Audit Sistem Informasi Framework Cobit 5

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

PENILAIAN TATA KELOLA TI BERDASARKAN EDM01 COBIT 5 Siti Sarah Abdullah 1, RR. Isni Anisah P. 2

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat. Sistem informasi dan teknologi turut

AUDIT SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PERMINTAAN LAYANAN DAN INSIDEN MENGGUNAKAN COBIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang

Audit Sistem Informasi Menggunakan Cobit 5.0 Domain DSS pada PT Erajaya Swasembada, Tbk

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS : DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA SURABAYA)

Devie Firmansyah STMIK& PKN LPKIA Jl. Soekarno Hatta 456 Bandung (022)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar 2.1 Perkembangan Cobit

Penilaian Kapabilitas Proses Tata Kelola TI Berdasarkan Proses DSS01 Pada Framework COBIT 5

TAKARIR. Bahasa latin untuk mendengar Orang yang bersangkutan langsung Monitor, Evaluate, & Assess Memonitoring, Mengevaluasi Dan Menilai

Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 5 di Universitas Jenderal Achmad Yani

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURABAYA DENGAN KERANGKA KERJA COBIT

ANALISA TINGKAT KAPABILITAS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 PADA PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Universitas Multimedia Nusantara Periode 2016

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT 5 STUDI KASUS BIRO PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kelola TI yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi atau perusahaan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

ANALISIS IT GOVERNANCE DENGAN DOMAIN MEA01 DALAM PELAKSANAAN E-HEALTH MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... ii. Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN M ANAJEMEN RISIKO TI DI PT.X MENGGUNAKAN COBIT 5. Myrna Dwi Rahmatya, Ana Hadiana, Irfan Maliki Universitas Komputer Indonesia

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

ANALISIS TATA KELOLA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RSI PKU MUHAMMADIYAH KABUPATEN TEGAL MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (MEA01)

:Tata Kelola, COBIT 5, Tingkat Kapabilitas, Kesenjangan

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI BANDUNG. Hasan As ari 1) Rini Astuti 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Informasi Teknologi (IT) menjadi semakin dibutuhkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis, NOSS A, COBIT 5, DSS. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA UNIVERSITAS BINA DARMA MENGGUNAKAN COBIT 5.0

Keywords: IT Governance Analysis, COBIT 5, MEA02, Capability Level, Operation and Maintenance

Kata Kunci: Analisis Tata Kelola TI, COBIT 5, MEA01, Tingkat Kapabilitas, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...

EVALUASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas (SIBC) Vol. 10, No. 2. Agustus 2017

AUDIT SISTEM INFORMASI RSUD SLEMAN UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA SISTEM

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS DI RS PANTI RAPIH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

Kata Kunci: COBIT 5, Audit Tata Kelola TI, Deliver, Service and Support (DSS05), Tingkat Kapabilitas, Kesenjangan.

AUDIT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 DOMAIN MEA PADA KPP PRATAMA SUMEDANG

ANALISIS TINGKAT KAPABILITAS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT BERDASARKAN COBIT 5 (MEA01) PADA RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Audit Sistem Informasi Layanan di Biro Administrasi Akademik pada Institut Informatika & Bisnis Darmajaya Menggunakan Cobit 4.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi

Tingkat Kapabilitas Tata Kelola TI Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Kata Kunci: APO13 Manage Security, COBIT 5

ANALISIS PROSES PERMINTAAN LAYANAN DAN INSIDEN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (DSS02) DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BPPT KOTA SEMARANG

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. mendukung proses bisnisnya, tak terkecuali pada Direktorat Sistem Informasi dan

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SIPMB MENGGUNAKAN MATURITY MODEL PROSES MENGELOLA DATA (DS11)

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN A Kuesioner I : Management Awareness

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu perusahaan dengan adanya pemanfaatan sistem informasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISTEM INFORMASI POTENSI DAERAH (SIPOTENDA) PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 (MEA01)

ANALISIS IT GOVERNANCE DENGAN DOMAIN MEA01 DALAM PELAKSANAAN E-HEALTH MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... ii. Persetujuan Proposal Tugas Akhir... iii. Persetujuan Laporan Tugas Akhir... iv. Pengesahan Dewan Penguji...

