LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PERUBAHAN RENCANA KERJA

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

IX BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAPPEDA Planning for a better Babel

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

- 1 - BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAGAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

DAFTAR ISI PENGANTAR

RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

2 Daftar Isi 3 Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Grafik... iv Daftar Bagan... v Daftar Gambar... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. GAMBARAN UMUM KOTA SURABAYA... 2 C. PROFIL EKONOMI KOTA SURABAYA... 3 D. PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA... 5 E. PROFIL PEGAWAI... 12 F. ISU-ISU STRATEGIS... 17 G. SISTEMATIKA PENULISAN... 24 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 25 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 34 A. CAPAIAN KINERJA... 34 B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA... 36 C. AKUNTABILITAS KEUANGAN... 61 BAB IV PENUTUP... 71 LAMPIRAN A. SIMPULAN... 71 B. SARAN... 71 ii

4 Daftar Tabel Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional... 3 Tabel 1.2 Inflasi Kota Surabaya... 4 Tabel 1.3 Perubahan Nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah... 5 Tabel 1.4 Lembaga Daerah (Pelaksana dan Penunjang) Kota Surabaya... 6 Tabel 1.5 Komposisi Kelembagaan Tahun 2016 dan 2017... 8 Tabel 1.6 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional... 12 Tabel 2.1 Tabel Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran... 27 Tabel 2.2 Indikator Kinerja Daerah Kota Surabaya... 31 Tabel 3.1 Target Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama... 34 Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama... 35 Tabel 3.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)... 37 Tabel 3.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)... 39 Tabel 3.5 Indeks Gini... 40 Tabel 3.6 Indeks Pembangunan Gender (IPG)... 42 Tabel 3.7 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS).. 43 Tabel 3.8 Nilai SAKIP... 47 Tabel 3.9 Rata-Rata Nilai Kepuasan Masyarakat... 49 Tabel 3.10 Indeks Ketimpangan Wilayah... 52 Tabel 3.11 Pertumbuhan PDRB /LPE... 57 Tabel 3.12 Ekspor Bersih Perdagangan Kota Surabaya... 59 Tabel 3.13 Capaian Per Indikator Kinerja Utama... 61 Tabel 3.14 Capaian Kinerja dan... 69 iii

5 Daftar Grafik Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional.. 3 Grafik 1.2 Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional... 4 Grafik 1.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional... 13 Grafik 1.4 PNS Struktural Menurut Golongan... 13 Grafik 1.5 PNS Fungsional Menurut Golongan... 14 Grafik 1.6 PNS Struktural Menurut Jenis Kelamin... 14 Grafik 1.7 PNS Fungsional Menurut Jenis Kelamin... 15 Grafik 1.8 Pegawai Struktural Menurut Pendidikan... 15 Grafik 1.9 PNS Fungsional Menurut Tingkat Pendidikan... 16 Grafik 1.10 PNS Struktural Menurut Usia... 16 Grafik 1.11 PNS Fungsional Menurut Usia... 17 iv

6 Daftar Bagan Bagan 1.1 Reorganisasi Kelembagaan... 7 Bagan 2.1 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan... 32 Bagan 2.2 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan (Lanjutan)... 33 v

7 Daftar Gambar Gambar 1.1 Peta Surabaya... 2 Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Urun Rembug... 25 vi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan kinerja merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah dalam menjalankan kinerja pemerintahan selama satu tahun. Penyusunan laporan kinerja didasarkan pada perencanaan kinerja yang telah disusun pada tahun sebelumnya dan dituangkan dalam perjanjian kinerja. Tujuan dan sasaran strategis yang telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya dan diturunkan dalam Rencana Kinerja Pemerintah Daerah dengan indikator kinerja pada masing-masing sasaran merupakan sarana untuk mengukur capaian kinerja pemerintah kota Surabaya. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya 2016-2021 mengadopsi penyusunan perencanaan yang partisipatif yaitu melibatkan pihak-pihak terkait baik dalam forum-forum diskusi publik sampai pada aplikasi urun rembug yang semua pihak baik akademisi, para pemangku kepentingan, kalangan dunia usaha sampai masyarakat umum dapat menyampaikan usulan dalam penyusunan RPJMD Kota Surabaya 2016-2021 maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Surabaya. 1

B. GAMBARAN UMUM KOTA SURABAYA Gambar 1.1 Peta Surabaya Kota Surabaya memiliki luas 33.451,14 Ha yang membentang dari 7 9 s.d. 7 21 lintang selatan dan 12 36 s.d. 12 54 bujur timur. Secara topografi, wilayah Surabaya terdiri atas 80,72% daratan rendah dengan ketinggian 3-6 meter diatas permukaan air laut; 12,77% perbukitan landai di wilayah barat; dan 6,52% wilayah berketinggian 25-50 meter diatas permukaan air laut. Batas Geografis Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Laut Jawa dan Selat Madura : Selat Madura : Kabupaten Sidoarjo : Kabupaten Gresik Pemerintahan Kecamatan Kelurahan Rukun Warga Rukun Tetangga Lembaga Ketahanan Masyarakat Kelurahan Jumlah Penduduk : 31 Kecamatan : 154 Kelurahan : 1.405 Rukun Warga : 9.271 Rukun Warga : 160 LKMK : 3.307.300 jiwa 2

C. PROFIL EKONOMI KOTA SURABAYA Pertumbuhan ekonomi kota Surabaya tahun 2012 ke 2013 naik secara konstan. Namun, mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015. Meskipun terdapat penurunan, pertumbuhan ekonomi kota Surabaya masih berada diatas pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur dan nasional, yang tersaji dalam tabel dan grafik berikut: Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional Tahun Surabaya Jawa Timur Nasional 2012 7.35 6.64 6.23 2013 7.58 6.08 5.78 2014 6.73 5.86 5.02 2015 5.97 5.44 4.79 2016* 6.07 5.55 5.02 2017** 5.9-6.3 5.5-5.9 5.3 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 *) Angka Sementara **) Data Proyeksi Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional 8 PERTUMBUHAN EKONOMI (%) 7.5 7.58 7.35 7 6.73 6.64 6.5 6 6.23 6.3 6.08 6.07 5.97 5.86 5.9 5.78 5.5 5.55 5.44 5.3 5 5.02 5.02 4.79 4.5 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 TAHUN Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Surabaya Jawa Timur Nasional 3

Sedangkan inflasi kota Surabaya, sejak tahun 2012 sampai 2016 mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif yang tersaji pada tabel, sebagai berikut : Tabel 1.2 Inflasi Kota Surabaya TAHUN INFLASI (%) 2012 4.39 2013 7.52 2014 7.9 2015 3.43 2016 3.22 2017* 4.0-5.0 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 *) Data Proyeksi Dibanding dengan inflasi provinsi Jawa Timur dan inflasi nasional pada tahun 2012 dan 2013, inflasi kota Surabaya lebih baik karena nilainya lebih kecil. Tahun 2014, walaupun inflasi kota Surabaya lebih besar daripada provinsi Jawa Timur, namun masih di bawah inflasi. Data komparasi inflasi kota Surabaya, provinsi Jawa Timur dan nasional, sebagai berikut : INFLASI (%) 9 8.5 8 7.5 7 6.5 6 5.5 5 4.5 4 3.5 3 2.5 Grafik 1.2 Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional 4.54.39 4.3 8.38 8.36 7.59 7.777.9 7.52 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 *) Data Proyeksi 3.433.35 3.08 3.22 3.02 2.74 4-5 4-5 4-5 2012 2013 2014 2015 2016 2017* TAHUN Jawa Timur Surabaya Nasional 4

D. PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Pemerintah Kota Surabaya telah menyusun Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya. Beberapa perangkat daerah mengalami perubahan nomenklatur maupun tugas pokok dan fungsinya. Daftar nomenklatur perangkat daerah kota Surabaya tersaji dalam tabel berikut : Tabel 1.3 Perubahan Nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah NO SEMULA MENJADI 1 Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah *Staf Ahli *Staf Ahli - Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan - Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan - Staf Ahli Bidang Pembangunan, - Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Ekonomi dan Keuangan - Stah Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia - Stah Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Asisten Pemerintahan Asisten Pemerintahan - Bagian Pemerintahan dan Otoda - Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otoda - Bagian Hukum - Bagian Hukum - Bagian Organisasi dan Tata Laksana - Bagian Organisasi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Asisten Perekonomian dan Pembangunan - Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah - Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah - Bagian Bina Program - Bagian Administrasi Pembangunan - Bagian Kerjasama - Bagian Administrasi Kerjasama Asisten Administrasi Umum Asisten Administrasi Umum - Bagian Umum dan Protokol - Bagian Umum dan Protokol - Bagian Perlengkapan - Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Aset Asisten Kesejahteraan Rakyat - Bagian Hubungan Masyarakat - Bagian Hubungan Masyarakat - Bagian Kesejahteraan Rakyat - Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat 2 Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD - Bagian Umum - Bagian Umum - Bagian Rapat dan Perundangundangan - Bagian Rapat dan Perundang-undangan - Bagian Informasi dan Protokol - Bagian Informasi dan Protokol 3 Inspektorat Inspektorat Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2016 5

Tabel 1.4 Lembaga Daerah (Pelaksana dan Penunjang) Kota Surabaya NO SEMULA MENJADI 1 Satuan Polisi Pamong Praja Satuan Polisi Pamong Praja 2 Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan 3 Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan 4 Dinas Sosial Dinas Sosial 5 Dinas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja 6 Dinas Perhubungan Dinas Perhubungan 7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 8 Dinas Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Mikro 9 Dinas Pertanian 10 Kantor Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 11 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 12 Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Kepemudaan dan Olah Raga 13 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Pematusan 14 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Tata Ruang Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang 15 Dinas Pengelolaan Bangunan dan tanah Dinas Pengelolaan Bangunan dan tanah 16 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Dinas Perdagangan 17 Dinas Komunikasi dan Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika 18 Dinas Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran 19 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah 20 Badan Kepegawaian dan Diklat Badan Kepegawaian dan Diklat 21 Badan Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan 22 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 23 Badan Arsip dan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 24 25 Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat 26 Badan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup 27 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau 28 RSUD Bhakti Dharma Husada RSUD Bhakti Dharma Husada 29 RSUD dr. Mohammad Soewandhie RSUD dr. Mohammad Soewandhie Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2016 Karena perubahan nomenklatur tersebut, terdapat banyak dampak positif untuk Pemerintah Kota Surabaya, antara lain sebagai berikut : 6

EFISIENSI BIROKRASI Perampingan Kelembagaan SEMULA MENJADI Kasi Kelurahan berjumlah 4 Kasi kelurahan berjumlah 3 Jumlah kecamatan 163 Jumlah kecamatan 154 Jumlah UPTD/UPTB 107 Jumlah UPTD/UPTB 94 MANFAAT Pengurangan belanja pegawai untuk Kasie Kecamatan dan pejabat struktural di UPTD yang dimerger. Penghematan belanja operasional kantor UPTD dan Kecamatan. Memotong rantai birokrasi serta memudahkan koordinasi internal dan eksternal SKPD. Memudahkan pengawasan teknis tugas pokok dan fungsi SKPD. Bagan 1.1 Reorganisasi Kelembagaan 7

Berdasarkan reorganisasi kelembagaan tersebut, terdapat perbedaan jumlah perangkat daerah di kota Surabaya. Komparasi komposisi kelembagaan kota Surabaya pada tahun 2016 dengan 2017, sebagai berikut : Tabel 1.5 Komposisi Kelembagaan Tahun 2016 dan 2017 KOMPOSISI KELEMBAGAAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 SEKRETARIAT DAERAH 10 Bagian 10 Bagian DINAS 18 Dinas 21 Dinas BADAN 7 Badan 5 Badan INSPEKTORAT 1 Inspektorat 1 Inspektorat RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) 2 RSUD 2 RSUD SEKRETARIAT DPRD 1 Sekwan 1 Sekwan KANTOR 1 Kantor - SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 1 Satpol PP 1 Satpol PP KECAMATAN 31 Kecamatan 31 Kecamatan KELURAHAN 154 Kelurahan 154 Kelurahan UPTD PERHUBUNGAN 8 UPTD 4 UPTD UPTD PENDIDIKAN 5 UPTD 5 UPTD UPTD PEMADAM KEBAKARAN 5 UPTD 5 UPTD UPTD KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 1 UPTD - UPTD KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN 2 UPTD - UPTD PERDAGANGAN 1 UPTD 1 UPTD UPTD KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 2 UPTD 2 UPTD UPTD KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU UPTD PENGELOLAAN BANGUNAN DAN TANAH 5 UPTD 4 UPTD 3 UPTD 1 UPTD UPTD KESEHATAN 65 UPTD 63 UPTD UPTD SOSIAL 5 UPTD 3 UPTD UPTD PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PEMATUSAN UPT BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PAJAK DAERAH 1 UPTD 1 UPTD 8 UPTB 5 UPTB UPTD LINGKUNGAN HIDUP 1 UPTD - Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2016 8

