Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Gaya Gravitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Jasmanyah76.wordpress.com

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. Oleh SUHARNI L G2G

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

3.1.2 Subyek Penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Penerapan Experiential Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di SDN Cicadas 03 Desa Cicadas Kecamatan

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk pada materi penjumlahan bilangan bulat. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk pada materi penjumlahan bilangan bulat. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut, maka peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk yang berjumlah 16 orang siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan wawancara. Desain penelitian ini mengacu pada model penelitian yang dikemukakan oleh Kurt Lewin yang terdiri dari 4 komponen yaitu, 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi. Proses penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dimana siklus pertama memaparkan tentang penjumlahan dua bilangan bulat positif atau dua bilangn negatif sedangkan pada siklus kedua memaparkan tentang penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Hasil observasi siklus I dan II menunjukkan aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran adalah baik. Dari hasil tes terlihat bahwa pada siklus I didapatkan ketuntasan klasikal sebesar 56,25% dan daya serap klasikal sebesar 60,62%, sedangkan pada siklus II didapatkan ketuntasan klasikal sebesar 87,5% dan daya serap klasikal sebesar 77,5%.Dengan demikian, penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas IV SDN Inpres Pandaluk pada materi penjumlahan bilangan bulat. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Penjumlahan Bilangan Bulat, STAD I. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu dasar yang digunakan disegala bidang ilmu baik dalam ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial. Pada dasarnya, 200

pembelajaran yang menguasai ilmu matematika berarti mereka punya kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang lain dengan lebih mudah. Oleh sebab itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2006 : 9). Namun kebanyakan siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami hampir disetiap materi pada mata pelajaran matematika. Akibat dari hal tersebut, tujuan pembelajaran sering kali tidak tercapai dengan baik. Menurut Suwarsono (Jaeng, 2004 : 3) Matematika masih saja dianggap sebagai suatu bidang studi yang cukup sulit oleh siswa, dan masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang belum menguasai konsep-konsep dasar atau prinsip-prinsip dalam matematika itu sendiri. Siswa cenderung bersikap pasif dalam pembelajaran, pengetahuan baru yang mereka peroleh hanya berdasarkan pada apa yang disampaikan oleh guru. Tanpa mengkonstruksi pemahamannya terhadap konsep atau prinsip tersebut secara mandiri. Hal yang sama juga terjadi di kelas IV SDN Inpres Pandaluk. Masalah yang terjadi berdasarkan hasil tes identifikasi yang diberikan dari 16 orang siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk hanya terdapat 3 orang siswa yang mendapatkan nilai diatas 60 sedangkan 13 siswa yang lain mendapatkan nilai di bawah 60. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi untuk belajar matemetika, kurangnya dukungan dan bantuan orang tua di rumah untuk membantu dan membimbing siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang digunakan oleh Guru belum mampu menarik minat siswa untuk belajar serta keterbatasan sarana dan prasarana pendukung dalam proses belajar mengajar. Informasi lain yang diperoleh bahwa dalam proses pembelajaran siswa kurang terlibat aktif baik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyebabkan siswa sulit untuk menyampaikan ide-idenya. Hal yang juga sering terjadi dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa segan atau malu-malu bertanya pada guru. Mereka cenderung lebih senang bertanya pada temannya, di sisi lain tidak semua 201

siswa yang lebih paham pada materi pembelajaran mau berbagi pengetahuan dengan siswa lainnya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka peneliti melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk pada materi penjumlahan bilangan bulat. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang menerapkan bimbingan antar teman. Slavin (abdul majid, 2013: 185) menyatakan bahwa STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Hal tersebut memungkinkan siswa belajar menjelaskan, mengkonfirmasi, bernegosiasi dan memotivasi antar sesama teman sehingga siswa lebih aktif dalam kelas. Dalam pembelajaran ini siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan secara kelompok yang kemampuan tiap anggota kelompoknya sangat menunjang terhadap hasil belajar dalam kelompok mereka. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa juga diajak belajar mandiri dan dilatih untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi yang dicari. Jadi melalui model pembelajaran ini siswa diajak berpikir dan memahami materi, tidak hanya mendengar, menerima dan menghafal, sehingga keaktifan dan keterampilan siswa dapat dikembangkan. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian ini mengacu pada model penelitian yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (Trianto, 2011 : 30) yang terdiri 4 komponen yaitu (1) perencenaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk yang 202