Transkripsi:

Fietri Setiawati Sulaeman Program Studi Teknik informatika Unsur fietrisetiawati@gmail.com Abstrak Sistem informasi mempunyai peran sangat penting dalam memberikan keunggulan di dunia usaha. Dimana investasi sistem informasi semakin besar namun tidak mendukung pencapaian tujuan dan strategi yang diharapkan oleh organisasi. Untuk itulah tata kelola teknologi informasi diperlukan. COBIT 5 adalah salah satu sarana untuk membantu organisasi menciptakan nilai yang optimal dalam mengelola tata kelola teknologi informasi yang akhirnya organisasi dapat mencapai visi dan misinya. COBIT 5 memungkinkan teknologi informasi melakukan tata kelola dan manajemen secara holistik untuk keseluruhan enterprise, mengelola bisnis dari ujung ke ujung, bertanggung jawab pada keseluruhan area fungsi teknologi informasi. PT. AF adalah salah satu perusahaan yang menggunakan teknologi informasi yang secara keseluruhan pengelolaanya sudah terintegrasi dengan cakupan enterprise dengan sistem yang berjalan bernama EMF. Hasil penilaian audit sistem informasi tingkat capability PT. AF mencapai nilai 5,0 (Optmising) yang melebihi target pencapaian perusahaan dengan nilai target 4 (Predictible). Ini artinya tata kelola teknologi informasi PT. AF sudah mencapai level tertinggi yaitu 5 yang dapat dipetakan dengan peringkat atribut proses selaras dengan level kapabilitas dengan range antara 50%-85% dengan peringkat nilai Largelly Achieved (L). Dimana pada peringkat ini sudah ada bukti pendekatan sisematis, pencapaian significant, serta atribut sudah terdefinisi dengan baik sesuai SOP. Kata kunci: COBIT 5, Audit Sistem Informasi, capability, PT. AF, teknologi informasi. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hampir semua perusahaan di era globalisasi ini sudah memanfaatkan teknologi untuk menjalankan proses bisnisnya, karena teknologi informasi saat ini sangatlah penting bagi perusahaan untuk pencapaian tujuan dan strateginya. Teknologi Informasi mendorong kesuksesan di abad 21. Di sisi lain tata kelola dan tantangan manajemen perusahaan sudah semakin kompleks, hal ini menyebabkan semua perusahaan harus benar-benar mengantisipasi semua kelemahan sisem informasi yang mereka miliki. Maka dari itu perlu adanya audit sistem informasi yang berjalan di perusahaan tersebut. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengaudit sistem informasi, antara lain dengan menggunakan standar ISO, ITIL, COBIT, dan COSO. PT. AF adalah salah satu perusahaan yang menerapkan ssitem informasi untuk kelancaran operasional dan tujuan strategis dalam mencapai keberhasilan visi misi perusahaan. Karena PT. AF ini mempunyai banyak divisi dan kantor cabang, serta kantor wilayah juga kantor pusat dimana semuanya itu membutuhkan satu sama lain. Artinya semua saling berhubungan satu sama lain. Maka dari itu semua sistem informasi harus terintegrasi dengan baik, karena PT. AF menggunakan sistem enterprise. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Data Nasabah PT. AF per tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Berdasarkan data diatas, penulis merasa perlu untuk mengaudit sistem informasi yang berjalan saat ini. Adapun kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT 5, dengan domain DSS (Deliver, Service, and Support). Menurut penulis hal ini sangat penting karena di PT. AF ini sistem sudah enterprise. Maka dari itu penulis menggunakan COBIT 5 sebagai kerangka kerja yang digunakan dalam mengaudit sistem informasinya. COBIT 5 merupakan sebuah kerangka menyeluruh yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya adalah: Media Jurnal Informatika Vol.7 No.2, Periode Oktober 2015 37

