya ALKI tersebut ditinjau dari segi yuridis, politis, keamanan dan kesejahteraan. 2. Saran a. Mengingat ALKI yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia telah diterima dan disetujui oleh IMO dan untuk mengoptimalkan penerapannya agar mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, maka pemerintah pertu segera menetapkan Peraturan Pemerintah tentang ALKI. Hal tersebut demi menjamin kepastian hukumnya serta pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di ALKI. b. Dalam menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran internasional melalui ALKI, pemerintah Indonesia pertu segera memenuhi kewajiban sebagaimana ketentuan UNCLOS 1982 yaitu mempersiapkan peta-peta navigasi dilengkapi simbol-simbol ASL (Archipelagic Sea Lanes) dan mempersiapkan perangkat MSC (Monitoring Surveillance Control) sesuai dengan kesepakatan dalam sidang MSC~9IMO.