jumlah 16 orang siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-kaki dan 8 siswa perempuan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang meliputi hasil observasi dan hasil wawancara, serta kegiatan guru atau peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data kuantitatif berupa hasil tes, yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa.adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: 1) Pemberian Tes. Tes awal dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hal menjumlahkan bilangan bulat sebelum menggunakan model pembelejaran kooperatif tipe STAD.Tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hal menjumlahkan bilangan bulat setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2) Observasi/Pengamatan. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru/peneliti dan kepada subyek penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan aktifitas guru selama pembelajaran berlangsung. 3) Wawancara dimaksud untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai hasil belajar siswa tentang kelebihan dan kelemahan yang didapatkan responden. Wawancara ini dilakukan pada 3 siswa yang masih mendapatkan nilai dibawah rata-rata KKM (60) dan 3 siswa yang sudah mendapatkan nilai diatas KKM (60). Adapun tahapan-tahapan penelitian pada siklus I, peneliti melakukan beberapa kegiatan, antara lain: 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: a) Merancang rencana pembelajaran mengenai materi penjumlahan bilangan bulat. b) Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil c) Merancang lembar observasi aktifitas guru dan siswa. d) Merancang LKS. e) Merancang tes akhir siklus I 2) Pelaksanaan 203

Kegiatan pada siklus I yaitu melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana kegiatan pembelajaran (RPP siklus I) dengan mengajarkan materi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. 3) Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. 4) Refleksi Pada tahap ini adalah peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil tes dan observasi yang digunakan untuk melihat kekurangan dan kelebihan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung. Kekurangan dan kelebihan itu dijadikan acuan untuk menentukan siklus tindakan berikutnya. Adapun tahapan-tahapan penelitian dalam siklus II, peneliti melakukan beberapa kegiatan, antara lain: 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: a) Merancang rencana pembelajaran mengenai materi penjumlahan bilangan bulat. b) Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil c) Merancang lembar observasi aktifitas guru dan siswa. d) Merancang LKS. e) Merancang tes akhir siklus II 2) Pelaksanaan Kegiatan pada siklus II yaitu melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana kegiatan pembelajaran (RPP siklus II) dengan mengajarkan materi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. 3) Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. 4) Refleksi 204

Hasil yang diperoleh pada siklus I dan silkus II dikumpulkan serta dianalisa hasilnya dan digunakan untuk menarik kesimpulan apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai Kepulauan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pra Tindakan Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pada hari Senin tanggal 27 Januari 2014, peneliti menemui kepala sekolah tempat peneliti mengajar, membicarakan rencana penelitian yang akan dilakukan serta memohon kesediaan salah seorang teman guru sebagai teman sejawat untuk menjadi pengamat. Perencanaan tersebut disepakati bahwa pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 03 Februari 2014, peneliti mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan penelitian terutama RPP, lembar observasi guru dan siswa. Berdasarkan hasil tes awal diketahui bahwa kemampuan siswa dalam penjumlahan bilangan bulat secara klasikal masih sangat rendah dari 16 siswa yang tuntas secara klasikal hanya mencapai 18,75%. Data ini menunjukan bahwa pembelajaran penjumlahan bilangan bulat belum memenuhi ketuntasan klasikal yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan siswa masih lebih banyak bermain pada saat pembelajaran berlangsung atau tidak memperhatikan guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hasil Tindakan Siklus I Pada tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan pembelajaran yang melibatkan siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk pada mata pelajaran matematika dengan materi Penjumlahan Bilangan Bulat. Pelaksanaan tindakan siklus I ini, dilaksanakan pada hari senin, 03 Februari 2014 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahapan tindakan ini yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan tahap akhir yang mengacu pada RPP. Dari hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus I menunjukan bahwa dari 18 aspek aktifitas guru pada kegiatan belajar mengajar persentase capaian termasuk dalam kriteria baik yaitu 65,27%. Hal ini menunjukan bahwa besarnya persentase ini belum 205

