I. PENDAHULUAN. Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

PERSEPSI UMAT BUDDHA PADA DRAMA WAISAK DI VIHARA MANGGALA RATNA DESA SUMBERSARI KECAMATAN SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

1. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB III PENUTUP. wilayah lokasi KKN bagi Kelompok III. Masyarakat yang heterogen terdiri dari

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

Pada proyek ini, gereja yang akan mengadaptasi budaya lokal adalah Gereja St. Maria Emaculata di Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yan

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. seni budaya Cina adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan di Cina memiliki tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

35. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMP

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. anonim bersama kreativitas masyarakat yang mendukungnya.

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki budaya yang sangat melimpah, keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. banyak digemari oleh siapa saja baik terutama anak-anak. Animasi merupakan

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

BUDAYA POLITIK ORGANISASI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan agama yang tersebar dari Sabang hingga Marauke. Keanekaragaman tersebut menghasilkan berbagai macam kebudayaan di setiap suku bangsa di negara ini. Kebudayaan yang ada tidak terlepas dari kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap suatu agama atau suatu kepercayaan baik secara animism maupun dinamisme. Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau -hal yang tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan san, kebutuhan-kebutuhan biologis, kebudayaan juga merupakan hasil dan sarana Ranjabar bersama kelahiran, melainkan diperoleh melalui proses belajar dari

lingkungan, baik Ranjabar 2006:147). adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan- (http://id.wikipedia.org/wiki/budaya) Waisak adalah hari besar umat beragama Buddha yang biasa disebut dengan hari Tri Suci Waisak yang artinya tiga peristiwa suci pada bulan Mei yang jatuh pada bulan purnama. Hari besar ini diperingati dan dirayakan oleh seluruh umat Buddha dari berbagai sekte yang secara nasional dipusatkan di Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah, namun bagi umat Buddha di daerah-daerah memperingati hari raya waisak di vihara-vihara. Umat Buddha juga memperingati waisak di vihara dengan kebaktian waisak diikuti dengan prosesi mengelilingi vihara tiga kali ( pradagsina) pada malam harinya serta kebaktian dengan persembahan (amisa puja) pada pagi harinya atau pada saat detik-detik waisak. Perayaan waisak juga diwujudkan dengan berbagai perayaan, kreasi, dan tradisi di berbagai vihara. Pada malam hari setelah pradagsina, biasanya vihara mengadakan pertunjukan teater tradisional dan pada pagi harinya dilaksanakan tradisi makan bersama dengan takiran. Desa Sumbersari adalah salah satu desa di Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Di Desa Sumbersari peringatan hari waisak dilaksanakan

dengan kebaktian waisak dan setelahnya dilakukan tradisi pertunjukkan seni drama waisak dan takiran (kendurian den gan nasi pincuk) dengan lauk vegetarian. Drama waisak adalah budaya yang berupa teater tradisional yang dilaksanakan di Vihara Manggala Ratna. Drama waisak sebagai kebudayaan teater tradisional masyarakat Desa Sumbersari dilaksanakan untuk memperingati Malam Tri Suci Waisak di Vihara Manggala Ratna. Tradisi ini dilaksanakan bertujuan untuk menambah pengetahuan agama untuk umat Buddha sendiri melalui kisah-kisah Buddhis yang ditampilkan. Serta sebagai hiburan untuk masyarakat luas yang non- Buddhis baik di Desa Sumbersari maupun desa lain. Sehingga tercipta toleransi dan kerukunan yang kuat antara umat beragama karena dengan saling mengenal, menghargai dan saling menghormati satu sama lain. Selain itu, pelaksanaan kesenian ini memiliki makna kehidupan yang berdasarkan cinta kasih, kejujuran, pikiran benar, usaha benar, serta membangun jati diri sendiri dengan perilaku yang benar. Dalam proses pelaksanaan drama waisak didukung oleh para orang tua agar anak-anaknya memiliki mental kuat untuk tampil di atas panggung yang disaksikan oleh banyak orang, dukungan dari masyarakat Buddhis khususnya yaitu berupa dukungan dana yang dikenakan untuk tiap-tiap kepala keluarga demi keberlangsungan drama ini, juga dukungan dari muda-mudi sehingga pemain drama waisak menjadi bertambah. Dalam prosesnya muda-mudi dilatih oleh pelatih yang berperan dalam memilih cerita, dialog, gerakangerakan pemain drama dan pementasan.

