BAB II METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB III METODE PENELITIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. riset aksi sering dikenal dengan Participatory Action Research (PAR).

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Dusun Gisik Cemandi merupakan daerah yang terletak di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB III METODE PENELITIAN. jaraknya kurang lebih 30 km dari pusat Kabupaten Trenggalek. Keberadaan

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

BAB III METODE PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH) Pendekatan penelitian yang dipakai adalah riset aksi. Di antara namanamanya,

BAB II TINJAUAN TEORITIK...

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut

PAR. Dr. Tantan Hermansah

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

BAB VI DINAMIKA AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Kesepahaman Sebagai Warga Lokal. proses inkulturasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN. Sehingga terjalin hubungan yang baik dan setara. Inkulturasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. riset aksi sering dikenal dengan PAR atau Participatory Action

BAB IV DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menggunakan pendekatan Participation Action Research (PAR). Penelitian PAR

BAB I PENDAHULUAN. masalah kemiskinan dan keterbelakangan. 1. Pendapatan mayoritas penduduk pedesaan yang rendah.

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

BAB VII RELFEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASSET

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (SDM). pendidikan yang bertumpu pada pengajian. Kendala sarana fisik masjid

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menemukan inovasi baru yang lebih baik. Fasilitasi yang dilakukan, berupa

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN

BAB VII REFLEKSI PROSES PEMBELAJARAN MASYARAKAT SUDIMORO. Problem sosial yang dialami masyarakat Desa Sudimoro merupakan problem

Jawab Permasalahan Ekonomi, GNI Gelar Training Riset Potensi Sumberdaya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan dengan Cepu (Jawa Tengah). Kabupaten Bojonegoro memiliki. dan ' sampai dengan ' Bujur Timur.

Pengorganisasian * (Berbasis Komunitas)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Tahapan Pemetaan Swadaya

BAB I PENDAHULUAN. luas laut lebih dari daratan. Hal ini berdampak bagi sistem perekonomian di

BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, tetapi kenyataannya peran serta angkatan kerja tersebut lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. agar tetap mendukung kehidupan manusia. 1. dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

REVIEW Pengelolaan Kolaborasi Sumberdaya Alam. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pengelolaan Kolaboratif SumberdayaAlam: Pengantar Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan para pengusaha. Porsoalan ini terjadi di Desa Sungai Kunyit

III. METODE KAJIAN Metode dan Strategi Kajian

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID di KJKS KUM3 "Rahmat" Surabaya

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

ISI DISKUSI. 1. Makna Partisipasi. 2. Komunikasi Partisipatif. 3. Perencanaan Partisipatif

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

BAB IV DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN. A. Pendekatan Awal dan Membangun Hubungan. pertengahan April Awal kedatangan di Yayasan Embun Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participation Action Research (PAR) Pendampingan yang dilakukan bersama masyarakat merupakan suatu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat sosial. Dalam pendampingan terhadap masyarakat banyak membentuk proses perubahan social yang dapat memberdayakan masyarakat agar dapat mewujudkan komitmen dalam masyarakat serta membentuk local leader yang akan membantu kebutuhan masyarakatnya sendiri. Pendampingan ini membawa dampak baik bagi masyarakat dalam menjalankan dan memanfaatkan penelitian yang akan masuk dalam kepentingan orang dan menumukan solusi yang praktis bagi masyarakat. Pendekatan pendampingan yang digunakan adalah Riset Aksi. Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (Stakeholder) dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik. Dan yang mendasari dilakukannya PAR adalah kebutuhan kita untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan. 1 Metode PAR (Participatory Action Research) yang bersifat deskriptif untuk memperoleh informasi tentang pengelolaan dan pemanfaatan berbagai sumberdaya yang terkandung di dalam ekosistem perairan dan di laut, dan dilakukan baik ekosistem perairan lepas berupa berbagai jenis ikan, kerang, biodata dan tumbuh-tumbuhan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan biologis 1 Agus Afandi,dkk.,2011. Modul Participatory Action Research. Surabaya : LPM IAIN Sunan Ampel. Hal, 69

