RANGKAIAN INVERTER SATU FASA BERDASARKAN PERUBAHAN FREKUENSI UNTUK PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR KAPASITOR

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA MOTOR INDUKSI SATU PHASA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

PENGONTROLAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI PADA MESIN CUCI MENGGUNAKAN INVERTER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Elektronika Daya dan Electrical Drives. AC & DC Driver Motor

RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH TERKENDALI TIGA FASA UNTUK PENGENDALIAN KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH SHUNT

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

EFEK PENGGUNAAN SCR MOTOR CONTROLLER UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PERBANDINGAN PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA MENGGUNAKAN VARIAC DAN KONVERTER AC AC KONTROL SUDUT FASA BERBASIS IC TCA 785

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGATURAN KECEPATAN KIPAS ANGIN DENGAN TEKNOLOGI INVERTER FAN CONTROLLING BASED ON INVERTER TECHNOLOGY

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

PENGUJIAN UNJUK KERJA VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9 DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 1 HP

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT

PROTOTIPE KENDALI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

Modul Laboratorium Sistem Kendali. Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR KECEPATAN MOTOR INDUKSI DENGAN CARA MENGATUR FREKUENSI

ANALISIS SISTEM CYCLOCONVERTER PADA BEBAN NON LINEAR

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Pradesa, et al., Pengendalian Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Inverter menggunakan JST

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

ANALISIS PENEMPATAN PENGATUR KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA RUN-KAPASITOR DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC SEBAGAI PENGUBAH TEGANGAN

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Analisis Pengaturan Putaran Motor Satu Fasa dengan Parameter Frekuensi Menggunakan Power Simulator (PSIM)

RANGKAIAN OPTIMAL UNTUK MOTOR INDUKSI 1 FASE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA APLIKASI POMPA AIR

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA DARI CATU DAYA SATU FASA (FORWARD-REVERSE) MENGGUNAKAN KAPASITOR DENGAN PENGONTROLAN FREKUENSI DAN SUDUT FASA

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik

Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAHAN PERKULIAHAN. Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

Analisis Sistem Kerja Inverter untuk Mengubah Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa sebagai Driver Robot

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

BAB III METODE PENELITIAN

PERBAIKAN FAKTOR DAYA MOTOR INDUKSI 3 FASE

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Analisis Karakteristik Perangkat Keras Pengubah Frekuensi ke Tegangan untuk Pengukuran Kecepatan MASTS

Transkripsi:

RANGKAIAN INVERTER SATU FASA BERDASARKAN PERUBAHAN FREKUENSI UNTUK PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR KAPASITOR Single Phase Inverter Circuit Based on Frequency Variation For Controlling The Speed of a Capacitor Motor Ahmad Antares Adam 1 1) Jurusan Elektro Fakultas Tehnik Universitas Tadulako, Palu Abstract This research is aimed to build a single phase inverter circuit as a speed controller for a single phase induction motor which operates based on the variation of frequency. In this circuit, the variation of frequency is developed by an oscilator which work by the variation of the value ratio between a capacitor and a resistance. The capacity of the capacitor is choosen constant while the value of the resistence is varied by a potentiometer. The performance of this circuit is then examined to drive a single phase induction motor capacitor start and run tipe in no load and loaded conditions. The result showed that this inverter circuit can control the speeds of the capacitor motor proportionally to the stator voltage frequencies. The others motor quantities such as motor voltage, current, power, and slip also observed in this study. The result showed that the other motor quantities namely motor voltage, current, power also increased as the motor frequency is increased. Keywords: single-phase, inverter-circuit, frequency, oscilator, capacitor-motor. 44

