PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN RAGAM HIAS GEOMETRIS TUMPAL PADA KOTAK PERHIASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

BUAH PACE SEBAGAI MOTIF HIAS KRIYA KAYU JAM DINDING

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB V PENUTUP. fungsional memerlukan suatu proses tahapan kreatifitas dan membutuhkan proses

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

ABSTRAK. Keywords: Songket, Limasan, cutting, ready-to-wear. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi

Fungsi Produk Seni Kerajinan Ukir Kayu Guwang

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENERAPAN KATAK LEMBU SEBAGAI ORNAMEN PADA KERAJINAN KERAMIK VAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM.


BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

bagi proses penciptaan suatu hasil karya seni.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B)

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Hal ini terlihat pada tuntunan dalam menjalankan profesi / pekerjaan,

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Burung Dalam Sangka... (Lutfi Yajid) 1

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)


dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

Kajian Perhiasan Tradisional

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

II. METODE/PROSES PERANCANGAN

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB II METODE PERANCANGAN

III. PROSES PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM PERHIASAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Keindahan dan keunikan menurut penulis merupakan sesuatu yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian

Transkripsi:

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN RAGAM HIAS GEOMETRIS TUMPAL PADA KOTAK PERHIASAN DEVELOPING AND THE IMPLEMENTATION OF GEOMETRICAL ROWS TOWARD JEWELRY BOX 602 Oleh: Bayyu Cendrakasih, NIM 12207244009, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta (bayyuc14@gmail.com) Abstrak Penulisan Tugas Akhir Karya Seni (TAKS) ini bertujuan untuk mengembangkan desain kotak perhiasan dari berbagai bentuk dengan penerapan ragam hias geometris tumpal. Metode yang digunakan dalam penciptaan kotak perhiasan ini melalui tahap eksplorasi (dokumentasi, studi pustaka, dan observasi), perancangan, dan perwujudan. Kematangan konsep yang dirancang sangat berpengaruh pada keberhasilan perwujudansuatu karya yang akan dibuat. Ide dasar pembuatan karya kotak perhiasan motif geometris tumpal ini diambil dari salah satu motif tradisional yaitu motif tumpal, dengan jenis motif yang berbentuk segi tiga sama kaki. Sebuah motif yang telah dikembangkan menpunyai sebuah nilai keindahan dan keharmonisan masing-masing, yang diterapkan pada bagian kotak perhiasan berbahan dasar kayu. Proses pembuatan kotak perhiasan motif geometris tumpal ini menggunakan teknik kerja bangku, teknik sekrol, dan teknik ukir. Penciptaan karya seni yang dihasilkan berjumlah 12 karya yang terdiri dari barbagai macam ukuran, ragam hias geometris tumpal dan bentuk kotak. Karya tersebut adalah kotak perhiasan: 5 kotak untuk tempat semua perhiasan, 3 kotak untuk tempat cincin, 1 kotak untuk tempat kalung, 3 kotak untuk tempat cincindan anting/gelang. Kata Kunci : Kotak Perhiasan, Geometris Tumpal Abstract This research aims to develop design of jewelry box in some various shapes with the implementation of various geometrical rows.methods used to create this jewelry box in exploration stage (documentations, literature review and observations), design, and creating. The good concept which is designed influence the success of a creation made.the basic concept to create a jewelry box that is the geometrical are taken from one of traditional motif namely rows which are isosceles triangle. A motif that has developed has beautiful and harmonious value that is implemented toward wooden jewelry box. The process of the making the box used fitting shop, scroll technique, and carved technique. The products are 12 boxes that have various sizes, geometrical rows and shapes. The product is a jewelry box: 5 boxes for all jewelries, 3 boxes for rings, 1 box for necklaces, 3 boxes for rings and earrings. Keywords: Geometrical Rows, Jewelry box. PENDAHULUAN Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya, fenomena yang ada senantiasa mewarnai kehidupan manusia. Kesenian sebagai salah satu fenomena budaya, selalu melekat dan memberikan nuansa tersendiri bagi kehidupan manusia. Budaya dan kesenian yang diciptakan manusia sangat beragam salah satunya terwujud dalam bentuk seni rupa dengan berbagai ragam dan wujudnya. Seni selalu mengikuti perkembangan zaman dan budaya manusia, perkembangan zaman yang semakin maju, baik dari segi perkembangan pengetahuan mapun perkembangan teknologi. Berbagai perkembangan karya seni yang ada, maka muncullah kriya yang memberi wujud keindahan tersendiri dalam perkembangan