atau primer. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci yaitu nelayan-nelayan yang aktif melakukan penangkapan penuh untuk memenuhi kebutuhan hidup. B. Prinsip-prinsip PAR Terdapat 16 prinsip kerja PAR yang menjadi karakter utama dalam implementasi kerja PAR bersama komunitas. Adapun 16 prinsip kerja tersebut adalah terurai sebagai berikut: 1. Sebuah praktek untuk meningkatkan dan meperbaiki kehidupan sosila dan praktek-prakteknya, dengan cara merubahnya dan melakukan refleksi dari akibat perubahan-perubahan itu untuk melakukan aksi lebih lanjut secara berkesinambungan. 2. Secara kesuluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) membentuk sebuah siklus (lingkaran) yang berkesinambungan dimulai dari: analisa social, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi (teoritik pengalaman) dan kemudian analisis sosial kembali begitu seterusnya mengikuti proses siklus lagi. Proses dapat dimulai dengan cara yang berbeda. 3. Kerjasama untuk melakuka perubahan: melibatkan semua pihak yang memiliki tanggung jawab (stakeholder) atas perubahan dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dan secara terus-menerus memperluas dan memperbanyak kelompok kerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam persoalan yang digarap.

4. Melakukan upaya penyadaran terhadap komunitas tentang situasi dan kondisi yang sedang mereka alami melalui pelibatan mereka dalam berpartisipasi dan bekerjasama padasemua proses research, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Proses penyadaran ditentukan pada pengungkapan relasi sosial yang ada di masyarakat yang bersifat mendominasi, membelenggu, dan menindas. 5. Suatu proses untuk membangun pemahaman situasi dan kondisi social secara kritis yaitu, upaya menciptakan pemahaman bersam terhadap situasi dan kondisi yang ada di masyarakat secara partisipatif menggunakan nalar yang cerdas dalam mendiskusikan tindakan mereka dalam upaya untuk melakukan perubahan social yang cukup signifikan. 6. Merupakan proses yang meibatkan sebanyak mungkin orang dalam teoritisasi kehidupan social mereka. Dalam hal ini masyarakat dipandang lebih tahu terhadap persoalan dan pengalaman yang mereka hadapi untuk pendapat-pendapat mereka harus dihargai dan solusi-solusi sedapat mungkin harus diambil dari mereka sendiri berdasarkan pengalaman mereka sendiri. 7. Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi sosial individu maupun kelompok untuk diuji. Apapun pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi tentang institusi-institusi social yang dimiliki oleh individu maupun kelompok dalam masyarakat harus siap sedia untuk dapat diuji dan dibuktikan keakuratan dan kebenarannya bedasarkan fakta-fakta,bukti-bukti dan keteranganketerangan yang diperoleh di dalam masyarakat itu sendiri.

8. Mensyaratkan dibuat rekaman proses secara cermat. Semua yang terjadi dalam proses analisa sosial, harus direkam dengan berbagai alat rekam yang ada atau yang tersedia untuk kemudian hasil rekam-rekam itu dikelola dan diramu sedemikian rupa sehingga mampu mendapatkan data tentang pendapat, penilaian, reaksi dan kesan individu maupun kelompok sosial dalam masyarakat terhadap persoalan yang sedang terjadi secara akurat, untuk selanjutnya analisa kritis yang cermat dapat dilakukan terhadapnya. 9. Semua orang harus menjadikan pengalamannya sebagai objek riset. Semua individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat didorong untuk mengembangkan dan meningkatkan praktek-praktek sosial mereka sendiri bedasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang telah dikaji secara kritis. 10. Merupakan proses politik dalam arti luas.diakui bahwa riset aksi ditujukan terutama untuk melakukan perubahan sosial di masyarakat. Karena itu mau tidak mau hal ini akan mengancam eksistensi individu maupun kelompok masyarakat yang saat itu sedang memperolah kenikmatan dalam situasi yang membelenggu, menindas, dan penuh dominasi. Agen perubahan sosial harus mampu menghadapi dan meyakinkan mereka secara bijak, bahwa perubahan sosial yang akan diupayakan bersama adalah demi kepentingan mereka sendiri di masa yang akan datang. 11. Mensyaratkan adanya analisa relasi sosial secara kritis. Melibatkan dan memperbayak kelompok kerjasama secara partisipatif dalam mengurai dan mengungkap pengalaman-pengalaman mereka dalam berkomunikasi, membuat keputusan dan menemukan solusi, dalam upaya menciptakan kesefahaman yang

