MADE BAKTA KARDANA NIM.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP SKOR KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD WANGAYA

PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA PENARUKAN KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS DI PRAKTIK PERAWAT MANDIRI LATU USADHA ABIANSEMAL

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LUKA POST SEKSIO SESARIA

PENGARUH COG CO NITIV

SKRIPSI PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BANJAR TENGAH TAMPAKSIRING WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING 1

PENGARUH MEDITASI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI DESA BUNGBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD

SKRIPSI PENGARUH KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH LANSIA DM TIPE 2 DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. dengan kisaran usia 5-14 tahun (Gerald dkk, 2004). Prevalens asma di Indonesia belum

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MENGUNYAH MENGGUNAKAN PERMEN KARET TERHADAP JUMLAH SEKRESI SALIVA PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN-GIANYAR

PENGARUH INTERVENSI EDUKASI TENTANG SELF MANAGEMENT LATIHAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP EFIKASI DIRI DAN PEAK EXPIRATORY FLOW RATE PASIEN PPOK

SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELAS B1 TK KEMALA BHAYANGKARI 4 GIANYAR

I KETUT SUGIARSA NIM.

SKRIPSI PENGARUH EDUKASI DUA LINTAS TERHADAP JUMLAH, JENIS, DAN JADWAL MAKAN PENDERITA DM TIPE 2

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ACTIVE LOWER ROM TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

PENGARUH PEMBERIAN AUDIOVISUAL ANTENATAL CARE EDUCATION TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA UNTUK MENGHADAPI PERSALINAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI OLEH: LIA DWI JAYANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini, berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG NUSA INDAH RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC BANDAGE

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN)

DAFTAR SINGKATAN. : Blessed Information Memory Concentration. : Blessed Orientation Memory Concentration. : Functional Activitie Questionnaire

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK WIDYA KUMARA SARI DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

SKRIPSI PENGARUH MCKENZIE EXTENSION EXERCISE TERHADAP TINGKAT PENURUNAN SKALA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEGAWAI KANTOR SAMSAT KABUPATEN KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK RINDIK TERHADAP KEMAMPUAN MENDENGAR PASIEN PRESBIKUSIS DI BANJAR JUWET DESA ABIANSEMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI DENGAN MOTIVASI IBU PRIMIPARA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RS BALIMED

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada. Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Oleh. Ida Bagus Adi Gangga Putra NIM :

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

PENGARUH YOGA TERHADAP KONTROL ASMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

Transkripsi:

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE AUDIOVISUAL TERHADAP PERSEPSI PENGONTROLAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASTHMA DI POLIKLINIK PARU RSUP SANGLAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH: MADE BAKTA KARDANA NIM. 1202105022 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR JUNI, 2016

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Made Bakta Kardana NIM : 1202105022 Fakultas : Kedokteran Universitas Udayana Program Studi : Ilmu Keperawatan Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Denpasar, Juni 2016 Yang membuat pernyataan (Made Bakta Kardana)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE AUDIOVISUAL TERHADAP PERSEPSI PENGONTROLAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASTHMA DI POLIKLINIK PARU RSUP SANGLAH Made Bakta Kardana 1, Putu Oka Yuli Nurhesti 2, Luh Putu Ninik Astriani 3 Abstrak Asthma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dengan diagnosis, pengobatan, serta edukasi pasien yang tepat maka akan dapat menghasilkan manajemen dan kontrol asthma yang baik. Penggunaan media audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan dalam pengontrolan kekambuhan pada penyakit asthma memiliki nilai positif tersendiri hal ini disebabkan media audovisual tersebut lebih menarik serta melibatkan dua indera sehingga penerima informasi menajdi lebih cepat mengerti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. Desain penelitian pre-experimental dengan rancangan one group pre test post test design. Sampel penelitian ini 30 responden yang didapat dengan menggunakan teknik purposive sampling, Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner persepsi pengontrolan kekambuhan. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test terhadap tiga variabel yakni persepsi, pengetahuan dan sikap pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05), maka didapatkan nilai p = 0,000 pada ketiga variabel. Ini berarti bahwa nilai p < α (0,05), dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. Sehingga disarankan kepada petugas kesehatan untuk menggunakan media audio visual sebagai media pendidikan kesehatan dalam persamaan persepsi terkait pengontrolan kekambuhan asthma. Kata Kunci : metode audiovisual, asthma, persepsi pengontrolan kekambuhan

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Pada Penderita Asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada: 1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3. Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti, S.Kep, MM, sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 4. Ns. Luh Putu Ninik Astriani, S.Kep, sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 5. Kepala ruangan Poliklinik Paru RSUP Sanglah yang telah memberikan kesempatan penelitian pada instansi yang dipimpin. 6. Kedua orang tua saya atas segala bantuan materi dan dukungan, baik moral maupun spiritual. 7. Teman teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa semangat dan doa. 8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri menerima segala saran dan masukan yang membangun. Denpasar, Juni 2016 Made Bakta Kardana