1. Bagaimana mengidentifikasi komponen yang terlibat dalam melakukan audit sistem informasi. 2. Sejauh mana efektivitas, efisiensi, dan kapabilitas teknologi informasi di PT. AF 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Kerangka Cobit 5 yang digunakan difokuskan pada domain deliver, service, and support. 2. Mengukur efektivitas, efisiensi, dan kapabilitas dari tata kelola teknologi informasi pada PT. AF. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Memberikan penilaian atau evaluasi penerapan tata kelola teknologi informasi yang berjalan guna mengetahui sejauh mana tingkat kapabilitas dan pemanfaatan tata kelola teknologi informasi secara efektif dan efisien pada PT. AF. 2. Memberikan saran pada manajemen pada tindakan korektif. 1.5 Kegunaan Hasil Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. AF di bidang pembiayaan mobil dalam hal : 1. Untuk mengetahui apakah sistem informasi EMF yang berjalan di PT. AF sudah sesuai dengan yang diinginkan pihak perusahaan dalam melakukan pengelolaan terhadap teknologi informasi yang dimilikinya. 2. Dapat menjadi acuan pada saat melakukan pengembangan sistem lebih lanjut di masa mendatang. 1.6 Metodelogi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kerangka COBIT 5 dengan domain DSS (Deliver, Service, and Support) dengan subdomain DSS01.01 mengelola prosedur operasional, DSS02.03 memverifikasi, menyetujui, dan memenuhi layanan, DSS02.07 melacak Status dan menghasilkan laporan, DSS04.07 mengelola pengaturan backup, DSS05.06 mengelola dokumen sensitif dan perangkat output, DSS06.03 mengelola peran, tanggungjawab, hak akses dan tingkat kewenangan. Domain ini menitikberatkan pada bagaimana teknologi informasi ditransfer dengan maksimal pada sebuah organisasi dengan disertai oleh dukungan untuk implementasi dan integrasi teknologi informasi yang efektif dan efisien dalam sebuah proses bisnis. Metode ini digunakan untuk melakukan evaluasi tata kelola teknologi informasi dan menilai tingkat capability level PT. AF. 2. Teknik Audit Sistem Informasi 2.1 Tujuan Audit Sistem Informasi Audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999) adalah : 1. Mengamankan Aset Dalam sebuah perusahaan aset informasi seperti hardware, software, sumber daya manusia, dan file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset. 2. Menjaga Integritas Data Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti : kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. 3. Efektifitas Sistem efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user. 4. Efisiensi Sistem efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai. 5. Ekonomi Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi (cost/benefit) yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang). 2.2 Tahapan Audit Sistem Informasi Menurut Ron Weber (1999) dalam bukunya Information System Control and Audit, menjelaskan 5 tahapan audit sistem informasi, yaitu : 1. Perencanaan audit (Planning The Audits) Perencanaan merupakan tahapan pertama pertama dalam audit. Tahapan ini dapat berisi aktivitasaktivitas yang berbeda bagi auditor internal dan eksternal. 2. Pengujian Kendali (Test Of Controls) Pengujian kendali dilakukan apabila pada saat penilaian resiko kendali diperoleh hasil dibawah tingkat maksimum. Tujuan dari pengujian kendali adalah mengevaluasi dan memastikan kendali tersebut benar-benar reliable. 3. Pengujian Transaksi (Test Of Transactions) Pengujian transaksi untuk mengevaluasi apakah kekeliruan atau proses yang tidak menentu dari suatu transaksi telah membawa pokok pernyataan yang salah dari informasi finansial. Ciri pembuktian pengujian transaksi meliputi terjemahan catatan jurnal untuk sumber dokumen, pengujian file-file harga, dan menguji keakuratan perhitungan. 4. Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Test Of Balances Or Overral Results) Pengujian keseimbangan atau keseluruhan hasil dalam mengadakan cukup bukti / fakta untuk membuat suatu keputusan final dari kehilangan atau pernyataan yang salah yang terjadi ketika fungsi sistem informasi gagal dalam menyelamatkan aset, pemeliharaan integritas data, dan sistem yang efektif dan efisien. 5. Penyelesaian Audit (Completions Of The Audits) Penyelesaian merupakan tahapan terakhir dalam audit. Tahap ini berisi penyelesaian keseluruhan audit yang telah dilakukan agar didapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. 2.3 COBIT COBIT 5 merupakan sebuah kerangka menyeluruh yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai Media Jurnal Informatika Vol.7 No.2, Periode Oktober 2015 38