Menurut Bapak Siswanto selaku pelatih drama, keistimewaan tradisi ini adalah hanya dapat dilaksanakan satu tahun sekali sehingga ditunggu-tunggu oleh masyarakat untuk menyaksikan drama yang ceritanya selalu berbeda dan pemainnya juga menantikan untuk mengikuti kesenian ini karena jika tidak menjadi tokoh utama maka kesempatan itu akan ada lagi di tahun depan. Cerita yang digunakan untuk drama ini adalah kisah riwayat hidup Buddha Gautama dengan jumlah pemain dan penari dalam setiap pementasan adalah sekitar 50 orang. Daya tarik dalam tradisi ini adalah penarinya yang tidak hanya dari anak-anak Buddhis tetapi juga banyak anak-anak yang non-buddhis bersedia untuk ikut pementasan drama waisak dengan suka rela serta tidak hanya umat Buddha saja yang menyaksikan pementasan ini tetapi juga masyarakat masyarakat baik di Desa Sumbersari maupun desa lain yang terdiri dari berbagai agama dan suku bangsa yang berbaur untuk menyaksikan pertunjukan drama waisak. Umat Buddha yang menyaksikan pementasan drama waisak memiliki persepsi merupakan proses informasi dalam diri kita untuk mengenali atau membuat kita menjadi tahu dan mengerti hal- 2009:52). Kemudian menurut Ma berasal dari komponen kognitifnya, persepsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, faktor proses belajar, faktor cakrawala, faktor pengetahuan dan laindiartikan sebagai proses informasi dalam diri untuk mengenali atau membuat seseorang menjadi tahu, dan mengerti yang dipengaruhi oleh pengalaman,

faktor proses belajar, faktor cakrawala, dan lain-lain.. Untuk itu peneliti ingin mengetahui persepsi umat buddha yang timbul pementasan drama waisak yang dilihat dari tahu, dan mengerti. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dilihat dari tahu, dan mengerti. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dilihat dari tahu dan mengerti 2. Persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dipengaruhi oleh pengalaman 3. Persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dipengaruhi oleh faktor proses belajar 4. Persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dipengaruhi oleh faktor cakrawala C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalahnya pada persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dilihat dari tahu dan mengerti D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : apakah persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dilihat dari tahu dan mengerti? E. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi umat Buddha pada drama waisak di Vihara Manggala Ratna Desa Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dilihat dari tahu dan mengerti 2. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna : 1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang warisan budaya dalam perayaan hari besar umat Buddha yaitu Hari Raya Waisak

2. Bagi generasi umat Buddha, untuk tetap menjalankan tradisi drama waisak agar tidak punah. 3. Bagi umat Buddha di Desa Sumbersari untuk tetap menerima dan menjaga kelangsungan pementasan drama waisak agar tetap memberikan pengetahuan dan mengerti yang baik bagi umat Buddha khususnya di Desa Sumbersari 4. Bagi umat Buddha untuk tetap menyaksikan drama waisak agar tidak hanya tahu dan mengerti dengan baik saja tentang drama waisak melainkan juga dapat mencapai tingkat pemahaman yang baik juga 3. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek Penelitian : Umat Buddha di Desa Sumbersari 2. Objek Penelitian : Pelaksanaan Drama Waisak di Desa Sumbersari 3. Tempat Penelitian : Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur 4. Waktu Penelitian : Tahun 2012 5. Disiplin Ilmu : Antropologi Budaya REFERENSI

Koentjaraningrat.2002.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta:Rineka Cipta. Halaman 181. Ibid. Halaman 180. Jacobus Ranjabar.2006.Sistem Budaya Indonesia.Bandung:Ghalia Indonesia. Halaman 147. Wiji Suwarno.2009.Psikologi Perpustakaan.Jakarta:Sagung Seto. Halaman 52. Sikap Manusia Perubahan Pengukurannya.Yogyakarta:Liberty. Halaman 22 Website: http://id.wikipedia.org/wiki/budaya