I PENDAHULUAN Inverter adalah suatu alat yang dapat mengubah tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah dengan frekuensi dan tingkat tegangan yang dapat diatur (Rashid, 1993). Rangkaian inverter terdiri dari tiga bagian, bagian pertama sebuah rangkaian yang terbentuk dari rangkaian konverter yang mengubah sumber tegangan bolakbalik jala-jala menjadi tegangan searah dan menghilangkan riak pada keluaran tegangan searah ini. Bagian kedua adalah rangkaian inverter yang mengubah tegangan searah menjadi tegangan bolak-balik satu fasa dengan frekuensi beragam. Kedua rangkaian ini disebut rangkaian utama. Bagian yang ketiga adalah sebuah rangkaian kontrol berfungsi sebagai pengendali rangkaian utama. Gabungan keseluruhan rangkaian ini disebut unit inverter (FATEC, 26). Inverter dapat secara luas diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu inverter satu fasa dan inverter tiga fasa. Setiap tipe inverter ini dapat menggunakan piranti terkendali turn-on dan turn-off (seperti BJTT, MOSFET, IGBT, MCT, SIT, GTO) atau tyristror komutasi paksa tergantung pada aplikasinya. Sebuah inverter disebut voltage fed inverter (VFI) jika tegangan masukan inverter dijaga konstan, current fed inverter (CFI) jika arus masukan inverter dijaga konstan dan variable DC linked inverter jika tegangan masukannya dapat dikendalikan (Rashid, 1993). Pada penelitian ini, inverter yang dibuat adalah inverter yang menghasilkan frekuensi yang dapat diubah-ubah untuk mengendalikan kecepatan putar sebuah motor induksi satu fasa tipe kapasitor start dan berputar. Variasi frekuensi tegangan keluaran inverter diperoleh dengan cara merubah-rubah nilai tahanan variabel dari sebuah potensio (R) yang terhubung secara seri dengan kapasitor eksternal dengan nilai kapasitansi C. Ketika nilai tahanan variabel potensio R = 1 ωc, maka akan terjadi osilasi pada rangkaian osilator dengan frekuensi osilasi sebesar f c = 1 2πRC. Frekuensi yang dihasilkan oleh rangkaian osilator adalah dalam kisaran 1 5. Frekuensi yang dihasilkan oleh rangkaian osilator inilah yang selanjutnya menjadi masukan bagi rangkaian driver. Kemudian keluaran dari rangkaian driver ini digunakan untuk menyulut mosfet pada rangkaian inverter. Keluaran inverter inilah yang pada akhirnya diaplikasikan ke terminal motor induksi satu fasa tipe motor kapasitor. Pengujian rangkaian inverter satu fasa pada penelitian ini dilakukan pada motor kapasitor pada kondisi tanpa beban dan berbeban mekanis untuk melihat hubungan antara frekuensi masukan motor terhadap tegangan, arus, daya dan kecepatan motor. 45