tujuannya untuk tata kelola dan manajemen teknologi informasi perusahaan. 2.3.1 Prinsip COBIT 5 COBIT 5 memungkinkan teknologi informasi melakukan tata kelola dan manajemen secara holistik untuk keseluruhan enterprise, mengelola bisnis dari ujung ke ujung, bertanggung jawab pada keseluruhan area fungsi teknologi informasi. Selain itu juga dalam COBIT 5 menyediakan fasilitas dalam cakupan stakeholder internal dan eksternal. COBIT 5 bersikap global dan bermanfat untuk semua enterprise dengan berbagai skala, baik komersial, non profit, maupun sektor publik. COBIT 5 mempunyai lima prinsip (ISACA, 2012) : Gambar 2.1 Prinsip COBIT 5 (ISACA, 2012) COBIT 5 berdasarkan lima prinsip kunci pada gambar 2.1 untuk tata kelola dan manajemen TI (ISACA, 2012) adalah : 1. Prinsip 1 : Menemukan kebutuhan stakeholder 2. Prinsip 2 : Mencakup ujung ke ujung enterprise 3. Prinsip 3 : Mengaplikasikan yang tunggal, mengintegrasikan framework 4. Prinsip 4 : Mengaktifkan pendekatan holistik 5. Prinsip 5 : Memisahkan tata kelola dengan manajemen 2.3.2 COBIT 5 Process Reference Model Proses pada COBIT 5 terdiri dari dua proses yaitu proses tata kelola dan proses manajemen. 1. Tata kelola: berisi lima proses tata kelola; yang masing-masing proses dievaluasi, diarahkan, dimonitor (EDM) 2. Manajemen: berisi empat domain, selaras dengan area tanggung jawab untuk merencanakan, membangun, menjalankan, dan mengawasi (PBRM), dan menyediakan cakupan teknologi informasi dari ujung ke ujung. Domain ini merupakan evolusi dari domain COBIT 4.1 dan struktur proses. Berikut nama domainnya: a. Align, Plan, Organise (APO) b. Build, Acquire, and Implement (BAI) c. Deliver, Service, and Support (DSS) d. Monitor, Evaluate, and Assess (MEA) Menurut ISACA (2012;15) COBIT 5 merupakan panduan ISACA yang membahas tata kelola dan manajemen teknologi informasi. COBIT 5 dibuat berdasarkan best practice dan pengguna dari komunitas teknologi informasi, resiko, asuransi, dan keamanan. Ada 3 (Tiga) pengguna COBIT, COBIT sengaja merancang berbeda, yaitu : a. Management : Untuk membantu pihak manajemen, menyeimbangkan resiko dengan investasi pengendalian dalam teknologi informasi yang sulit diprediksi. b. User : Untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian disediakan pihak ketiga ataupun internal. c. Auditor : Untuk mendukung / memperkuat opini yang dihasilkan untuk memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada. 2.3.3 Proses Teknologi Informasi dalam domain DSS (Deliver, Service, and Support) Domain ini menitikberatkan tentang bagaimana sebuah teknologi di transfer dengan maksimal pada sebuah organisasi dengan disertai oleh dukungan untuk implementasi dan integrasi TI yang efektif dan efisien dalam sebuah proses bisnis.domain ini terdiri dari 6 (enam) proses. Proses teknologi informasi dalam domain DSS (Deliver, Service, and Support) berdasarkan COBIT 5 adalah sebagai berikut : 1. DSS01 : Manage Operations (Mengelola Operasi) 2. DSS02 : Manage Sercvice Request and Incidents (Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden) 3. DSS03 : Manage Problems (Mengelola Masalah) 4. DSS04 : Manage Continuity (Mengelola Kontinuitas) 5. DSS05 : Manage Security Services (Mengelola Layanan Keamanan) 6. DSS06 : Manage Business Process Controls (Mengelola Kontrol Proses bisnis 2.3.4 Model Proses Kapabilitas COBIT 5 Gambar 2.2 Area Kunci Tata Kelola dan Manajemen COBIT 5 (ISACA, 2012) COBIT 5 membuat produk termasuk model kapabilitas berdasarkan ISO/IEC 15504, yaitu Process Media Jurnal Informatika Vol.7 No.2, Periode Oktober 2015 39

