BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, pelanggan menghadapi lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini mengemukakan dasar penelitian ini agar dapat memahami

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

Makalah Usaha Rumah Makan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri tailor di Indonesia tumbuh dan berkembang bagaikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan agar mendapatkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Roti merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Persoalan tersebut menuntut manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuliner berbasis franchise, seperti Kentucky Fried, Chicken, Star-Buck yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sasaran agar produknya dapat diterima dan bertahan di pasar yang memiliki persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dalam kesehariannya untuk menjaga

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Namun semua itu tidak bisa berjalan dengan lancar. Pada

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. usahanya (Peraturan Menteri Kesehatan No.304 Tahun 1989) rumah makan, yang salah satunya adalah rumah makan pondok zam-zam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia industri manufaktur saat ini sangatlah ketat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai dibutuhkan kepandaian, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang industriindustri.

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan namun tetap ingin mewujudkan karir dan memperoleh pendapatan. Melalui UMKM telah banyak bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Pengangguran merupakan masalah bagi pemerintah yang sulit untuk diselesaikan. Menurut Miraza (2008:15) penciptaan kesempatan kerja di tengah suatu masyarakat sejalan dengan kebijakan dan upaya pemerintah di dalam menjalankan fungsi negara. Pengangguran yang tinggi menggambarkan perputaran ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah. Suatu usaha yang dibangun ditujukan untuk kepentingan orang-orang yang bekerja dalam usaha tersebut. Tujuan tersebut juga untuk menciptakan kesejahteraan bagi mereka. Mindset atau pola pikir itu sangat penting. Data Young Biz Indonesia menyebutkan hampi 10% dari 110 juta tenaga kerja (angkatan kerja) di

Indonesia adalah pengangguran. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan sederajat berjumlah jutaan. Hampir sebagian besar dari lulusan itu berorientasi mencari kerja. Itu pun belum ditambah dengan lulusan tahun sebelumnya yang jumlahnya jutaan dan masih belum mendapatkan pekerjaan. Hal ini bisa diibaratkan dengan sebuah kolam ikan (pasar tenaga kerja) yang sudah penuh dengan jutaan ikan dengan makanan (kebutuhan tenaga kerja) yang sedikit tetapi setiap tahunnya dimasukkan ikan (pencari kerja) yang baru (Hendro, 2011:7). Dengan kondisi seperti itu, wirausaha merupakan solusi yang tepat dalam membuka lapangan pekerjaan baru sehingga angka pengangguran khususnya di Kota Medan dapat berkurang. Serta mampu berusaha sendiri secara mandiri untuk mendapatkan pendapatan. Dengan dikembangkannya jiwa kewirausahaan tentu manusia yang tidak produktif akan berkurang dan berganti dengan manusia yang produktif, manusia yang merubah nasibnya berdasarkan pemikiran dan kerjanya sendiri (Miraza, 2008:19-20). Jenis wirausaha di Kota Medan pun beragam. Berbagai jenis usaha kecil akan mudah sekali dijumpai di sini. Hal ini menjadi nilai positif dan memberikan motivasi bagi pengangguran agar mau menjadi seorang wirausaha. Wirausaha juga tidak bisa diremehkan, karena pendapatan yang mereka peroleh terbilang cukup besar. Dari UMKM ini juga membuka peluang bagi para wirausaha untuk lebih mengembangkan usahanya menjadi usaha yang lebih besar.

Salah satu UMKM yang banyak menjadi pilihan bagi wirausaha adalah usaha kecil kue basah. Penjualan yang dilakukan pun bervariasi. Bagi wirausaha yang memiliki modal besar, mereka dapat membuka toko sendiri. Namun bagi wirausaha yang bermodal kecil, mereka lebih memilih untuk melakukan usaha di rumah masing-masing. Kue basah merupakan jenis kue nusantara yang umumnya empuk, bertekstur lembut, dan tidak dapat bertahan lama (hanya bertahan beberapa hari atau kurang). Hal ini karena umumnya kue tradisional terbuat dari tepung beras, gula, dan santan, sehingga lekas basi. Kue basah biasanya dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau digoreng. Wirausaha yang bermodal kecil lebih memilih melakukan kegiatan penjualan dan produksi di rumah mereka sendiri. Kue basah yang mereka tawarkan juga bervariasi dan tidak kalah enak. Namun sedikit sulit dalam kegiatan promosi karena tidak adanya toko sendiri. Toko sangat berguna bagi para calon pembeli untuk menemuka lokasi usaha tersebut. Maka dari itu, promosi yang mereka gunakan biasanya promosi dari mulut ke mulut atau dari orang ke orang. Para wirausaha kecil yang menjual kue basah tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha agar usahanya menarik untuk diteliti. Perilaku wirausaha kue basah ini menjadi menarik untuk diteliti karena motivasi mereka yang tinggi dan untuk berwirausaha. Ini terlihat walaupun usaha tersebut merupakan usaha kecil, mereka juga melakukannya dirumah, dengan