lebih baik, lebih adil, dan lebih rasionak terhadap persoalan persoalan yang sedang terjadi di masyarakat, sehingga relasi sosial yang ada dapat diubah menjadi relasi sosial yang lebih adil, tanpa dominasi, dan tanpa belengggu. 12. Memulai isu-isu kecil dan mengkaitkan dengan relasi-relasi yang lebih luas. Penelitian sosial berbasis PAR harus memulain penyelidikannya terhadap sesuatu persoalan yang kecil untuk melakukan perubahan terhadapnya betapapun kecilnya, untuk selanjutnya melakukan penyelidikan terhadapsuatu persoalan berskala yang lebih besar dengan melakukan perubahan yang lebih besar pula dan seterusnya. Kemampuan dalam meneliti dan melakukan perubahan dalam suatu persoalan betapapun kecilnya merupakan indicator kemampuan awal seorang fasilitator dalam menyelesaikan persoalan yang lebih besar. 13. Memulai dengan siklus proses yang kecil. (analisa sosial, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi, analisa sosial, dst.). melalui kajian yang cermat dan akurat terhadap suatu persoalan berangkat dari hal yang terkecil akan diperoleh hasilhasil yang merupakan pedoman untuk melangkah selanjutnya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih besar. 14. Memulai dengan kelompok sosial yang kecil untuk berkolaborasi dan secara lebih luas dengan kekuatan-kekuatan kritis lain. Dalam melakukan proses PAR peneliti harus memperhatikan dan melibatkan kelompok kecil di masyarakat sebagai partner yang ikut berpartisipasi dalam semua proses penelitian meliputi analisa sosial, rencana aksi, aksi evaluasi dan refleksi dalam rangka melakukan perubahaan sosial. Selanjutnya partisipasi terus diperluas dan diperbanyak melalui

perlibatan dan kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar untuk mengkritisi terhadap proses-proses yang sedang berlangsung. 15. Mensyaratkan semua orang mencermati dan membuat rekaman proses. PAR menjunjung tinggi keakuratan fakta-fakta, data-data dan keterangan-keterangan langsung dari individu maupun kelompok masyarakat mengenai situasi dan kondisi pengalaman mereka-mereka sendiri, karena itu semua bukti-bukti tersebut seharusnya direkam dan dicatat mulai awal sampai akhir oleh semua yang terlibat dalam proses perubahan sosial untuk mengetahui proses perkembangan dan perubahan sosial yang sedang berlangsung, dan selanjutnya melakukan refleksi terhadapnya sebagai landasan untuk melakukan perubahan sosial berikutnya. 16. Mensyaratkan semua orang memberikan alasan rasional yang mendasari kerja sosial mereka. PAR adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang mendasarkan dirinya pada fakta-fakta yang sungguh-sungguh terjadi di lapangan. Untuk itu proses pengumpulan data harus dilakukan secara cermat untuk selanjutnya proses refleksi kritis dilakukan terhadapnya, dalam upaya menguji seberapa jauh proses pengumpulan data tersebut telah dilakukan sesuai dengan standar baku dalam penelitian sosial. 2 2 Ibid. hal. 85-89

C. Aplikasi Ilmu Participation Action Reseach Dalam aplikasi keilmuan yang dijadikan tolak ukur keberhasilan proses penelitian berbasis pemberdayaan masyarakat. Untuk memudahkan pelaksanaan proses daur tersebut dalam satu bulan, maka dapat dilaksanakan dengan tahap-tahap dengan siklus (to Know, to Understand, to Plan, to Action dan to Reflection). To Know (untuk mengetahui) dalam proses yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah membaur dengan masyarakat agar bisa membangun kepercayaan dalam kehidupan masyarakat yang akan diteliti. Seperti melakukan belajar bersama masyarakat, meneliti problem sosial yang ada di masayarakat, menemukan potensi SDA dan potensi SDM. To Understand (untuk memahami) dalam proses ini bertujuan untuk memahami masyarakat yang akan diberdayakan dan mampu mengidentifikasi persoalan kelompok nelayan yang ada dalam kehidupan mereka sehari-hari. Juga memberikan tehnik pembelajaran yang cukup setrategi ini bukan sekedar melaksanakan kegiatan saja tetapi juga strategi untuk pemecah masalah dengan rumusan Logical Framework Approach (LFA). To Plan (untuk merencanakan) tahap yang akan dilakukan yaitu merencanakan aksi pemecahan masalah yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Perencanaan ini menggunakan rumusan masalah yang terbentuk dalam pohon masalah yang sudah dilakukan melalui FGD. Tahap perencanaan ini harus dimaksimalkan dengan bersama masyarakat dan juga peneliti sehingga pemberdyaan ini menjadi perubahan social yang bisa membuka permasalahan dengan cepat diselesaikan.

