BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

: LANTAI PERINGKAT 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

RPP tekdik dasar senam lantai kurikulum 2013

MAKALAH SENAM LANTAI

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

Gerak Dasar Senam Berbasis Putaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan Penulisan. 1.3 Metode penulisan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HEADSTAND / KOPSTAND

PENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM GULING DEPAN DENGAN PEMBELAJARAN BERVARIASI PADA SISWAKELAS 4 SDN KREBET 3MASARANSRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Senam Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempersiapkan

Peta Konsep GERAK RITMIK

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

Pengembangan Keterampilan Senam Berbasis Lompatan

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

Penerapan Metode Part-whole untuk Meningkatkan Ketrampilan Senam Ketangkasan Gerakan Round-off pada Siswa Kelas XI RPL-3 SMK Negeri 5 Malang

UPAYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN ROLL DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU SIMPAI DAN BOLA JURNAL. Oleh CANDRA BUANA

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG PADA MAHASISWA STKIP KUSUMANEGARA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP. Identitas Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

Pengembangan Keterampilan Senam Berbasis Senam Lantai

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

Pola Gerak Tolakan dan Pendaratan Keterampilan Senam Berbasis Lompatan

Kata Kunci : meningkatkan peningkatan kemampuan guling depan dengan pembelajaran yang variatif

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. supaya siswa mau belajar. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

2 1- PERSYARATAN UMUM

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

PERATURAN BARIS BERBARIS

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada. pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

PELATIHAN INOVASI PEMBELAJARAN SENAM DENGAN PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN BAGI GURU-GURU PENJASORKES SD DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMAT RPP. Kompetensi Dasar : Melakukan teknik menyundul bola dengan baik. Siswa dapat Melakukan teknik menyundul bola dengan baik A.

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

SILABUS. Indikator Ketercapaian Kompetensi. Materi Pembelajaran. Tingkat Ranah. Tingkat Ranah. Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/Alat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. namun dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetapi pada siswa, orientasi pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak, tentang materi serta cara penyampaian disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Dalam Kurikulum ( 2004 : 8 ) Sekolah Menengah Pertama (SMP), dijelaskan bahwa Karakteristik pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan SMP adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMP, yang dipelajari dan mengkaji gerak manusia secara interdisipliner. Gerak manusia adalah aktifitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan ketrampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif. 2. Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan interdisipliner, karena melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti anatomi, fisiologi, psikologi, sosiologi dan ilmu ilmu lain. Pendukung utama pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah ilmu keolahragaan yang mencakup filsafat olahraga, sejarah olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, fisiologi olahraga dan biomekanika olahraga. 3. Materi pendidikan jasmani merupakan kajian terhadap gerak manusia yang dikemas dalam muatan esensial, faktual dan aktual. Materi ini disampaikan dalam rangka memberikan kesempatan bagi siswa untuk tunbuh kembang 1

2 secara proporsional dan rasional dalam hal ranah psikomotor, jasmani, kognitif dan afektif. Agar mencapai tujuan tersebut, proses pembelajaran yang dilaksanakan harus menyenangkan, mendidik dan mencerdaskan murid. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia, hingga dewasa ini, ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Kondisi kualitas pengajaran pendidikan jasmani yang memprihatinkan di sekolah dasar, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan ditelaah dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat pendidikan jasmani dan olahraga (Cholik Mutohir, 1993 : 190). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumbersumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani (Cholik Mutohir, 1993 : 191). Mata pelajaran senam merupakan pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum bidang studi penjasorkes mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, materi pelajaran senam antara lain : 1) rol depan, 2) rol belakang, 3) sikap lilin, 4) lompat harimau, 5) head stand, 6) handstand, 7) meroda, 8) stut, 9) handspring, 10) back handspring, roun off, dan 12) salto. Berguling ke depan atau Forward Rol sering juga disebut kop roll. Untuk melakukan gerakan berguling ke depan langkah pertama adalah jongkok, kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua tumit diangkat, kedua telapak tangan sejajar dengan bahu dan diletakkan pada matras di depan badan ( 30 40 cm ) dari ujung kaki dengan posisi telapak tangan atau jari jari terbuka. Gerakannya, Angkat panggul ke atas hingga kedua kaki lurus, pandangan ke belakang, dorong badan ke depan pelan-pelan, bersaman dengan membongkokan kedua siku ke samping, masukkan kepala diantara dua tangan hingga pundak seluruhnya kena pada matras. Pada saat seluruh pundak kena matras, badan segera didorong ke depan dengan kedua lutut dilipat, dan kedua tangan segera memeluk lutut. Sikap akhir, jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat,kedua tangan lurus ke depan serong ke atas sejajar bahu kemudian berdiri tegak.

