PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstrak Peran orang tua mempunyai posisi penting terhadap pembentukan anak, seperti pembentukan karakter, sikap, pengetahuan, penalaran dan sebagainya. Keluarga sebagai ajang sosialisasi dan mempunyai kedudukan multifungsional sehingga proses pendidikan keluarga sangat berpengaruh bagi anak. Setiap interaksi dengan anak merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai terutama nilai agama karena nilai agama ini merupakan dasar bagi anak dalam bersikap untuk menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak usia dini dalam keluarga. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengungkap data mengenai nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan orang tua kepada anak usia dini dalam keluarga, Untuk mengungkapkan data mengenai cara atau strategi orang tua dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak usia dini. Untuk mengungkapkan data mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi orang tua dalam menanamkan nilainilai keagamaan kepada anak usia dini dalam keluarga. Pengalaman-pengalaman yang diberikan orang tua kepada anak akan membekas dalam diri anak sehingga akan menjadi salah satu faktor pembentukan kepribadian. Nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan dalam keluarga yaitu mengenai ketauhidan, ahlak serta cara-cara hidup yang baik dan cara-cara bersembahyang. Cara atau strategi orang tua dalam menanamkan nila-nilai keagamaan kepada anak usia dini dalam keluarga yaitu dengan berbagai strategi, metode dan penggunaan media yang menunjang seperti strategi tradisional, Strategi bebas, Strategi Reflektif, dan Strategi Transinternal. Metode yang dipergunakannya yaitu metode pembiasaan, nasehat, pengawasan, sanksi dan keteladanan. Hambatanhambatan yang ditemui orang tua dalam penanaman nilai-nilai keagamaan kepada anak usia dini yaitu menyangkut faktor internal dan eksternal dalam keluarga itu sendiri. Seperti kemampuan dalam mendidik anak, kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, sarana serta lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial. I. Pendahuluan Berbicara tentang peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembangnya anak pada prinsipnya adalah seorang Orang Tua sangat berperan penting bagi perkembangan anak baik, secara Moral dan Spiritual. Canakya Nitisastra III.16 menyebutkan : Setiap keluarga mendambakan kelahiran putra-putri yang ideal yang dalam Hindu disebut Putra Suputra, yakni anak yang berbudi pekerti 266
luhur, cerdas dan bijaksana yang akan mengangkat harkat dan martabat orang tua, keluarga dan masyarakat. Kata "putra" berasal dari bahasa Sanskerta yang pada mulanya berarti kecil atau yang disayang. Kemudian kata ini dipakai menjelaskan mengapa pentingnya seorang anak lahir dalam keluarga : "Oleh karena seorang anak yang akan menyeberangkan orang tuanya dari neraka yang disebut Put (neraka lantaran tidak memiliki keturunan), oleh karena itu ia disebut Putra" (ManavaDharmasàstra IX.138). Penjelasan yang sama juga dapat dijumpai dalam Àdiparva Mahàbhàrata 74,27 dan Vàlmìki Ràmàyaóa II,107-112. Kelahiran Putra Suputra ini merupakan tujuan ideal dari setiap perkawinan. Kata yang lain untuk putra adalah: sùnu, àtmaja, àtmasaýbhava, nandana, kumàra dan saýtàna. Kata yang terakhir ini di Bali menjadi kata sentana yang berarti keturunan. Seseorang dapat menundukkan dunia dengan lahirnya anak, ia memperoleh kesenangan yang abadi, memperoleh cucu-cucu dan kakek-kakek akan memperoleh kebahagiaan yang abadi dengan kelahiran cucu-cucunya (Àdiparva,74,38). Tanpa adanya dukugan dan perhatian orang tua sang anak tidak akan bisa tumbuh kembang menjadi anak yang merakhlak mulia dan berprilaku baik kepada orang lain. Kondisi keluarga turut memberikan corak suatu masyarakat dimana keluarga itu berada. Dalam konteks pendidikan nilai, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama