PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business) menuju bisnis

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. pandang bisnisnya karena pertumbuhan inovasinya yang luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis sektor perbankan Indonesia memang sangat menarik bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi global yang semakin kempetitif menjadi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

BAB V SIMPULAN. perusahaan sektor keuangan kemungkinan disebabkan modal intelektual

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers popular pada tahun 1990-an. Di Indonesia, fenomena ini mulai berkembang terutama setelah munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.19 (revisi 2009) tentang aktiva tidak berwujud. Di dalam PSAK no.19 disebutkan bahwa aktiva atau aset tidak berwujud adalah non moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007), jadi berdasarkan pernyataan diatas bahwa modal intelektual itu sudah mendapat perhatian dari IAI melalui peraturan yang telah ditetapkan. Salah satu aset penting perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kinerja perusahaan mencapai keunggulan kompetitif adalah modal intelektual.modal intelektual menjadi fokus perhatian disegala bidang, baik manajemen, tehnologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi.seiring dengan perkembangan zaman menyebabkan perkembangan pada lingkungan bisnis dan ilmu pengetahuan.salah satu wujud perkembangan ilmu pengetahuan adalah lahirnya konsep manajemen modal intelektual.konsep manajemen modal intelektual dan manajemen pengetahuan telah menjadi suatu

2 konsep umum yang diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara yang sedang berkembang. Munculnya new economy, yang secara prinsip didorong oleh perkembangan tehnologi informasi dan ilmu pengetahuan, juga telah mempengaruhi tumbuhnya minat dalam intellectual capital (Petty dan Guthrie, 2000; Bontis, 2001 ). Salah satu area yang menarik perhatian para praktisi dan akademisi adalah terkait dengan kegunaan modal intelektual sebagai salah satu alat untuk menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone 1997). Hal ini telah menjadi isu yang berkepanjangan dimana manajemen dan sistem pelaporan yang telah mapan selama ini secara berkelanjutan kehilangan relevansinya karena tidak mampu menyajikan informasi yang esensial bagi eksekutif untuk mengelola proses yang berbasis pengetahuan dan intangible resources. Menurut Hidayat (2001) dalam Dewi (2011) modal intelektual telah menyebabkan pergeseran dalam paradigma melakukan bisnis, sumber kekuatan akan bergeser dari modal fisik menjadi sumber daya manusia, dari sumber daya alam menuju sumber daya pengetahuan, dari posisi sosial seseorang menjadi proses hubungan, dan dari kekuatan pemegang saham menjadi kekuatan pelanggan. Kini perusahaan mengakui akan pentingnya modal intelektual yang bersifat abstrak dan tidak nyata untuk dijadikan penggerak utama dalam pengembangan bisnis. Oleh karena, itu modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern. Menurut Abidin (2000), modal intelektual masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Sampai dengan saat ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia

3 cenderung menggunakan conventional based dalam membangun bisnisnya sehingga produk yang dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Penerapan modal intelektual merupakan sesuatu yang dianggap baru, karena pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih yang dimiliki oleh perusahaan.di samping itu, perusahaanperusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih terhadap human capital, structural capital, dan customer capital.padahal semua ini merupakan elemen pembangun modal intelektual perusahaan. Kesimpulan ini dapat diambil karena minimnya informasi modal intelektual di Indonesia, yang mana perusahaanperusahaan di Indonesia akan dapat bersaing apabila menggunakan keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh modal intelektual perusahaan. Hal ini akan mendorong terciptanya produk-produk yang semakin baik dimata konsumen.konsep modal intelektual mendapatkan perhatian besar oleh berbagai kalangan terutama para akuntan dan akademisi.penelitian ini akan membantu Bapepam dan Ikatan Akuntan Indonesia menciptakan standar yang lebih baik dalam pengungkapan modal intelektual.fenomena ini menuntut mereka untuk mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan modal intelektual. Mulai dari cara pengidentifikasian, pengukuran sampai dengan pengungkapan modal intelektual dalam laporan keuangan perusahaan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pengungkapan modal intelektual sebagai pengerak nilai perusahaan namun hal ini tidak diikuti dengan kemudahan dalam mengukur modal intelektual secara langsung. Sehingga Pulic

4 (1998), memperkenalkan pengukuran modal intelektual secara tidak langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), yaitu suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan. Sumber daya perusahaan yang juga merupakan komponen utama VAIC adalah physical capital (VACA value added capital employed), human capital (VAHU-value added human capital), structural capital (STVAstructural capital value added). Perusahaan yang mampu memanfaatkan modal intelektualnya secara efisien, maka nilai pasarnya meningkat. Fenomena modal intelektual adalah dengan adanya kinerja keuangan pada perbankan yang turun sepanjang tahun 2012-2014, hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 Bank CIMB Niaga Tbk Bank Capital Indonesia,Tbk Bank Bukopin Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Mandiri 0 2012 2013 2014 Sumber : Data yang diolah Grafik 1.1 Kinerja ROA pada 5 perusahaan perbankan