603 kesenian. Kriya merupakan salah satu cabang seni rupa yang dalam pengerjaannya sangat memerlukan ketrampilan yang tinggi, sehingga menghasilkan karya yang fungsional, ergonomis, dan memiliki nilai seni, untuk kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah kriya kayu. Kriya kayu merupakan karya seni yang menggunakan media kayu dan beberapa teknik seperti teknik kerja bangku, teknik sekrol, dan teknik ukir dalam pengerjaannya untuk menghasilkan suatu karya yang lebih indah. Dewasa ini telah kita ketahui bahwa kerajinan kayu telah banyak digunakan diberbagai tempat seperti di rumah sebagai produk rumah tangga maupun di hotel-hotel sebagai interior ruangan yang memiliki nilai keindahan. Motif yang digunakan pun beraneka ragam, salah satunya ragam hias geometris yang menggunakan beraneka ragam unsur-unsur garis lurus, lengkung, zigzag, spiral, dan berbagai bidang seperti segi empat, persegi panjang, lingkaran, layang-layang, dan bentuk lainnya sebagai motif bentuk dasarnya (Harun, 2014:11). Ragam hias geometris merupakan motif tertua dalam ornamen karena sudah dikenal sejak jaman prasejarah. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit. Kemajuan zaman semakin berkembang, hingga sekarang telah kita ketahui bahwa ada beberapa motif geometris, salah satunya yaitu motif geometris tumpal. Geometris tumpal merupakan ragam hias tradisional Nusantara yang memiliki bentuk dasar segitiga sama kaki. Hal itulah yang menjadi latar belakang penulis dalam menciptakan produk kotak perhiasan dengan mengambil motif geometris tumpal sehingga menjadi sebuah karya yang fungsional dan bernilai seni tinggi. Menurut Enget (2008) seni kriya adalah semua hasil karya manusia yang memerlukan keahlian khusus yang berkaitan dengan tangan, sehingga seni kriya sering juga disebut kerajinan tangan. Secara umum kotak perhiasan merupakan suatu benda yang berfungsi untuk menyimpan suatu perhiasan. Perhiasan adalah benda hias atau asesoris yang digunakan oleh para kaum wanita maupun pria, dari berbagai macam jenis perhiasan yaitu cincin, anting, kalung, gelang, bros dll. Jenis perhiasan pun berbeda motif, ukuran, dan bentuk, dari perhiasan yang berkualitas sedang hingga yang paling bagus, oleh karena itu kotak perhiasan merupakan benda yang paling tepat untuk menyimpan perhiasan tersebut agar dapat tersimpan dengan baik dan aman. Banyaknya perhiasan dibutuhkan pula sebuah wadah/tempat untuk menyimpan perhiasan tersebut agar tersimpan dengan baik dan rapi, tidak kalah menarik kotak perhiasanpun harus memiliki sebuah karya seni. Kebutuhan masyarakat akan hal kepuasan keindahan semakin meningkat, mereka tidak sekedar hanya menggunakan barang tersebuttetapi masyarakat juga akan melihat kegunaan dan keindahan pada barang tersebut.