yang akan menentukkan corak nilai masyarakatnya. Pendidikan nilai, termasuk pendidikan nilai dalam keluarga tidak bisa dilepaskan dari sumber-sumber nilai, yang umumnya terdapat dalam karya sastra dan kitab suci. Karya sastra (termasuk kitab dan susastra Hindu) Begitu juga peran orang tua dalam proses pendidikan nilai, tentu mengikuti perkembangan sosial dan budaya yang sedang berkembang. Peran orang tua pada masa ketika Lontar di Bali ditulis merupakan gambaran keadaan sosial dan budaya Bali saat itu, sehingga perlu direfleksikan kembali oleh masyarakat Bali sebagai pewaris budayanya. Karena itu, diperlukan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan sosial, budaya dan agama Hindu yang dialami setiap keluarga pada jamannya, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Keluarga menurut Hasbullah (2001: 41-43) mempunyai peranan yang besar sekali bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak baik yang berkenaan dengan pertumbuhan intelektual, moral dan agamanya. Menurut Zakiyah Drajat (1996:35) orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Demikian juga menurut Andreas Harefa sebagaimana disimpulkan dari pendapatnya Cak Nur (2001:47) mengatakan bahwa : Hubungan antara orang tua dan anak yang demikian intim tidaklah mungkin digantikan secara total oleh lembaga-lembaga persekolahan 267
I. Pembahasan 1.1. Peranan Orang Tua Dalam Tumbuh Kembang Anak Masa-masa perkembangan anak adalah masa emas sekaligus masa yang paling penting setiap anak sejatinya memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang senantiasa memerlukan perhatian dan pola asuh yang teliti dari orang tua untuk mencapai puncak perkembangan yang optimal, terutama pada periode emas perkembangan anak. Menurut para dokter definisi dari pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan ukuran sel serta jaringan interselular yang berarti bertambah juga ukuran fisik setruktur tubuh sang anak. Sedangkan perkembangan sang anak yakni menggambarkan adanya kenaikan pada kematangan fungsi individu. Pertumbuhan dan perkembangan anak sudah seharusnya diperhatikan dan dijaga dengan baik, karena dua hal tadi adalah indikator penting dalam mengukur status kesehatan anak, yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas hidup sang anak. Sedangkan masa periode keemasan pada anak adalah semua istilah dimana pada saat ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat kritis dan pesat. Periode ini terjadi pada masa usia balita pada anak, periode masa keemasan sangat penting bagi anak karena tidak dapat diulang kemabali. Orang tua harus mendidk putra-putrinya agar terbiasa memuja Sanghyang Saraswati sebelum belajar maupun sesudah belajar. Umat Hindu meyakini bahwa Tuhan adalah sumber ilmu pengetahuan, maka kewajiban setiap umat manusia untuk mempersembahkan terima kasih. Bahkan umat Hindu di Bali merealisasikan ajaran ini dalam satu Upacara khusus yang disebut Piodalan Saraswati setiap enam bulan sekali. Kitab Suci Ṛgveda X.32.6 menyatakan bahwa kami lahir berkat pengajaran-nya (dalam Titib, 1998 : 249). Apabila mendengarkan dan melaksanakan nasehat dari orang tuanya (guru rupaka). Pentingnya mendengarkan dan melaksanakan nasehat orang tua dijelaskan dalam Lontar Putra Śasana IV.3, VII.4 dan VII.7, sebagai berikut : Lāwan teki muwah rĕngön pitĕkĕting bapa kĕkĕsana ring dalĕm hati/ Hywekā mawiwāda len para lĕwĕs halanika niyatā tĕmah lara/ Towin haywa masiwwa-siwwa mapacĕh-pacĕhana kalawan paras para/nghing nityang gawayĕnya karmma sakinahyunanira sira sang mahā jana//0// Terjemahan : Dan lagi dengarkanlah petuah orang tua, camkan baik-baik dalam hati/jangan sekali-kali mencela (memfitnah) orang lain akibatnya sangat jelek membuat kedukaan/dan jangan melewati batas bersenda gurau kepada siapa pun juga/selalu tekun bekerja sebagaimana diharapkan oleh sang sujana//0// (Mimbeng, dkk, 1997 : 99 100). 2.2 Penanaman Nilai- nilai Agama kepada Anak Usia Tk Menurut ajaran agama Hindu setiap manusia itu lahir dalam keadaan suci dan bersih dan tuhan Yang Maha Esa telah membekali mereka dengan berbagai potensi laten yang tersembunyi dan harus dikembangkan sebagi amanah dan sang pencipta alam semesta ini. Dan faktor penentu kualitas 268