Perubahan nomenklatur tersebut, juga berdampak pada berubahnya tugas dan fungsi perangkat daerah kota Surabaya. Tugas dan fungsi perangkat daerah kota Surabaya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 dijabarkan, sebagai berikut : 1. Sekretariat Daerah Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 44 Tahun 2016, Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu walikota dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas perangkat daerah serta pelayanan administratif. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi : a. pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah; b. pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah; c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah; d. pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi daerah; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. 2. Sekretariat DPRD Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 45 Tahun 2016, Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; c. fasilitasi penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan d. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. 9

3. Inspektorat Daerah Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 46 Tahun 2016, Inspektorat memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Inspektorat menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan; b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan walikota; d. penyusunan laporan hasil pengawasan; e. pelaksanaan administrasi Inspektorat kota; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. 4. Dinas Daerah Dinas daerah memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, dinas daerah menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. 10

5. Badan Daerah Badan Daerah mempunyai tugas membantu walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah kota. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, badan daerah menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Kecamatan Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 73 Tahun 2016, kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat, dan Kelurahan mempunyai tugas : a. menyelenggarakan urusan pemerintahan umum; b. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; c. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; d. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota; e. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum; f. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh perangkat daerah di tingkat kecamatan; g. membina dan mengawasi kegiatan di kelurahan; h. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja daerah yang ada di kecamatan; 11

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan; j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, kecamatan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana program dan petunjuk teknis; b. pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis; c. pelaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain; d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai tugas dan fungsinya. E. PROFIL PEGAWAI PEMERINTAH KOTA Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Kota Surabaya berdasarkan data Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Surabaya sampai dengan bulan Maret 2017 adalah 14.849 orang, yang terdiri atas 6.290 pegawai struktural dan 8.559 pegawai fungsional. Masing-masing struktural dan fungsional dibagi menurut golongan, jenis kelamin, pendidikan, dan usia dengan rincian, sebagai berikut : Tabel 1.6 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional NO. JABATAN JUMLAH 1. STRUKTURAL 6.290 Orang 2. FUNGSIONAL 8.559 Orang TOTAL Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 14.849 orang 12

Grafik 1.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional 8,559 orang 6,290 orang STRUKTURAL FUNGSIONAL Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 Dari 6.290 orang, jumlah terbesar PNS struktural menurut golongan adalah golongan II c sebanyak 1.399 orang, jumlah terkecil adalah golongan I a sebanyak 21 orang. Data pegawai negeri struktural menurut golongan jabatan secara rinci, sebagai berikut : Gol. IV a, 115 orang Gol. IV b, 95 orang Grafik 1.4 PNS Struktural Menurut Golongan Gol. I a, 21 orang Gol. IV c, 24 orang Gol. III d, 925 orang Gol. I b, 41 orang Gol. II a, 536 orang Gol. I c, 231 orang Gol. I d, 94 orang Gol. III c, 738 orang Gol. II b, 753 orang Gol. III b, 683 orang Gol. III a, 332 orang Gol. II d, 303 orang Gol. II c, 1399 orang Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 13

Dari 8.559 orang, jumlah terbesar PNS fungsional menurut golongan adalah golongan IV b sebanyak 2.515 orang, jumlah terkecil adalah golongan I c sebanyak 4 orang. Data pegawai negeri struktural menurut golongan jabatan secara rinci, sebagai berikut : Grafik 1.5 PNS Fungsional Menurut Golongan Gol. IV d, 22 orang Gol. IV c, 166 orang Gol. IV b, 2515 orang Gol. I c, 4 orang Gol. IV e, 6 orang Gol. II c, 765 orang Gol. II d, 606 orang Gol. II a, 93 orang Gol. II b, 82 orang Gol. III a, 1275 orang Gol. IV a, 1143 orang Gol. III d, 564 orang Gol. III c, 813 orang Gol. III b, 505 orang Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 Menurut jenis kelamin, pegawai struktural laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah pegawai struktural menurut jenis kelamin, sebagai berikut: Grafik 1.6 PNS Struktural Menurut Jenis Kelamin Perempuan 2259 Laki-laki 4031 0 1000 2000 3000 4000 5000 JUMLAH PNS Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 14

Menurut jenis kelamin, pegawai fungsional laki-laki lebih sedikit daripada perempuan. Jumlah pegawai fungsional menurut jenis kelamin, sebagai berikut: Grafik 1.7 PNS Fungsional Menurut Jenis Kelamin PEREMPUAN 6360 LAKI-LAKI 2199 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 Menurut tingkat pendidikan, mayoritas PNS struktural berpendidikan Sekolah Lanjutan Menengah Atas (SLTA) sebanyak 2.888 orang dan minoritas berpendidikan diploma II sebanyak 3 orang. Jumlah pegawai struktural berdasarkan tingkat pendidikan, sebagai berikut : Grafik 1.8 Pegawai Struktural Menurut Pendidikan STRATA II, 537 orang JUMLAH PNS STRATA III, 6 orang SD, 310 orang SLTP, 441 orang STRATA I, 1812 orang SLTA, 2888 orang DIPLOMA IV, 42 orang DIPLOMA III, 237 orang DIPLOMA II, 3 orang DIPLOMA I, 14 orang Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 15

Menurut tingkat pendidikan, mayoritas PNS fungsional berpendidikan Strata I sebanyak 5.553 orang dan minoritas berpendidikan Sekolah Lanjutan Menengah Pertama (SLTP) sebanyak 5 orang. Jumlah pegawai fungsional berdasarkan tingkat pendidikan, sebagai berikut : Grafik 1.9 PNS Fungsional Menurut Tingkat Pendidikan STRATA II, 249 orang SLTP, 5 orang SLTA, 1160 orang DIPLOMA II, 785 orang DIPLOMA I, 19 orang DIPLOMA III, 747 orang STRATA I, 5553 orang DIPLOMA IV, 41 orang Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 Berdasarkan usia, mayoritas PNS struktural berusia antara 40-50 tahun sebanyak 2.735 orang dan minoritas berusia 20-30 tahun sebanyak 153 orang. Jumlah pegawai struktural berdasarkan usia, sebagai berikut : Grafik 1.10 PNS Struktural Menurut Usia Usia 50-60, 2149 orang Usia 20-30, 153 orang Usia 30-40, 1253 orang Usia 40-50, 2735 orang Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 16

Berdasarkan usia, mayoritas PNS fungsional berusia antara 51-60 tahun sebanyak 4.451 orang dan minoritas berusia diatas 60 tahun sebanyak 2 orang. Jumlah pegawai fungsional berdasarkan usia, sebagai berikut : Grafik 1.11 PNS Fungsional Menurut Usia >60 tahun, 2 orang Usia 20-30 tahun, 433 orang Usia 31-40 tahun, 1267 orang Usia 51-60 tahun, 4451 tahun Usia 41-50 tahun, 2406 orang Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 F. ISU-ISU STRATEGIS Isu strategis merupakan penelaahan terhadap permasalahan pembangunan pada level lokal, regional, nasional maupun internasional. Rumusan isu strategis yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan pembangunan. Memperhatikan permasalahan yang dihadapi kota Surabaya seiring dengan dinamika dan pengembangan kota serta menelaah isu-isu di lingkup Provinsi Jawa Timur, nasional dan global, maka beberapa isu strategis kota, antara lain: 17

1. Kebutuhan Sumber Daya Masyarakat Kota yang Mampu Menjawab Tantangan Global Isu strategis Kebutuhan Sumber Aksesibilitas dan kualitas layanan Daya Masyarakat Kota yang kesehatan; Ketersediaan, Mampu Menjawab Tantangan standarisasi dan kualitas sarana Global menyangkut urusan prasarana serta tata kelola layanan pendidikan dan kesehatan, pangan, kesehatan; Ketersediaan dan tenaga kerja, kepemudaan dan kualitas konsusmsi pangan olahraga, sosial, pemberdayaan masyarakat; Peran pemuda sebagai perempuan dan perlindungan anak penggerak pembangunan dan serta pemberdayaan masyarakat capaian prestasi olahraga; Kualitas dan desa. angkatan kerja yang berkarakter Perumusan isu Kebutuhan Sumber dan berdaya saing global, Daya Masyarakat Kota yang khususnya pada aspek peningkatan Mampu Menjawab Tantangan daya saing angkatan kerja, Global merupakan hasil penelaahan perluasan kesempatan kerja serta terhadap beberapa permasalahan penciptaan hubungan industrial pembangunan, yaitu: Kualitas yang harmonis; Penanganan layanan pendidikan; Ketersedian PMKS, pemberdayaan masyarakat, pendidik dan tenaga kependidikan; pengarusutamaan gender dan Kerjasama penyelenggaraan perlindungan anak. pendidikan; Kesehatan lingkungan; 2. Surabaya sebagai Barometer Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Umum Isu strategis Surabaya sebagai barometer stabilitas keamanan dan Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan ketenteraman sebagai sendi ketertiban umum menyangkut pembangunan dan kesejahteraan urusan Ketenteraman dan masyarakat, khususnya pada aspek Ketertiban Umum serta perwujudan kerjasama di lingkup Perlindungan Masyarakat. RT/RW untuk menjamin Perumusan isu Surabaya sebagai ketenteraman dan ketertiban serta barometer stabilitas keamanan dan membangkitkan karakter peduli, ketertiban umum merupakan hasil penelaahan terhadap permasalahan toleransi, menghargai dan gotong royong. 18

3. Keseimbangan Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan dalam Mendukung Keberlanjutan Ekologi Isu strategis Keseimbangan perkotaan dan peningkatan kualitas pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup, yang mencakup lingkungan dalam mendukung sistem penanggulangan bencana keberlanjutan ekologi menyangkut kebakaran, sistem pengelolaan dan urusan pekerjaan umum dan pengolahan sampah baik skala kota penataan ruang, pertanahan, maupun regional, pengelolaan RTH, perumahan dan kawasan pengendalian pencemaran permukiman, lingkungan hidup, lingkungan; Perumahan dan energi dan sumberdaya mineral. permukiman yang layak dan Perumusan isu Keseimbangan berkualitas, khususnya pada aspek pembangunan dan pelestarian layanan sarana dan prasarana pada lingkungan dalam mendukung perumahan dan permukiman untuk keberlanjutan ekologi merupakan mendukung universal access hasil penelaahan terhadap pemenuhan target 0% permukiman beberapa permasalahan kumuh dan 100 % sanitasi; pembangunan, yaitu : Kualitas Pemanfaatan energi secara efektif penataan ruang dan pertanahan, dan efisien, khususnya pada aspek khususnya pada aspek penyusunan konservasi energi dan rencana tata ruang yang dapat pengembangan energi alternatif, menjadi pedoman pembangunan penyediaan infrastruktur berbasis kota serta penyediaan lahan aset ekologi dan pengelolaan sumber bagi kepentingan umum; Sistem penanggulangan bencana kawasan daya secara berkelanjutan. 4. Melestarikan Budaya Lokal untuk Mencegah Pengaruh Budaya yang Negatif Isu strategis Melestarikan budaya budaya yang negatif merupakan lokal untuk mencegah pengaruh hasil penelaahan terhadap budaya yang negatif menyangkut permasalahan Penggalian dan urusan perpustakaan dan penguatan budaya dan tradisi lokal, kebudayaan. termasuk upaya peningkatan minat Perumusan isu Melestarikan budaya lokal untuk mencegah pengaruh dan budaya baca masyarakat. 19