604 Dari beberapa kotak perhiasan yang ada di Indonesia penulis akan mengembangkan sebuah karya sehingga menjadi sesuatu yang berbeda dari segi bentuk maupun hiasan yang terdapat pada kotak perhiasan tersebut. Dalam penciptaan karya pada kotak perhiasan menggunakan teknik merangkai atau mengkontruksi bagian kayu dan menerapkan teknik ukir geometris tumpal yang telah dikembangkan. Proses pengolahan yang akan dilakukan yaitu mengolah sebuah bentuk kotak, mengolah sebuah motif geometris tumpal, dan menentukan keergonomisan sebuah karya yang akan diciptakan. Sebuah karya yang akan diciptakan menggunakan prinsip-prinsip desain, yang sesuai dengan sebuah konsep yang telah dibuat dari awal sehingga mengandung nilai estetik di dalamnya.nilai estetik sendiri timbul dari ungkapan rasa dan perasaan yang menyenangkan terhadaap suatu yang disukai, sesuatu tersebut akan hadir sebagai ungkapan rasa dan tindakan secara kreatif, inovatif, dan berusaha mendatangkan perasaan senang atau tertarik bagi orang yang melihatnya.tentunya untuk mencapai nilai estetika tersebut, dalam penciptaan karya seni ini tidak terlepas dari suatu konsep, ide, kemampuan, pengalaman, dan sarana prasarana yang digunakan dalam proses pembuatan karya kotak perhiasan, sehingga nilai estetika tersebut masuk kedalam suatu karya yang terwujud dengan berbagai kreasi dan variasi. METODE PENCIPTAAN Penciptaan suatu karya yang bernilai seni membutuhkan pengetahuan danketrampilan, sehingga akan menghasilkan suatu produk atau karya sesuai yangdiinginkan. Perkembangan zaman semakin maju, hal ini menuntut manusia untukmenyesuaikan hasil karya yang dibuat sesuai dengan minat masyarakat. Dalampenciptaan karya kotak perhiasan berbahan dasar kayu ini penulis mengambil ragamhias geometris tumpal menjadi sumber ide dalam visualisasinya. Penciptaan sebuah karya tidak sematamata dapat terwujud begitu saja, karena menciptakan sebuah karya tentunya melalui beberapa langkah-langkah untuk terbentuknya sebuah karya seni. Kematangan konsep yang dirancang sangat menentukan untuk keberhasilan dalam perwujudan suatu karya yang akan dibuat. Didalam penciptaan sebuah karya seni terdapat bebereapa konteks metodologi yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. (Gustami SP, 2007). VISUALISASI KARYA 1. Proses pembuatan sket Penciptaan suatu karya yang fungsional dan unik membutuhkan pemahaman, kemampuan, dan pengetahuan yang berkaitan dengan sebuah pemikiran sehingga dapat menciptakan hal baru sesuai zaman yang semakin maju dan modern. Dalam suatu proses pembuatan sebuah karya pasti didasari dengan sebuah ide, karena ide merupakan bagian hal yang utama, agar proses penciptaan karya bisa terwujud. Dalam hal ini penulis mengambil sebuah ide dari ragam hias geometris tumpal untuk dijadikan sebuah motif ukir yang nantinya akan dikembangkan dan diaplikasikan kedalam sebuah kotak perhiasan berbahan dasar kayu. a. Sket Alternatif

605 Sket alternatif merupakan bagian dari rancangan pembuatan suatu karya. Pembuatan sket ini bertujuan untuk mencari alternatifalternatif bentuk karya yang akan dibuat. Alternatif bentuk sket ini tentunya sesuai dengan tema yang diangkat dalam pembuatan karya. Sket alternatif juga dibuat sebagai pedoman dalam menciptakan karya yang akan dibuat agar sesuai dengan keinginan sehingga menghindari kesalahan yang terjadi ketika mewujudkan suatu karya.sket-sket hasil pengembangan kemudian dipilih sesuai dengan yang dianggap terbaik berdasarkan pertimbangan antara lain dari segi artistik, fungsi, ergonomi dan kemampuan dalam pembuatannya. Setelah sket-sket alternatif yang dipilih itu ditetapkan untuk selanjutnya digunakan sebagai proses pedoman dalam proses pengerjaanya. 2) Model sket/desain 2 Gambar. 2: Desain kotak perhiasan 12 2. Tahap pembuatan karya a. Pembuatan kontuksi Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan kotak perhiasan ini yaitu membuat pola pada kayu yang nantinya akan dipotong sesuai dengan ukuran konsep yang telah dibuat, untuk dijadikan sebuah kontruksi dengan menggunakan teknik kerja bangku. b. Sket yang terpilih Sket-sket hasil pengembangan kemudian dipilih sesuai dengan yang dianggap terbaik berdasarkan pertimbangan antara lain dari segi artistik, fungsi, ergonomi dan kemampuan dalam pembuatannya. Setelah sket-sket alternatif yang dipilih itu ditetapkan untuk selanjutnya digunakan sebagai proses pedoman dalam proses pengerjaanya.berikut contoh sket yang terpilih. 1) Model sket/desain 1 Gambar. 3: Pembuatan Kontruksi b. Merangkai Setelah membuat kontruksi, langkah selanjutnya yaitu merangkai bagian kontruksi yang sudah dibuat sehingga menjadi bentuk kotak sesuai dengan konsep yang telah dibuat, kayu dirangkai menggunakan lem, agar sebuah kontrusi tersebut dapat lebih kuat. Gambar. 1: Desain kotak perhiasan 10

