BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Saji. Adapun objek dalam penelitian ini adalah Upacara Adat Labuh Saji.

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. sosial (social communication), proses komunikasi yang terjadi dalam komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. (1968) disebut sebagai tragedi barang milik bersama. Menurutnya, barang

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas. Oleh : Marcelyna NIM.

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap

BAB V PENUTUP. membangun rumah tidak dapat diketahui secara pasti, karena tradisi dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lingkungan budaya senantiasa memberlakukan nilai-nilai sosial budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat Kampung Naga, kampung kecil tersebut merupakan kampung indah nan asri, serta sejuk dan damai, yang menarik dari Kampung Naga adalah menyimpan khazanah dan kearifan lokal yang sangat lekat. Kampung Naga mempertahankan adat istiadatnya ketika masyarakat disekitarnya telah berubah seiring dengan perkembangan zaman. Kehadirannya menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sesungguhnya yang belum terkontaminasi oleh perubahan budaya. Sebagai masyarakat adat, warga di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya ini menarik untuk ditinjau, desa yang berkembang dengan relatif lambat selama puluhan tahun terakhir ini, mengatur dirinya dan membentengi cara hidupnya dengan aturan adat yang kuat. Kompromi yang mereka lakukan terhadap aturan yang berasal dari agama Islam dan aturan yang berasal dari adat turun temurun cukup harmonis hasilnya sampai kini. 1

2 Masyarakat Kampung Naga seluruhnya penganut agama Islam, tidak ada perbedaan dengan penganut Islam lainnya, hanya saja sebagaimana masyarakat adat lainnya, mereka juga sangat patuh memegang adat istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Bagi masyarakat Kampung Naga, agama dan adat merupakan kendali dalam mengatur kehidupan mereka. Ketaatan mereka kepada agama merupakan kewajiban yang diturunkan leluhurnya, hal ini senada dengan apa yang dituturkan R. Akip Prawira Soeganda, yaitu : Suku sunda pada umumnya beragama Islam dan Tabiatnya suka sekali menghormati apa yang sudah dijalankan oleh leluhurnya. Hukum menuntut adat ditiap-tiap tempat, jika tidak selaras dengan tempat itu menjadi umpatan orang sekampung, oleh sebab itu terpaksa selalu tunduk menurut cara adat disitu, seperti dalam menghormat waktu dimuliakan tiap bulan umumnya, tidak dilupakannya dan caranya lain-lain menurut bagaimana cara adat leluhurnya dahulu di tempat itu.(soeganda, 1982:137). Dari kutipan diatas bahwa suku sunda sangat patuh pada leluhurnya sama halnya dengan masyarakat Kampung Naga, mereka tidak pernah melupakan tradisi yang dijalankan oleh para leluhurnya, walaupun pada awalnya terpaksa akan tetapi mereka tetap menjalankan tradisi yang diwariskan dari leluhurnya, sampai keterpaksaan itu menjadi sebuah kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan. Apabila ada hukum yang tidak sesuai dengan adat di tempat itu, maka masyarakat akan membicarakannya sebagai bentuk ketidaksenangannya terhadap hukum yang bertentangan dengan adat di daerah tempat mereka tinggal.

3 Tradisi yang diwariskan oleh leluhur masyarakat adat Kampung Naga dan masih dijalankan oleh generasinya adalah menghormati dan memuliakan bulan-bulan tertentu dan melakukan tradisi yang dijalankan pada bulan menurut adat leluhurnya, yang menjadi sorotan utama dari Kampung Naga adalah salah satu penghormatan terhadap bulan-bulan tersebut yang dimuliakan diantaranya dengan melaksanakan upacara Hajat Sasih. Peneliti dalam hal ini tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai upacara Hajat Sasih yang masih dijalankan oleh sekelompok masyarakat yang berada di Kampung Naga, karena pada zaman sekarang kita semua berada dalam era modernisasi dengan segala aspek negatif maupun positifnya, tetapi masih ada sekelompok masyarakat yang masih memegang teguh hukum adat dan masih menjalankan upacara adat yang dianggap sebagian orang cara-caranya bertentangan dengan ajaran agama yaitu agama Islam. Upacara Hajat Sasih merupakan upacara ziarah dan membersihkan makam leluhur. upacara Hajat Sasih dilaksanakan pada bulan Muhharam, Maulud, Jumadil Akhir, Ruwah, Syawal dan bulan Rayagung, karena seluruh masyarakat Kampung Naga beragama Islam, maka penghormatan bulannyapun kebanyakan dilaksanakan pada bulan yang memiliki religi menurut agama Islam. Penyesuaian waktu tersebut bertujuan agar keduanya dapat dilaksanakan sekaligus, sehingga ketentuan adat dan akidah agama islam dapat dijalankan secara harmonis.