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... i ii iii iv v vii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Asthma...... 8 2.2 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan... 24 2.3 Media Audiovisual... 30 2.4 Konsep Dasar Persepsi... 32 2.5 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Dalam Pengontrolan Kekambuhan Asthma... 34 BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep... 36 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 37 3.3 Hipotesis Penelitian... 39 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian... 40 4.2 Kerangka Kerja... 41 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 42 4.4 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian... 42 4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 44 4.6 Pengolahan Data dan Analisa Data... 48

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian... 51 5.2 Pembahasan... 55 5.3 Keterbatasan Penelitian... 63 BAB VI SIMPULAN dan SARAN 6.1 Simpulan...... 64 6.2 Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Asthma Berdasarkan Tingkat Keparahannya... 11 Tabel 3.1 Definisi Operasional...... 38 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Total Persepsi Penderita Asthma... 51 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia... 52 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 52 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 53 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Penderita Asthma Dalam Pengontrolan Kekambuhan Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode Audiovisual... 53 Tabel 5.5 Hasil Analisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Penderita Asthma Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi... 54

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi... 33 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 36 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Pre-Experimental Design... 40 Gambar 4.2 Skema Kerangka Kerja... 41

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Penjelasan Penelitian Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Materi Pendidikan Kesehatan Kuesioner Penelitian Jadwal Penelitian Rencana Anggaran Penelitian Master Tabel Jumlah dan Lama Menonton Media Audiovisual SPSS Uji Normalitas dan Wilcoxon Sign Rank Test Persepsi Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan Lampiran 11 Surat Ijin Melakukan Studi Pendahuluan Lampiran 12 Surat Badan Penanaman Modal dan Perizinan Lampiran 13 Surat Kelaikan Etik (Ethical Clearance) Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian di Poliklinik RSUP Sanglah Lampiran 15 Lembar Konsultasi

DAFTAR SINGKATAN APE Depkes RI DM EIA FEV1 FVC GINA ISSAC NHLBI PDPI PEV PPOK Riskesdas RSUP SKRT TBC WHO : Arus Puncak Ekspirasi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Diabetes Melitus : Exercise Induced Asthma : Force Expiratory Volume dalam satu detik : Force Vital Capacity : Global Initiative for Asthma : International Study Asthma and Allergies in Childhood : National Heart, Lung and Blood Institute : Perhimpunan dokter paru Indonesia : Peak Expiratory Flow : Penyakit Paru Obstruksi Kronis : Riset Kesehatan Dasar : Rumah Sakit Umum Pusat : Survei Kesehatan Rumah Tangga : Tuberkulosis : World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mengalami pergeseran jenis penyakit yang ada di masyarakat, dari penyakit infeksi kearah penyakit non infeksi ataupun penyakit degeneratif. Hal ini diakibatkan karena semakin meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan juga adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat (Ikawati, 2011). Salah satu penyakit non infeksi yang banyak dijumpai di masyarakat yang menyerang baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua adalah penyakit asthma, dimana asthma merupakan suatu proses inflamasi kronik pada saluran pernapasan yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Proses inflamasi kronik ini menyebabkan saluran pernapasan menjadi hiperesponsif, sehingga memudahkan terjadinya bronkokonstriksi, edema, dan hipersekresi kelenjar, sehingga terjadi pembatasan aliran udara di saluran pernapasan (GINA, 2011). Serangan asthma merupakan suatu episode gejalagejala berupa batuk, sesak napas, nyeri dada, dan bunyi wheezing yang memburuk secara akut (NHLBI, 2007). World Health Organization (WHO) 2011, menyebutkan asthma sebagai penyakit lima besar penyebab kematian di dunia yang bervariasi antara 5-30% (berkisar 17,4%), lima penyakit paru utama yang menyebabkan kematian diseluruh dunia dengan presentase total 17,4%, masing-masing terdiri dari infeksi paru 7,2%, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) 4,8%, Tuberkulosis (TB) 3,0%, kanker paru/trakea/bronkus 2,1% dan asthma 0,3%. Sampai saat ini, penyakit asthma masih menujukkan prevalensi yang tinggi. Berdasarkan data dari GINA (2011),WHO mencatat di seluruh dunia diperkirakan terdapat 300 juta orang menderita asthma dan tahun 2025 diperkirakan jumlah penderita asthma meningkat hingga mencapai 400 juta. Selain itu setiap 250 orang, terdapat satu orang meninggal karena asthma setiap tahunnya. 1