To Action (melancarkan aksi) dalam tahap ini implementasi bersama masyarakat yaitu untuk membangun kegiatan dan organisasi yang bisa membangun, mengelolah dan membentuk asset yang dimiliki masyarakat sehingga dapat difungsikan. To Reflection (refleksi) di sini merupakan tahap akhir di mana peneliti dengam masyarakat mengevaluasi dan memonitoring dari sini akan muncul pengetahuan baru dan komitmen baru antara mahasiswa dengan masyarakat, sehingga mempunyai arti kebersamaan yang sesungguhnya. D. Proses Pemecahan Masalah a. inkulturasi Sebagaimana yang diketahui melakukan inkulturasi merupakan proses untuk menemukan potensi serta membangun masyarakat Sebelum memasuki kawasan yang difokuskan, yang pertama melakukan riset observasi pemetaan awal terlebih dahulu untuk memahami komunitas. Pengenalan diri dilakukan terhadap masyarakat nelayan Gisik Cemandi dengan memperkenalkan diri datang dan menghampiri setiap warga untuk memberikan kepercayaan agar masyarakat mau bersosialisasi dengan kita. Pendekatan dilakukan dengan halus ketika berhadapan dengan masyarakat kita harus sopan agar kita tidak kesulitan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Kami bertemu dengan salah satu dari masyarakat nelayan yang berprofesi sebagai toga tomas, yaitu (tokoh agama masyarakat) yang bernama bapak suharsono. Bapak suharsono juga aktif dalam organisasi di masyarakat sehingga bapak suharsono membantu sebagai kunci masyarakat lainnya agar bisa lebih dekat lagi dengan yang lain. Selain itu juga dilakukan pendekatan kepada masyarakat sebaya, ibu-ibu dan para

nelayan sekitar dengan mengunjungi tempat mereka berkumpul di depan rumah dan tempat mereka bekerja. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas para nelayan serta perilaku dan kebiasaan masyarakat, langkah selanjutnya yaitu dengan cara membaur dan mengikuti berbagai kegiatan seperti pengajian yasin dan tahlil yang dilakukan masyarakat. Membangun kebersamaan dapat membantu mempermudah kita untuk saling memahami problem serta keinginan masyarakat. Untuk memasuki kehidupan masyarakat, peneliti juga bisa memilih salah satu masyarakat yang mudah diajak kerja sama yaitu masyarakat yang lebih faham dengan keadaan lingkungannya sebagai kunci masuk (key person). Selain itu juga peneliti masih harus melibatkan berbagai banyak orang dan hal yang menyangkut tentang kelompok nelayan lainnya. Selain itu penelitian ini tidak melibatkan para nelayan saja yang akan selalu dicari permasalahannya tetapi melibatkan masyarakat-masyarakat lain yang berada di Dusun Gisik Cemandi. Peneliti melibatkan hubungan dalam komunitas pemuda/ kelompok karang taruna desa, melibatkan ibu-ibu pengajian tahlil, melibatkan komunitas pedagang ikan, dan juga melibatkan komunitas nelayan yang sudah berdiri. Hal ini bukan tanpa alasan karena peneliti pada awalnya telah menjalin inkulturasi yang sangat baik terhadap masyarakat sini. Sehhingga masyarakat melibatkan peneliti untuk mengambil keputusan dalam membantu menyelesaikan problem masalah kehidupan yang telah dijalani masyarakat.