5. Posisi Strategis Kota Surabaya yang Berpotensi sebagai Penghubung Perekonomian dalam Skala Nasional dan Internasional Isu strategis Posisi strategis Kota pada aspek penciptaan sistem Surabaya yang berpotensi sebagai manajemen transportasi yang penghubung perekonomian dalam skala nasional dan internasional menyangkut urusan perdagangan, berkualitas; Peningkatan kinerja dan daya saing aktivitas ekonomi lokal, khususnya pada aspek peningkatan koperasi, usaha kecil dan volume usaha UMKM serta kualitas menengah, kelautan dan perikanan; kelembagaan koperasi, pertanian, pariwisata, dan Pengembangan pertanian bernilai penanaman modal. tambah tinggi (tanaman hortikultura) Perumusan isu Posisi strategis Kota dan pemanfaatan teknologi; Surabaya yang berpotensi sebagai Pengembangkan pertanian sebagai penghubung perekonomian dalam RTH untuk menggantikan nilai skala nasional dan internasional ekologis yang hilang akibat alih merupakan hasil penelaahan fungsi lahan pertanian; Perubahan terhadap beberapa permasalahan pembangunan, yaitu: Pengembangan Surabaya sebagai pola pencaharian nelayan menjadi pelaku budidaya perikanan darat karena penurunan hasil tangkapan penghubung perdagangan/jasa laut; Pemanfaatan teknologi untuk antar pulau, nasional dan regional, khususnya pada aspek penciptaan menjaga hasil produksi perikanan; Pengawasan peredaran barang dan hubungan strategis antara jasa; Peningkatan realisasi PMA, pemangku kepentingan untuk PMDN dan investasi daerah; mendukung iklim dan aktivitas Peningkatan kualitas infrastruktur investasi, perdagangan dan industri; dan utilitas penunjang sektor Pembangunan dan pengembangan pariwisata. sistem transportasi, khususnya 20

6. Peningkatan Infrastruktur untuk Mendukung Peran dan Daya Saing Kota Surabaya dalam Menghadapi Persaingan Global Isu strategis Peningkatan secara terpadu dan terintegrasi Infrastruktur untuk Mendukung antar moda serta penyediaan dan Peran dan Daya Saing Kota penuntasan jaringan jalan yang Surabaya dalam Menghadapi terpadu serta peningkatan kapasitas Persaingan Global menyangkut jalan secara memadai; urusan perhubungan, pekerjaan Pembangunan sarana prasarana umum dan penataan ruang, pematusan; Peningkatan pelayanan teknologi Informasi dan Komunikasi. utilitas kota, khususnya pada aspek Perumusan isu Peningkatan Pelayanan air bersih melalui Infrastruktur untuk Mendukung pemenuhan kapasitas produksi Peran dan Daya Saing Kota dengan optimalisasi idle capacity Surabaya dalam Menghadapi dan penurunan kebocoran pada Persaingan Global merupakan hasil pemanfaatan sumber air baku kali penelaahan terhadap beberapa surabaya, mata air umbulan dan permasalahan pembangunan, yaitu: pandaan untuk mendukung Pembangunan dan pengembangan universal access pemenuhan target sistem transportasi, khususnya 100 % pelayanan air bersih, pada aspek Pengembangan sistem angkutan masal cepat perkotaan Pengembangan utilitas penerangan jalan umum dan utilitas kota lainnya. 7. Tuntutan Masyarakat terhadap Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Isu strategis Tuntutan masyarakat terhadap tata kelola pemerintahan yang baik menyangkut urusan komunikasi dan informatika, Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Statistik, Kearsipan, Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan, Pengawasan, Kebijakan dan Koordinasi Perangkat Daerah, Perencanaan serta Penelitian dan Pengembangan. Perumusan isu Tuntutan masyarakat terhadap tata kelola pemerintahan yang baik merupakan hasil penelaahan terhadap permasalahan peningkatan pelayanan publik berbasis teknologi informasi, khususnya pada aspek penyediaan layanan publik berbasis TIK yang dapat diakses dengan 21

mudah oleh seluruh lapisan Standar Pelayanan yang tersusun; masyarakat, penyediaan Fungsi evaluasi terhadap Prosedur infrastruktur TIK penunjang Operasional Standar (POS) dan pelayanan publik, perwujudan tertib Standar Pelayanan (SP) Perangkat administrasi pemerintahan Daerah; Kerjasama antar daerah kecamatan dan kelurahan,serta dan luar negeri; Pemanfaatan kajian peningkatan sistem administrasi di semua sektor sebagai dasar kependudukan, Penyediaan data kebijakan; Penyebarluasan dan statistik daerah (kota) yang dapat evaluasi produk hukum daerah; dipertanggungjawabkan, aman, dan Ketepatan Waktu Pelaksanaan update; Kompetensi SDM aparatur; kegiatan; Kualitas Penyusunan Pengembangan assessment centre; Perencanaan Strategis serta Penanganan Disiplin Aparatur; Monitoring dan Evaluasi; Kualitas Penanganan Tata Kelola dokumen perencanaan tahunan Administrasi Keuangan; Kualitas SKPD. Isu-isu strategis yang telah diuraikan di atas menurunkan tujuan, sasaran dan program RPJMD. Program-program tersebut akan dinilai kelayakannya dengan menggunakan isu-isu Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai berikut: 1. Belum optimalnya penataan dan perbaikan kawasan permukiman kumuh dan pinggiran kota serta penyediaan rumah tinggal yang terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR); 2. Meningkatnya ancaman intrusi air laut ke daerah perkotaan; 3. Tingginya tingkat pencemaran air sungai yang dapat mengancam penyediaan sumber air baku; 4. Meningkatnya ancaman penurunan kualitas kawasan pesisir; 5. Meningkatnya pencemaran udara yang berpotensi menyebabkan efek gas rumah kaca dan perubahan iklim; 6. Belum terintegrasinya jaringan infrastruktur perkotaan dan pemenuhan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) terutama terhadap perkembangan kawasan permukiman, perdagangan jasa dan industri; 7. Belum optimalnya kinerja sistem transportasi yang terkait jaringan jalan, layanan angkutan publik, serta optimlaisasi jalur barang dan orang; 8. Belum optimalnya implementasi penataan ruang; 22

9. Perlu peningkatan upaya sistem mitigasi bencana dan penanggulangan terhadap bencana banjir, kebakaran dan bencana sosial; 10. Kurangnya peningkatan upaya konservasi energi dan pemanfaatan potensi energi alternatif dari berbagai sumber; 11. Belum optimalnya kontribusi dunia usaha didalam pembentukan pendapatan daerah; 12. Rendahnya daya saing usaha pelaku UMK (Usaha Mikro Kecil) serta membanjirnya produk substitusi impor dengan harga yang lebih kompetitif; 13. Belum optimalnya upaya pengembangan potensi pariwisata yang menjadi ciri khas Kota Surabaya; 14. Belum optimalnya pendidikan karakter untuk mendukung terciptanya Sumber Daya Manusia yang unggul dan memiliki daya tahan terhadap pengaruh budaya asing; 15. Meningkatnya kasus/penyakit degeneratif yang disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk berpola hidup sehat; 16. Makin banyaknya penduduk kota yang bermasalah secara sosial karena tekanan hidup kawasan urban; 17. Adanya kasus kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak. 23

G. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2016 terdiri dari 4 bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN Menyampaikan secara ringkas latar belakang disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Kota Surabaya, gambaran umum Kota Surabaya, profil ekonomi, perangkat daerah, kepegawaian, serta isu-isu strategis yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Surabaya. BAB II PERENCANAAN KINERJA Menyampaikan ringkasan perencanaan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya 2016-2021 dan Perjanjian Kinerja Walikota Surabaya Tahun 2016 sebagai dasar Laporan Kinerja Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2016. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Menyampaikan capaian kinerja berdasarkan realisasi yang telah dicapai dari target yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja 2016 dan penjelasan atas capaian dimaksud dengan data-data pendukung serta membandingkan capaian tersebut dengan data capaian tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, juga menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhi capaian indikator kinerja tersebut dan rencana tindak lanjut dalam mengatasi tantangan dan hambatan tersebut. Realisasi realisasi anggaran juga disajikan dalam bab ini. BAB IV PENUTUP Menyampaikan kesimpulan secara umum atas capaian kinerja Pemerintah Kota Surabaya serta harapan dan upaya yang akan dilaksanakan pada tahun-tahun kedepan dalam rangka peningkatan kinerja. 24

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2 BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2016-2021 telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2016 melalui Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016. Sebagai dokumen perencanaan 5 tahun, penyusunan RPJMD tersebut telah mengalami penyempurnaan dibandingkan RPJMD periode sebelumnya. Penyempurnaan tersebut antara lain dengan memberikan indikator pada tujuan dan sasaran sesuai saran dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Penyusunan Perencanaan 5 tahun dan perencanaan tahunan telah menyerap aspirasi dari pemangku kepentingan, masyarakat secara umum, serta warga kota Surabaya. Penghimpunan aspirasi ini, dilakukan melalui aplikasi urun rembug yang dapat di akses melalui website Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya di bappeko.surabaya.go.id/urunrembug. Diharapkan aspirasi dari pemangku kepentingan dan masyarakat tersebut dapat bermanfaat bagi perencanaan pembangunan Kota Surabaya. Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pelaksanaan birokrasi di Pemerintah Kota Surabaya sudah menerapkan beberapa aplikasi dalam perencanaan, pengukuran dan monitoring evaluasi pelaksanaan program. Penyusunan Rencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016 2021 telah mengalami penyempurnaan dibanding periode sebelumnya Tahun 2010 2015 sesuai arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sehingga Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan sudah disusun sesuai dengan deployment tahapan diatasnya. Kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan RPJMD pada periode sebelumnya telah diperbaiki dan disempurnakan. Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Urun Rembug 25

Sesuai dengan RPJMD 2016-2021 Kota Surabaya memiliki visi, yaitu: SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI Dari Visi tersebut diterjemahkan dalam 10 misi, yaitu: Misi 1 Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas; Misi 2 Memberdayakan masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha; Misi 3 Memelihara keamanan dan ketertiban umum; Misi 4 Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota; Misi 5 Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan; Misi 6 Memperkuat nilai-nilai budaya lokal dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat; Misi 7 Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau internasional; Misi 8 Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik; Misi 9 Memantapkan daya saing usaha-usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa, serta pengembangan industri kreatif; Misi 10 Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien. 26

Misi-misi tersebut dijabarkan dalam tujuan dan sasaran, sebagai berikut : Tabel 2.1 Tabel Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI No MISI TUJUAN SASARAN 1 Misi 1 Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas 2 Misi 2 Memberdayakan masyarakat dan Meningkatkan kualitas pendidikan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Meningkatkan ketahanan pangan Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda Meningkatkan kompetensi angkatan kerja untuk mengurangi pengangguran Meningkatkan penanganan PMKS Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan formal Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan nonformal Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin Meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak Meningkatkan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola layanan kesehatan Mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat Meningkatnya kualitas layanan KB dasar Meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan Meningkatkan distribusi pangan Meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam hal wawasan dan karakter kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan Meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di tingkat regional, nasional dan internasional Meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja Menciptakan hubungan antar pemangku kepentingan dalam lingkup industrial yang harmonis Meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS 27

VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI No MISI TUJUAN SASARAN menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha 3 Misi 3 Memelihara keamanan dan ketertiban umum 4 Misi 4 Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota Menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif dalam kelompok-kelompok usaha Meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan anak Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan daerah Mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem pertanahan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau Mewujudkan sistem ketahanan yang handal terhadap bencana Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif Meningkatkan perempuan Meningkatkan perempuan dan anak pemberdayaan perlindungan Meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan daerah Meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan rencana induk sektoral dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Mewujudkan penyediaan lahan untuk pembangunan bagi kepentingan umum Meningkatnya pengamanan dan pengelolaan aset tanah dan/atau bangunan Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan Meningkatkan kualitas udara dan air Pengembangan sistem penanggulangan bencana yang antisipatif dan tanggap 28

VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI No MISI TUJUAN SASARAN 5 Misi 5 Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan 6 Misi 6 Memperkuat nilai-nilai budaya lokal dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat 7 Misi 7 Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau dan internasional 8 Misi 8 Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan permukiman untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan Meningkatkan upaya konservasi energi Melestarikan budaya lokal Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat Memantapkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan Meningkatkan arus perdagangan internasional dan antar pulau dari dan menuju Surabaya Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik Memantapkan kemandirian keuangan daerah Meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan perumahan dan kawasan permukiman layak huni Meningkatkan upaya penerapan teknologi dan peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif Meningkatkan upaya penerapan konservasi energi Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya lokal Mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan akses baca Mewujudkan wawasan, karakter dan nilai-nilai kebangsaan Peningkatan sistem manajemen city logistik Meningkatnya jaringan bisnis (G to G dan G to B) jasa dan perdagangan komoditi barang dalam skala internasional dan antar pulau yang ditunjang dengan pusat pelayanan informasi yang terintegrasi Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik Meningkatkan kualitas pelayanan publik Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah secara efektif dan efisien 29

VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI No MISI TUJUAN SASARAN 9 Misi 9 Memantapkan daya saing usaha- usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa, serta pengembangan industri kreatif 10 Misi 10 Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien Mendorong pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian, barang dan jasa serta koperasi melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan industri kreatif Meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya saing global Meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya saing global Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota Meningkatkan jaringan pelayanan transportasi yang terpadu dan kota Meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara terpadu dan merata Meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan jasa Meningkatkan produktivitas koperasi Meningkatkan produktivitas sektor pertanian Meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif Meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan wisatawan Meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE) Penyediaan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien Menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan Menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas Penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas dan ramah lingkungan Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas layanan air bersih Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU Meningkatnya pelayanan utilitas kota lainnya Keterangan : Seluruh indikator terkait dengan pendidikan menengah bersifat tentative 30

Adapun Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016-2021 adalah Indikator Kinerja Daerah yang terbagi dalam 3 aspek yaitu aspek kesejahteraan rakyat, aspek pelayanan umum dan aspek daya daya saing daerah. Sehingga Perjanjian Kinerja Walikota Surabaya pada tahun 2016 mengambil dari Indikator Kinerja Daerah yang telah tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016-2021 sebagai berikut: Tabel 2.2 Indikator Kinerja Daerah Kota Surabaya Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Target 2016 1 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 79-80 2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,87% 3 Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota 0,90 4 Indeks Gini 0,38-0,37 B. Aspek Pelayanan Umum 1 IPG (Indeks Pembangunan Gender) 93,66 2 IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan) 60,25 3 Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh 0,78% 4 Nilai SAKIP B 5 Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat 73,00 6 Indeks Ketimpangan Wilayah 0,82-0,83 C. Aspek Daya Saing Daerah 1 Indeks Budaya Lokal 69,45 2 Pertumbuhan PDRB/LPE 5,8-6,2% 3 Tingkat pertumbuhan volume komoditi keluar-masuk Kota Surabaya 5% 31

Keterkaitan antara Indikator Kinerja Daerah sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan ditampilkan pada bagan dibawah ini: MISI Misi 1 : Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas IKU IPM (Indeks Pembangunan Manusia) TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) TUJUAN Tujuan 1.1 Meningkatkan kualitas pendidikan Tujuan 1.2 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Tujuan 1.3 Meningkatkan ketahanan pangan Tujuan 1.4 Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda Tujuan 1.5 Meningkatkan kompetensi angkatan kerja untuk mengurangi pengangguran Misi 2 : Memberdayakan masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha Indeks Gini IPG (Indeks Pembangunan Gender) Tujuan 2.1 Meningkatkan penanganan PMKS Tujuan 2.2 Menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif dalam kelompok-kelompok usaha Tujuan 2.3 Meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan anak Misi 3 : Memelihara keamanan dan ketertiban umum Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota Tujuan 3.1 Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan daerah Misi 4 : Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan) Tujuan 4.1 Mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem pertanahan Tujuan 4.2 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau Tujuan 4.3 Mewujudkan sistem ketahanan yang handal terhadap bencana Misi 5 : Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh Tujuan 5.1 Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan permukiman untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas Tujuan 5.2 Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan Tujuan 5.3 Meningkatkan upaya konservasi energi Bagan 2.1 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan 32

MISI Misi 6 : Memperkuat nilainilai budaya lokal dalam sendisendi kehidupan masyarakat IKU Indeks Budaya Lokal TUJUAN Tujuan 6.1 Melestarikan budaya lokal Tujuan 6.2 Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat Tujuan 6.3 Memantapkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan Misi 7 : Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau dan internasional Tingkat pertumbuhan volume komoditi keluar-masuk Kota Surabaya Tujuan 7.1 Meningkatkan arus perdagangan internasional dan antar pulau dari dan menuju Surabaya Misi 8 : Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik Nilai SAKIP Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat Tujuan 8.1 Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik Tujuan 8.2 Memantapkan kemandirian keuangan daerah Misi 9 : Memantapkan daya saing usaha- usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa, serta pengembangan industri kreatif Pertumbuhan PDRB/LPE Tujuan 9.1 Mendorong pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian, barang dan jasa serta koperasi melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan industri kreatif Tujuan 9.2 Meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya saing global Tujuan 9.3 Meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya saing global Misi 10 : Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien Indeks Ketimpangan Wilayah Tujuan 10.1 Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota Tujuan 10.2 Meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang terpadu Tujuan 10.3 Meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara terpadu dan merata Bagan 2.2 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan (Lanjutan) 33

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH 3 BAB III KOTA SURABAYA AKUNTABILITAS KINERJA Untuk melihat keberhasilan atau ketidak berhasilan kinerja pemerintah maka dapat dilihat capaian atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja kepala daerah. Kinerja Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan RPJMD Kota Surabaya tahun 2016-2021 dapat diukur dengan melihat realisasi dari target indikator kinerja utama yang telah dituangkan dalam perjanjian kinerja tahun 2016. Ada 13 indikator kinerja utama untuk menggambarkan kinerja pemerintah kota Surabaya yang secara umum dibagi dalam 3 sasaran strategis utama yaitu: Tabel 3.1 Target Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama NO. SASARAN TARGET INDIKATOR KINERJA STRATEGIS 2016 1. Kesejahteraan 1. IPM (Indeks Masyarakat Pembangunan Manusia) 79-80 2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,87% 3. Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota 0,90 4. Indeks Gini 0,38 0,37 2. Pelayanan Umum 1. IPG (Indeks Pembangunan Gender) 93,66 2. IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan 60,25 Persampahan) 3. Persentase Luas Kawasan Permukiman 0,78% Kumuh 4. Nilai SAKIP B 5. Rata-rata nilai kepuasan masyarakat 73,00 6. Indeks Ketimpangan Wilayah 0,82 0,83 3. Daya Saing Daerah 1. Indeks Budaya Lokal 69,45 2. Pertumbuhan PDRB/LPE 5,8 6,2% 3. Tingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar- Masuk Kota Surabaya 5% 34

Capaian dari indikator-indikator yang telah ditetapkan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama NO. SASARAN STRATEGIS 1. Kesejahteraan Masyarakat INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. IPM (Indeks Pembangunan 79-80 80,07 100,09% Manusia) 2. Tingkat Pengangguran 6,87% 7,01% 97,96% Terbuka (TPT) 3. Indeks Ketertiban dan Ketentraman 0,90 1,26 140,00% Kota 4. Indeks Gini 0,38 0,37 0,38 100,00% 2. Pelayanan Umum 1. IPG (Indeks Pembangunan 93,66 93,66 100,00% Gender 2. IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan 60,25 62,09 103,05% Hidup dan Persampahan) 3. Persentase Luas Kawasan Permukiman 0,78% 0,78% 100,00% Kumuh 4. Nilai SAKIP B B 100,00% 5. Rata-rata nilai kepuasan 73,00 82,67 113,24% masyarakat 6. Indeks Ketimpangan Wilayah 0,82 0,83 0,67 118,29% 3. Daya Saing Daerah 1. Indeks Budaya Lokal 2. Pertumbuhan PDRB/LPE 3. Tingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar-Masuk Kota Surabaya 69,45 69,37 99,88% 5,8 6,2% 6,07% 100,00% 5,00% 7,89% 157,80% 35

B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Sesuai dengan visi dan misi RPJMD Kota Surabaya tahun 2016-2021, telah ditetapkan 3 sasaran strategis yang akan dicapai dengan 13 indikator kinerja utama. Adapun program, kendala/hambatan, upaya dan dukungan yang dilaksanakan pada masing-masing indikator kinerja utama per sasaran strategis diuraikan sebagai berikut: KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SASARAN STRATEGIS 1 Sasaran strategis 1 kesejahteraan masyarakat memiliki 4 indikator kinerja utama, yaitu IPM (Indeks Pembangunan Manusia), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota, dan Indeks Gini. Rinciannya, sebagai berikut : 1. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks komposit yang meliputi aspek kesehatan melalui pengukuran angka harapan hidup saat lahir, pendidikan melalui pengukuran angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta aspek kesejahteraan melalui pengukuran daya beli atau pengeluaran per kapita. Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Manusia ini didukung oleh program: 1. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 2. Program Pendidikan Anak Usia Dini; 3. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; 4. Program Pendidikan Menengah; 5. Program Peningkatan Prestasi Non Akademik; 6. Program Pendidikan Non Formal; 7. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; 8. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak; 9. Program Perbaikan Gizi Masyarakat; 10. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu (dan Jaringannya); 36

11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; 12. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata; 13. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 14. Program Upaya Kesehatan Masyarakat; 15. Program Keluarga Berencana; 16. Program Bina Keluarga; 17. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan); 18. Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan; 19. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga. Data Indeks Pembangunan Manusia 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI IPM 78,05 78,51 78,87 79,47 80,07*) Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data sangat sementara per 31 Desember 2016 Bappeko Surabaya Target Nilai Indikator Kinerja IPM Tahun 2016 adalah sebesar 79-80 dan terealisasi sebesar 80,07 sehingga capaian kinerjanya adalah 100,09%. Angka IPM tahun 2016 merupakan angka proyeksi yang diolah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 dan jumlah penduduk tahun 2016. Meskipun indikator Indeks Pembangunan Manusia tercapai 100,09% namun beberapa permasalahan yang dihadapi diantaranya : 1. Kegiatan ujian sertifikasi kompetensi untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun 2016 tidak dapat dilaksanakan karena adanya proses pelimpahan P2D (Personil, Peralatan dan Dokumen) ke Provinsi Jawa Timur. 2. Beberapa tenaga kesehatan yang teregistrasi belum maksimal karena adanya beberapa tenaga kesehatan yang habis masa berlaku Surat Tanda Registrasi (STR) yang dimiliki dan masih menunggu proses perpanjangan STR di PTSP Provinsi Jawa Timur. 37

Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan: 1. Kegiatan ujian sertifikasi kompetensi untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun berikutnya dihapus karena kewenangan Penyelenggaran Pendidikan Menengah diserahkan ke Pemerintah Provinsi. 2. Solusi terhadap permasalahan pada Urusan Wajib Kesehatan adalah terlepas dari waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan STR, Dinas Kesehatan dan RSUD secara aktif melakukan updating terhadap data tenaga kesehatan, termasuk di dalamnya tenaga kesehatan yang masa berlaku STR-nya akan habis serta melakukan sosialisasi pada tenaga kesehatan terkait. Dengan demikian, Dinas Kesehatan dan RSUD telah mengupayakan antisipasi terhadap tenaga kesehatan yang tidak memiliki STR/masa berlaku STR-nya habis. 2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Dengan semakin bertambahnya penduduk maka tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah penduduk usia kerja (tenaga kerja) dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun hal ini belum diiringi dengan perkembangan lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran. Perkembangan tingkat pengangguran terbuka dalam kurun waktu tahun 2012-2016 cukup fluktuatif.beberapa faktor yang menyebabkan semakin tingginya tingkat pengangguran di Kota Surabaya antara lain faktor kependudukan yang terdiri dari jumlah penduduk usia produktif yang cukup tinggi namun tidak dibekali dengan ketrampilan dan mental kerja, tingkat pendidikan rendah, tingkat urbanisasi yang tinggi serta faktor jumlah lapangan kerja yang terbatas, faktor tenaga kerja kontrak (outsourcing), dan faktor pemutusan hubungan kerja. Indikator Kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka ini didukung oleh program: 1. Program Peningkatan Kesempatan Kerja; 2. Program peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas; 3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja; 4. Program Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan. 38