Berdasarkan data WHO 2011 didapatkan bahwa di Indonesia kini sekitar 235 juta orang mengidap penyakit asthma, penyakit ini masuk ke dalam 10 besar penyebab kesakitan dan kematian, dari hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam Sastrawan, dkk (2008), menyebutkan prevalensi penderita asthma di Indonesia adalah sekitar 4%. angka ini konsisten dan prevalensi asthma sebesar 5-15%. Data studi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia, pada SKRT 2005, mencatat 225.000 orang meninggal kaena asthma. Prevalensi asthma untuk daerah pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5% (PDPI, 2006). Di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Sanglah, terdapat 9 penyakit yang menjadi masalah utama dalam divisi paru terebut, diantaranya adalah asthma, bronkhtis, PPOK, Pneumoni, BE, TB, Efusi Pleura, Tumor Paru,dan Abses Paru, dalam enam bulan terakhir asthma menjadi penyakit tiga besar di Poliklinik RSUP Sanglah setelah TB dan Tumor Paru, dengan angka kejadian asthma enam bulan terakhir sejak bulan Januari hingga Juni 2015 berjumlah 256 kasus asthma (Register Poli Paru). Asthma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dengan diagnosis, pengobatan, serta edukasi pasien yang tepat maka akan dapat menghasilkan manajemen dan kontrol asthma yang baik (WHO, 2011). Aktivitas pencegahan kekambuhan asthma adalah usaha yang dilakukan oleh pasien asthma sebagai upaya untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan asthma. Aktivitas pencegahan kekambuhan asthma yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan faktor pencetus serangan asthma dan menggunakan obat-obatan antiasthma. Persepsi masyarakat terkait pengontrolan kekambuhan saat serangan asthma berlangsung hanya mengarah kearah penggunan obat-obatan antiasthma, padahal banyak jenis tindakan managemant asthma yang dapat dilakukan penderita asthma, diantaranya melakukan rehabilitasi medik berupa terapi latihan (therapeutic exercise) ataupun dengan lebih mengenal faktor alergen sebagai pencetus asthma tersebut (Perry & Potter, 2006). Pengenalan asthma secara lebih mendalam terkait faktor-faktor pencetus asthma serta tanda gejala yang muncul ketika kekambuhan terjadi dan komplikasi yang

ditimbulkan saat memburuknya kondisi asthma tersebut merupakan pendidikan kesehatan yang harus didapatkan oleh penderita asthma sebagai upaya dalam pengontorolan kekambuhan asthma kedepannya. Selain itu peran latihan fisik dalam patofisiologi asthma dan pengendalian penyakit telah menjadi fokus perhatian untuk dipertimbangkan. Kapasitas ventilasi yang lebih baik dan gejala yang berkurang terkait dengan asthma adalah keuntungan yang diperoleh dari latihan fisik untuk pasien asthmatik (Ram et al, 2010). Untuk mendapatkan manfaat optimal dari latihan pada penyandang asthma, maka latihan fisik yang diberikan harus mudah dilaksanakan tanpa menimbulkan efek samping. Terapi latihan untuk penyandang asthma tersebut dirangkai dalam satu paket senam yang dikenal dengan senam asthma. Selama ini masih terdapat keraguan dalam masyarakat mengenai latihan fisik (kegiatan jasmani) bagi penyandang asthma sebab latihan fisik atau kegitan jasmani kadang justru dapat mencetuskan serangan asthma yang dikenal dengan istilah Exercise Induced Asthma (EIA). Peranan latihan fisik/kegiatan jasmani bagi penyandang asthma juga penting artinya. Senam asthma juga berguna untuk mempertahankan dan atau memulihkan kesehatan. Senam asthma yang dilakukan secara teratur akan menaikkan volume oksigen maksimal, selain itu dapat memperkuat otot-otot pernafasan sehingga daya kerja otot jantung dan otot lainnya menjadi lebih baik sehingga onset kekambuhan asthma dapat diminimalisir. Pendekatan melalui edukasi merupakan salah satu cara terbaik untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya pada masyarakat dan membantu individu mengembangkan kemampuan membuat keputusan dan memberikan pencitraan pada masyarakat untuk menggali dan mengembangkan sikap yang semestinya (Naidono & Wills, 2000). Hal ini dikarenakan sikap dan pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi perilaku kesehatan. Edukasi kesehatan merupakan hal penting dalam meningkatkan status kesehatan. Pendidikan kesehatan yang biasanya diberikan pada penderita asthma hanya melalui ceramah mengenai pencegahan kekambuhan, di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, penderita asthma setelah mendapatkan pengobatan secara medis juga mendapatkan pendidikan kesehatan terkait penyakitnya, pendidikan kesehatan yang diberikan di Poliklinik Paru RSUP Sanglah berlangsung kurang lebih selama 1-2 menit yang dilakukan