II. TINJAUAN PUSTAKA Motor-motor satu fasa adalah motor berukuran kecil, yang dibuat dalam kisaran daya pecahan daya kuda (fractional horse power). Motor motor ini digunakan untuk berbagai tipe (macam) peralatan dalam rumah tangga, kantor, toko, dan pabrik (industri), seperti mesin cuci, kipas angin, pompa air, mesin pendingin (kulkas), blender dan mikser. Motor motor ini mempunyai konstruksi yang relatif sederhana. Kebanyakan dari motor pecahan daya kuda adalah tipe motor induksi satu fasa. Motor-motor ini diklasifikasikan menurut metode yang digunakan untuk menstart mereka. Yaitu tipe split fasa (resistansi start motor), kapasitor start, kapasitor run, dan motor kutub bayangan(cyne dan Joseph, 1987). Dalam banyak aplikasi dari motor induksi satu fasa, kecepatan harus divariasikan pada wilayah tertentu. Sebagai contoh, kecepatan dari blender dan sekap listrik sering harus berubah-ubah dalam pengoperasiannya. Secara umum kecepatan motor induksi satu fasa dapat dikendalikan dengan cara yang sama dengan kecepatan motor induksi fasa banyak. Untuk motor induksi satu fasa tipe rotor sangkar kecepatannya dapat dikendalikan dengan metode: memvariasikan frekuensi stator, mengubah jumlah kutub stator, dan mengubah tegangan terminal stator (Chapman, 1991). Dalam perancangan praktis yang melibatkan motor dengan slip yang tinggi, pendekatan yang biasa digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor adalah dengan mengubah-ubah nilai tegangan terminal motor. Tegangan terminal motor ini dapat divariasikan dengan cara (Chapman, 1991): (a) Sebuah autotrafo dapat digunakan untuk secara kontinyu mengatur tegangan saluran. Metode ini adalah metode yang paling mahal dari pengendalian kecepatan berdasarkan tegangan dan digunakan hanya ketika dibutuhkan pengendalian kecepatan yang sangat halus. (b) Sebuah rangkaian SCR atau TRIAC (komponen semikonduktor) dapat digunakan untuk mereduksi tegangan rms yang diaplikasikan ke motor oleh pengontrol fasa bolak-balik. Rangkaian pengendali semikonduktor ini lebih murah dari autotrafo dan semakin umum digunakan. (c) Mengubah nilai dari sebuah tahanan luar variabel yang terhubung secara seri dengan motor. Cara ini mudah untuk dilaksanakan, tetapi mempunyai kekurangan yaitu menghasilkan rugi daya dalam tahanan, sehingga mengurangi efisiensi konversi daya secara keselurahan. 46

Penelitian sebelumnya tentang penelitian ini menggunakan perubahan aplikasi inverter satu fasa sebagai rangkaian pengendali kecepatan motor induksi yang frekuensi. Penelitian yang dilakukan oleh terkait dengan penelitian ini dua di Kustanto (28) yang berjudul Sistem antaranya adalah sebagai berikut: Pengendalian Kecepatan Motor Induksi 1 Penelitian yang dilakukan oleh Fasa dengan Perubahan Tegangan Berbasis Kresna (214) yang berjudul Prototipe Kendali Motor Induksi Satu Phasa, telah merancang dan membuat prototipe peralatan pengaturan kecepatan motor induksi satu fasa dengan kendali mikrokontroler dan dari MCU MC68HC11, telah membuat sistem pengendalian kecepatan motor induksi satu fasa dengan perubahan tegangan berbasis MCU MC68HC11, dimana sebuah personal komputer digunakan untuk mengatur kerja hasil pengujian rangkaian tersebut diperoleh MCU MC68HC11.Selanjutnya sistem kecepatan putaran motor mendekati konstan MC68HC11 ini akan mengatur sudut picu walaupun beban mekanik motor thyristor yang berfungsi mengendalikan berfluktuasi. Pada rangkaian pengendali kecepatan motor induksi satu fasa dengan pengaturan PWM ini, sumber tegangan tegangan jala-jala PLN. Tegangan keluaran thyristor inilah yang kemudian dipakai sebagai tegangan input kumparan stator motor adalah tegangan keluaran dari motor induksi satu fasa. Perbedaan antara rangkaian inverter dengan menggunakan penelitian tersebut dengan penelitian ini transistor. Tegangan keluaran inverter dapat adalah pada penelitian sebelumnya divariasikan dengan mengatur trigger komponen inverternya menggunakan back transistor pada rangkaian inverter. to back thyristorsedangkan pada penelitian Perbedaan utama antara penelitian ini inikomponen utama inverternya dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah terletak pada jenis komponen utama pada rangkaian inverternya dan metode pengaturan kecepatan motor itu sendiri. menggunakan mosfet. III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian: Pada penelitian sebelumnya komponen 1. Kabel penghubung rangkaian utama inverternya adalah transistor 2. Mosfet sementara pada penelitian ini menggunakan mosfet, sedangkan metode pengendalian 3. Dioda 4. Kapasitor motor pada penelitian sebelumnya 5. Papan PCB menggunakan PWM sementara pada 6. Timah solder 7. Trafo 18 Volt 47