3 Guling belakang, yaitu kebalikan dari gerakan dari guling ke depan akan tetapi hambatan utama adalah faktor kejiwaan seperti yang telah dijelaskan karena murid tidak melihat apa yang ada di belakangnya, sehingga menimbulkan keragu-raguan. Gerakan guling belakang dalam Arma Abdoellah (1981 : 326) diuraikan sebagai berikut : a) Guling belakang tungkai lurus. b) Sikap permulaan berdiri tegak membelakangi matras, tangan disamping paha. c) Dorong pantat ke belakang, bungkukkan badan, lengan lurus ke depan, dagu dekat pada dada, tungkai tetap lurus. d) Jatuhkan pantat pada matras, tungkai tetap diluruskan diteruskan dengan gerakan mengguling ke belakang, tangan menumpu pada matras di samping kepala, kaki diayun ke belakang terus ke bawah untuk menumpu pada matras, serentak menolak, kembali kesikap tegak. Guling lenting ( roll kip ), adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan itu dimulai dari sikap setengah guling ke depan dengan ke dua kaki rapat dan lutut lurus. Gerakan guling lenting dapat dilakukan setelah menguasai gerakan guling ke depan dengan sempurna. Gerakannya, setelah melakukan gerakan setengah guling depan kemudian melentingkan kaki ke depan atas, tolakkan kedua tangan sehingga badan melayang seperti busur, mendarat dengan kedua kaki rapat, gerakan pinggul didorong ke depan, diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. Meroda sering juga disebut dengan baling - baling, karena gerakannya seperti baling-baling atau roda yang sedang berputar. Gerakannya adalah berdiri tegak kaki kiri di depan kedua lengan lurus ke atas. Sambil membungkukkan badan ke depan, letakan tangan kiri pada lantai, kaki kanan diangkat lurus ke belakang, bersamaan dengan gerakan meletakkan tangan kanan ke samping tangan kiri, ayunkan kaki kanan lurus ke atas disusul dengan menolakkan dan mengayunkan kaki kiri lurus ke atas. Pada waktu berdiri dengan tangan, turunkan kaki kanan ke samping kaki kanan dan tangan kanan diangkat ke atas serong ke samping. Apabila gerakan tahapan gerakan sudah dikuasai, maka gerakan meroda secara keseluruhan sebagai berikut: Berdiri menyamping kedua kaki dibuka agak

4 lebar, sambil membungkukkan badan ke samping kiri, letakkan tangan kiri ke samping kaki kiri, kaki kanan mulai terangkat. Kemudian segera letakkan tangan kanan disanping tangan kiri dan ayunkan kaki kanan dan diikuti dengan menolakkan kaki kiri pada lantai ke atas. Hingga kedua kaki itu terbuka lurus melayang di udara. Gerakan ini diakhiri dengan sikap semula yaitu berdiri menyamping dengan kaki terbuka agak lebar. Dalam proses mengajar penetapan tujuan mengajar yang akan dicapai oleh siswa adalah salah satu hal yang penting. Guru akan mudah menentukan arah kemana suatu kegiatan akan dilakukan, dalam kaitan ini, tanggung jawab utama seorang guru adalah bagaimana membuat perencanaan, mengorganisasi, membagi tugas, menganalisis, mengontrol selama proses mengajar. Oleh karena itu pemilihan gaya mengajar dan untuk mengetahui kondisi fisik awal siswa untuk mengajar guling belakang adalah penting sebagai upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tujuan mengajar dapat tercapai. Gaya mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Menurut Muska Mosston (1981 : 4), spektrum gaya mengajar terdiri dari : gaya mengajar perintah, gaya latihan, gaya mengajar timbal balik, gaya periksa diri, inclusion style, gaya divergent dan gaya mengajar dengan penemuan baru (discovery style). Hasil belajar senam lantai untuk siswa SMP saat ini dirasakan masih jauh dari harapan.nilai siswa untuk materi pembelajaran senam lantai masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya hasil belajar siswa, antara lain dari faktor siswa, guru, dan pendukung. Faktor siswa meliputi kemampuan awal (intake), kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran, motivasi, dan kemampuan gerak serta kondisi biomotor. Faktor guru meliputi kemampuan pedagogik, penguasaan materi pembelajaran, dan motivasi, Faktor penunjang meliputi sarana-pra sarana kegiatan pembelajaran. Penerapan gaya mengajar yang berbeda diyakini akan memberikan hasil belajar yang berbeda pula. Masing-masing gaya mengajar memiliki