secara lisan dengan materi utama yang disampaikan meliputi cara mencegah kekambuhan yakni dengan menggunakan obat-batan antiasthma dan penyebab alergi pada penderita tersebut, kurang mendalamnya edukasi yang diberikan oleh tenaga medis menjadi suatu masalah tersendiri bagi penderita asthma yang berkunjung di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, hal ini yang mungkin menjadi penyebab lonjakan kunjungan penderita asthma yang sempat berobat di Poliklinik Paru RSUP Sanglah datang kembali ke Poliklinik Paru karena terjadi kekambuhan lagi. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi saat ini, pemanfaatan teknologi sebagai media dalam peningkatan kualitas kesehatan pada masyarakat bukanlah hal yang awam lagi, salah satu jenis pemanfaatan teknologi tersebut adalah penggunaan media audiovisual, dimana media audiovisual digunakan sebagai upaya preventif dalam memberikan pendidikan kesehatan pada seseorang, media audiovisual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara, untuk menyajikan pesan-pesan baik berupa audio maupun visual (Sanaky, 2010). Penggunaan media audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan dalam pengontrolan kekambuhan pada penyakit asthma memiliki nilai positif tersendiri, dengan menggunakan media audiovisual, berbagai jenis latihan fisik yang dapat dilakukan pada penderita asthma dapat dilihat dan dilakukan dimanapun, selain itu melalui media tersebut pengenalan asthma secara lebih mendalam dapat ditambahkan sehingga persepsi masyarakat terkait pengontrolan kekambuhan dapat lebih baik kedepannya. Penggunaan media audiovisual dalam upaya preventif dalam memanagement suatu penyakit juga didukung oleh beberapa penelitian, berdasarkan penelitian Asmawati (2014) diketahui bahwa peran pendidikan kesehatan melalui media audiovisual memiliki dampak baik terhadap peningkatan pengetahuan pada penderita hipertensi, melalui penggunaan media audiovisual maka akan membantu memperjalas informasi yang disampaikan, karena dapat lebih menarik, lebih interaktif, dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera manusia. Hasil yang sama juga didapat dari penelitian Wulan Novelia (2014) diketahui bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media audiovisual terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien Diabetes Melitus (DM) setelah diberikan penyuluhan kesehatan, edukasi melalui media audiovisual

mampu meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien DM tipe 2. Sebagian besar responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan memiliki pengetahuan yang baik. Pengetahuan tercipta karena lingkungan, pola didik, dan keingintahuan dari seseorang itu sendiri. Pengetahuan yang tinggi akan berdampak pada kesadaran dalam upaya meminimalisir penyakit yang salah satunya penyakit DM, serta dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, sebanyak lima orang penderita asthma diberikan kuesioner terkait penggunaan media audiovisual dan pendidikan kesehatan selama di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, dari lima orang responden tiga orang menyatakan bahwa tidak mengenal mengenai asthma sebelumnya hingga di rawat di Poliklinik Paru RSUP Sanglah dan mendapatkan penjelasan dari dokter diruangan terkait penyakit asthma yang dideritanya, namun kurang mendalamnya penjelasan diruangan membuat responden masih kebingungan dengan faktor yang menyebabkan kekambuhan asthma tersebut serta batasan aktivitas yang boleh dilakukan, sebanyak dua responden menyatakan bahwa sebelum masuk Poliklinik Paru RSUP Sanglah sudah mengenal asthma dan faktor penyebab kekambuhannya tersebut melalui membaca di internet ataupun edukasi dari keluarga yang bergerak dibidang kesehatan, penerapan metode audiovisual sebagai sarana edukasi belum pernah didapatkan penderita sebelumnya, selain itu responden yang digunakan yakni sebanyak lima orang telah memiliki alat yang dapat menampilkan audio dan visual, baik berupa handphone, laptop, ataupun DVD/VCD, serta dapat mengoprasikannya dengan baik secara mandiri. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Pada Penderita Asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah?

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi persepsi penderita asthma dalam pengontrolan kekambuhan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual 2. Mengidentifikasi persepsi penderita asthma dalam pengontrolan kekambuhan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual 3. Menganalisis persepsi penderita asthma sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Praktis 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat menjadi salah satu metode dalam pemberian pendidikan kesehatan di rumah sakit melalui metode audiovisual. 2. Bagi Pasien Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita dengan melakukan pengontrolan asthma sesuai dengan pendidikan kesehatan yang diberikan. 3. Bagi Mahasiswa Keperawatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu metode pendidikan kesehatan dalam proses pembelajaran ataupun saat terjun ke lapangan nantinya

1.4.2 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan perawat. Di samping itu juga dapat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan untuk mengembangkan evidence based nursing terkait cara pendidikan kesehatan yang lebih efektif. Manfaat lainnya adalah dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.