BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 1 Sehingga dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

memiliki karakteristik topografi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan selama enam

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. hari dengan batas 1 minggu yang dimulai dari tanggal Juli 2014 dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. 59. mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menginventarisasi.

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

3. METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan pengambilan sampel di Pulau Pramuka

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

Kondisi Lingkungan (Faktor Fisika-Kimia) Sungai Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. administratif, luas Kabupaten Kotawaringan Barat adalah 10,759 km 2 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari bulan Juni Juli 2015.

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

Transkripsi:

41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus sampling) untuk mencari dan menemukan teripang dan bulu babi dengan teknik eksplorasi yang mana digunakan untuk menetapkan lebih teliti dalam suatu penelitian. 1 Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan spesimen, mendeskripsikan, dan melihat parameter fisik kimia perairan secara keseluruhan dari data keanekaragaman teripang dan bulu babi yang diperoleh. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2015, lokasi penelitian bertempat di perairan pantai desa Sungai Bakau Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Fakultas MIPA dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya. 1 Sudarno, dan Imam W.S.B, Teknik Eksplorasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,t.tp., 1989. 41

42 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. 2 Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis teripang dan bulu babi di wilayah Pesisir Sungai Bakau Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 3 Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis teripang dan bulu babi yang dapat ditemukan di lokasi penelitian. Untuk pengambilan sampel spesimen dilakukan dengan memasang plot pada masing-masing wilayah sampling yang telah di tentukan. D. Instrumen Penelitian a. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian mencakup beberapa hal yaitu: 1) Alat-alat yang digunakan Alat-alat yang akan digunakan dalam proses penelitian meliputi beberapa perlengkapan yang akan digunakan, sebagaimana pada tabel 3.1 2 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010, h.76 3 Ibid, h. 131.

43 Tabel 3.1 Alat Penelitian No Jenis Alat Jumlah 1 Thermometer 1 buah 2 ph meter 1 buah 3 Kamera 1 buah 4 Toples 5 buah 5 Tali raffia 1 roll 6 Pipa kecil 5 buah 7 Roll meter 1buah 8 Sarung Tangan 1 buah 9 Botol Reagen 5 buah 10 Biuret 2 buah 11 Gelas ukur 1 buah 2) Bahan-bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam proses penelitian meliputi beberapa perlengkapan, sebagaimana pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Bahan Penelitian No Bahan Jumlah 1 Aquades Secukupnya 2 Formalin 40% 3 Kertas label Secukupnya 4 MNSO4 5 ml 5 H2SO4 5 ml 6 Na2S2O3 5 ml 7 Kalium Iodida 5 ml 8 KOH 5 ml 9 Amilum 5 ml

44 E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode teknik garis transek kuadrat, sedangkan untuk penentuan area penelitian dan pengambilan sampel menggunakan tekhnik purposive sampling ( sampel bertujuan) yaitu pemilihan lokasi sampling dilakukan berdasarkan tujuan tertentu. Tujuan tersebut dilakukan pada daerah tempat hidup teripang dan bulu babi serta pengamatan dilakukan pada saat air laut surut, sehingga dalam tekniknya menggunakan metode kuadrat yang didasarkan intensitas sampling (IS) yang dalam penentuannya adalah luas contoh akan dibagi dengan luas areal studi dikalikan 100%, hal ini memungkinkan luas wilayah tersebut terwakili dengan masing-masing jumlah petak plotnya. 4 Berdasarkan gambaran mengenai jumlah plot diperoleh 53 plot yang terbagi dalam 3 titik lokasi sampling yaitu stasiun 1 sebanyak 15 plot, lokasi stasiun 2 sebanyak 15 plot, dan lokasi stasiun 3 sebanyak 23 plot. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu pasang surut dengan pola pasut dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan waktu yang berbeda. 5 Pengambilan sampel berdasarkan jenis teripang dan bulu babi yang ada di pesisir Sungai Bakau Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. 4 Mardiani, Studi Keanekaragaman Kelas Bivalvia di Pesisir Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Palangka Raya: STAIN PalangkaRaya, 2014, h.62. t.d. 5 Hasil wawancara dengan Bapak Geger dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kotawaringin Barat 5 Januari 2015.

45 Teknik ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan tenaga, waktu, sehingga tidak dapat mengambil sampel terlalu jauh. 6 Penentuan petak kuadrat dan pengambilan sampel teripang dan bulu babi pada lokasi substrat berpasir yaitu dengan ukuran plot sebesar 2x2 m 2 dengan jarak antara plot satu dengan plot yang lainnya adalah sama atau seragam. Pembuatan garis transek penelitian dilakukan dari garis pesisir sejauh 150 m dengan zona sensus yang dianggap telah mewakili daerah keberadaan teripang dan bulu babi di Desa Sungai Bakau berdasarkan 3 titik lokasi yang telah ditentukan yaitu pada wilayah barat, timur, dan selatan pada daerah padang lamun. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Perikanan dan Kelautan bahwa kebanyakan hidup teripang dan bulu babi berada pada subtrat dasar pasir, terumbu karang, rumput laut dan padang lamun. Hal ini dikarenakan teripang mempunyai kebiasaan membenamkan diri dalam subtrat tersebut. Subtrat penelitian yang akan dilakukan yaitu subtrat padang lamun, hal ini dikarenakan wilayah padang lamun tidak terlalu jauh dari garis pesisir seperti kedua subtrat yang lainnya. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.139-340.