606 Gambar. 4: Rangkaian Yang telah dibuat c. Penerapan motif pada kotak Langkah selanjutnya yaitu menerapkan sebuah motif geometris tumpal pada bagian kotak dengan menggunakan teknik ukir, motif yang akan di ukir digambar pada bagian kayu dengan menggunakan pensil yang bertujuan untuk memudahkan proses mengukir. Gambar. 5: Hasil motif yang telah di ukir d. Proses finishing Setelah proses mengukir langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu masuk kebagian fhinising atau tahap akhir. Karya yang telah di ukir kemudian diamplas agar permukaan kayu menjadi halus. Setelah diamplas, kotak difhinising menggunakan semir sepatu, cat mowilex, dan clear yang berfungsi untuk melindungi, membuat kayu menjadi lebih mengkilap, dan tahan lama. Gambar. 6: Hasil karya setelah difinising PEMBAHASAN Pembuatan karya kotak perhiasan meliputi tahap-tahap seperti desain, persiapan bahan, alat, pembentukan, dan finishing. Namun secara keseluruhan pada karya kotak perhiasan ini memiliki beberapa aspek yang menjadi spesifikasi dalam pembuatannya, yaitu: a. Aspek fungsi Dapat menyimpan dan melindungi sebuah benda agar tidak mudah hilang ataupun terkena zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan pada sebuah perhiasan, sehingga benda atau perhiasan tersebut akan tetap terjaga kualitas dan keindahannya. b. Aspek estetika Kotak perhiasan ini memiliki karakteristik dalam bentuk dan motif ukiran geometris tumpal yang berbeda-beda. Dalam aspek estetika ini terlihat pada jenis kotak perhiasan, seperti pada kotak perhiasan yang terpasang sebuah kaca agar benda atau perhiasan yang ada didalamnya dapat nampak keindahannya dari luar. Setiap masingmasing kotak perhiasan ini memiliki sebuah kelebihan dari segi bentuk, ukiran geometris tumpal, volume, warna, serat, dan tekstur kayu yang dapat dilihat seni keindahannya pada karya kotak perhiasan tersebut. c. Aspek bentuk

607 Bentuk yang telah dihasilkan yaitu berbagai macam jenis kotak yang didesain dengan berbagai macam motif ukir geometris tumpal yang telah di kembangkan. Motif ukir geometris tumpal digunakan untuk menghiasi bagian sekeliling kotak perhiasan tersebut, untuk menambah nilai keindahan pada sebuah karya. d. Aspek bahan Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan kotak perhiasan ini yaitu kayu jati, mahoni, sampang, dan daru. Sifat kayu tersebut memiliki serat dan tekstur yang berbeda, kayu tersebut merupakan kayu pilihan yang dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan atau seni kriya. Tidak hanya kuat dan tahan lama, kayu tersebut juga merupakan jenis kayu yang dapat menghasilkan sebuah karya lebih indah pada hasil akhir finishingnya di bandingkan kayu lainnya. Sifat-sifat kayu tersebut merupakan hasil alam yang dapat mengasilkan suatu karya yang bermanfaat. e. Aspek teknik Teknik yang digunakan dalam pengerjaan karya ini adalah teknik kerja bangku, teknik ukir, teknik sekrol, kontruksi, dan finishing. Pada tahap yang dilakukan seperti kerja bangku, diutamakan dalam proses persiapan bahan yaitu pengukuran bahan dan pengetaman. Pada proses pembentukan menggunakan teknik kerja bangku untuk membentuk sebuah kontruksi. Teknik sekrol digunakan untuk membuat sebuah lubang untuk dudukan kaca. Kemudian teknik ukir digunakan untuk mengukir bagian-bagian sisi karya agar dapat menimbulkan sebuah motif yang telah didesain. Sedangkan untuk finishing menggunakan cat kayu mowilex dan clear, bahan tersebut dipilih karna memiliki sifat warna yang natural agar karya dapat terlihat simpel dan elegan. Penciptaan karya kotak perhiasan dengan menerapkan motif geometris tumpal menghasilkan dua belas (12) karya kotak perhiasan yang terbentuk. Berikut karya dan penjelasan masing-masing kotak perhiasan yang tercipta. a. Model kotak perhiasan 1 Karya kotak perhiasan yang pertama menggunakan media kayu daru. Karya kotak perhiasan berbahan dasar kayu ini dapat digunakan untuk menyimpan gelang, kalung, cincin, dan anting, agar barang atau perhiasan tersebut dapat terlindungi dan tertata rapi, dengan ukuran P.17,5 cm X L.10 cm X T.7 cm. Gambar 7: Karya model I b. Model kotak perhiasan 2 Karya kotak perhiasan yang kedua ini yaitu sebagai wadah atau tempat perhiasan seperti gelang dan cin-cin secara minimalis sehingga dapat disimpan dengan praktis. Karya ini menggunakan media kayu sampang, dengan ukuran P.10 cm x L.10 cm X T.10 cm.