4 Upacara Hajat Sasih dilaksanakan oleh seluruh masyarakat adat SaNaga, baik yang bertempat tinggal di Kampung Naga maupun daerah sekitar yang berada dekat dengan Kampung Naga. Maksud dan tujuan dari upacara Hajat Sasih ini sebagai penghormatan kepada Sembah Dalem Eyang Singaparana, selain itu sebagai: 1. Syukuran kepada Allah SWT 2. Mengaharap keberkahan dan keselamatan kepada Allah SWT 3. Mendoakan para sesepuh yang sudah meninggal 4. Sebagai ritual tolak bala. (Suryani dan Charliyan, 2010:77) Secara garis besar, upacara Hajat Sasih diawali dengan ritual beberesih yang dilakukan dengan mandi bersama di Sungai Ciwulan, kemudian dilanjutkan dengan berziarah ke makam leluhur mereka. Selesai berziarah, acara diakhiri dengan melakukan do a syukur bersama. Masyarakat Kampung Naga percaya bahwa yang akan mereka ziarahi merupakan makam leluhur mereka yaitu Sembah Dalem Eyang Singaparana. Makam tersebut terdapat di Hutan Keramat yang tidak bisa sembarangan dimasuki oleh siapapun, kecuali atas seizin Kuncen. Masyarakat Kampung Naga dalam menjalankan kehidupannya berpedoman pada tradisi yang diturunkan nenek moyang mereka. Mereka berpegang kepada nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan dan aturan yang dijalani sebagai suatu keyakinan bahwa apabila melanggar tradisi tersebut maka dipercaya akan menemui bencana, maka dari itu rangkaian aktivitas

5 ritual upacara Hajat Sasih selalu sama dan tidak pernah berubah dalam pelaksanaanya. Sebagai makhluk sosial kehidupan masyarakat Kampung Naga dalam menjalankan upacara Hajat Sasih tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktivitas Komunikasi menurut Hymes dalam buku Engkus Kuswarno, merupakan aktivitas yang khas atau kompleks, yang didalamnya terdapat peristiwa-peristiwa khas komunikasi yang melibatkan tindak-tindak komunikasi tertentu dan dalam konteks yang tertentu pula. (Kuswarno, 2008:42). Ritual adalah serangkaian kegiatan stereotip yang melibatkan gerakgerik, kata-kata, dan benda-benda yang digelar di suatu tempat dan dirancang untuk mempengaruhi kekuatan alam demi kepentingan dan tujuan pelakunya. Karakteristik kunci semua ritual adalah pelaku yang berulang yang tidak memiliki dampak langsung seperti teknologi. Kegiatan-kegiatan dalam ritual biasanya sudah diatur dan ditentukan, dan tidak dapat dilaksanakan secara sembarangan. 1 Komunikasi Ritual berkaitan dengan identitas sistem religi dan kepercayaan masyarakat, didalamnya terkandung makna utama yaitu kemampuan masyarakat dalam memahami konteks lokal dan kemudiaan 1 http://www.scribd.com/doc/60074201/makalah-ritual (Minggu, 18 Maret 2012 Pukul 17:22)