dikatakan tuntas sehingga aspek-aspek aktifitas guru pada kegiatan belajar mengajar yang belum memenuhi kriteria baik diperbaiki dan dioptimalkan pada siklus II. Aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus I sudah termasuk dalam kategori cukup dengan skor sebesar 38 dari hasil maksimal 60, dan jika dipresentasikan sebesar 63,33% atau termasuk dalam kriteria cukup. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu adanya usaha peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran sehingga hasil yang diharapkan akan lebih baik dari yang sebelumnya. Pelaksanaan tindakan Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kegiatan selanjutnya memberikan tes evaluasi yang merupakan akhir dari siklus I. Tabel I. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus I No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor Tertinggi 75 2 Skor Terendah 40 3 Skor Rata - rata 60,62 4 Banyaknya Siswa Yang Tuntas 9 5 Persentase Ketuntasan Klasikal 56,25% 6 Persentase Daya Serap Klsikal 60,62% Berdasarkan Tabel 1 diatas nampak hasil belajar siswa pada siklus I yakni skor tertinggi adalah 75 dan skor terendah adalah 40 dan skor rata rata yang diperoleh adalah 60,62 yang terdiri dari 16 siswa. Banyaknya siswa yang tuntas belajar yakni 9 dengan persentase ketuntasan 56,25 dan daya serap klasikal 60,62. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD belum berhasil karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni 65% sehingga solusi yang ditempuh adalah melanjutkan tindakan ke siklus II. Berdasarkan hasil observasi hasil aktivitas siswa pada siklus I, hasil tes tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun hasil refleksi siklus I terlihat bahwa : Motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran masih kurang sehingga proses 206

pembelajaran masih di dominasi oleh guru, pada saat mengerjakan tugas, siswa masih terlihat banyak bercerita dengan teman sebangkunya, siswa belum bisa menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga solusi yang ditempuh adalah melanjutkan tindakan ke siklus II. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan perbaikan pada siklus II yang didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. pelaksanaan perbaikan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014. Berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun pada siklus II ini materi yang akan dipelajari yaitu tentang penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif. Observasi yang diamati terhadap aktifitas siswa yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan cara mengamati kegiatan siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.aktifitas guru pada kegiatan belajar mengajar siklus II tidak berbeda jauh dengan pengamatan pada siklus I hanya pada siklus II ini guru lebih mengoptimalkan pembelajaran dengan melihat kendala-kendala yang ada pada siklus I terutama pada saat belajar kelompok. Sehingga aktivitas guru dalam pembelajaran sudah termasuk dalam target capaian dengan skor sebesar 64 dari hasil maksimal 72 dan jika dipersentasekan sebesar 88,88% atau termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil tersebut maka tidak perlu dilakukan perbaikan, sebab target capaian yang di inginkan telah tercapai. Berdasarkan hasil pengamatan belajar kelompok. Aktifitas siswa memperoleh kriteria baik, kualitas aktifitas siswa dalam kelompok pada proses belajar mengajar memperoleh 90% dengan demikian maka aspek aspek aktifitas siswa pada kegiatan belajar mengajar telah sesuai dengan harapan sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan. Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II, kegiatan selanjutnya memberikan tes yang merupakan tes akhir dari siklus II. Tabel 2. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II No Aspek Perolehan Hasil 1 Skor Tertinggi 90 207

2 Skor Terendah 60 3 Skor Rata rata 77.5 4 Banyaknya Siswa Yang Tuntas 14 5 Persentase Ketuntasan Klasikal 87,5% 6 Persentase Daya Serap Klsikal 77,5% Berdasarkan Tabel 2 di atas nampak hasil belajar siswa pada siklus II yakni skor tertinggi 90 dan skor terendah 60 dan nilai rata-rata yang diperoleh 77,5 yaitu terdiri dari 16 siswa. Banyak siswa yang tuntas belajar yakni 14 orang persentase ketuntasan 87,5% dan daya serap klasikal 77,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah di tetapkan yakni 65%. Sehingga penelitian tindakan kelas ini tidak perlu di lanjutkan ke siklus selanjutnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil yang diperoleh siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang menekankan pada model kooperatif tipe STAD adalah cukup baik secara klasikal yang tuntas 87,5 % sementara 2 siswa masih mengalami kesulitan belajar. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan keseriusan siswa tersebut pada kegiatan belajar. Berdasarkan hasil tes akhir dan observasi pada pelaksanaan tindakan siklus II telah menunjukan peningkatan hasil belajar siswa yang maksimal di bandingkan hasil belajar siswa pada siklus I. Dengan demikian proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi Penjumlahan Bilangan Bulat di SDN Inpres Pandaluk. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan uraian pada siklus I, telah dilakukan beberapa tahapan yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan perbandingan hasil tes kemampuan awal siswa telah mengalami peningkatan yang cukup. Jika dilihat hasil pengamatan kegiatan siswa dri 15 indikator yang diamati (lihat lampiran 9). Hal ini dapat dideskripsikan bahwa secara klasikal siswa telah menunjukan sikap yang baik dalam proses belajar mengajar. Namun hasil yang diperoleh dalam proses pembelajaran dengan pemberian tes akhir pada masing-masing siswa belum 208