keterbatasan modal serta promosi, dan lain-lain, mereka dapat memperoleh pelanggan yang banyak. Dimana pelanggan tersebut loyal dan percaya terhadap kualitas dan rasa kue basah yang mereka tawarkan dibanding usaha kue kering lainnya yang sudah jauh berkembang dan diketahui di masyarakat luas. Salah satu UMKM kue basah yang ada di kota Medan adalah Melati Chatering. Pemilik utama Melati Chatering bernama Ibu Enny dan ia rutin dibantu oleh anaknya bernama Ika. Usaha ini telah berjalan kurang lebih 30 tahun. Alasan pemilik menggunakan nama Melati pada usahanya hanya karena suka dengan nama tersebut, dan 30 tahun yang lalu belum ada ide membuat nama usaha se-kreatif saat ini. Melati Chatering hanya memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana, jika digambarkan adalah sebagai berikut Sumber : Hasil wawancara Melati Chatering Banyak jenis makanan yang dapat di order di Melati Chatering. Namun pesanan pelanggan untuk kue basah jauh lebih besar dibandingkan makanan

lainnya. Hampir setiap hari, ada saja pesanan untuk kue basah. Jadi fokus penelitian penulis hanya sebatas pesanan kue basah saja. Melati Chatering sudah berjalan cukup lama. Jika dilihat sekarang ini, jumlah pelanggan tetap Melati Chatering cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari adanya order setiap hari, khususnya untuk pemesanan kue basah. Melati Chatering terletak di Jalan Amaliun Medan. Pemilik utama Melati Chatering bernama ibu Enny dengan karyawan berjumlah tiga orang. Dengan keterbatasan karyawan dan modal, Melati Chatering cukup sukses dalam mempertahankan loyalitas pelanggan yang telah dimilikinya. Melati Chatering memiliki banyak pelanggan tetap saat ini yang telah mempercayakan kualitas produk maupun harga yang ditawarkan. Melati Chatering merupakan salah satu contoh UMKM yang memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk terus melanjutkan usahanya. Maka dari itu, perlu adanya kajian tentang analisis karakteristik dan perilaku wirausaha kue basah Melati Chatering. Sepris Yonaldi (2013) melakukan penelitian berjudul Persepsi Mahasiswa Taman Siswa Padang Tentang Usaha Kecil Menengah dan Kewirausahaan. Dari hasil penelitian Persepsi Mahasiswa Tentang Usaha Kecil Menegah (UKM) dan Kewirausahaan (Studi Mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang) dapat penulis simpulkan bahwa setelah dilakukan uji Cohorance untuk membuktikan pengembangan sikap kewirausahaan yang di kemungkukan oleh Anwar, 1988 dalam Syarif, 2005 yang terdiri dari

duapuluh atribut yang membetuk karakteristik wirausha bisa dibuktikan pada mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang bahwa atribut tersebut membentuk persepsi posisitf terhadap Wirausaha dan UKM. Pada analisis 7 karakteristik wirausahawan yang tangguh pada mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang menggambarkan bahwa mahasiswa mempunyai karakteristik wirausaha yang kuat, jika hal ini bisa di arahakan dan di manfaatkan dengan baik maka akan menghasilkan wirausahawan yang handal. Ila Nur Arofatillah (2010) melakukan penelitian berjudul Strategi Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan. Dari penelitian Strategi Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan dapat penulis simpulkan bahwa : Strategi wirausaha perusahaan pengrajin bordir Dahlia Collection yang bertempat di desa Sukoanyar Plalar Pakis Malang mengutamakan pada aspek sumber daya manusia dan aspek pemasaran. Strategi sumber daya manusia itu penerapannya dengan melalui kebijakan rekrutment karyawan, jaminan sosial tenaga kerja, pengembangan karyawan, hubungan ketenaga kerjaan perusahaan. Sedangkan aspek pemasaran sesuai dengan pokok pemasaran yaitu 4P Product, promotion, price, dan place /distribution. Teknik penjualan yang di lakukan oleh industri pengrajin bordir Dahlia Collection ada tiga macam teknik yaitu: a) Teknik penjualan secara langsung yang penjualan langsung kepada konsumen terakhir tanpa ada perantara (Personal Selling).