46 LAUT 15 11 10 9 15 11 10 9 23 20 18 15 8 8 10 150 m 7 6 5 4 S T A S I U N I 7 6 5 4 S T A S I U N 2 8 6 5 4 S T A S I U N 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 PADANG LAMUN 20 m LUMPUR 3m PASIR KASAR Garis Pesisir Pantai Gambar 3.1 Denah Plot Penelitian Keterangan ukuran plot 2x2 Jarak Plot : Stasiun I = jarak 8,5 m, Stasiun II = 8,5 m, Stasiun III = 4,7 m. Jmlah Plot : Stasiun I = 15 plot, Stasiun II = 15 plot, Stasiun III = 23 plot

47 Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Prosedur Kerja Pengamamatan Keanekaragamaan Teripang a. Observasi Lapangan Melakukan observasi di kawasan pesisir Sungai Bakau yang tujuannya untuk mengetahui habitat teripang yang ada di kawasan tersebut. Menentukan wilayah tempat pengambilan sampel yang mewakili wilayah sampel populasi. b. Penentuan Pengambilan Sampel Jangka waktu pencuplikkan sampel didasarkan pada kondisi perairan waktu pasang surut (pasut) dengan pola pasut jika angin barat maka akan terjadi 2 kali pasang dan dua kali surut selama 24 jam dengan tinggi dan waktu yang berbeda yaitu pada pukul 08.00-11.00 dan 15.30-18.30. Sedangkan jika angin tenggara maka akan terjadi 1 kali pasang surut yaitu pada pukul 18.00-22.00. 7 c. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menelusuri seluruh wilayah sampling yang sudah ditentukan secara bertahap. Setiap spesimen teripang yang ditemukan segera difoto dan diamati berdasarkan jumlah jenisnya selanjutnya sampel yang belum diamati disimpan pada toples yang berisi larutan formalin yang sudah disiapkan untuk dijadikan awetan basah. 7 Hasil wawancara dengan Bapak Geger Dinas perikanan dan kelautan kabupaten kotawaringin barat, Pangkalan Bun, 7 Januari 2015.

48 d. Pembuatan awetan teripang. Pembuatan awetan teripang menggunakan awetan basah dengan cara membuat larutan formalin 40% yang di encerkan dengan air suling. Spesimen teripang yang telah ditemukan akan dikumpulkan dan diawetkan dengan formalin dalam wadah yang sudah disiapkan, kemudian akan diproses lebih lanjut untuk dijadikan awetan yang dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa mengalami kerusakan. Teknik pelaksanaan pengawetan spesimen teripang dilakukan dengan pemprosesan untuk dijadikan koleksi awetan yang biasa dikenal sebagai awetan basah dan disimpan dalam suatu larutan. Teknik pembuatan awetan basah adalah sebagai berikut: Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan awetan basah untuk dibawa ke lokasi penelitian. Spesimen teripang dan bulu babi yang ditemukan diamati morfologinya kemudian dimasukkan kedalam larutan yang sudah disiapkan, yaitu larutan formalin 40% diambil sebanyak 4% yang diencerkan dengan air suling sebanyak 8 liter dengan dua kali pengulangan untuk dijadikan larutan sebagai awetan basah agar tidak terlalu jauh kehilangan dari sifat aslinya seperti bentuk, susunan, sampai warnanya. Awetan basah akan disimpan dalam suatu ruangan tersendiri yang diberikan label berisi informasi tentang spesimen hewan tersebut. Informasi yang ada pada label antara lain memuat data, yaitu:

49 - Nama Spesimen : - Nama Daerah : - Tempat Pengambilan : - Tanggal Pengambilan : - Habitat : e. Pentabulasian Data Teripang yang sudah ditemukan pada masing-masing plot dimasukkan kedalam tabel data pengamatan yang mana bertujuan untuk memudahkan penghitungan keanekaragaman teripang di wilayah stasiun. 2. Prosedur Kerja Pengamamatan Keanekaragamaan Bulu Babi a. Observasi Lapangan Melakukan observasi di kawasan pesisir Sungai Bakau yang tujuannya untuk mengetahui habitat bulu babi yang ada di kawasan tersebut. Menentukan wilayah tempat pengambilan sampel yang mewakili wilayah sampel populasi. b. Penentuan Pengambilan Sampel Jangka waktu pencuplikkan sampel didasarkan pada kondisi perairan waktu pasang surut (pasut). Ketika pelaksanan penelitian terjadi angin tenggara sehingga mengalami 1 kali pasut yaitu pukul 18.00-22.00.