6 diwujudkan dengan dialog terhadap kondisi yang ada. Dalam konteks tersebut, maka penciptaan dan pemaknaan simbol-simbol tertentu menjadi sangat penting dan bervariasi. Melalui sebuah proses tertentu masyarakat mampu menciptakan simbol-simbol yang kemudian disepakati bersama sebagai sebuah pranata tersendiri. Didalam simbol-simbol tersebut dimasukkanlah unsur-unsur keyakinan yang membuat semakin tingginya nilai sebuah sakralitas sebuah simbol. 2 Berbicara mengenai kebudayaan maka berbicara mengenai sistem nilai yang terkandung dalam sebuah keragaman masyarakat. Keragaman tersebut tidak saja terdapat secara internal, tetapi juga karena pengaruh-pengaruh yang membentuk suatu kebudayaan. Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan terletak pada variasi langkah dan cara manusia berkomunikasi melintas komunitas manusia atau kelompok sosial. Pelintasan komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal maupun non verbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua konteks interaksi. (Liliweri, 2002:12). Pada etnografi komunikasi, yang menjadi fokus perhatian adalah perilaku komunikasi dalam tema kebudayaan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan perilaku komunikasi menurut ilmu komunikasi adalah 2 Ibid 1

7 tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok atau khalayak ketika terlibat dalam proses komunikasi. (Kuswarno, 2008:35). Etnografi komunikasi memandang perilaku komunikasi sebagai perilaku yang lahir dari integrasi tiga keterampilan yang dimiliki setiap individu sebagai makhluk sosial, ketiga keterampilan itu terdiri dari keterampilan linguistic, keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya. (Kuswarno, 2008:18) Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menganggap upacara Hajat Sasih yang dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Naga Tasikmalaya merupakan sebuah kebudayaan yang memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Kampung Naga. Peneliti ingin mengungkapkan makna dari upacara kebudayaan tersebut dan melihat bagaimana proses aktivitas komunikasi yang terjadi di dalamnya. Dengan adanya kebudayaan atau tradisi Hajat Sasih di Kampung Naga Tasikmalaya tersebut, maka apabila dilihat dengan menggunakan pendekatan etnografi komunikasi akan menjelaskan setiap detail tradisinya.

8 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pernyataan yang jelas, tegas, dan konkrit mengenai masalah yang akan diteleliti, adapun rumusan masalah ini terdiri dari pertanyaan makro dan pertanyaan mikro, yaitu sebagai berikut : 1.2.1 Pertanyaan Makro Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan inti dari permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Aktivitas Komunikasi Ritual dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya? 1.2.2 Pertanyaan Mikro Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian, maka inti masalah tersebut peneliti jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah, sebagai berikut : 1. Bagaimana Situasi Komunikatif dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya? 2. Bagaimana Peristiwa Komunikatif dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya? 3. Bagaimana Tindakan Komunikatif dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya?

9 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian Pada penelitian inipun memiliki maksud dan tujuan yang menjadi bagian dari penelitian sebagai ranah kedepannya, adapun maksud dan tujuannya sebagai berikut: 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan secara mendalam tentang Aktivitas Komunikasi Ritual dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya. 1.3.2 Tujuan Penelitian Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus diantaranya : 1. Untuk mengetahui Situasi Komunikatif dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui Peristiwa Komunikatif dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya. 3. Untuk mengetahui Tindakan Komunikatif dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya.

10 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, sebagai berikut : 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai rujukan bagi peneltian selanjutnya sehingga mampu menunjang perkembangan dalam bidang ilmu komunikasi dan menambah wawasan serta referensi pengetahuan tentang Aktivitas Komunikasi Ritual dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1.4.2.1 Peneliti Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai pengetahuan wawasan yang baru dan menambah pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya, yaitu tentang Aktivitas Komunikasi dalam penelitian etnografi komunikasi. 1.4.2.2 Akademik Penelitian yang dilakukan berguna bagi mahasiswa Unikom secara umum, mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi humas secara khusus sebagai literature terutama pada peneliti yang melakukan penelitian pada kajian yang sama yaitu etnografi komunikasi.

11 1.4.2.3 Masyarakat Semoga penelitian ini dapat memberikan kesadaran dan wawasan kepada masyarakat agar lebih tahu nilai-nilai historis yang masih tersimpan di Masyarakat Adat Kampung Naga, karena selain sebagai aset di bidang pariwisata, juga sebagai aset pengetahuan, serta pewarisan budaya bagi generasi mendatang.