b) Teknik penjualan tidak langsung yang penjualan yang dilakukan dengan membutuhkan tenaga penyalur atau agen untuk dijual kepada konsumen terakhir. c) Teknik pemotongan harga yang diterapkan pada penjual pengrajin bordir dengan memberikan potongan harga bagi pelanggan tetap, berkisar pemotongan harga dari 1.000 sampai 10.000 rupiah perkodinya, namun bila melalui jasa tergantung harga gambar yang diinginkan dengan harga mulai 100 sampai 5.000 rupiah pergambarnya. Volume penjualan industri pengrajin bordir Dahlia Collection mengalami naik turun karena di sebabkan faktor musiman, permintaan naik pada musim pernikahan, lebaran Idul Fitri, dan Idul Adha. Adapun barang yang di produksi oleh industri pengrajin bordir Dahlia Collection adalah kerudung, bandana, kebaya, mukenah, aksesories, dan kaos. Ritha F. Dalimunthe (2002) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil, Tenun dan Bordir Di Sumatera. Berdasarkan penelitian tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa pengaruh karakteristik individu yang paling dominan berpengaruh adalah pelatihan dan pengalaman pengusaha. Pada kewirausahaan yang menonjol sifat kewirausahaan yang dimiliki motivasi, peluang dan percaya diri. Untuk kemampuan usaha yang paling signifikan adalah indikator bahan baku, akses pasar dan modal. Sedangakan untuk gaya

kepemimpinan selalu dipergunakan gaya kepemimpinan otoriter, partisipasi dan konsiderasi secara bersama atau sendiri-sendiri. Keberhasilan usaha pengaruh yang signifikan adalah jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, jumlah penjualan dan pertumbuhan penjualan. Pratania Villonensia (2009) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting). Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian pribadi merupakan suatu upaya sendiri yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi sendiri tanpa harus menggantungkan kepada orang lain. Para wirausaha biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Kepekaan terhadap perubahan menuntut pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi. Faktorfaktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang mereka miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan pencapaian sukses usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi (R2) kemandirian pribadi mempengaruhi perilaku kewirausahaan dengan hubungan antar variabel yang tidak erat dan model dinilai baik. Dari pengujian

secara parsial (uji t) variabel kemandirian pribadi berpengaruh postif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Fivi Rahmatus (2011) melakukan penelitian yang berjudul Membangun Jiwa Dan Kompetensi Kewirausahaan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang wirausahaan memiliki daya tarik dan tantangan tersendiri. Namun diperlukan ketekunan, keseriusan, serta kemauan untuk terus menuntut ilmu. Risiko yang harus ditanggung pun lebih tinggi. Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk membuka usaha sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Dalam menjalankan suatu usaha, pasti tidak terlepas dari permasalahan. Begitu juga dengan usaha kue basah Melati Chatering. Masalah yang dihadapi Melati Chatering antara lain: Pertama, persaingan kue basah yang sangat ketat di Kota Medan. Jika kita lihat sudah sangat banyak usaha sejenis yang bermunculan, maupun usaha sejenis yang memang sudah sangat terkenal di masyarakat. Kedua, perkembangan usaha yang sulit untuk berkembang. Melati Chatering sudah berdiri sejak lama namun kegiatan promosi yang sangat kurang. Menambah juga pelanggan baru juga sedikit sulit dilakukan. Ketiga, pencatatan pembukuan keuangan dilakukan seadanya. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalankan adalah usaha milik sendiri. Sehingga

kurang adanya target keuntungan yang ingin dicapai. Mereka lebih melakukan penjualan sebagai rutinitas saja. Karakteristik wirausaha adalah ciri khas maupun sifat yang berhubungan dengan aspek bisnis. Peranan utama Melati Chatering adalah kemampuan akan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sehingga usaha yang dijalankan akan meningkat dan tetap mempertahankan keloyalan pelanggan. Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik wirausaha pada Melati Chatering? 2. Bagaimana sikap wirausaha pada Melati Chatering? 3. Bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha terhadap sikap wirausaha Melati Chatering? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu: 1. Mendeskripsikan karakteristik wirausaha Melati Chatering. 2. Menganalisis sikap wirausaha Melati Chatering. 3. Menganalisis hubungan antara karakteristik wirausaha terhadap sikap wirausaha Melati Chatering. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU. 2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk meneruskan penelitian di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, khususnya penelitian tentang analisis Karakteristik dan Sikap Wirausaha. 3. Secara Praktis, Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak terkait dalam bidang usaha khususnya di bidang membentuk karakter dan sikap wirausaha.