608 kotak perhiasan ini berfungsi sebagai wadah atau tempat perhiasan seperti cin-cin dan anting. Karya yang ke lima inimempunyai ukuran P. 9cm x L 5,5cm x T 5cm. Gambar 8: Model karya II c. Model kotak perhiasan 3 Fungsi dari karya kotak perhiasan yang ke-3 ini yaitu sebagai wadah perhiasan seperti cin-cin untuk pernikahan. Hasil karya ini menggunakan dua media, yakni media kayujati dan mahoni, dengan ukuran P.6 cm x L.4,5cm x T.6 cm. Gambar 9: Model karya III d. Model kotak perhiasan 4 Kotak perhiasan yang ke empat ini berukuran P.22cm x L.5 cm x T.3,5 cm. Karya kotak perhiasan yang ke empat ini menggunakan media kayu jati dan berfungsi sebagai wadah perhiasan berupa kalung liontin. Gambar 11: Model karya V f. Model kotak perhiasan 6 Karya kotak perhiasan yang ke enam ini menggunakan dua media, yaitu kayu jati dan kayui mahoni. Karya ini dapat digunakan untuk menyimpan satu cin-cin berlian. Karya ini mempunyai ukuran P. 7.5cm x L. 5cm x T. 6cm. Gambar 12: Model karya VI g. Model kotak perhiasan 7 Karya kotak perhiasan ini menggunakan media kayujati dengan berukuran P.11cm x L. 8cm x T.7 cm. Fungsi dari karya kotak perhiasan yang ke tujuh ini yaitu untuk menyimpan perhiasan seperti cincin, kalung dan anting. Gambar 10: Model karya IV e. Model kotak perhiasan 5 Karya kotak perhiasan yang ke lima ini yaitu menggunakan media kayujati dan kegunaan karya

609 Gambar 13: Model karya VII h. Model kotak perhiasan 8 Fungsi dari karya kotak perhiasan yang ke delapan ini yaitu dapat digunakan untuk menyimpan perhiasan seperti cincin atau gelang. Karya kotak perhiasan yang telah tercipta ini mempunyai ukuran P.9cm x T.depan 6cm x T.Belakang 3.5cm. Kotak perhiasan yang ke delapan ini menggunakan media kayu, kayu yang digunakan yaitu kayu jati lama hitam. Gambar 14: Model karya VIII i. Model kotak perhiasan 9 Fungsi karya kotak perhiasan ini yaitu untuk menyimpan cincin, gelang, kalung, dan anting, dengan ukuran L. 7,5 cm x P. 12 cm x T. 7,5 cm. Pembuatan karya yang ke sembilan ini menggunakan media kayu jati. j. Model kotak perhiasan 10 Karya kotak perhiasan yang ke-10 ini dapat digunakan untuk menyimpan perhiasan berupa cin-cin pernikahan. Karya ini dibuat dengan menggunakan dua media yaitu kayu jati dan kayu kelapa, dengan ukuran P. 9,5 cm x L. 9,5 cm tinggi 5,5cm. Gambar 16: Model karya X k. Model kotak perhiasan 11 Karya kotak perhiasan yang ke sebelas ini berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menyimpan perhiasan berupa cincin, kalung, dan gelang agar terjaga nilai keindahannya. Karya ini mempunyai ukuran P. 9 cm x L. 9 cm T. 4,5 cm. pembuatan karya kotak perhiasan yang ke sebelas ini menggunakan media kayu jati. Gambar 15: Model karya IX Gambar 17: Model karya XI l. Model kotak perhiasan 12