Data Tingkat Pengangguran Terbuka 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI TPT 5,07 5,28 5,82 7,01 7,01*) Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data per 31 Desember 2015 Bappeko Surabaya Target Nilai Indikator Kinerja TPT Tahun 2016 adalah sebesar 6,87% dan terealisasi sebesar 7,01% sehingga capaian kinerjanya adalah 97,96%. Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan indikator Tingkat Pengangguran Terbuka ini adalah tidak seimbangnya pertumbuhan lapangan pekerjaan dibanding pertumbuhan usia angkatan kerja sehingga beberapa tenaga kerja usia angkatan kerja tidak terserap di lapangan kerja yang ada. Beberapa program yang sudah dilaksanakan mungkin belum sepenuhnya dapat meningkatkan serapan tenaga kerja di kota Surabaya. Kegiatan Job Fair yang dilaksanakan melalui Dinas Tenaga Kerja sesungguhnya diharapkan dapat mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan yang sedang membutuhkan tenaga kerja. 3. Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota Stabilitas keamanan daerah merupakan salah satu parameter yang digunakan oleh seorang investor apabila hendak melakukan investasi di suatu wilayah. Frekuensi terjadinya demonstrasi merupakan indikasi bahwa potensi terjadinya masalah ketertiban yang berdampak pada masalah ketentraman masyarakat kota cukup tinggi. Indikator Kinerja Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota ini didukung oleh program: 1. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal; 2. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. Indikator ini diukur dengan mengambil data dari kejadian anarkis per 10.000 penduduk dan pelanggaran peraturan daerah per 1.000 penduduk. Indikator ini merupakan indikator makro yang baru digunakan sehingga data tahun-tahun 39

sebelumnya masih belum ada. Data yang tersedia baru ada pada tahun 2016 dan diperoleh angka indeks ketertiban dan ketentraman kota surabaya sebesar 1,26 (sumber : Bappeko Surabaya). Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota Tahun 2016 adalah sebesar 0,90 dan terealisasi sebesar 1,26 sehingga capaian kinerjanya adalah 140,00%. Penyelenggaraan ketertiban dan ketentraman umum telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 yang bertujuan agar masyarakat kota Surabaya dapat melaksanakan kegiatan dengan tentram, tertib, dan teratur. Namun, budaya masyarakat dan pemahaman terhadap peraturan daerah tersebut berpengaruh terhadap realisasi indikator kinerja indeks ketertiban dan ketentraman kota. 4. Indeks Gini Tingkat pemerataan distribusi pendapatan sering diukur dengan koefisien gini. Koefisien Gini bernilai nol, jika pendapatan secara nyata menyebar merata, dan mendekati 1 jika secara nyata distribusi pendapatan menyebar tidak merata. Berdasarkan nilai gini ratio, terdapat tiga kelompok ketimpangan yaitu ketimpangan tinggi jika nilai koefisien gini ratio 0,5 atau lebih, sedang jika nilainya antara 0,30-0,49 dan rendah jika kurang dari 0,30. Indikator Kinerja Indeks Gini ini didukung oleh program: 1. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; 2. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial; 3. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat. Data Indeks Gini 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Indeks Gini TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI INDEKS GINI 0,40 0,37 0,39 0,42 0,38*) Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data sangat sementara per 31 Desember 2016 Bappeko Surabaya 40

Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Gini Tahun 2016 adalah sebesar 0,38 0,37 dan terealisasi sebesar 0,38 sehingga capaian kinerjanya adalah 100,00%. Indeks Gini Ratio tahun 2016 merupakan angka proyeksi yang dihitung berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 dan jumlah penduduk tahun 2016. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator ini antara lain Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial usia produktif yang memiliki usaha omzetnya 1 juta rupiah per bulan yang menjadi target dalam pelaksanaan program peningkatan keberdayaan belum maksimal karena diantaranya: a. Peserta banyak yang memilih tetap melanjutkan bekerja di pabrik/ di toko; b. Peserta memilih bekerja sebagai baby sitter (pengasuh bayi); c. Peserta kembali bekerja sebagai guru/bunda PAUD; d. Peserta dilarang oleh suaminya; e. Lebih memilih untuk mengasuh anak/cucu; f. Peserta sakit/hamil; g. Peserta tidak berminat lagi (orientasi pada bantuan modal). Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) yang berdaya melebihi target yang telah ditentukan pada program peningkatan dan keberdayaan masyarakat karena tingginya jumlah kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi dikarenakan adanya fasilitasi pemasaran melalui Rukmaya (Rumah Kreatif masyarakat Surabaya) dan pameran-pameran insidentil. Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan adalah dengan melakukan assessment untuk meningkatkan partisipasi dan kesiapan peserta pada kegiatan-kegiatan yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. PELAYANAN UMUM SASARAN STRATEGIS 2 Sasaran strategis 2 pelayanan umum memiliki 6 indikator kinerja utama, yaitu IPG (Indeks Pembangunan Gender), IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan), Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh, Nilai 41

SAKIP, Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat, dan Indeks Ketimpangan Wilayah. Rinciannya, sebagai berikut : 1. IPG (Indeks Pembangunan Gender) Indeks Pembangunan Gender (IPG) sebagai ukuran keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat, meski relatif lambat. IPG digunakan untuk mengukur persamaan peranan antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan ekonomi, politik dan pengambilan keputusan. Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) ini didukung oleh Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak dengan beberapa kegiatan yaitu: 1. Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender; 2. Fasilitasi Pencapaian Indikator Kota Layak Anak; 3. Fasilitasi Penanganan Permasalahan Perempuan Dan Anak; 4. Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender; 5. Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender; 6. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Dan Anak di 31 Kecamatan. Data Indeks Pembangunan Gender (IPG) 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Indeks Pembangunan Gender (IPG) TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI IPG 93,49 93,64 93,65 N/A 93,66*) Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data sangat sementara per 31 Desember 2016 Bappeko Surabaya Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun 2016 adalah sebesar 93,66 dan terealisasi sebesar 93,66 sehingga capaian kinerjanya adalah 100,00%. Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) merupakan angka proyeksi yang dihitung berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 dan jumlah penduduk tahun 2016. 42

2. IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS) bertujuan memberikan informasi tentang kondisi lingkungan hidup menggunakan kualitas air sungai, kualitas udara, tutupan hutan dan persampahan sebagai indikator. Indikator Kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS) ini didukung oleh program: 1. Program Penataan Ruang; 2. Program Pengadaan Tanah dan/atau Bangunan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; 3. Program Sertifikasi Tanah Milik Pemerintah Kota; 4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH); 5. Program Pengelolaan Kebersihan Kota; 6. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; 7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran. Data Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS) 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS) TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI IKLHS - 51,91 56,42 59,18 62,09*) Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data sangat sementara per 31 Desember 2016 Bappeko Surabaya Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS) Tahun 2016 adalah sebesar 60,25 dan terealisasi sebesar 62,09 sehingga capaian kinerjanya adalah 103,05%. IKLHS dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang nilai Indeks Persampahan, Indeks Pencemaran Air, Indeks Pencemaran Udara, dan Indeks Tutupan Hijau. Meskipun target yang telah ditentukan tercapai namun ada beberapa permasalahan pada Indikator Kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS), antara lain: 1. Realisasi indikator Proporsi luas area yang telah terlayani sistem informasi rencana tata ruang kota jauh melebihi target karena SKPD terkait telah membuat sistem informasi rencana tata ruang kota berupa c-map pada 43

tahun 2015 dan 2016. Saat ini c-map telah melayani rencana tata ruang di seluruh kota Surabaya berdasarkan peta rincian RTRW Kota Surabaya. Target tersebut merupakan persentase pentahapan luas area yang telah terlayani pada tahun 2016 berdasarkan RDTRK sebesar 20%. Untuk RDTRK sedang dalam proses penyelesaian Raperda yang nantinya akan menggantikan peta rincian RTRW Kota Surabaya sebagai dasar perijinan. 2. Belum terpenuhinya luas tanah dan/atau bangunan yang disediakan bagi pembangunan untuk kepentingan umum karena: a. Waktu proses administrasi yang cukup panjang untuk penyediaan lahan; b. Melibatkan beberapa instansi dan masyarakat sehingga sulit untuk mendapat titik temu karena membutuhkan kesepakatan dan persetujuan bersama; c. Terbatasnya anggaran yang tersedia. 3. Belum terpenuhinya rasio aset pemkot yang tersertifikat dikarenakan terkendalanya pemenuhan dokumen administrasi yang dibutuhkan untuk kelengkapan permohonan sertifikasi (bukti perolehan pengadaan tanah, bukti penguasaan atas tanah). 4. Selisih luasan RTH yang dibangun dan dipelihara belum sesuai karena adanya kendala proses pembebasan lahan pada kegiatan pengadaan tanah untuk Ruang Terbuka Hijau yang belum dapat direalisasikan 5. Belum semua RTH yang berfungsi optimal karena: a. Status kepemilikan dan kewenangan pengelolaan lahan RTH yang belum sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah Kota; b. Adanya kendala pasang surut air laut terutama di kawasan pesisir. 6. Jumlah sampah yang dikelola di TPA belum maksimal karena tingginya aktivitas perdagangan dan jasa mempengaruhi peningkatan volume sampah hotel, apartemen, dan mall, demikian pula migrasi penduduk di sekitar wilayah Surabaya juga mempengaruhi peningkatan volume sampah rumah tangga. Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan: 1. meningkatkan koordinasi antar pihak terkait guna percepatan proses pengadaan tanah. 2. Solusi terhadap Rasio aset pemkot yang tersertifikat adalah 44

a. Pemenuhan dokumen persyaratan permohonan sertifikasi b. Koordinasi dengan instansi terkait 3. Perlunya penyusunan strategi terhadap: a. Prioritas jenis RTH yang perlu dibangun serta lokasi berdasarkan analisa kebutuhan; b. Berkoordinasi dengan DPBT dalam rangka upaya percepatan pembebasan lahan, mengingat target penambahan RTH dibangun dan dipelihara sebesar 2 Ha untuk DKRTH; c. Prioritas jenis RTH yang perlu diptimalkan serta prioritas lokasi berdasarkan analisa kebutuhan; d. Melakukan analisa permasalahan secara rutin untuk target lokasi dan luasan yang seharusnya dioptimalkan namun belum tercapai, sehingga dapat diketahui akar permasalahan serta upaya yang perlu segera dilakukan. 4. Dalam hal pengelolaan sampah yang dikelola di TPA perlu melakukan halhal sebagai berikut: a. Secara periodik melakukan evaluasi terhadap produksi volume sampah dan sumber-sumber yang berkontribusi cukup dominan dalam peningkatan produksi sampah kota, untuk mempermudah penentuan intervensi terhadap objek-objek yang disasar b. Peningkatan kegiatan: 1) Upaya pengurangan produksi sampah melalui 3R serta pemberdayaan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam penerapan 3R serta pemilahan sampah. 2) Peningkatan jumlah TPS dengan pengelolaan sampah mandiri/3r, untuk mengurangi beban volume sampah yang dikelola TPA. 3. Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh Penanganan permukiman kumuh merupakan salah satu kebijakan prioritas yang telah dilaksanakan secara berkelanjutan oleh Pemerintah Kota. Bentuk implementasi dari kebijakan tersebut diwujudkan melalui beberapa kegiatan yang juga ditujukan untuk mendukung program nasional 100-0-100, seperti 45

peningkatan sarana prasarana dasar permukiman antara lain jalan lingkungan, sanitasi, drainase lingkungan dan perbaikan kualitas kawasan permukiman. Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh ini didukung oleh program: 1. Program Perumahan dan Permukiman; 2. Program Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Target Nilai Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh Tahun 2016 adalah sebesar 0,78% dan terealisasi sebesar 0,78% sehingga capaian kinerjanya adalah 100%. Angka persentase luas kawasan permukiman kumuh tahun 2016 merupakan angka perbandingan antara luas kawasan permukiman kumuh tahun 2016 dengan luas perumahan dan permukiman di Surabaya. Permasalahan pada Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh adalah : - Realisasi Program Perumahan dan Permukiman tidak mencapai target, dikarenakan terdapat kendala terkait status lahan pada beberapa lokasi yang akan diintervensi, terutama pada kawasan permukiman pengembang untuk ditingkatkan layanan sarana prasarana permukimannya. Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan: - Melakukan percepatan proses serah terima fasum / fasos perumahan oleh pengembang. 4. Nilai SAKIP Salah satu indikator tata kelola pemerintahan yang baik adalah evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Meski menunjukkan peningkatan tingkat akuntabilitas kinerja selama kurun waktu empat tahun terakhir, namun perwujudan level akuntabilitas kinerja sangat baik tetap menjadi prioritas Pemerintah Kota untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan Pemerintah Kota. Indikator Kinerja Nilai SAKIP ini didukung oleh program: 1. Program Penataan Administrasi Kependudukan; 46