Assessment Model. Proses yang ada pada pendekatan ini adalah satu dari tujuh enabler tata kelola dan manajemen. Kapabilitas proses COBIT 5 dapat disimpulkan pada gambar 2.3 Gambar 2.3 COBIT 5 Process Capability (ISACA, 2012) Terdapat 6 level kapabilitas dimana proses dapat dicapai, termasuk proses yang tidak lengkap: 1. 0 incomplete process : proses tidak diimplementasikan atau gagal untuk mencapai tujuan proses. Pada level ini terdapat sedikit atau tidk ada pencapaian sistematik untuk tujuan proses. 2. 1 performed process (one atribute) : proses yang diimplementasikan mencapai tujuan proses. 3. 2 managed process (two attributes) : performansi yang digambarkan sebelumnya, sekarang diimplementasikan dan dikelola (direncanakan, diawasi, dan disesuaikan) dan work product dibangun, dikontrol dan dikelola. 4. 3 established process (two attributes) : proses yang dikelola yang digambarkan sebelumnya, sekarang diimplementasikan menggunakan proses yang ditemukan yang tepat mencapai keluaran proses (process outcome). 5. 4 predictable process (two attributes) : proses yang telah yang digambarkan sebelumya, sekarang dioperasikan dengan mencapai tujuan keluaran proses yang masih terbatas. 6. 5 optimising process (two attributes) : proses yang telah diprediksikan yang digambarkan sebelumnya, sekarang secara berkelanjutan diperbaiki agar dapat bertemu dengan kondisi sekarang dan diproyeksikan ke tujuan bisnis. 2.3.5 Penilaian Proses Kapabilitas COBIT 5 Penilaian kapabilitas COBIT 5 diadopsi dari ISO/IEC 15504 yang menilai dengan tujuan (ISACA, 2012): 1. Memungkinkan tubuh tata kelola dan manajemen menjadi acuan kapabilitas proses. 2. Memungkinkan pengecekan level atas untuk kondisi as-is dan to-be enterprise agar dapat mendukung investasi tata kelola dan manajemen untuk membuat keputusan agar dapat melakukan perbaikan proses terus menerus. 3. Mempersiapkan analisis kesenjangan dan memperbaiki rencana informasi untuk mendukung proyek perbaikan. 4. Mempersiapkan tata kelola dan manajemen untuk mengukur dan mengawasi peringkat penilaian pada kapabilitas yang ada. Penilaian dilakukan mulai dari kapabilitas kematangan level satu dan seterusnya. Untuk mencapai level 1, dapat dilakukan dengan cara: 1. Meninjau hasil proses yang digambarkan dalam deskripsi proses rinci dengan menggunakan skala peringkat yang dimiliki ISO/IEC 15504 untuk mengetahui