610 Karya kotak perhiasan yang terakhir dalam pembuatannya yaitu menggunakan media kayu jati. Karya ini dapat digunakan sebagai tempat atau wadah untuk menyimpan perhiasan seperti cincin menikah, kalung, gelang dan anting, dengan ukuran P. 15cm, L. 12,5cm dan T. 4,5cm. Gambar 18: Model karya XII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penciptaan kotak perhiasan yang berbahan dasar kayu ini telah selesai dibuat, dalam proses pembuatannya dimulai dengan cara membuat alternatif-alternatif sket hingga berhasil membuat suatu desain yang terpilih. Dari desain yang terpilih tersebut kemudian direalisasikan menjadi sebuah karya seni dengan berbahan dasar kayu. Pada proses perwujudan terdiri dari persiapan alat dan bahan, penerapan desain, pembentukan (perakitan), dan finishing. Pembuatan kotak perhiasan ini dikerjakan dengan menggunakan teknik kerja bangku, teknik sekrol, dan teknik ukir. Dari teknik-teknik tersebut dipadukan sehingga dapat menghasilkan suatu bentuk yang memiliki nilai guna, indah dan ergonomis. Kemudian bahan pokok yang digunakan dalam pembuatan karya tersebut menggunakan kayu jati, kayu sampang, kayu daru, dan kayu mahoni sedangkan alat yang digunakan berupa mesin ketam, mesin pasah, mesin bor, dan mesin sekrol. Selanjutnya tahapan yang dilakukan dalam finishing yaitu mengamplas dan pengecatan, yang berfungsi untuk melindungi dan menghasilkan kualitas karya yang baik. Pada visualisasi bentuk, yaitu dengan mengembangkan bentuk kotak perhiasan dan menerapkan motif geometris tumpal untuk mendapatkan hasil karya baru sesuai dengan rencana awal. Penciptaan karya kotak perhiasandihasilkan 12 karya yang terdiri dari barbagai macam ukuran ragam hias geometris tumpal dan bentuk kotak perhiasan. Karya teresebut adalah kotak perhiasan: 5 kotak untuk tempat semua perhiasan, 3 kotak untuk tempat cincin, 1 kotak untuk tempat kalung, 3 kotak untuk tempat cincindan anting/gelang. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut. 1. Jurusan seni kerajinan Demi untuk menunjang perwujudan karya kerajinan di lingkungan institusi pendidikan,sebaiknya pihak jurusan menambah peralatan dan bengkel yang berstandar untuk menunjang dan memudahkan civitas akademika dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pembuatan karya. 2. Pengrajin atau pengembang seni kriya Begitu banyak kesenian tradisi di Indonesia yang menjadi identitas tersendiri bagi masyarakat, termasuk peninggalan

611 bersejarah. Oleh karena itu pihak pengrajin/pengembang seni kriya perlu mempertahankan eksistensi kesenian ini agar tetap lestari dengan menghadirkannya dalam setiap ciptaan karya kerajinan sehingga semua kalangan bisa mengenal dan menghargainya sebagai warisan yang berharga. 3. Masyarakat Umum Banyaknya jenis bahan dan jenis karya seni kerajinan di dunia, hal yang dapat di lakukan masyarakat yaitu mengembangkan dari sebuah pengalaman lalu mencoba untuk menciptakan sesuatu yang lebih baru untuk memajukan dan membudidayakan sebuah karya menjadi barang yang memiliki nilai seni dan nilai guna bagi para penggunanya. DAFTAR PUSTAKA Enget, dkk. (2008). Kriya Kayu Jilid 1.Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Enget, dkk. (2008). Kriya Kayu Jilid 2.Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Gustami, SP. (2007). Butir-Butir Mutiara Estika Timur Ide Dasar Penciptaan SeniKriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista. Harun S.Pd, (2014). Mengenal Ornamen, Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.