8. Trafo 12 Volt 9. Potensiometer 1. Rangkaian Osilator B. Alat Penelitian: C. Langkah-langkah Penelitian Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Perancangan rangkaian invertersatu fasa 1. Motor induksi satu fasa tipe motor kapasitor start dan berputar 2. Tachometer Rangkaian inverter satu fasayang dibuat dalam penelitian ini bekerja berdasarkan perubahan frekuensi teganganyang masuk 3. Voltmeter ke motor.gambar skematis rancangan 4. Amperemeter 5. Wattmeter rangkaian inverter tersebut diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 1 Skema rancangan rangkaian inverter satu fasa berdasarkan Keterangan: 1. Potensiometer Potensio ini mempunyai tiga kaki, terhubung dengan osilator dan berfungsi untuk mengatur perbandingan antara nilai tahanan R dan nilai kapasitor eksternal C. Nilai kapasitansi kapasitor yang digunakan adalah 1 pf atau 1-7 Farad. Makaharga resistansi variabel R tertinggi dari potensio untuk menghasilkan frekuensi terendah 1 Hertz dapat dihitung dengan menggunakan persamaan perubahan frekuensi R = 159, 24 K Ohm 1 2πCf C = 1 2 x 3,14 x 1 7 x 1 = Sehingga nilai R tertinggi potensio dibulatkan menjadi 16 Kohm. Potensio yang digunakan mempunyai harga resistansi variabel R antara sampai dengan 16 kω. Resistansi variabel ini terhubung secara seri dengan sebuah kapasitor dengan nilai kapasitansi 1 μf atau 1-7 Farad. 2. Rangkaian Osilator 48

Rangkaian osilator berfungsi untuk menghasilkan frekuensi penyulutan mosfet. Frekuensi yang dihasilkan adalah merupakan perbandingan antara nilai R dan C. Frekuensi yang dihasilkan osilator berkisar 1-5. Osilator yang digunakan pada penelitian ini adalah IC 447. 3. Rangkaian driver mosfet Rangkaian driver ini akan menerima sinyal dari rangkaian osilator dan berfungsi menyulut mosfet pada inverter. Rangkaian yang digunakan pada driver mosfet adalah jenis IC TLP25. Jenis IC ini telah dirancang khusus untuk driver mosfet maupun IGBT yang beroperasi pada tegangan dan daya besar. 4. Penyearah dioda Penyearah dioda berfungsi menyearahkan tegangan jala-jala secara tidak terkendali. Penyearah dioda ini secara teoritis akan menghasilkan tegangan searah dari tegangan jala-jala satu fasa 22 volt sebesar: V d = 2V m π =,637 V m =,637 x 2x 22 = 198,16 volt. 5. Inverter Satu Fasa Inverter satu fasa berfungsi mengubah tegangan searah yang dihasilkan penyearah dioda berdasarkan frekuensi penyulutan mosfet. Inverter yang digunakan sebagai pengendali kecepatan motor induksi satu fasa pada penelitian ini adalah inverter satu fasa dengan konfigurasi empat buah mosfet dan empat dioda seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2 Inverter satu fasa 3. Pengujian kinerja rangkaian inverter 2. Pembuatan rangkaian inverter yang sebagai pengendali kecepatan motor sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. induksi satu fasa. Hal ini dilakukan dengan cara merubahrubah nilai tahanan variabel potensio 49