5 kelebihan dan kelemahan masing-masing. Untuk mengetahui secara lebih akurat mengenai permasalahan yang ada, diperlukan sebuah penelitian. Untuk itu penelitian ini akan membandingkan pengaruh gaya mengajar resiprokal/timbal balik dan komando/perintah terhadap hasil belajar senam lantai ditinjau dari kekuatan otot. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang berhubungan langsung terhadap hasil belajar senam lantai, permasalahan tersebut sebagai berikut : Faktor apa sajakah yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa? Apakah faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat berpengaruh langsung terhadap hasil belajar yang diperoleh? Apakah faktor yang berasal dari luar juga dapat berpengaruh langsung terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti belajar senam lantai? Apakah kedua faktor tersebut secara bersama-sama dapat mempengaruhi hasil belajar siswa? Untuk meningkatkan hasil belajar senam lantai gaya mengajar apa yang dapat dipilih? Apakah pemilihan gaya mengajar yang tepat dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa? Gaya mengajar yang bagaimanakah yang sesuai dengan mengajar senam lantai? Apakah gaya mengajar resiprokal (timbal balik) berperan terhadap hasil belajar senam lantai? Apakah gaya mengajar komando (perintah) berperan terhadap hasil belajar senam lantai? Apakah kekuatan otot berperan pada hasil belajar senam lantai? Apakah kekuatan otot yang tergolong baik berpengaruh terhadap hasil belajar senam lantai? Apakah kekuatan otot yang tergolong sedang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar senam lantai? Apakah kekuatan otot yang kurang baik berpengaruh terhadap hasil belajar senam lantai?, Apakah sarana dan prasarana berperan dalam mengajar senam lantai? Faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar senam lantai?

6 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, perlu adanya pembatasan masalah hal ini dimaksudkan agar usulan penelitian ini dapat dilakukan secara cermat. Dalam usulan penelitian ini, masalah yang dikaji adalah : 1) gaya mengajar yang diteliti meliputi gaya mengajar Resiprokal /timbal balik dan gaya mengajar Komando / perintah 2) Kekuatan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kekuatan otot baik, kekuatan otot sedang, dan kekuatan otot kurang baik 3) Hasil belajar senam lantai,yaitu tentang pemahaman dan kemampuan siswa mengenai gerakan senam lantai ( berguling ke depan, berguling ke belakang, guling lenting dan meroda ) D. Rumusan Masalah Berdasarkan dari penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Untuk amatan pemahaman gerakan senam lantai (y1): a) Adakah perbedaan pengaruh antara gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar senam lantai? b) Adakah perbedaan hasil belajar senam lantai antara siswa yang memiliki kekuatan otot baik, kekuatan otot sedang, dan kekuatan otot kurang baik? c) Adakah pengaruh interaksi antara gaya mengajar dan kekuatan otot terhadap hasil belajar senam lantai? 2. Untuk amatan keterampilan gerak senam lantai (y2): a) Adakah perbedaan pengaruh antara gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar senam lantai? b) Adakah perbedaan hasil belajar senam lantai antara siswa yang memiliki kekuatan otot baik, kekuatan otot sedang, dan kekuatan otot kurang baik? c) Adakah pengaruh interaksi antara gaya mengajar dan kekuatan otot terhadap hasil belajar senam lantai?

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. a. Perbedaan pengaruh antara gaya mengajar resiprokal / timbal balik dan gaya mengajar komando / perintah terhadap hasil belajar senam lantai pada amatan pemahaman gerakan senam lantai. b. Perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki kekuatan otot yang baik, kekuatan otot sedang, dan kekuatan otot yang kurang baik, terhadap hasil belajar senam lantai pada amatan pemahaman gerakan senam lantai. c. Pengaruh interaksi gaya mengajar dan kekuatan otot terhadap hasil belajar senam lantai pada amatan pemahaman gerakan senam lantai. 2. a. Perbedaan pengaruh antara gaya mengajar resiprokal / timbal balik dan gaya mengajar komando / perintah terhadap hasil belajar senam lantai pada amatan keterampilan gerak senam lantai. b. Perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki kekuatan otot yang baik, kekuatan otot sedang, dan kekuatan otot yang kurang baik, terhadap hasil belajar senam lantai pada amatan keterampilan gerak senam lantai. c. Pengaruh interaksi gaya mengajar dan kekuatan otot terhadap hasil belajar senam lantai pada amatan keterampilan gerak senam lantai. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Terkait dengan pengembangan teori senam dan teori mengajar. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk para guru penjasorkes maupun pelatih lainnya yang mengajar senam lantai untuk meningkatkan hasil belajar gerak senam khususnya senam lantai. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian nanti dapat dimanfaatkan oleh guru, pelatih, maupun dosen yang mengajar senam lantai untuk menggunakan dan memilih gaya yang tepat untuk pengembangan pemahaman dan kemampuan melakukan gerakan pada senam lantai. Selain itu dalam mengajar senam lantai juga harus memperhatikan kondisi

8 fisik, khususnya komponen kekuatan, agar siswa / mahasiswa mudah mengikuti proses belajar.