2. Program Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi; 3. Program Komunikasi dan Publikasi Masyarakat; 4. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa; 5. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan; 6. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan; 7. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/ Arsip Daerah; 8. Program Perencanaan Pembangunan Daerah; 9. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan; 10. Program Penataan Daerah Otonom; 11. Program Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah; 12. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah; 13. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; 14. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah; 15. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 16. Program Pengelolaan Sarana dan Prasarana Aparatur; 17. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 18. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah. Data Nilai SAKIP 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 3.8 Nilai SAKIP TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 47,71 52,34 57,48 60,20 63,08 NILAI SAKIP (C) (CC) (CC) (B) (B) Sumber : Bagian Organisasi, 2017 Target Nilai Indikator KinerjaNilai SAKIP Tahun 2016 adalah B dan terealisasi dengan nilai B sehingga capaian kinerjanya adalah 100%. Nilai SAKIP Kota Surabaya Tahun 2016 mengalami kenaikan dibanding nilai SAKIP tahun 2015 dari 60,20 menjadi 63,08. Capaian indikator kinerja Nilai SAKIP ini disebabkan Pemerintah Kota telah melakukan reviu atas perencanaan kinerja yang berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2010-2015. 47

5. Rata-Rata Nilai Kepuasan Masyarakat Hasil Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) menjadi salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang dilaksanakan setiap tahun. Meskipun trend angka SKM untuk tiga periode terakhir menunjukkan peningkatan, namun upaya menjaga atau meningkatan kualitas pelayanan publik tetap harus menjadi prioritas bagi Pemerintah Kota. Indikator Kinerja Rata-Rata Nilai Kepuasan Masyarakat ini didukung oleh program: 1. Program Penataan Administrasi Kependudukan; 2. Program Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi; 3. Program Komunikasi dan Publikasi Masyarakat; 4. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa; 5. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan; 6. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan; 7. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/ Arsip Daerah; 8. Program Perencanaan Pembangunan Daerah; 9. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan; 10. Program Penataan Daerah Otonom; 11. Program Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah; 12. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah; 13. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; 14. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah; 15. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 16. Program Pengelolaan Sarana dan Prasarana Aparatur; 17. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 18. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah. Data Rata-Rata Nilai Kepuasan Masyarakat 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut : 48

Tabel 3.9 Rata-Rata Nilai Kepuasan Masyarakat TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI RATA-RATA SKM 77,53 77,60 77,13 78,29 82,67 Sumber : Bagian Organisasi, 2017 Target Nilai Indikator Kinerja Rata-Rata Nilai Kepuasan Masyarakat Tahun 2016 adalah sebesar 73 dan terealisasi sebesar 82,67 sehingga capaian kinerjanya adalah 113,24%. Pengukuran nilai kepuasan masyarakat ini diperoleh dari hasil survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Pemerintah Kota Surabaya. Meskipun target pada indikator kinerja rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat tercapai namun ada beberapa permasalahan antara lain: 1. Program Penataan Administrasi Kependudukan belum sepenuhnya berhasil karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk segera mengajukan permohonan pembuatan akta kelahiran dan kematian. Terbukti sebanyak 54,77% atau 13.490 pemohon akta kematian terlambat, dan sebanyak 47,40% atau 27.965 pemohon akta kelahiran terlambat, di antaranya sebanyak 277 pemohon terlambat melebihi tahun 2016. 2. Belum maksimalnya pencapaian sasaran Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah secara efektif dan efisien karena: a. Persentase kontribusi pajak terhadap PAD, disebabkan karena kenaikan pendapatan asli daerah lebih tinggi daripada kenaikan pajak daerah. b. Persentase kontribusi bagi hasil BUMD terhadap PAD, disebabkan karena tidak tercapainya target pendapatan yang dibebankan untuk PD Rumah Potong Hewan pada tahun 2016, yaitu sebesar Rp 65.840.580,- Adapun permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya target pendapatan PD Rumah Potong Hewan secara umum disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) Trend penurunan besaran ekuitas sejak tahun 2014 2) Tingkat utilisasi aset produksi yang belum optimal diikuti jumlah beban tetap (fixedcost) atas penyusutan aset tidak lancar yang tinggi 3) Belum optimalnya penggalian sumber-sumber pendapatan baru oleh perusahaan 49

4) Potensi piutang macet yang masih cukup tinggi dan belum dapat dihapuskan dari pembukuan perusahaan 3. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan indikator Persentase Dokumen keuangan yang selesai tepat waktu belum tercapai maksimal disebabkan karena dalam proses penyusunan dokumen keuangan melibatkan pihak eksternal Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah (BPKPD) dan Pemerintah Kota Surabaya sehingga terdapat potensi lamanya waktu yang diperlukan untuk hal tersebut. 4. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan indikator Rata-rata pertumbuhan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah belum maksimal disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Adanya penyesuaian dana perimbangan berdasarkan Permenkeu Nomor 249/PMK.07/2015 dan 162/PMK.07/2016; b. Petunjuk teknis DAK yang belum jelas mempengaruhi penyerapan belanja DAK; c. Adanya penyesuaian lain-lain pendapatan yang sah berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur Nomor 188/790/KPTS/013/2016 dan 188/116/KPTS/013/2017; d. Petunjuk teknis Bantuan Keuangan dari Provinsi untuk pelaksanaan kegiatan belum lengkap sehingga terdapat SKPD yang tidak dapat melaksanakan kegiatan maka bantuan keuangan tersebut belum dapat direalisasikan. Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan: 1. Solusi terhadap permasalahan pada Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah untuk meningkatkan ketepatan waktu pengurusan akta, perlu diadakan publikasi dan sosialisasi yang inovatif lewat berbagai media, selain tetap menerapkan denda bagi pemohon yang terlambat. 2. Solusi dari indikator sasaran Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah secara efektif dan efisienyakni: 50

a. Persentase kontribusi pajak terhadap PAD terdapat solusi Penerapan pajak online sebagai upaya intensifikasi pajak daerah. b. Persentase kontribusi bagi hasil BUMD terhadap PAD terdapat solusi Mendorong PD. Rumah Potong Hewan (RPH) untuk: 1) Mengoptimalkan utilisasi aset produksi dan menekan fixed cost atas penyusutan aset tidak lancer; 2) Mengoptimalkan penggalian sumber-sumber pendapatan baru; 3) Menekan piutang macet. 3. Solusi indikator Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yakni Persentase Dokumen keuangan yang selesai tepat waktu adalah BPKPD memperbaiki koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat, untuk menentukan metode yang efektif dalam proses penyusunan dokumen keuangan, sehingga pihak-pihak eksternal dapat berkontribusi terhadap percepatan penyusunan dokumen. 4. Solusi indikator Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yakni Rata-rata pertumbuhan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah adalah Melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi terkait penerimaan dana perimbangan dan sumber-sumber penerimaan dari sektor lain-lain pendapatan daerah yang sah. 6. Indeks Ketimpangan Wilayah Ketimpangan pembangunan antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan SDA dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing-masing wilayah.ukuran ketimpangan wilayah ini menggunakan metode Wiiliamson Index yang menganalisa PDRB per kapita sebagai data dasar. Karena yang diperbandingkan adalah tingkat pembangunan antar wilayah dan bukan tingkat distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat, dengan ukuran bila angka indeks mendekati 1 berarti semakin timpang dan bila angka indeks mendekati nol berarti semakin merata. 51

Indikator Kinerja Indeks Ketimpangan Wilayah ini didukung oleh program: 1. Program Pengendalian Banjir; 2. Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan; 3. Program Pengembangan Sistem Transportasi; 4. Program Pembangunan Jaringan Air Bersih Perkotaan; 5. Program Utilitas Perkotaan. Data Indeks Ketimpangan Wilayah 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 3.10 Indeks Ketimpangan Wilayah TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH Sumber: Perda Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 *) data sementara Bappeko Surabaya 0.81 0.83 - - 0,67*) Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Ketimpangan Wilayah Tahun 2016 adalah sebesar 0,82 0,83 dan terealisasi sebesar 0,67 sehingga capaian kinerjanya adalah 118,29%. Angka Indeks Ketimpangan Wilayah tahun 2016 merupakan angka proyeksi yang diolah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 terhadap jumlah penduduk tahun 2016. Permasalahan dalam pencapaian Indikator kinerja Indeks Ketimpangan Wilayah antara lain: 1. Realisasi Sasaran Penyediaan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien dan Program Pengendalian Banjir tidak mencapai target dikarenakan: a. Curah hujan yang terjadi lebih tinggi dari tahun sebelumnya; b. Pembangunan pompa masih berproses; c. Saluran belum terintegrasi secara keseluruhan; d. Kurangnya daerah resapan karena semakin banyaknya kawasan terbangun. 2. Capaian Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan jauh melebihi target dikarenakan: a. Meningkatnya kesadaran swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan pedestrian; b. Dukungan Pemerintah dalam terhadap program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan cukup baik; 52

c. Pembangunan box culvert dapat berfungsi sebagai jalan (menambah lebar jalan). 3. Realisasi sasaran Penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas dan ramah lingkungan dan Program Pengembangan Sistem Transportasi tidak mencapai target, dikarenakan oleh: a. Tingginya volume kendaraan yang melintas dan terbatasnya kapasitas jalan pada jalan arteri menyebabkan kecepatan kendaraan menjadi terbatas; b. Menurunnya kualitas angkutan umum disebabkan oleh minimnya perawatan pada armada angkutan umum, sehingga masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi; c. Terdapat pilihan moda angkutan lain yang lebih nyaman & terjangkau (taxi online); d. Implementasi untuk rencana sistem buy the service pilot project rute MERR masih dalam proses pembahasan. 4. Tidak terealisasinya Program Pembangunan Jaringan Air Bersih Perkotaan, dikarenakan pembangunan infrastruktur jaringan air bersih harus melalui penyertaan modal ke PDAM terlebih dahulu, sehingga Pemerintah Kota tidak dapat merealisasikan kegiatan tersebut menggunakan dana APBD. Namun kebutuhan air bersih perkotaan dapat terpenuhi melalui pembangunan jariangan air bersih oleh PDAM sebesar 125.066 m. 5. Realisasi Sasaran Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU jauh melebihi target dikarenakan selain melakukan pemasangan PJU pada jalan lingkungan eksisting, Dinas Kebersihan dan Pertamanan juga melakukan pemasangan PJU untuk jalan baru dalam rangka memenuhi kinerja jalan yang terpasang PJU dalam kondisi baik. 6. Realisasi Program Utilitas Perkotaan jauh melebihi target dikarenakan Pemerintah Kota berupaya secara intensif dalam melakukan efisiensi energi, salah satunya adalah dengan meningkatkan pemasangan PJU dengan LED. 53

Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan: 1. Solusi untuk Sasaran Penyediaan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien dan Program Pengendalian Banjir yang tidak mencapai target adalah Percepatan proses pembangunan pompa dan saluran secara terintegrasi. 2. Solusi untuk sasaran Penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas dan ramah lingkungan dan Program Pengembangan Sistem Transportasi yang tidak mencapai target adalah: a. Percepatan proses pembangunan Angkutan Massal dan pelaksanaan traffic demand management b. Dilakukan restrukturisasi angkutan umum c. Percepatan proses realisasi sistem buy the service pilot project rute MERR 3. Solusi untuk Program Pembangunan Jaringan Air Bersih Perkotaanadalah dengan meningkatkan koordinasi dan mendorong PDAM dalam pembangunan jaringan air bersih perkotaan guna melayani air bersih bagi masyarakat. 4. Solusi dari Sasaran Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU yang jauh melebihi target adalah monitoring terhadap jalan kewenangan kota yang belum terpasang PJU secara riil dapat dilakukan dengan melakukan pemetaan dalam rangka updating data pekerjaan pemasangan PJU yang didukung dengan koordinasi bersama perangkat daerah terkait untuk menunjang informasi dan peta panjang jalan seluruh Kota Surabaya. DAYA SAING DAERAH SASARAN STRATEGIS 3 Sasaran strategis 3 daya saing daerah memiliki 3 indikator kinerja utama, yaitu Indeks Budaya Lokal, Pertumbuhan PDRB/LPE, dan Tingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar-Masuk Kota Surabaya. Rinciannya, sebagai berikut : 54

1. Indeks Budaya Lokal Indeks budaya lokal diukur melalui tingkat pemahaman masyarakat terhadap budaya lokal, persentase pengguna layanan baca yang dapat melakukan rewriting / retelling budaya lokal Kota Surabaya, dan tingkat kepedulian masyarakat dalam kegiatan yang mendorong nilai-nilai kebangsaan. Pengukuran indeks budaya lokal merupakan cerminan dari kinerja variabelvariabel yang mempunyai korelasi dengan kearifan lokal kota, seperti: pelestarian budaya lokal, peningkatan minat baca dan wawasan kebangsaan warga kota. Indikator Kinerja Indeks Budaya Lokal ini didukung oleh program: 1. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; 2. Program Pengelolaan Keragaman Budaya; 3. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Budaya Lokal Tahun 2016 adalah sebesar 69,45 dan terealisasi sebesar 69,37 sehingga capaian kinerjanya adalah 99,88%. Indeks budaya lokal yang mengukur pencapaian kualitas budaya lokal yang dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari tingkat pemahaman masyarakat terhadap budaya lokal, tingkat kemampuan rewriting dan retelling masyarakat serta tingkat kepedulian masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan bernilai kebangsaan. Permasalahan pada Indikator Kinerja Indeks Budaya Lokal adalah : 1. Tidak tercapainya indikator Sasaran Meningkatkan Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Budaya Lokal, yakni persentase budaya yang dapat dilestarikan, disebabkan adanya budaya luar yang sangat berpengaruh pada kelestarian budaya lokal, sebagai akibat dari adanya kebijakan nasional terkait globalisasi. 2. Tidak tercapainya salah satu indikator sasaran Mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan akses baca, yakni persentase siswa yang mempunyai kemampuan membaca sesuai dengan reading text levelling, disebabkan kurang optimalnya pendampingan di perpustakaan sekolah karena jumlah petugas dan jumlah sekolah yang harus didampingi tidak sesuai, terbukti sebanyak 822 siswa (27,03%) yang 55

tidak sesuai reading text levelling-nya berasal dari sekolah yang tidak dilakukan pendampingan secara penuh (kurangnya waktu pendampingan). Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan: 1. Pengoptimalan pelestarian budaya lokal melalui penyelenggaraan pentas seni budaya lokal pada berbagai even dan pemeliharaan cagar budaya secara konsisten; 2. Perlu pemetaan untuk pelaksanaan pendampingan di sekolah yang khususnya hasil tes reading text levelling masih kurang. 2. Pertumbuhan PDRB/LPE Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB umumnya digunakan sebagai indikator kinerja perekonomian suatu negara. Berbeda dengan perhitungan PDRB sebelumnya, dasar perhitungan PDRB saat ini tidak lagi menggunakan angka tahun dasar 2000 melainkan menggunakan angka tahun dasar 2010. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 Systemof National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and UseTables (SUT). Salah satu implikasi perubahan ini adalah meningkatnya nominal PDRB dan perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi menjadi 17 kategori lapangan usaha. Indikator Kinerja Pertumbuhan PDRB /LPE ini didukung oleh program: 1. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah; 2. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan; 3. Program Peningkatan Kualitas Koperasi; 4. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir; 5. Program Pengembangan Perikanan Tangkap; 6. Program Pengembangan Perikanan Budidaya; 7. Program Pelayanan Pembibitan dan Penyuluhan pertanian/ Perkebunan, Perikanan, dan Peternakan; 56

8. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan; 9. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan ternak; 10. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; 11. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata; 12. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata; 13. Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi. Data Pertumbuhan PDRB /LPE 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 3.11 Pertumbuhan PDRB /LPE TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 NILAI PERTUMBUHAN PDRB /LPE 7,35 7,58 6,73 5,97 6,07*) Sumber: Perda Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 *) data sementara Bappeko Surabaya Target Nilai Indikator Kinerja Pertumbuhan PDRB /LPE Tahun 2016 adalah sebesar 5,8 6,2% dan terealisasi sebesar 6,07% sehingga capaian kinerjanya adalah 100,00%. Angka pertumbuhan PDRB/LPE tahun 2016 merupakan angka sementara berdasarkan PDRB triwulanan tahun 2015 dan 2016. Capaian pada Indikator Kinerja Pertumbuhan PDRB /LPE dipengaruhi oleh : 1. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah yang melampaui target karena : a. Persentase Peningkatan volume Usaha Kecil Menengah yang disebabkan oleh dilakukannya beberapa kegiatan yang bertujuan mendorong peningkatan volume usaha UKM (pembinaan, pendampingan, upaya promosi, perluasan pasar melalui kemitraan, dan juga penyediaan sentra untuk UKM); b. Persentase peningkatan volume usaha mikro binaan yang disebabkan oleh Adanya fasilitas promosi/pameran serta pembinaan manajemen wirausaha yang menyebabkan peningkatan produksi dan akses pemasaran usaha binaan. 2. Program Peningkatan Kualitas Koperasi melampaui target karena: a. Persentase peningkatan jumlah koperasi tidak aktif yang berhasil direvitalisasi, yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang terkait 57

revitalisasi koperasi mampu memberikan peningkatan yang signifikan terhadap koperasi yang berhasil direvitalisasi; b. Tingkat pertumbuhan anggota koperasi, yang disebabkan oleh ada beberapa kegiatan yang mendorong peningkatan jumlah anggota koperasi antara lain pendirian koperasi baru (63 koperasi) dan program GEMASKOP. 3. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan melampaui target disebabkan oleh: a. Ada kenaikan terkait penambahan pelayanan Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) dari jenis meter taksi; b. Ada penambahan jadwal sidang pasar; c. Adapenambahan ruang lingkup berdasar SKKPTTU no.15/pktn/kkpttu/08/2016 tanggal 15 Agustus 2016; d. Ada penambahan jenis cairan di UTTP PU BBM. 4. Tidak tercapainya salah satu indikator Program Pelayanan Pembibitan dan Penyuluhan pertanian/ Perkebunan, Perikanan dan Peternakan, yakni Persentase kemampuan penyuluh dalam melakukan pendampingan terhadap kelompok tani, disebabkan Kelompok tani yang didampingi tidak aktif lagi karena masalah internal, alih profesi, dan lain-lain. 5. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, yakni Rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara ke Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) per bulan, melampaui targe disebabkan oleh: a. Adanya event besar berskala internasional seperti UN Habitat; b. Adanya peningkatan kunjungan kapal pesiar masuk ke Surabaya. 6. Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi melampaui target disebabkan antara lain: a. Adanya kebijakan Pemerintah Pusat tentang penyederhanaan proses perizinan investasi; b. Kondisi keamanan kota yang kondusif; c. Pelayanan perizinan yang semakin baik; d. Ketersediaan informasi investasi bagi investor. 58

3. Tingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar-Masuk Kota Surabaya Upaya peningkatan volume arus komoditas keluar masuk Kota Surabaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota dalam bentuk mengintegrasikan fasilitas pendukung perdagangan dan jasa (termasuk di dalamnya pelabuhan laut dan udara, pergudangan, kawasan industri, kawasan perdagangan, terminal dan stasiun) melalui implementasi manajemen logistik kota (city logistic), namun demikian masih berfluktuasinya tren kinerja ekspor Kota Surabaya selama kurun waktu 2011-2015, merupakan permasalahan dibidang perdagangan yang harus dapat diantisipasi Pemerintah Kota Surabaya. Tabel 3.12 Ekspor Bersih Perdagangan Kota Surabaya No. Uraian 2012 2013 2014 2015 1. Nilai Ekspor (US $) 15.448.541.322 14.898.848.075 18.022.413.011 16.452.486.419 2. Nilai Impor (US $) 16.852.596.453 17.303.578.574 17.056.615.375 14.888.180.928 3. Nilai Ekspor Bersih (US $) (1.404.055.130) (2.404.730.499) 965.797.636 1.564.305.491 Sumber: Bank Indonesia, 2015 di Perda Kota Surabaya 10 Tahun 2016 Indikator KinerjaTingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar-Masuk Kota pada tahun 2016 belum didukung oleh program dan kegiatan karena dalam perencanaan kota Surabaya masih akan mulai dilaksanakan program-program yang mendukung pencapaian indikator ini pada tahun 2017 yaitu : 1. program pengembangan hubungan dan simpul logistik untuk mendukung distribusi komoditas potensial; 2. program perluasan jangkauan pemasaran; 3. program peningkatan akses dan distribusi pangan; 4. program peningkatan pemasaran hasil pertanian Adapun pencapaian dari indikator kinerja Tingkat Pertumbuhan volume Komoditi Keluar-Masuk Kota pada tahun 2016 karena didukung programprogram perdagangan di Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016. 59

Target Nilai Indikator KinerjaTingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar- Masuk Kota Surabaya Tahun 2016 adalah sebesar 5,00% dan terealisasi sebesar 7,89% sehingga capaian kinerjanya adalah 157,80%. 60

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN Dari 3 sasaran dan 13 indikator kinerja utama yang disampaikan sebelumnya, total anggaran yang teralokasikan adalah sebesar Rp5.586.608.336.658,00 sedangkan realisasi penyerapan anggaran adalah sebesar Rp4.824.751.533.910,00 atau 83,36% dari total anggaran yang telah teralokasikan. Alokasi dan realisasi anggaran per sasaran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.13 Capaian Per Indikator Kinerja Utama No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian I Kesejahteraan Masyarakat IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 1.783.516.025.005 1.563.313.275.686 87,65% Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Peningkatan Prestasi Non Akademik Program Pendidikan Non Formal Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 97.571.124.121 90.166.941.580 92,41% 40.247.020.030 34.325.285.320 85,29% 586.596.743.820 527.665.213.788 89,95% 212.787.758.260 179.677.494.632 84,44% 4.849.478.600 4.026.895.030 83,04% 38.847.596.190 38.200.120.680 98,33% 214.841.219.311 196.833.145.575 91,62% 38.811.897.132 34.870.219.217 89,84% 61

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu (dan Jaringannya) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru- Paru/Rumah Sakit Mata Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Keluarga Berencana 8.719.420.280 6.602.109.595 75,72% 43.733.942.654 34.565.029.862 79,03% 73.111.075.305 55.639.931.638 76,10% 96.329.082.477 90.818.635.404 94,28% 139.597.756.969 110.821.757.782 79,39% 69.921.684.457 51.248.940.969 73,29% 3.497.561.116 3.241.438.256 92,68% Program Bina Keluarga 620.110.260 591.779.240 95,43% Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan) Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga 1.954.277.218 1.787.952.890 91,49% 10.351.415.648 9.595.567.449 92,70% 101.126.861.157 92.634.816.779 91,60% 62

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota 17.273.434.749 16.425.854.693 95,09% Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja Program Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan 70.006.265.426 67.331.542.483 96,18% Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Indeks Gini 202.375.485.814 191.154.992.168 94,46% Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 10.990.459.737 10.505.372.369 95,59% 2.649.240.326 2.616.019.691 98,75% 2.078.390.136 1.895.592.945 91,20% 1.555.344.550 1.408.869.688 90,58% 49.094.486.047 47.476.254.653 96,70% 20.911.779.379 19.855.287.830 94,95% 174.277.572.810 166.295.666.982 95,42% 17.634.580.742 15.901.034.695 90,17% 10.463.332.262 8.958.290.491 85,62% 63