sehingga dihasilkan frekuensi penyulutan yang bervariasi dari pasangan mosfet pada inverter, sehingga frekuensi dari tegangan terminal motor menjadi berubah-ubah.frekuensi dan perubahannya diukur dan diamati dengan osiloskop. Perubahan kecepatan motor ini diukur dengan tachometer. Besar tegangan, arus dan daya yang masuk ke motor diukur pula pada percobaan ini masing-masing dengan menggunakan voltmeter, amperemeter dan wattmeter. 4. Pengujian kinerja rangkaian inverter sebagai pengendali kecepatan motor induksi satu fasa pada 3 dilakukan untuk kondisi motor tanpa beban dan berbeban sebesar,6 N-m dan,12 N-m untuk frekuensi penyulutan mosfet yang bervariasi. 5. Membuat kesimpulan tentang kinerja alat yang dibuat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil pengukuran tegangan keluaran penyearah tak terkendali satu fasa = 178 volt. Hasil pengukuran tegangan keluaran inverter satu fasa = 156 sampai dengan 16 volt 1. Hasil pengujian pengaturan frekuensi masukan motor tanpa beban Pada kondisi ini rangkaian inverter dihubungkan ke sebuah motor satu fasa tipe kapasitor yang porosnya tidak dihubungkan ke suatu beban mekanik apapun. Spesifikasi motor tersebut adalah sebagai berikut: Motor Kapasitor Start dan Berputar (Capacitor start and run motor). Cos ϕ =,8 Frekuensi = 5 Tegangan = 22 volt Kecepatan medan sinkron = 3 rpm Kapasitor = 6,3 μf Arus = 1,4 A Daya = 2 W Tabel 1 Pengujian pengaturan frekuensi motor tanpa beban Frekuensi (Hertz) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt ) 25 136,71 6 3 148,74 69 35 152,79 87 4 154,87 18 45 155,96 13 5 156 1,5 153 2. Hasil pengujian pengaturan Kecepatan (Rpm) 14 178 25 2325 26 289 frekuensi motor berbebanmekanis,6 N- m Pada kondisi ini rangkaian inverter dihubungkan ke sebuah motor satu fasa tipe kapasitor yang porosnya dihubungkan ke suatu beban mekanis sebesar,6 N-m. 5

Tabel 2 Pengujian pengaturan frekuensi motor berbeban mekanis,6 N-m Frekuensi (Hertz) 3 35 4 45 5 Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt) 148,85 85 151 1,1 12 154 1,21 148 155 1,25 152 156 1,3 175 3. Hasil pengujian pengaturan Kecepatan (Rpm) Slip (%) 17 5.56 184 12,38 215 1,42 247 8,52 271 9,67 frekuensi motor berbeban mekanis,12 N-m Pada kondisi ini rangkaian inverter dihubungkan ke sebuah motor satu fasa tipe kapasitor yang porosnya dihubungkan ke suatu beban mekanis sebesar,12 N-m. Tabel 3 Pengujian pengaturan frekuensi motor berbeban mekanis,12 N-m Frekuensi (Hertz) 3 35 4 45 5 Tegangan (Volt) 4.2. Pembahasan Arus (Ampere) Daya (Watt) 148 1,25 12 151 1,4 15 154 1,42 16 155 1,55 18 156 1,62 19 Kecepatan (Rpm) Slip (%) 121 32,77 14 33,33 199 17,8 225 16,67 246 18 1. Pengujian pengaturan frekuensi masukan motor tanpa beban Dari hasil pengujian pengaturan frekuensi masukan motor tanpa beban di atas, diperoleh hubungan antara: a. Perubahan frekuensi masukan terhadap tegangan masukan motor Dari hasil percobaan terlihat bahwa ketika frekuensi yang dipicu oleh rangkian driver (yang mana frekuensi ini sama dengan frekuensi masukan motor) 25, maka tegangan stator adalah sebesar 136 Volt. Ketika frekuensi dinaikkan menjadi 3, tegangan naik menjadi 148 Volt, sehingga pada kenaikan frekuensi 5 dihasilkan perubahan tegangan sebesar 12 Volt. Ketika frekuensi naik menjadi 35, tegangan meningkat menjadi 152 Volt, sehingga pada range kenaikan frekuensi 5 dihasilkan perubahan tegangan sebesar 4 Volt. Ketika frekuensi naik menjadi 4, tegangan bertambah menjadi 154 Volt, sehingga pada range kenaikan frekuensi 5 dihasilkan perubahan tegangan sebesar 2 Volt. Pada saat frekuensi dinaikkan menjadi 45, tegangan motor hanya naik sebesar 1 Volt menjadi 155 Volt. Demikian halnya ketika frekuensi bertambahnya menjadi 5, tegangan motor hanya bertambah sebesar 1 Volt menjadi 156 Volt. Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi masukan motor, maka semakin besar tegangan motor yang dihasilkan, walaupun perubahan kenaikan tegangan motor ini sifatnya tidak linier terhadap perubahan frekuensi terutama pada pada daerah frekuensi 35 5. Grafik frekuensi terhadap tegangan motor diberikan pada Gambar 3. 51