50 c. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menelusuri seluruh wilayah transek yang sudah ditentukan secara bertahap. Setiap spesimen bulu babi yang ditemukan segera difoto dan diamati berdasarkan jumlah jenisnya selanjutnya sampel yang belum diamati disimpan pada toples yang berisi larutan formalin yang sudah disiapkan untuk dijadikan awetan basah. d. Pembuatan awetan teripang. Pembuatan awetan teripang menggunakan awetan basah dengan cara membuat larutan formalin 40% yang di encerkan dengan air suling. Spesimen bulu babi yang telah ditemukan akan dikumpulkan dan diawetkan dengan formalin dalam wadah yang sudah disiapkan, kemudian akan diproses lebih lanjut untuk dijadikan awetan yang dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa mengalami kerusakan. Bulu babi yang sudah ditemukan pada masing-masing plot dimasukkan kedalam tabel data pengamatan yang mana bertujuan untuk memudahkan penghitungan keanekaragaman bulu babi di wilayah stasiun. 3. Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Perairan a) Suhu ( C) Suhu air diukur dengan menggunakan alat thermometer, dengan cara mengambil satu ember/baskom dari sampel air kemudian

51 thermometer dimasukkan kedalamnya dan dibaca skala dari thermometer tersebut dan dicatat. b) ph (derajat keasaman) Pengukuran ph dengan menggunakan ph meter dengan cara memasukkan ph meter kedalam sampel air yang diambil dari dalam ember/baskom, kemudian dibaca angka yang tertera pada ph meter tersebut. c) Penetrasi cahaya (m) Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan keeping secchi disk yang dimasukkan kedalam air hingga tidak nampak dari permukaan, kemudian diukur panjang tali sebagai kedalaman penetrasi cahaya. 8 Pengukuran penetrasi cahaya pada saat penelitian menggunakan lempengen keping VCD yang diberi pemberat di bawahnya kemudian diukur panjang tali. d) Kecepatan Arus Kecepatan arus diukur dengan menggunakan Curent Meter yang dalam penggunaanya adalah dengan mengapungkan alat ini di permukaan air dan mencatat jumlah putaran kipas yang terdapat pada alat ini, atau jika tidak memiliki alat Curent Meter bisa menggunakan bola tenis meja yang diberi pemberat serta menentukan jarak pada pesisir dengan arah hilir sampai kehulu. 8 Erni L. Hutauruk Studi Keanekaragaman Echinodhermata di Kawasan Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darusalam Skripsi. Medan, Universitas Sumatera Utara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2009. h.25-30. t.d.

52 4. Tabulasi Data Pengumpulan spesimen serta pengklasifikasian jenis teripang dan bulu babi dilakukan dengan cara mentabulasikan data dalam setiap wilayah stasiun, pentabulasian data hasil pengamatan dapat dilihat seperti pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Seluruh Wilayah stasiun I, II, dan III No. Nama Spesies Stasiun 1 2 3 4 5 F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis kuantitatif yang langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Menyusun Data ke Dalam Tabel Data hasil pengamatan yang dikumpulkan seluruhnya dimasukkan ke dalam Tabel 3.4 pada masing-masing wilayah stasiun. Tabel 3.4 Tabel Hasil Pengamatan Masing-Masing Wilayah Stasiun No Nama Spesies Jumlah (Ni) N

53 2. Analisis Komunitas Menganalisis komunitas Teripang dan Bulu Babi pada penelitian ini maka digunakan persamaan : a. Indeks Dominansi (C) dari Simpson C = (ni/n)2 Keterangan : ni N : Jumlah total individu dari 1 jenis : Total individu dari seluruh jenis b. Indeks Keanekaragaman (H ) dari Shannon-Weaver H = pi ln pi Keterangan : Pi : Proporsi spesies ke I di dalam sampel total H : Indeks keanekaragaman Shannon-Weaver Dengan kriteria hasil keanekaragaman (H ) berdasarkan Shannon Weaver adalah: Hꞌ < 1,5 : Keanekaragaman rendah Hꞌ 1,5-3,5 : Keanekaragaman sedang Hꞌ > 3,5 : Keanekaragaman tinggi 9 9 Isoi dan Departemen Ilmu Teknologi Kelautan, Jurnal Ilmu Teknologi Kelautan Tropis. Bogor: Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, 2012, h. 25.

54 G. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tgl 20 Juni 2015 sampai dengan 20 Agustus 2015. Jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Juni Juli Agustus No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perijinan persiapan x X penelitian 2 Konsultasi persiapan penelitian X 3 Persiapan alat dan bahan x x 4 Pelaksanaan penelitian x x 5 Pengambilan data x x 6 Analisis data x x 7 Pembahasan data x x 8 Penyusunan laporan x x Bulan No Tahapan kegiatan lanjutan September Oktober November 1 Konsultasi kepada x X x x x x x x pembimbing 2 Munaqasah x 3 Perbaikan x