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian 2 Pelayanan Umum IPG (Indeks Pemberdayaan Gender) IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan) Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh 8.912.015.174 8.061.190.565 90,45% Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak 791.759.371.856 689.532.470.984 87,09% Program Penataan Ruang Program Pengadaan Tanah dan/atau Bangunan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Program Sertifikasi Tanah Milik Pemerintah Kota Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program Pengelolaan Kebersihan Kota Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran 305.183.321.220 171.921.147.207 56,33% Program Perumahan dan Permukiman Program Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 8.912.015.174 8.061.190.565 90,45% 32.040.391.015 31.006.495.026 96,77% 337.975.892.544 267.272.019.298 79,08% 7.928.297.032 6.359.776.296 80,22% 66.715.304.351 58.198.120.685 87,23% 295.119.429.748 279.725.665.646 94,78% 12.049.383.708 11.207.281.684 93,01% 39.930.673.458 35.763.112.349 89,56% 303.929.354.116 170.687.403.690 56,16% 1.253.967.104 1.233.743.517 98,39% 64

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian Nilai SAKIP 1.134.654.858.328 995.403.351.182 87,73% Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat Program Penataan Administrasi Kependudukan Program Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Program Komunikasi dan Publikasi Masyarakat Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/ Arsip Daerah Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Penataan Peraturan Perundang- Undangan Program Penataan Daerah Otonom 16.364.960.571 14.275.956.248 87,23% 35.976.584.343 35.250.143.440 97,98% 6.371.407.214 6.293.955.416 98,78% 11.680.838.282 9.584.917.769 82,06% 2.293.777.696 2.025.017.423 88,28% 461.444.633 433.223.095 93,88% 1.714.477.212 1.544.022.762 90,06% 17.319.542.290 15.030.723.242 86,78% 4.007.358.172 3.833.356.537 95,66% 115.551.827.293 109.515.027.694 94,78% 65

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian Program Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pengelolaan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1.654.051.080 1.615.131.145 97,65% 71.476.621.197 60.278.265.107 84,33% 5.896.304.854 5.675.942.242 96,26% 13.467.378.594 6.450.849.419 47,90% 420.259.892.828 371.423.583.109 88,38% 69.473.707.570 43.631.959.845 62,80% 256.833.190.306 231.114.585.853 89,99% 3.956.875.405 3.722.150.753 94,07% 10.116.427.743 8.851.622.321 87,50% 66

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 69.778.191.045 64.852.917.762 92,94% 3 Daya Saing Daerah Indeks Ketimpangan Wilayah Indeks Budaya Lokal Pertumbuhan PDRB/LPE 1.157.293.022.621 1.016.887.167.296 87,87% Program Pengendalian Banjir Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Pengembangan Sistem Transportasi Program Pembangunan Jaringan Air Bersih Perkotaan Program Utilitas Perkotaan 31.245.090.178 30.453.936.496 97,47% Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 84.389.446.287 74.266.605.150 88,00% Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 558.559.997.620 509.995.062.792 91,31% 242.455.920.894 198.286.625.681 81,78% 153.034.505.731 143.149.843.190 93,54% 6.102.901.401-0,00% 197.139.696.975 165.455.635.633 83,93% 1.172.547.925 1.147.710.118 97,88% 7.946.377.159 7.587.077.710 95,48% 22.126.165.094 21.719.148.668 98,16% 37.703.919.615 34.616.023.626 91,81% 67

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Peningkatan Kualitas Koperasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program Pengembangan Perikanan Budidaya Program Pelayanan Pembibitan dan Penyuluhan pertanian/ Perkebunan, Perikanan dan Peternakan Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan ternak Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 3.162.256.041 2.353.390.719 74,42% 4.497.790.310 3.753.649.752 83,46% 2.293.752.847 2.028.295.128 88,43% 1.244.429.745 318.647.203 25,61% 1.165.616.846 630.504.650 54,09% 2.907.354.606 2.669.142.074 91,81% 3.928.331.349 2.434.014.358 61,96% 747.707.619 591.833.193 79,15% 1.386.820.862 1.264.995.206 91,22% 9.576.657.497 9.121.698.243 95,25% 68

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Alokasi Realisasi % Capaian Program Alokasi Realisasi % Capaian Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi 8.445.931.212 7.614.394.126 90,15% 7.328.877.738 6.870.016.872 93,74% Tingkat pertumbuhan volume komoditi keluar-masuk Kota Surabaya - - Capaian kinerja dan anggaran tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14 Capaian Kinerja dan No Tujuan Strategis 1 Kesejahteraan Masyarakat Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi % Capaian Alokasi Realisasi % Capaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 79-80 80,07 100,09% 1.783.516.025.005 1.563.313.275.686 87,65% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,87% 7,01% 97,96% 17.273.434.749 16.425.854.693 95,09% Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota 0,90 1,26 140,00% 70.006.265.426 67.331.542.483 96,18% Indeks Gini 0,38 0,37 0,38 100,00% 202.375.485.814 191.154.992.168 94,46% 69

No Tujuan Strategis 2 Pelayanan Umum 3 Daya Saing Daerah Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi % Capaian Alokasi Realisasi % Capaian IPG (Indeks Pemberdayaan Gender) 93,66 93,66 100,00% 8.912.015.174 8.061.190.565 90,45% IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan 60,25 62,09 103,05% 791.759.371.856 689.532.470.984 87,09% Persampahan) Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh 0,78% 0,78% 100,00% 305.183.321.220 171.921.147.207 56,33% Nilai SAKIP B B 100,00% Rata-rata Nilai Kepuasan 1.134.654.858.328 995.403.351.182 87,73% 73,00 82,67 113,24% Masyarakat Indeks Ketimpangan Wilayah 0,82 0,83 0,67 118,29% 1.157.293.022.621 1.016.887.167.296 87,87% Indeks Budaya Lokal 69,45 69,37 99,88% 31.245.090.178 30.453.936.496 97,47% Pertumbuhan PDRB/LPE 5,8 6,2% 6,07% 100,00% 84.389.446.287 74.266.605.150 88,00% Tingkat pertumbuhan volume komoditi keluarmasuk Kota Surabaya 5,00% 7,89% 157,80% - - - 70

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN 4 BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil analisa kinerja pada Bab III Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2016, disimpulkan bahwa capaian indikator kinerja daerah dan akuntabilitas keuangan, sebagai berikut : Capaian Indikator Kinerja Daerah Dari 13 Indikator Kinerja Daerah yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Pemerintah Kota Surabaya, rata-rata nilai capaian masing-masing indikator adalah 110,03%. Adapun nilai tertinggi 157,80% yaitu pada indikator Tingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar-Masuk Kota Surabaya sedangkan nilai terendah 97,96% yaitu pada indikator Tingkat Pengangguran Terbuka. Akuntabilitas Keuangan Dari 13 indikator kinerja daerah tersebut yang telah didukung oleh program dengan anggaran masing-masing program diperoleh data rata-rata penyerapan anggaran pada semua indikator kinerja daerah adalah 88,03%. Sedangkan penyerapan tertinggi pada indikator kinerja Indeks Budaya Lokal sebesar 97,47% sedangkan penyerapan terendah pada indikator kinerja Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh sebesar 56,33%. B. SARAN Untuk mempertahankan dan memperbaiki keberhasilan pencapaian kinerja daerah, diharapkan : - Adanya dukungan baik dari perangkat daerah, masyarakat maupun para pemangku kepentingan. - Perlunya antisipasi terhadap kondisi eksternal yang mempengaruhi pencapaian indikator kinerja daerah yang sifatnya makro karena intervensi 71

program pemerintah kota Surabaya tidak bisa secara langsung meningkatkan capaian indikator kinerja daerah. - Perlunya peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keahlian jajaran Pemerintah Kota Surabaya dalam menjalankan seluruh tugas dan fungsi masing-masing dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan reformasi birokrasi lebih nyata perubahannya. 72

LAMPIRAN

PENGHARGAAN TAHUN 2016 Penghargaan Peduli Gizi Penghargaan yang diberikan oleh Dewan Perwakilan Daerah Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPD Persagi) Jawa Timur tanggal 28 Februari 2017sebagai bentuk apresiasi kepada Kota Surabaya atas kepedulian terhadap gizi warganya. Penghargaan ini juga telah diraih Kota Surabaya di tahun-tahun sebelumnya. Penghargaan Prestasi Pada Bidang Penanganan Kebakaran Penghargaan ini diberikan atas prestasi daerah dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran rawan kebakaran permukiman, gedung publik, dan pabrik atau industri dengan kriteria ibu kota provinsi. Diberikan pada tanggal 1 Maret 2016 di Semarang oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, saat hari ulang tahun pemadam kebakaran ke-97. Penghargaan K3 Penghargaan ini diberikan oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 3 Maret 2016 di Gedung Grahadi karena walikota dinilai telah memberikan perhatian yang besar dalam pelaksanaan K3 di perusahaan daerah masing-masing, terutama dalam konsistensi pembinaan, inovasi, dan motivasi untuk perusahaan-perusahaan baru agar lebih giat dalam menerapkan K3.

Penghargaan Internasional "Ideal Mother" Penghargaan inidiberikan kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, di Kairo, Mesir olehislamic Educational Scientific and Cultural Organization (ISESCO) tanggal 21 Maret 2016 atas upaya perlindungan terhadap anak-anak dari kejahatan perdagangan manusia dengan cara penutupan sejumlah lokalisasi prostitusi yang menjadikan anak-anak sebagai korban, pemberian fasilitas dan pembinaan bagi anak-anak jalanan dan terlantar, serta pembinaan dan fasilitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan/atau penyandang disabilitas. SINDO Weekly Government Award 2016 Penghargaan tingkat nasional di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi dari SINDO Weekly Government Award 2016 yang diserahkan tanggal 12 April 2016 oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Sofyan Djalil, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat.

Penghargaan EPPD Penghargaan ini diberikan tanggal 25 April 2016 saat peringatan Hari Otonomi Daerah di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Pemerintah Kota Surabaya menerima penghargaan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dengan predikat sangat tinggi. Selain berturutturut meraih penghargaan EPPD dalam beberapa tahun terakhir, Walikota Surabaya juga mendapatkan penghargaan Satya Lencana Purna Karya Nugraha tahun lalu. Penghargaan TOP PEMBINA BUMD 2016 Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, di Jakarta tanggal 5 Mei 2016 kepada kepala daerah dengan BUMD yang dinilai telah memiliki prestasi kinerja yang baik, serta kontribusi tinggi dalam pembangunan terutama di daerah.

Untuk Angeline Award 2016 Tanggal 23 Juli 2016 di Surabaya, Koalisi Anak Madani Indonesia (KAMI) memberikan "Untuk Angeline Award 2016" kepada tokoh yang dianggap sebagai sahabat anak. Penilaian dilihat dari kapasiatas tugas dan wewenang menciptakan ruang imajinasi untuk anak-anak Indonesia. Adipura Paripurna Adipura Paripurna ini diberikan kepada kota yang dinilai berhasil dalam pengelolaan lingkungan sekaligus mengombinasikan dengan keberhasilan inovasi di bidang ekonomi, tourism, kesehatan, partisipasi masyarakat, serta pelayanan publik. Penghargaan ini diserahkan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, tanggal 22 Juli 2016 di Istana Sri Indrapura, Kabupaten Siak, dan diterima oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

Penghargaan SINDO Walikota Inspiratif Penghargaan ini diberikan oleh SINDO tanggal 11 Agustus 2016 kepada Tri Rismaharini yang merupakan kepala daerah inspiratif. Nirwasita Tantra Award (NTA) Penghargaan yang diberikan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada pemerintah daerah (provinsi/kota/kabupaten) yang berhasil mengembangkan kebijakan dan program-program pembangunan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Penghargaan ini diserahkan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, tanggal 22 Juli 2016 di Istana Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

IHS Alumni International Urban Professional Awards Penghargaan ini diberikan tanggal 17 Oktober 2016 di Quito, Ekuador dan diterima oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Penghargaan ini diberikan karena Walikota Surabaya dinilai mampu membawa perubahan positif di lingkungan tempat kerjanya. Perubahan tersebut antara lain dengan mengenalkan e-procurement atau sistem lelang berbasis elektronik untuk menghemat anggaran dan merubah Surabaya yang gersang menjadi kota hijau dan modern.