Volt 16 155 15 145 14 Frekuensi terhadap Tegangan 3 35 4 45 5 Frekuensi terhadap Tegangan Gambar 3. Frekuensi terhadap tegangan motor kenaikan frekuensi motor. Semakin tinggi b. Perubahan frekuensi masukan terhadap arus motor Dari hasil pengamatan terlihat bahwa arus frekuensi, semakin besar arus motor. Grafik frekuensi terhadap arus motor diberikan pada Gambar 4. yang ditarik motor sebanding dengan 1.5 Amp Frekuensi terhadap Arus 1.5 25 3 35 4 45 5 Frekueansi terhadap Arus Gambar 4 Frekuensi terhadap arus motor c. Perubahan frekuensi masukan terhadap daya motor Dari hasil pengamatan terlihat bahwa daya yang ditarik oleh motor berbanding lurus dengan dengan frekuensi masukan motor. Grafik frekuensi terhadap daya motor diberikan pada Gambar 5. 52

Watt 2 15 Frekuensi terhadap Daya 1 5 Frekuensi terhadap Daya 25 3 35 4 45 5 Gambar 5 Frekuensi terhadap daya motor sedangkan kecepatan motor 25 rpm, slip d. Perubahan frekuensi masukan terhadap putaran motor adalah (21 25)/21 = 2,38 %. Pada frekuensi 4, kecepatan sinkron motor Motor induksi yang digunakan pada n s = (12 x 4)/2 = 24 rpm, sedangkan penelitian ini mempunyai kecepatan sinkron kecepatan motor adalah 2325 rpm, slip (n s ) = 3 rpm. Dari percobaan ini terlihat bahwa semakin besar frekuensi masukan adalah (24 2325)/24 = 3,13 %. Pada frekuensi masukan 45, kecepatan sinkron motor, maka semakin besar kecepatan putar motor adalah 27 rpm, sementara motor, atau dengan kata lain kecepatan putar motor berbanding lurus dengan frekuensi. Pada frekuensi 25, kecepatan sinkron kecepatan putar motor 26 rpm, harga slip adalah (27-26)/27 = 3,7 %. Pada frekuensi masukan 5, kecepatan sinkron motor adalah n s = (12 x 25)/2 = 15 rpm, motor adalah 3 rpm, sementara sedangkan kecepatan aktual motor adalah 14 rpm.sehingga slip adalah (15 14)/15 = 6,67 %. Saat frekuensi 3, kecepatan sinkron motor adalah n s = (12 x 3)/2 = 18 rpm, sedangkan kecepatan motor adalah 178 rpm. Dengan demikian slip adalah (18 178)/18 = 1,11 %. Ketika frekuensi 35, kecepatan sinkron kecepatan putar motor 289 rpm, maka slip adalah (3-289)/3 = 3,67 %. Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa motor berputar mendekati kecepatan sinkronnya, dimana kecepatan putar ini sebanding dengan frekuensi. Grafik frekuensi terhadap kecepatan motor diberikan pada Gambar 6. motor adalah n s = (12 x 35)/2 = 21 rpm, 53