5 Pada grafik diatas terlihat bahwa selama 3 tahun berturut-turut kinerja perusahaan yang di proksikan dengan ROA pada 5 sampel bank diatas mengalami penurunan terlihat minimnya penggunaan modal intelektual pada perbankan tersebut. 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2013 2014 Bank CIMB Niaga Tbk Bank Capital Indonesia,Tbk Bank Bukopin Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Mandiri Grafik 1.2 Nilai PBV dari 5 perusahaan perbankan Pada grafik diatas terlihat bahwa selama 2 tahun nilai perusahaan pada 5 sampel bank diatas mengalami naik turun.adanya fluktuasi harga saham tersebut menunjukkan adanya pemanfaatan sumber daya yang berbeda.harga saham yang tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut telah memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan kinerja. Perbankan merupakan salah satu industri yang termasuk dalam kategori industri sektor yang berbasis pengetahuan(knowledge based-industries)yaitu

6 industri yang memanfaatkan inovasi inovasi yang diciptakannya sehingga memberikan nilai atas produk dan jasa yang dihasilkan bagi konsumen(widyaningrum, 2004). Pada perbankan di Indonesia, modal intelektual sangat dibutuhkan karena menurut Kammath (2007) pada sektor perbankan merupakan sektor bisnis yang bersifat Intellectually intensive, selain itu sektor perbankan juga merupakan sektor jasa yaitu di mana layanan pelanggan sangat bergantung pada kecerdasan modal manusia dan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut. Di sisi lain, bank adalahsuatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana dan juga merupakan penghimpun dana masyarakat dan menyalurkan lagi ke masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk modal pinjaman.falsafah yang mendasari bisnis perbankan adalah kepercayaan dari masyarakat yang mana salah satunnya adalah memberikan laporan posisi keuangan yang dihasilkan oleh bank tersebut untuk melihat seberapa besar hasil kinerja dalam penggunaan modal intelektual tersebut. Perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini masih cenderung menggunakan praktek akuntansi tradisional, yaitu praktek akuntansi yang berdasarkan pada sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya dalam membangun bisnisnya, sehingga produk yang dihasilkannya masih kurang kandungan teknologi, Praktek akuntansi tradisional tidak mengungkapkan identifikasi dan pengukuran aktivitas tidak berwujud pada organisasi. Menurut Stewart (1997) dalam Kuryanto dan Syafrudin (2008) menyatakan bahwa aset tidak berwujud seperti kompetensi staf, hubungan pelanggan, model simulasi,

7 sistem komputer dan administrasi tidak memperoleh pengakuan dalam model keuangan tradisional dan pelaporan manajemen. Aset yang terdapat dalam laporan posisi keuangan dapat diukur berdasarkan nilai perusahaan dan dianggap telah mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.namun penilaian tersebut belum menunjukkan nilai yang sebenarnya karena perusahaan memiliki nilai tersembunyi (hidden value) yang tidak terlihat di laporan posisi keuangan. Menurut Rachmawati (2007), bahwa modal intelektual merupakan nilai tersembunyi yang memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan, seperti ide cemerlang, infrastruktur perusahaan, serta riset dan pengembangan. Pada saat ini modal intelektual telah menjadi aset yang paling penting dalam dunia bisnis di jaman modern ini.menurut Hidayat (2000), menyatakan bahwa orang di Indonesia hanya memberikan sedikit perhatian terhadap modal intelektual karena mereka tidak bissa melihat manfaat daya pikir dalam balas jasa investasi mereka. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses terhadap kinerja.suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena jika nilai saham tinggi maka akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Kinerja keuangan dalam perusahaan merupakan hasil dari kinerja perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya dan dapat mengetahui posisi keuangan dan daya saing suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan dapat mengetahui, mempertahankan dan mengembangkan potensi modal intelektual yang dimiliki maka dapat dipastikan kinerja keuangan akanterus

8 meningkat dan dapat meningkatkan daya kompetensi perusahaan tersebut dengan perusahaan lain. Dalam perusahaan apabila menggunakan modal intelektual maka akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan telah efisien dalam menggunakan modal sendiri apabila tingkat keuntungan dari investasi tinggi dan melebihi biaya modal akan menghasilkan peningkatan laba dan pendapatan operasional perusahaan.masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnisnya, yang mana kita tahu salah satu tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan juga sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pengelolaan karyawan juga dilakukan oleh bankbank di Indonesia yaitu dengan melakukan pelatihan-pelatihan sehingga kinerja karyawan akan semakin baik dan hal tersebut mengakibatkan kinerja keuangan peruahaan akan meningkat dan juga nilai perusahaan akan meningkatkan pula. Peran bank-bank di Indonesia yang sangat besar dalam menangani masalah yang terjadi pada sektor keuangan mengharuskan bank-bank di Indonesia memiliki kinerja keuangan yang baik yang mana agar menghasilkan nilai bagi perusahaan perbankan tersebut makanya diperlukan modal intelektual yang baik. Penelitian-penelitian sebelumnya memiliki hasil yang berbeda, sehingga penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini.dalam penelitian ini, peneliti