derajat tujuan dicapai. Skala tersebut berdasarkan peringkat: N (Not achieved) : ada sedikit atau bahkan tidak ada bukti pencapaian atribut yang ditemukan dalam menilai proses. P (Partially achieved) : ada beberapa bukti pencapaian yang ditemukan. Aspek pencapaian atribut tidak terprediksi (15% - 50 % pencapaian). L (Largely achieved) : ada bukti pendekatan sistematis, pencapaian signifikan, atribut terdefinisi dalam proses penilaian. Beberapa kelemahan masih ada dalam proses penilain (50% - 85% pencapaian). F (Fully achieved) : ada bukti pendekatan lengkap dan sistemtis, pencapaian penuh, atribut terdifinisi dalam proses penilaian. Tidak ada kelemahan yang signifikan dalam penilaian proses (85%-100% pencapaian) 2. Praktik proses (tata kelola maupun manajemen) dapat dinilai dengan menggunakan skala peringkat yang sama, mengungkapkan sejauh mana praktek dasar diterapkan. 3. Untuk lebih menyempurnakan nilai, work product dapat dipertimbangkan untuk menentukan sejauh mana atribut penilaian tetentu telah dicapai. 3. Analisis dan Pembahasan 3.1. Hasil Pencapaian Penilaian Capability Model capability merupakan alat ukur untuk mengetahui proses teknologi informasi yang ada di PT. AF. Proses pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui tata kelola teknologi informasi dan dalam kegiatan pengukuran ini akan menghasilkan penilaian tentang kondisi sekarang dari proses DSS01.01 (Mengelola Prosedur Operasional), DSS02.03 (Memverifikasi, Menyetujui, dan Memenuhi Layanan), DSS02.07 (Melacak Status dan Memenuhi Laporan), DSS04.07 (Mengelola Pengaturan Backup), DSS05.06 (Mengelola Dokumen Sensitif dan Perangkat Output), dan DSS06.03 (Mengelola Peran dan Tanggung Jawab, dan Hak Akses). Pada pengukuran capability model ini dilakukan pengambilan data melalui kuesioner. Sampel responden yang dilibatkan untuk pengisian kuesioner adalah pada unit teknologi informasi dan user dari unit lain yang kesehariannya mengoperasikan secara langsung teknologi informasi dan mengetahui masalah yang berkaitan dengan proses yang terpilih. Sampel dan responden ini diambil berdasarkan tabel RACI Chart yang dipetakan terhadap organisasi. Responden yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 12, karena dari 12 responden ini sudah dapat mewakili keseluruhan dari sample data yang dibutuhkan Media Jurnal Informatika Vol.7 No.2, Periode Oktober 2015 40