Rpm 35 3 25 Frekuensi terhadap Kecepatan 2 15 1 Frekuensi terhadap Kecepatan 5 25 3 35 4 45 5 Gambar 6 Frekuensi terhadap kecepatan motor yang sama tegangan motor juga berharga 2. Pengujian pengaturan frekuensi sama. masukan motor berbeban mekanis,6 N-m b. Perubahan frekuensi masukan terhadap arus motor Dari hasil pengujian diperoleh hubungan Dari hasil pengamatan terlihat bahwa arus antara: yang ditarik motor sebanding dengan a. Perubahan frekuensi masukan terhadap kenaikan frekuensi motor. Semakin tinggi tegangan masukan motor frekuensi, semakin besar arus motor. Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk nilai frekuensi yang sama dengan tabel 1, tegangan motor yang dihasilkan juga sesuai dengan tabel 1. Atau dengan kata lain baik untuk kondisi motor tanpa beban maupun berbeban,6 N-m, untuk frekuensi motor Terlihat bahwa pada kondisi berbeban, arus yang ditarik motor lebih tinggi daripada kondisi tanpa beban untuk nilai frekuensi masukan motor yang sama. Grafik frekuensi terhadap arus motor diberikan pada Gambar 7. 54

1.6 1.4 1.2 1.8.6.4.2 Amp Frekuensi terhadap Arus 3 35 4 45 5 Frekuensi terhadap Arus Gambar 7 Frekuensi terhadap arus motor Daya yang ditarik motor dari inverter c. Perubahan frekuensi masukan terhadap daya motor semakin besar pada kondisi motor berbeban mekanis,6 Nm daripada pada kondisi Dari hasil pengamatan terlihat bahwa daya yang ditarik oleh motor berbanding lurus tanpa beban. Grafik frekuensi terhadap daya motor diberikan pada Gambar 8. dengan dengan frekuensi masukan motor. 2 Watt Frekuensi terhadap Daya 15 1 5 Frekuensi terhadap Daya 3 35 4 45 5 Gambar 8 Frekuensi terhadap daya motor jika dibandingkan dengan kondisi tanpa d. Perubahan frekuensi masukan terhadap putaran motor beban, pada kondisi berbeban ini untuk frekuensi motor yang sama keccpatan motor Dari percobaan ini terlihat bahwa semakin besar frekuensi masukan motor, maka semakin besar kecepatan putar motor, atau dengan kata lain kecepatan putar motor turun cukup signifikan. Grafik frekuensi terhadapkecepatan motor dan frekuensi terhadap slip diberikan pada Gambar 9 dan Gambar 1. berbanding lurus dengan frekuensi. Namun 55

Rpm Frekuensi terhadap Kecepatan 3 25 2 15 1 5 3 35 4 45 5 Frekuensi terhadap Kecepatan Gambar 9Grafik frekuensi terhadapkecepatan motor 14 12 1 8 6 4 2 % Frekuensi terhadap Slip 3 35 4 45 5 Frekuensi terhadap Slip Gambar 1Grafik frekuensi terhadapslip maupun berbeban,6 N-m dan,12 N-m, 3. Pengujian pengaturan frekuensi masukan motor berbeban mekanis,12 N-m Dari hasil pengujian diperoleh hubungan antara: a. Perubahan frekuensi masukan terhadap tegangan masukan motor Tabel 3 menunjukkan bahwa untuk nilai frekuensi yang sama dengan tabel 1 dan 2, tegangan motor yang dihasilkan juga sesuai dengan tabel 1 dan. Atau dengan kata lain baik untuk kondisi motor tanpa beban untuk frekuensi motor yang sama tegangan motor juga berharga sama. b. Perubahan frekuensi masukan terhadap arus motor Dari hasil pengamatan terlihat bahwa arus yang ditarik motor sebanding dengan kenaikan frekuensi motor. Semakin tinggi frekuensi, semakin besar arus motor. Pada kondisi berbeban,12 N-m ini, terlihat bahwa arus yang ditarik motor lebih tinggi daripada kondisi tanpa beban maupun berbeban,6 N-m.Grafik frekuensi 56

