ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

LATAR BELAKANG DAN KEBIJAKAN UMUM TERKAIT ASN

M A N A J E M E N A S N

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

Perempuan dalam Birokrasi

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

MERIT SYSTEM AND COMPETENCY BASED TRAINING IN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENGEMBANGAN KARIER PNS

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

Bahan Tayang KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JABATAN. FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH (Persfektif UU ASN dan RPP Manajemen PNS) Aba Subagja, S.Sos., M.AP.

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

Draf RUU 17 Juli 2013

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDM APARATUR DI INDONESIA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Makin Eksis Dalam Wadah Korps Profesi Pegawai ASN

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

MEMULAI PERUBAHAN DENGAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN RI

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Peran Diklat untuk Meningkatkan Kompetensi ASN AGUSTINUS SULISTYO PENELITI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, JAKARTA MARET 2016

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN PERTANIAN-2017

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

BUPATI SEMARANG TANGGAL 10 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

MENUJU ASN YANG PROFESIONAL BERBASIS SISTEM MERIT MELALUI PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

MENIMBANG KEMBALI REVISI UU ASN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan

PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SDM PENELITI SESUAI PERMENPANRB NO 26/2016 EKA YULIA WIDYANTI. Kepala Bidang Jabatan Fungsional SDM Aparatur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

PENATAAN DAN PEMBINAAN SDM BIDANG KEMETROLOGIAN PADA KABUPATEN/KOTA (Impilkasi UU Pemda dan UU ASN)

PENDAHULUAN... 1 PENGERTIAN DAN JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA A. Pengertian Aparatur Sipil Negara B. Jabatan Aparatur Sipil Negara...

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

A. TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

Konsepsi Rekruitmen Calon Pegawai ASN (CP ASN)

No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

SISTEM MERIT DAN KESETARAAN GENDER JABATAN PIMPINAN TINGGI (JPT)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

WALIKOTA PROBOLINGGO

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

VISI DAN MISI BIB LEMBANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LEMBAGA SANDI NEGARA

Ragenda prioritas pembangunan

profesional, bersih dan berwibawa.

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI, DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

2017, No II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional Auditor Utama, Auditor Madya, Auditor Muda, dan Jabatan Fungsional Widyaiswara sebagai

UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

RANCANGAN UNDANG UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

Transkripsi:

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

PEMERINTAH ADALAH PELAYAN MASYARAKAT SETUJUKAH ANDA??

Kantor Pemerintah

Kantor Pemerintah

Kantor Swasta

Kantor Swasta

1. Persepektif Waktu Pemerintah Pendek Tergantung peta politik, rotasi jabatan Swasta Hampir tidak terbatas Tergantung kemampuan sendiri

2. Lama Waktu Pelayanan Pemerintah Masa kerja relatif singkat Swasta Masa kerja relatif lebih lama

3. Standar Ukuran Keberhasilan Pemerintah Kabur Ex : keberhasilan pelayanan Dinas Kesehatan Swasta Jelas Ex : laba perusahaan

4. Personalia Pemerintah Pengendalian dan penempatan pegawai relatif lebih sukar Swasta Pengendalian dan penempatan pegawai lebih mudah

5. Tekanan Pelayanan Pemerintah Aspek pemerataan dan keadilan Pencapaian sasaran lebih sulit diukur Swasta Aspek pencapaian efisiensi organisasi Pencapaian sasaran mudah diukur

6. Proses Pemerintah Menjadi sorotan publik Swasta Bukan sorotan publik

7. Peran Media Massa Pemerintah Sering berhadapan dengan pers Swasta Jarang berhadapan dengan pers

8. Tekanan Dalam Pengambilan Keputusan Pemerintah Banyak tekanan Swasta Sedikit tekanan

9. Kebebasan Menentukan Langkah Pemerintah Kurang kebebasan menentukan langkah Menjadi sorotan lembaga legislatif dan yudikatif Swasta Bebas menentukan langkah dan kebijakan perusahaan

10. Kejelasan Misi Pemerintah Sulit diukur Ex : mewujudkan masyarakat sejahtera Swasta Jelas Mudah diukur

Masalah yang menjadi sorotan

BIROKRASI INDONESIA Panjang, Berbelit dan Mahal

MASALAH KINERJA BIROKRASI (pada umumnya) BURUKNYA KUALITAS PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT KURANGNYA KUALITAS SDM APARATUR RENDAHNYA MORALITAS YG MENDORONG TERJADINYA KORUPSI

1. Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam kebijakan publik yang berdampak luas kepada masyarakat 2. Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan 3. Terjadi arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan 4. Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab aparatur saat ini belum seimbang 5. Dalam praktek di lapangan sulit dibedakan antara ikhlas dan tidak ikhlas, jujur dan tidak jujur

7. Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia usaha dan masyarakat 8. Gaji pegawai yang rendah/kecil dibandingkan dengan harga barang/jasa lainnya 9. Banyak aparatur yang integritas, loyalitas & profesionalitasnya rendah 10. Belum diimplementasikannya sistem merit yg jelas untuk mengukur kinerja pegawai dan tindak lanjut hasil penilaiannya 11. Kreativitas karyawan kurang mendapat perhatian atasan 12. Kepekaaan terhadap keluhan masyarakat dinilai masih rendah 13. Sikap yang berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa takut berimprovisasi

14. Budaya suap bukan hal yg rahasia, sehingga dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku 15. Ada kecenderungan para pemimpin tidak mau mengakui kesalahan di depan bawahan 16. Masing-masing bekerja sesuai dengan uraian tugas yg ada dan belum optimal untuk bekerja sama dengan unit lain 17. Sifat individualisme lebih menonjol dibandingkan kebersamaan 18. Tidak ada sanksi yg jelas dan tegas jika pegawai melanggar aturan 19. Budaya KKN yg menjiwai sebagian aparat 20. Tingkat kesejahteraan yang kurang memadai

