BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants,

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL PENELITIAN. Oleh. Ardin Dolok Saribu, SE., MSi Dosen Tetap Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN. saham akan semakin meningkat (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

ISNI WIYATMI B

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Emery, Finnertry, and Stowe 2007:14 Brigham dan Ehrhardt (2002:12

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. Isu corporate governance muncul sebagai solusi terhadap konflik yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Dua komponen akrual yang utama yaitu discretionary accrual dan

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Terdapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaaan yang berhasil dan memiliki kinerja yang baik mengerti bagaimana beradaptasi dengan pasar yang berubah secara kesinambungan. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants, menjadikan resiko perusahaan meningkat dengan keuntungan makin tipis. Hanya perusahaan yang unggul saja yang dapat keluar dari keadaan yang berlaku umum tersebut, seperti perusahaan yang aktif dalam bursa saham atau disebut indeks LQ45. Namun keunggulan yang dimiliki perusahaan makin cepat terdilusi karena kemajuan teknologi sehingga terjadi peningkatan kompleksitas operasional perusahaan. Semakin kompleksnya aktivitas pengelolaan perusahaan tersebut meningkatkan kebutuhan praktik tata kelola usaha yang baik (good corporate governance). Penerapan corporate governance yang profesional sangat penting sehubungan dengan meningkatnya kondisi persaingan dan globalisasi dengan memberikan prioritas terhadap perbaikan penerapan corporate governance, perusahaan-perusahaan dapat mengarah ke biaya operasional yang lebih rendah dan peningkatan kinerja. Lemahnya penerapan corporate governance ditandai dengan perilaku manajemen yang mulai mementingkan kepentingan sendiri dengan mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan (investor), maka hal ini menyebabkan jatuhnya

harapan investor tentang tingkat pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan dan mulai berhenti melakukan pendanaan atau investasi di perusahaan-perusahaan di negara tersebut, yang mengakibatkan menurunnya aliran masuk modal (capital inflows) ke negara tersebut secara keseluruhan sedangkan aliran modal keluar (capital outflows) mengalami kenaikan. Hal tersebut menyebabkan lemahnya investasi di negara tersebut, maka harga saham agregat perusahaan-perusahaan di negara tersebut akan menurun. Hal ini menuntun pada rendahnya kinerja perusahaan-perusahaan di negara tersebut (Darmawati, Khomsiyah, dan Rahayu, 2004). Kondisi-kondisi di atas, menyebabkan corporate governance sangat dibutuhkan, dimana pihak manajemen perusahaan memiliki wewenang dalam penggunaan segala sumber daya perusahaan, sementara para pemegang saham berharap manajemen dapat bertindak profesional dalam mengelola perusahaan dan segala sumber dayanya. Setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh manajemen seharusnya mementingkan kepentingan pemegang saham dan bertujuan untuk kepentingan pertumbuhan nilai perusahaan. Namun pada kenyataannya, manajemen seringkali bertindak demi kepentingan mereka sendiri dan merugikan perusahaan serta pemegang saham. Permasalahan inilah yang kemudian dikenal sebagai agency problem. Masalah keagenan yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan pengelolaan atau manajemen perusahaan. Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki informasi tentang

perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan praktek akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu. Menurut Hastuti (2005) manajemen laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Konflik keagenan yang mengakibatkan laba dilaporkan semu akan menyebabkan nilai perusahaan berkurang dimasa yang akan datang. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Menurut Van Horne (2002) value is represented by the market price of the company s common stock which in turn, is a function of the firm s investment, financing and dividen decision. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi sharehoder maupun stakeholder dalam membuat keputusan keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Apabila tindakan antara manajer dengan pihak lain tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua pihak tersebut tidak akan terjadi. Dalam kenyataannya penyatuan kepentingan kedua pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Dalam konsep theory of the firm (Jensen

dan Meckling, 1976), adanya masalah agensi tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham adalah perbedaan dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh diinvestasikan. Dalam aktivitas pencarian dana, manajemen menginginkan untuk mencari sumber pendanaan dengan biaya sekecil mungkin sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan. Dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dana yang diperoleh, manajer cenderung memilih untuk menginvestasikan dananya pada proyek dengan resiko rendah, tetapi investor cenderung untuk memilih proyek dengan resiko tinggi karena resiko yang tinggi mencerminkan return yang akan diperoleh juga tinggi. Teori agensi memberikan pandangan bahwa masalah manajemen laba dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri melalui good corporate governance. Praktek manajemen laba oleh manajemen dapat diminimumkan melalui mekanisme monitoring untuk menyelaraskan (alignment) perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen dengan cara; pertama memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership) (Jensen dan Meckling 1976). Kedua, kepemilikan saham oleh institutional karena mereka dianggap sebagai sophisticated investor dengan jumlah kepemilikan yang cukup signifikan dapat memonitor

manajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer untuk melakukan manajemen laba (Pratana dan Mas ud 2003); ketiga, peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen (Barnhart dan Rosentein 1998); keempat, kualitas audit yang dilihat dari peran auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dan bersikap independen sehingga menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dilaporkan manajemen (Mayangsari 2003). Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Adanya dewan komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta good corporate governance di dalam perusahaan. Teoh dan Wong (1993) menyatakan bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan kualitas laba yang diukur dengan Earnings Response Coeficient. Karena pada saat penelitian ini Big six telah berubah menjadi big four, juga diduga bahwa klien dari auditor non big four cenderung lebih tinggi dalam melakukan manajemen laba. Hal ini berarti kualitas audit berhubungan negatif dengan manajemen laba. Walaupun demikian untuk kasus Indonesia sebagaimana penelitian yang dilakukan Siregar dan Utama (2006) tidak menemukan pengaruh signifikan antara kalitas audit dengan manajemen laba perusahaan.

Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta terlaksananya good corporate governance. Menurut Sofyan, Komite Audit dapat dibentuk oleh Komisaris dan bertanggungjawab kepada Komisaris dengan pertimbangan bahwa dalam rangka mengoptimalkan kinerja, BUMN dituntut untuk dapat mengelola kegiatan usahanya dengan hemat, berdayaguna dan berhasil guna dan dengan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan mewujudkan sistem dan pelaksanaan pengawasan yang kompeten dan independen. Hubungan GCG dengan nilai perusahaan telah diteliti oleh Arsjah (2002) membuktikan corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun tidak semua komponen corporate governance berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain struktur kepemilikannya, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, manajemen laba, serta keberadaan komite audit. Dalam penelitian Andrianto (2009) membuktikan corporate governance berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value, dalam hal ini merupakan kepemilikan manajerial dan kualitas audit serta manajemen laba, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Niken (2009), kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana variabel yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah komposisi komisaris independen dan keberadaan komite audit.

Konsistensi yang beragam mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap nilai perusahaan ini memotivasi penulis untuk menguji pengaruh penerapan Good Corporate Governance dalam hal ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit dan kualitas audit dapat meningkatkan nilai perusahaan yang diproxi dengan Price to Book Value, dimana manajemen laba sebagai variabel moderating pada perusahaan yang memperkuat atau memperlemah pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen yang tergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pembahasan utama dari penelitian ini adalah: 1. Apakah mekanisme corporate governance, yang meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit dan kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45? 2. Apakah manajemen laba memperkuat atau memperlemah pengaruh mekanisme corporate governance yang meliputi kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit dan kualitas audit terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah 1. Untuk menguji pengaruh penerapan corporate governance, yang meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit dan kualitas audit berpengaruh baik secara parsial ataupun simultan terhadap nilai perusahaan dengan proxi Price to Book Value pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45. 2. Untuk menguji manajemen laba yang memperkuat atau memperlemah pengaruh mekanisme corporate governance, yang meliputi kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit dan kualitas audit terhadap nilai perusahaan dengan proxi Price to Book Value pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan referensi bagi manajemen perusahaan dan investor dalam menilai kinerja perusahaan dalam hubungannya dengan penerapan good corporate governance 2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 3. Sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan intelektual bagi peneliti.

1.5 Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Animah dan Rahmadhani (2010) dengan judul Pengaruh Struktur Kepemilikan, Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Survei Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2003-2007). Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2003-2007. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain itu juga, variabel ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini peneliti mengganti ukuran perusahaan dengan kualitas audit yang di duga akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Dalam penelitian ini peneliti menambahkan manajemen laba sebagai variabel moderating yang di duga akan memperkuat atau memperlemah variabel independen terhadap nilai perusahaan 3. Periode penelitian ini adalah 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan periode 2003, 2004, 2005, 2006, 2007.

4. Jumlah sampel perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45 di BEI dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 diteliti berjumlah 10 perusahaan, sedangkan penelitian sebelumnya, jumlah sampel perusahaan manufaktur yang diteliti adalah 28 perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.