dalam penelitian ini. Data sample untuk 12 responden sudah cukup untuk memenuhi keseluruhan informasi yang dibutuhkan, karena ke-12 responden tersebut sudah mencakup relasi antara organisai dan tabel Raci Chart pada COBIT 5. Berdasarkan hasil perhitungan 41 proses COBIT yang dievaluasi, maka perolehan capability level yang telah dicapai oleh PT. AF dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3.1 Rekapitulasi Model Capability Rata2 Domain Proses Rata-Rata Responden Sub Proses Rata2 Proses DSS01 DSS01.01 77,05 7,0 7,0 DSS02 DSS02.03 70,64 DSS02.07 70,77 6,4 3,2 DSS04 DSS04.07 74,50 7,5 7,5 DSS05 DSS05.06 75.63 7,6 7,6 DSS06 DSS06.03 72.20 4,8 4,8 Jumlah 33,3 30,1 Nilai Rata-Rata Sub Proses 5,5 Nilai Tingkat Capability 5,0 Dari beberapa hasil penilaian capability tiap proses yang dievaluasi di PT. AF, maka dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar 3.1 7 6 5 4 3 2 1 0 HASIL PENCAPAIAN PERHITUNGAN KUESIONER N P L F Gambar 3.1 Grafik Hasil Pencapaian Perhitungan Kuesioner 3.2 Analisis Kesenjangan atau GAP Analisis Untuk dapat mengetahui seberapa besar gap yang ada antara target capability level perusahaan dengan capability level yang telah dicapai perusahaan saat ini dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Daftar Proses Cobit 5 NO NAMA TARGET LEVEL GAP PROSES LEVEL SAAT INI 1 DSS01.01 4 4,8 0,8 2 DSS02.03 4 6,4 2,4 3 DSS02.07 4 5,9 1,9 4 DSS04.07 4 4,7 0,7 5 DSS05.06 4 5,7 1,7 6 DSS06.03 4 6 2 Berikut adalah grafik radar untuk Gap analisis : GRAFIK RADAR ANALISIS GAP TARGET LEVEL LEVEL SAAT INI GAP 1 DSS01.01 10 6 DSS06.035 2 DSS02.03 0 5 DSS05.06 3 DSS02.07 4 DSS04.07 Gamabar 3.2 Grafik Radar Analisis Kesenjangan (Gap Analisis) 4. Strategi Perbaikan Untuk pengeloaan teknologi informasi pada PT. AF agar semakin baik dan dapat dipertahankan dari hasil nilai yang didapatkan maka penulis memberikan rekomendasi untuk strategi perbaikan PT. AF sebagai berikut : 1. Perlu adanya tim IT atau divisi IT yang tersebar pada beberapa cabang PT. AF seluruh Indonesia untuk maintenance dan jika terjadi bug (kesalahan), jadi tidak hanya berada di kantor pusat saja. Walaupun semua masalah sudah dapat diatasi dengan baik karena sistem online namun tetap saja ada sedikit kelemahannya dalam hal maintenance tiap cabang atau kantor perwakilan. 2. Untuk lebih terdefinisi dan tertata rapih penulis mengusulkan untuk menerapkan framework COBIT 5 pada tata kelola teknologi informasi PT. AF. 3. Audit tata kelola teknologi informasi ini disarankan agar dapat dilakukan secara berkala maksimum satu (1) tahun sekali di PT. AF agar dapat terkontrol terus-menerus sehingga semua sistem yang berjalan selalu memberikan solusi yang baik, efektif dan efisien. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan proses analisis dan penilaian tingkat kapanilitas tata kelola teknolgi informasi pada domain DSS (Deliver, Service, and Support) proses DSS01.01 (Mengelola Prosedur Operasional), DSS02.03 (Memverifikasi, Menyetujui, dan Memenuhi Layanan), DSS02.07 (Melacak Status dan Menghasilkan Laporan), DSS04.07 (Mengelola Pengaturan Backup), DSS05.06 (Mengolala Dokumen Sensitif dan Perangkat Output), DSS06.03 (Mengelola Peran, Tanggung Jawab, Hak Akses Dan Tingkat Kewenangan) pada PT. AF maka dapat disimpulkan : 1. Dalam mendukung kinerja sistem PT. AF telah mengimplementasikan prosedur operasi teknologi informasi dengan memberikan support dan training. 2. Hasil dari rekapitulasi tingkat model capability bahwa skala nilai penelitian untuk pengelolaan teknologi informasi di PT. AF secara keseluruhan sudah baik dan terstruktur yaitu skala 5 (Optimising) dengan nilai Media Jurnal Informatika Vol.7 No.2, Periode Oktober 2015 41