NILAI-NILAI BUDAYA KERJA YG DIHARAPKAN DAPAT DIKEMBANGKAN OLEH APARATUR NEGARA 1. Komitmen dan Konsisten 2. Wewenang dan Tanggungjawab 3. Keiklasan dan Kejujuran 4. Integritas dan Profesionalisme 5. Kreativitas dan Kepekaan 6. Kepemimpinan dan Keteladanan 7. Kerjasama dan Dinamika Kelompok 8. Ketepatan dan Kecepatan

9. Rasionalitas dan Kecerdasan Emosi 10. Keteguhan dan Ketegasan 11. Disiplin dan Keteraturan Kerja 12. Keberanian dan Kearifan 13. Dedikasi dan Loyalitas 14. Semangat dan Motivasi 15. Ketekunan dan Kesabaran 16. Keadilan dan Keterbukaan 17. Penguasaan IPTEK

PEMBENAHAN SDM Sistem Good Governance

Pembenahan SDM

Dasar Hukum O Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara O Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil O Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

TRANSFORMASI BIROKRASI & PENGELOLAAN SDM APARATUR 2013 RULE BASED BUREAUCRACY 2018 ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY MANAJEMEN SDM 2025 DYNAMIC GOVERNANCE PENGEMBANGAN POTENSI HUMAN CAPITAL BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN DAN MELAYANI

TUJUAN UTAMA UU ASN a. Independensi dan Netralitas b. Kompetensi c. Kinerja/ Produktivitas Kerja d. Integritas e. Kesejahteraan f. Kualitas Pelayanan Publik g. Pengawasan dan Akuntabilitas setkab.go.id

PRINSIP DASAR UU ASN Memberlakukan SISTEM MERIT melalui: Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif Menerapkan prinsip fairness Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik Manajemen SDM secara efektif dan efisien Melindungi pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan semena-mena. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Manajemen PNS meliputi: a. penyusunan dan penetapan kebutuhan; b. pengadaan; c. pangkat dan jabatan; d. pengembangan karier; e. pola karier; f. promosi; g. mutasi; h. Penilaian kinerja i. penggajian dan tunjangan; j. penghargaan; k. disiplin; l. pemberhentian; m. pensiun dan tabungan hari tua; dan n. perlindungan. Manajemen PPPK meliputi: a. penetapan kebutuhan; b. pengadaan; c. penilaian kinerja; d. penggajian dan tunjangan; e. pengembangan kompetensi; f. pemberian penghargaan; g. disiplin; h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan i. perlindungan.

Kompetensi ASN Kompetensi Manajerial Kompetensi Teknis Kompetensi Sosial Kultural

Diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen dan pengalaman kepemimpinan

Diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis

Diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

Badan Kepegawaian Negara PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

JABATAN PIMPINAN TINGGI UTAMA MADYA PRATAMA JABATAN ADMINISTRASI ADMINSTRATOR PENGAWAS JABATAN FUNGSIONAL Utama Madya Muda Pertama Penyelia Mahir Terampil Pemula PELAKSANA KEAHLIAN KETERAMPILAN

KETENTUAN PERALIHAN PENYETARAAN JABATAN UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA UNDANG UNDANG POKOK KEPEGAWAIAN Jabatan Pimpinan Tinggi Utama Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Jabatan Administrator Jabatan Pengawas Jabatan Pelaksana Jabatan eselon Ia Kepala lembaga pemerintah non kementerian Jabatan eselon Ia dan eselon Ib Jabatan eselon II Jabatan eselon III Jabatan eselon IV Jabatan eselon V dan fungsional umum

Selain Gaji (Pasal 79), PNS juga menerima Tunjangan & Fasilitas Tunjangan terdiri dari: Tunjangan Kinerja & Tunjangan Kemahalan Gaji Sistem Penggajian ASN Fasilitas Tunjangan Tunjangan Kinerja Tunjangan Kemahalan

Pembenahan Sistem SISTEM KERJA Disiplin Efektif Efisien Cepat Pasti Sopan Ramah Penolong PENINGKATAN MUTU

SISTEM PENGELOLAAN DATA MANUAL ELEKTRONIK

KELEMAHAN PENGELOLAAN DATA SECARA MANUAL Duplikasi data Terbatasnya berbagi data Ketidakonsistennya data Kurangnya integritas data Kesulitan dalam mendapatkan informasi Ketidakluwesan

DULU

DULU

KEUNTUNGAN PENGELOLAAN DATA SECARA ELEKTRONIK Duplikasi data dapat diminimalkan Integritas data tinggi Independensi data Konsistensi data tinggi Dapat berbagi (sharing) data Tingkat keamanan tinggi Mudahnya mendapatkan data

SEKARANG

SEKARANG

Pendekatan untuk kemauan melayani 1. Kemauan untuk melihat (willing to see = mau melihat dan mendengar apa yg dikatakan pelanggan) 2. Kemauan untuk mengatakan (willing to say = mau membicarakan dg pelanggan) 3. Kemauan untuk menyimpan (willing to save = mau mengambil, menyimpan dan memelihara apa yg dibicarakan dg pelanggan) 4. Kemauan untuk memecahkan berbagai masalah (willing to solve= mau memecahkan masalah dan kendala dg cermat, tepat dan bijaksana) 5. Kemauan untuk melayani (willing to serve = mau memberikan pelayanan yg efektif dan memuaskan pelanggan)

TERIMA KASIH