b. Pengorganisasian Masyarakat Untuk Agenda Riset Dalam proses yang dilakukan setelah tahap inkulturasi selesai dan dilalui dengan baik, peneliti melanjutkan riset dengan membangun sebuah kelompok. Gagasan dalam agenda sebuah riset meliputi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan problematika yang dihadapi. Dalam tehnik-tehnik ini untuk meneliti kurangnya kesejahteraan ekonomi masyarakat maka peneliti menggunakan fungsi penting dalam tehnik PRA saat melakukan proses pendampingan melalui (FGD) Focus Group Discussion sebagai langkah utama untuk mengidentifikasi problematika. Kondisi pengorganisasian ini dilakukan oleh peneliti setelah masyarakat pulang dari kegiatan-kegiatan bekerja/ lagi sedang tidak ada pekerjaan yang mengganggu. Peneliti menelusuri wilayah Gisik dan berkumpul disalah seorang komunitas masyarakat yang bertempat di rumah Bapak Edi yang melibatkan beberapa masyarakat nelayan lainya yang terdiri dari, Mas Arif pemuda desa yang ikut turut serta, Ibu Eri Cahyani, Ibu Yunani dan juga Bapak Suharsono. Awal mula perbincangan ini membahas tentang latar belakang desa juga kondisi geografis, dan kondisi demografis Dusun Gisik Cemandi. Semakin lama perbincangan terjadi, peneliti mencoba mengarahkan perbincangan mengenai kondisi nelayan. Dengan gamblang kumpulan tersebut berusaha menceritakan dan menganalisis kondisi yang terjadi di wilayah masyarakat nelayan. Peneliti merasa belum puas atas perbincangan mereka, sehingga peneliti membuat perjanjian untuk berkumpul kembali dilain waktu yang sekiranya tidak mengganggu mereka dalam bekerja. Begitu seterusnya cara peneliti membangun sebuah kelompok diskusi bersama. Diskusi dapat dilanjutkan karena memang masyarakat pada sore hari berkumpul untuk melepas lelah dan tertarik untuk melanjutkan diskusi yang sebelumnya dibicarakan.

Selain itu dalam perbincangan dan pembahasan yang dibahas problemproblematika sudah mulai muncul dalam kehidupan di masyarakat yaitu ketika nelayan mendapatkan hasil tangkap dari laut, hasil nelayan tersebut didapatkan tidak menentu mengakibatkan minimnya sumber ekonomi masyarakat sehingga masyrakat nelayan tetap bekerja di luar kesadaran mereka akan hasil sumberdaya alam yang dia dapatkan. Dalam hal ini masih banyak problematika yang sering terjadi terkadang masyarakat nelayan ditekankan pada faktor pendidikan yang kurang menentu sehingga keterlibatan tersebut membawa masyarakat terlibat dalam kehidupan perekonomian. Akhirnya masyarakat tidak punya kemampuan untuk berbuat apa-apa keterbatasan juga terjadi dalam ekonominya sehingga masyarakat cenderung dalam menyikapi persoalan yang terjadi dalam kehidupannya. Selain itu juga rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terjadi di mana-mana yang mengakibatkan kesenjangan sosial yang terjadi. Dalam hal ini menjadi penyebab kemiskinan maka dari itu peneliti harus segera membantu dan menindak lanjuti permasalahan-permasalahan yang ada sebelum permasalahan yang lain juga akan datang untuk menghambat aktivitas kehidupan masyarakat nelayan sendiri. Dalam program yang sudah dilakukan mengenai FGD tersebut menemukan persoalan ikan yang harga penjualannya sangat minim dan kurang berkualitas. Selain itu juga masyarakat diketahui juga kurang dalam mempunyai keterampilan-keterampialan yang ahli dalam mengelolah hasil tangkapan dilaut. Maka hal tersebut menjadi sorotan bagi masyarakat dan juga peneliti untuk menemukan jawabannya. Adapun juga dari hasil diskusi nelayan memiliki waktu yang sangat padat jika musim atau kondisi laut yang mendukung. Adapun jika musim tidak mendukung atau

biasa disebut dengan musim paceklik waktu luang beristirahat mereka sangat panjang, mereka memanfaatkan waktunya untuk membersihkan kapal, dan memprsiapkan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menelayan dan juga membenahi jaring-jaring yang mulai rusak. c. Perencanaan Tindakan Perubahan Adapun yang akan direncanakan dalam tindakan untuk mencapai pembangunan serta menuju perubahan merupakan upaya tujuan yang muncul dari masyarakat sendiri. Perencanaan ini dilakukan melalui proses tehnik FGD yang akan dilakukan pada pertengahan bulan Mei 2014 sehingga masyarakat dan peneliti sudah menemukan rangkaian untuk memulai. Untuk membantu memberdayakan ekonomi masyarakat maka perlu menggunakan asset sumber daya alam masyarakat yang ada sehingga asset SDA bisa menopang hidup masyarakat Gisik. Maka hal ini dilakukannya aksi bersama dengan masyarakat nelayan yang akan melaksanakan pengorganisasian dan pengolahan hasil tangkap nelayan dalam rangka melepas keterbelengguan ekonomi yang semakin mendesak kehidupan para nelayan yang selama ini menjerat mereka. Penyusunan strategi masalah ini harus dipilih dan dipilah sesuai dengan fokus masalah yang telah disepakati bersama. Adapun tim yang akan membantu terdiri dari bapak Edi ( 30 th) yang merupakan masyarakat nelayan, Mas Arif juga yang sebagai kader organisasi masyarakat ( 25 th), dan juga bapak Suharsono yang ikut membentuk tim. Setelah terbentuknya tim, peneliti menyusun program pengelolahan ikan bersama masyarakat dan juga tim yang terkait, selain itu juga langkah awalnya mencari bahan pengelolahan dan jenis ikan yang akan di gunakan.