5,0 yang artinya pada PT. AF sudah dapat mengimplementasikan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan tujuan bisnis organisasi dan juga tujuan TI. 3. Tingkat model capability PT. AF mempunyai nilai skala 5 ini dapat dipetakan dengan peringkat atribut proses selaras dengan level kapabilitas dengan range nilai antara 50% - 85% dengan peringkat Largelly Achieved. Dimana pada peringkat ini sudah ada bukti pendekatan sistematis, pencapaian significant, serta atribut sudah terdefinisi dengan baik sesuai SOP dalam proses penilaian. Pada skala 5 (Optimising) ini bisa ditempuh dengan hasil L/F (Largelly atau Fully). 4. Hasil penilaian sudah mencapai target level yang diharapkan bahkan sudah melebihi level yang ditargetkan yaitu optimising. Dalam pengelolaan teknologi informasi PT. AF sudah melakukan perbaikan secara terus menerus agar tata kelola teknologi informasi yang berjalan semakin efektif, efisien dan tepat waktu serta dapat mempertahankan nilai hasil tingkat model capability. 5.2 Saran 1. Dalam penelitian ini penulis hanya memgaudit sistem informasi dengan kerangka kerja COBIT 5 pada domain DSS (Deliver, Service, and Support) dengan enam subdomain yaitu DSS01.01 Mengelola Prosedur Operasional, DSS02.03 Memverifikasi, Menyetujui, dan Memenuhi Layanan, DSS02.07 Melacak Status dan Menghasilkan Laporan, DSS04.07 Mengelola Pengaturan Backup, DSS05.06 Mengolala Dokumen Sensitif dan Perangkat Output, DSS06.03 Mengelola Peran dan Tanggung Jawab, Hak Akses dan Tingkat Kewenangan saja, maka dari itu disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan yang dapat membahas semua cakupan domain yang ada pada COBIT 5. 2. Perbaikan yang disarankan untuk menaikan tingkat dari kapabilitas setiap proses adalah dengan memenuhi output base practice dari COBIT 5, Agar dalam pengelolaan teknologi inforhasi berdasarkan hasil audit dapat lebih efektif, efisien, dan tepat waktu. Daftar Pustaka 1. Champlain J.Jack. Auditing Information System, Second Edition. Copyright 2003 by John Wiley & Sons. All rights reserved. 2. Chen, Daniel Q., Marthin Mocker., David S, Preston., and Alexander Teubneur (2010), Information Systems Strategy : Reconceptaulization, Measurment, and Implications, MIS Quarterly. Vol 34 No. 2, pp. 233-259. 3. DS Harrison, Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT Framework Pada Domain Delivery & Support (Studi Kasus : STIMIK MITRA KARYA BEKASI), Januari-Desember 2012. 4. IT Governance Network. (2011). Summary of Differences Between COBIT 4.1 And COBIT 5. 5. IT Governance Roundtable. (2007). IT Governance Trends. 6. Sepita Sari, Syahrir Rizal, dan Rusmala Santi. Penerapan COBIT 5 Pada Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Di Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Oku, Universitas Bina Darma, Palembang, 2014. 7. O Brein James A, and George M. Marakas. Introduction to Information System, 15 edition, McGraw-Hill/ Irwin, New York. 2010. 8. Pasquini Alex. COBIT 5 and the Process Capability Model Improvements Provided for IT Governance Process, University of Camerino, School of Science and Technology, Computer Science Division, 2013. 9. Rolling Meadows, ISACA. (2012). COBIT 5 : Enabling Process, Illionis, USA. 10. Rolling Meadows,ISACA. (2012). COBIT5: A Business Framework for the Governance and Management of Enterprise IT. 2, IL, USA. 11. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, 2012. 12. Weber, Ron. Information System Control and Audit, The University Queensland, Prentice Hall,1999. 13. http://mayarospita10100.blogspot.com/2012/10/aud it-sistem-informasi.html,diakses tanggal 08 Juni 2015, jam 13.00 WIB 14. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21 /penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/, diakses tanggal 2 juni 2015 hari selasa jam 07.30 WIB. Media Jurnal Informatika Vol.7 No.2, Periode Oktober 2015 42