9 menduga bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai intelektualnya yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan didapat Sehinga semakin tinggi nilai intelektual maka harga saham di pasar akan meningkat pula.sektor perbankan menjadi sampel yang menarik untuk diteliti karena perusahaan perbankan merupakan sektor yang paling intensif modal intelektualnya.dalam penciptaan suatu sistem tehnologi dalam perusahaan terlebih bagi perbankan dibutuhkan sumber dana yang tidak sedikit. Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan adanya training programs, recrutment, monitoring dan learning programs serta berbagai macam kegiatan lainnya yang dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia sehingga menjadi nilai tambah bagi perusahaan. Di mana layanan pelanggan sangat tergantung pada human capital-nya dan juga tersaji data laporan keuangan yang dipublikasikan sehingga bisa diakses setiap saat. Selain itu, dari aspek intelektual, secara komprehensif karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya (ulum,2008) Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis akan mengangkat penelitian ini dengan judul :

10 PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkanuraian latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang terjadi,antara lain : 1. Pengakuan aset tidak berwujud dalam sistem akuntansi tidak dilakukan secara disclosure (pengungkapan). Hal ini dikarenakan beberapa unsur dari aset tidak berwujud tidak dapat dimasukkan dalam laporan keuangan karena masalah identifikasi, pengakuan, dan pengukurannya. Alternatif yang diusulkan adalah dengan memperluas pengungkapan aset tidak berwujud melalui pengungkapan modal intelektual. 2. Kinerja keuangan perusahaan yang turun memberikan identifikasi negatif, bahwa modal intelektual pada perusahaan masih belum mampu menaikan kinerja keuangan perusahaan. 3. Nilai perusahaan yang naik memberikan identifikasi positif, tetapi nilai perusahaan yang naik bertolak belakang dengan penurunan kinerjanya. 4. Di Indonesia masih banyak yang tidak memperhatikan pentingnya modal intelektual. 5. Area yang menjadi perhatian semua akademisi dan praktisi adalah manfaat dari Modal intelektual sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan dan

11 tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkan modal intelektual tersebut dalam laporan keuangan, peran modal intelektual sangatlah vital dalam sebuah perusahaan. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang serta identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup penulisan skripsi ini agar tujuan dari pembahasan ini dapat di mengerti dengan baik dan tepat. Dengan memperhatikan uraian diatas, maka perlu dibuat batasan masalah pada penulisan ini yaitu : 1. Peneliti hanya membahas Variabel Independen dalam penelitian ini adalah modal intelektual yang pengukurannya menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC),sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan yang diproksikan dengan price to book (PBV) dan sebagai variabel moderating adalah kinerja keuangan dengan memakai ukurannya dengan Return on Asset (ROA). 2. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Tahun penelitian yang dilakukan pada tahun 2012-2014.

12 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakangmasalah yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. ApakahModal Intelektual (VAIC), kinerja keuangan (ROA) dan Moderating berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan perbankan? 2. Apakah Modal Intelektual (VAIC) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan perbankan? 3. Apakah Kinerja keuangan (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan? 4. Apakah kinerja keuangan (ROA) dapat memperkuat pengaruh hubungan modal intelektual (VAIC) terhadap nilai perusahaanperbankan? 1.5. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini secara umum adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual (VAIC), kinerja keuangan (ROA) dan Moderatingterhadap nilai perusahaan perbankan. 2. Untuk menganalisis pengaruh modal intelektual (VAIC) terhadap nilai perusahaan perbankan. 3. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap nilai perusahaan perbankan.

13 4. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan (ROA) apakah dapat memperkuat hubungan modal intelektual (VAIC) terhadap nilai perusahaan perbankan. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat baik secara empiris, praktis maupun teroritis : 1. Secara empiris, penelitian ini memberikan kontribusi terhafap literatur manajemen keuangan mengenai pengembangan teori yang berkaitan dengan pentingnya pengelolaan modal intelektual. 2. Secara praktis, penelitian ini memberikan informasi pada perusahaan perbankan dalam usaha meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya bagi investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian investasi pada perbankan. 3. Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan pada industri sektor perbankan di Indonesia dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderating.

14