terhadap arus motor diberikan pada Gambar 11. 2 1.5 1.5 Amp Frekuensi terhadap Arus 3 35 4 45 5 Frekuensi terhadap Arus Gambar 11 Frekuensi terhadap arus motor semakin besar pada kondisi motor berbeban c. Perubahan frekuensi masukan terhadap daya motor mekanis,12 Nm daripada pada kondisi tanpa beban atau berbeban mekanis,6 N- Dari hasil pengamatan terlihat bahwa daya yang ditarik oleh motor berbanding lurus m. Grafik frekuensi terhadap daya motor diberikan pada Gambar 11. dengan dengan frekuensi masukan motor. Daya yang ditarik motor dari inverter 2 Watt Frekuensi terhadap Daya 15 1 5 Frekuensi terhadap Daya 3 35 4 45 5 Gambar 12 Frekuensi terhadap daya motor berbanding lurus dengan frekuensi. Namun jika dibandingkan dengan kondisi tanpa d. Perubahan frekuensi masukan terhadap beban dan berbeban,6 N-m, pada kondisi putaran motor berbeban,12 N-m ini untuk frekuensi Dari percobaan ini terlihat bahwa semakin motor yang sama keccpatan motor turun besar frekuensi masukan motor, maka lebih tajam lagi, sehingga motor induksi semakin besar kecepatan putar motor, atau bekerja dengan harga slip yang relatif tinggi. dengan kata lain kecepatan putar motor Grafik frekuensi terhadapkecepatan motor 57

dan frekuensi terhadap slip diberikan pada Gambar 13 dan Gambar 14. 3 25 2 15 1 5 Rpm Frekuensi terhadap Kecepatan 3 35 4 45 5 Frekuensi terhadap Kecepatan Gambar 13Grafik frekuensi terhadapkecepatan motor 35 3 25 2 15 1 5 % Frekuensi terhadap Slip 3 35 4 45 5 Frekuensi terhadap Slip Gambar 14Grafik frekuensi terhadapslip V KESIMPULAN 1. Untuk kondisi motor tidak berbeban maupun berbeban, tegangan yang dihasilkan inverter untuk frekuensi yang sama adalah sama. Tegangan yang dihasilkan tidak linier terhadap pertambahan nilai frekuensi, terutama untuk daerah frekuensi 35 5. 2. Arus yang ditarik oleh motor dari inverter berbanding lurus dengan kenaikan harga frekuensi dan kenaikan beban. Untuk frekuensi motor yang sama, semakin tinggi beban mekanis motor, semakin tinggi arus motor. Hal yang sama berlaku pula untuk daya, yaitu daya berbanding lurus dengan peningkatan frekuensi dan kenaikan beban. 3. Semakin tinggi frekuensi, maka kecepatan motor juga semakin meningkat untuk kondisi motor tanpa beban dan berbeban mekanis. Namun, kecepatan motor turun secara cukup tajam seiring dengan meningkatnya beban mekanis yang terhubung dengan poros motor untuk nilai frekuensi motor yang sama. 58

DAFTAR PUSTAKA Chapman, S. J., 1991, Electric Machinery Fundamentals, McGraw- Hill Inc., Singapore. Cyne, V. G., and Joseph, M. E., 1987, Fractional and Subfractional Horse Power, Mc. Graw Hill International Edition, Singapore. FATEC, 26, Inverter School Text, Inverter Practical Course, Mitsubishi Electric Corporation, Tokyo, Japan, p.211. Kresna, N. H., 214, Prototipe Kendali Motor Induksi Satu Phasa, Jurnal Teknik Elektro Volume 3, No.1 Januari 214, p.62-69. Kustanto, 28, Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Induksi 1 Fasa dengan Perubahan Tegangan Berbasis MCU MC68HC11, http://www.kus28. filewordpress. com /28/7. Rashid, M.H., 1993, Power Electronics: Circuits, Devices, and Applications, Prentice Hall International, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. 59