d. Memetakan Potensi Dan Asset Setelah strategi pemecahan maslah disusun bersama, kini saatnya memetakan potensi dan asset yang ada di wilayah mereka untuk mendukung dalam proses pemecahan masalah. Proses pemetaan ini bisa meliputi pemetakan potensi SDA, SDM, wilayah, dan sebagainya. Potensi dan asset ini akan diolah, dikembangkan dan digunakan untuk membantu mereka dalam melaksanakan perencanaan aksi yang telah disepakati bersama. e. Melancarkan Aksi Setelah semua langkah dilakukan bersama, mulai dari membangun kelompok diskusi hingga membangun jaringan dengan steakholder maka saatnya melakukan aksi perubahan yang telah disepakati bersama. Melakukan aksi perubahan ini harus benarbenar sudah melalui proses yang matang karena nantinya aksi ini akan berdampak kelanjutan bagi mereka dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi. Jika masalahnya adalah masyarakat maka pelu untuk membangun kerjasama antar kelompok dan masyarakat dengan menggunakan asset dan potensi. Dalam pelaksanaan program tersebut yang perlu diperhatikan adalah bahan dasar pembuatan makanan. Terutama makanan yang sudah jarang ditemui dan membuat daya tarik warga dan juga peroses pembuatannya sangat tradisional. Maka dengan pengelolahan seperti itu masyarakat agar mengambil tindakan yang cepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat nelayan. Dengan kata lain masyarakat menciptakan pengembangan dan ide transformasi social agar masyarakat mempunyai wawasan juga mempunyai kereatifitas yang tinggi.

Adapun yang akan dimulai langkah-langka tersebut terbangun dengan mengoptimalkan kelompok-kelopok nelayan yang sudah lama tertidur dan menjadikan sumber pengentasan kemiskinan yang ada di dusun. Adapan itu juga masyarakat membangun nilai jual hasil tangkapan mereka dengan hasil yang tinggi dan juga kualitas yang lebih meningkat. f. Evaluasi Setelah prosese-proses yang dilakukan dan melancarkan program kegiatan yang telah dilaksanakan maka yang harus diperhatikan di sini adalah mempertimbangkan kekurangan, kelemahan serta kekuatan proses yang akan dilakukan. Maka proses tersebut ketika berjalan maka hendaknya yang perlu dilakukan adalah mengembangkan orentasi jaringan agar proses pengembangan semakin meluas dan bisa dipertahankan ketika terhalang sebuah kendala. Dengan begitu program yang sudah disepakati bersama akan terlaksana dengan baik. Kesejahteraan masyarakat nelayan khususnya nelayan Dusun Gisik Cemandi akan terwujud kembali. Karena dengan pengelolahan tradisional dengan membuat makanan keripik dan makanan lainnya, apabila terjadi kejadian atau kecelakaan yang terjadi pada masyarakat nelayan, mereka akan mendapatkan bantunan dari local leader yang ada dan juga masyarakat nelayan yang mempunyai kemampuan khusus di setiap bidang. Dengan begitu masyarakat tidak bingung untuk menjalankan pekerjaan kembali yang sifatnya mendadak dan darurat, karena sudah ada yang akan membantu dan juga peneliti yang terkadang belajar kedaerah tersebut. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan yang lain yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat nelayan.

Dalam hal ini juga perlu karna kekahwatiran masyarakat akan terus datang ketika masyarakat belum mencoba, untuk itu dalam proses yang sudah dilakukan pasti akan menghadapi problem-problem masal yang akan datang yang mempengaruhi dalam persoalan intern. Seperti kurang kesadaran masyarakat sendiri, banyaknya aktifitas lain yang tidak berkepentingan dan juga kesibukan sosial maka perlunya mengorganisir masyarakat adalah untuk menghadapi persoalan seperti itu.