anak itu sendirir banyak ditentukan oleh peran serta kedua orang tuanya landasan itu memberi makna bagi kita bahwa tamyata faktor lingkungan keluarga adalah peringkat pertama yang akan memberi warna dasar bagi Nilai- nilai keagamaan anak. Dengan demikian pesan serta orang tua tidak boleh asal dan sekedarnya aja pada saat memulai pengenalan pengetahuan dan pengembangan nilai- nilai keagamaan pada anak. 2.3 Pentingnya Keluarga 2.3.1. Pengertian Keluarga Pengertian keluarga menurut Hasan Langulung (1995:346), diartikan sebagai berikut: Suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang istri atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan halal anatara laki-laki dan seorang perempuan yang bersifat terus menerus dimana yang satu merasa tentram dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat. Dan ketika kedua seorang istri dikaruniai seorang anak atau lebih, maka anak-nak itu menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping dua unsur sebelumnya. 2.3.2. Peranan keluarga Keluarga menurut Hasbullah (2001: 41-43) mempunyai peranan yang besar sekali bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak baik yang berkenaan dengan pertumbuhan intelektual, moral dan agamanya. Menurut beliau di antara peranan orang tua antara lain sebagai berikut: 1. Menjamin Kehidupan Emosional Anak Melalui pendidikan keluarga kehidupan emosional anak atau kebutuhan akan rasa kasih sayang anak akan dapat terpenuhi dan dapat tumbuh dengan baik hal ini dikarenakan adanya hubungan jalinan darah antara orang tua dan anak di samping fokus dan konsentrasi orang tua lebih ditekankan pada anak. Kehidupan emosional merupakan faktor yang sangat signifikan dalam membina kepribadian anak. Oleh karenanya pihak orang tua harus mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi anak melalui cerminan kasih sayang. 2. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral Penanaman dasar-dasar moral bagi anak dalam keluarga biasanya tercermin dalam sikap dan prilaku orang tua sendiri. Anak akan cenderung mengikuti segala pola dan tingkah laku orang tua. Misalnya cara berbuat dan berbicara. Dengan demikian prilaku yang baik dari orang tua akan melahirkan gejala identifikasi yang positif bagi anak yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru. 3. Peletak Dasar Keagamaan Pada dasarnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecil. Seseorang yang waktu kecilnya tidak mendapat pendidikan agama, maka pada dewasanya ia tidak merasa penting akan adanya agama dalam hidupnya. Lain dengan orang yang waktu kecilnya sudah dikenalkan dengan pengalaman-pengalaman agama misalnya kedua orang tuanya taat beragama, ditambah lagi dengan pendidikan sekolah, maka orang tersebut akan dengan sendirinya mempunyai kecenderungan terhadap hidup yang 269
taat mengikuti peraturan-peraturan agama. Di samping itu juga terbiasa menjalankan ibadah, takut larangan-larangan dan merasakan betapa nikmatnya hidup beragama. 2.3.3 Pendidikan Keluarga Menurut Zakiyah Drajat (1996:35) orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Demikian juga menurut Andreas Harefa sebagaimana ia menyimpulkan dari pendapatnya Cak Nur (2001:47) mengatakan bahwa: Hubungan antara orang tua dan anak yang demikian intim tidaklah mungkin digantikan secara total oleh lembaga-lembaga persekolahan, termasuk universitas. Bahkan sekolah-sekolah agamapun tidak mungkin menggantikan sepenuhnya peran dan tanggung jawab orang tua. Institusi formal yang memberikan ajaran-ajaran yang bersifat umum maupun agama hanya mungkin meringankan beban tanggung jawab orang tua, tetapi tidak dapat dan tidak boleh diharapkan untuk menggantikan peran dan tanggung jawab orang tua secara keseluruhan Keluarga memiliki peranan penting dalam pendidikan siswa. Kerjasama yang kuat antara keluarga, masyarakat, dan pendidikan sekolah mampu meningkatkan prestasi siswa. Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mendukung keberhasilan anak berdasar atas studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini, menunjukkan bahwa intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan pencapaian perkembangan anak (usia 0-6 tahun) serta kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif (Harlen, et. all., 2001) menunjukkan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka. Keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. keluarga merupakan pendorong, penyemangat, serta pemberi support dan motivasi untuk menjalani hidup ini agar menjadi lebih baik selalu dalam senang atau pun susah. coba bayangkan kalau tidak ada satu keluarga pun di samping kita bagaimana?. Sedangkan kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Keluarga adalah teman segala-galanya. teman yang menemani kita mulai dari kita hidup didunia ini sampai kita mati. betapa sayangnya,mereka dengan kita, dan betapa sayangnya kita dengan mereka, itu semua tidak bisa di ukur oleh apapun. mereka semua tulus sayang sama kita tanpa minta pamrih. apa ada keluarga yang meminta pamrih atas kebaikan yang telah di berikan kepada kita..?? III Penutup Peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembangnya anak pada prinsipnya adalah seorang Orang Tua sangat berperan penting bagi perkembangan anak baik, secara Moral dan Spiritual. Begitu juga peran orang tua dalam proses pendidikan nilai, tentu mengikuti perkembangan sosial dan budaya yang sedang berkembang. Masa masa perkembangan anak adalah masa emas sekaligus masa yang paling penting setiap anak 270
sejatinya memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang senantiasa memerlukan perhatian dan pola asuh yang teliti dari orang tua untuk mencapai puncak perkembangan yang optimal. Menurut ajaran agama Hindu setiap manusia itu lahir dalam keadaan suci dan bersih dan tuhan Yang Maha Esa telah membekali mereka dengan berbagai potensi laten yang tersembunyi dan harus dikembangkan sebagi amanah dan sang pencipta alam semesta ini. Keluarga memiliki peranan penting dalam pendidikan siswa. Kerjasama yang kuat antara keluarga, masyarakat, dan pendidikan sekolah mampu meningkatkan prestasi siswa. Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mendukung keberhasilan anak berdasar atas studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini, menunjukkan bahwa intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan pencapaian perkembangan anak (usia 0-6 tahun) serta kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif (Harlen, et. all., 2001) menunjukkan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka. IV Daftar Pustaka Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung. Alfabeta. Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta.Yuma Pustaka. Sudarsana, I. K. (2016, April). Meningkatkan Perilaku Kewirausahaan Wanita Hindu melalui Pemberian Pelatihan Upakara. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-5-5, pp. 79-85). Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, September). Inovasi Pembelajaran Agama Hindu di Sekolah Berbasis Multikulturalisme. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-3-9, pp. 94-101). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudartha,Tjok Rai. 2009. Sārasamuccaya (Smerti Nusantara). Surabaya. Paramita. Hidayat- Satibi.2004 Metode Pengembangan Moral dan Nilai- nilaiagama jakarta : Universitas Terbuka Program Kegiatan Belajar Taman kanak- kanak 1995 jakarta Depdikbud Titib, I Made. 2008.Acarya Sista Guru & Dosen Yang Bijaksana Perspektif Hindu. Surabaya : Paramita. 271