mencapai tingkat ketuntasan klasikal yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena pada saat diskusi berlangsung siswa masih banyak yang tidak memperhatikan atau siswa masih terlihat lebih banyak bercerita dangan teman sebangku. Dari hasil yang didapatkan pada siklus, masih ada 7 siswa yang belum tuntas dalam mengerjakan soal atau mendapat nilai dibawah 65.oleh karena itu dilakukan pembimbingan kembali kepada siswa yang belum tuntas untuk mengejar kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan pada kegiatan siklus I melalui tahapan-tahapan yang telah direncanakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi menunjukan hasil belajar yang masih rendah. Oleh karena itu, pada kegiatan siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran dengan berdasar pada penyebab rendahnya hasil belajar pada siklus I, yaitu pada saat pembelajaran berlangsung guru lebih melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran terutama pada saat belajar kelompok. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini diperoleh hasil kegiatan siswa secara klasikan mencapai nilai 54 dari skor maksimal 60 atau jika di persentasekan mencapai 90% dengan kategori sangat baik. Perbandingan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I dan II menunjukkan bahwa perhatian siswa telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 63,33% menjadi 90%. Hal ini berarti proses pembelajaran yang dilakukan telah menarik perhatian siswa yang implikasinya pada pencapaian hasil belajar yang optimal. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II mencapai nilai 64 atau 88,88%. Hal ini berarti mengalami peningkatan dari siklus I dengan nilai 47 atau 65,27% menjadi 64 atau 88,88%. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa serta analisis hasil penilaian minat belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria yang di tetapkan pada indikator kinerja. Dari hasil tersebut dapat di peroleh gambaran bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD yang di terapkan dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu alternatif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Siswa mendapatkan peluang besar untuk mengasah pengetahuan yang dimilikinya dan membantu siswa dalam mengembangkan potensi- 209

potensi yang di milikinya. Dari hasil analisis hasil penilaian akhir siklus I yang merupakan gabungan dari serangkaian penilaian di peroleh rata-rata kelas 60,62 dengan ketuntasan 56.25%. Sementara hasil yang di peroleh pada siklus II rata-rata kelas 77,5 dengan hasil ketuntasan 87.5%. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas menunjukan bahwa semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria yang yang telah ditentukan. Dengan demikian peningkatan yang terjadi pada serangkaian hasil penilaian untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu Penggunaan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam setiap pembelajaran kooperatif tipe STAD melibatkan siswa untuk berinteraksi dalam kelompok, dalam artian setiap siswa mempunyai tanggungjawab untuk memastikan bahwa kelompoknya telah mempelajari materi yang diberikan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan hasil yang diperoleh dan pembahasan yang ada maka penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dengan menerapkan model koopreratif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk pada materi penjumlahan bilangan bulat. 2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Pandaluk. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai hasil observasi terhadap aktifitas siswa pada siklus I sebesar 38 atau 63,33% dan aktifitas siswa pada siklus II dengan perolehan nilai sebesar 54 atau 90%. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dengan perolehan nilai sebesar 47 atau 65,27% dan hasil observasi pada siklus II sebesar 64 atau 88,88%. 210

3. Rata-rata kemampuan siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat pada kondisi awal 48,43 dengan tingkat ketuntasan klasikal 18,75%. Pada kegiatan siklus I, nilai ratarata kemampuan siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat sebesar 60,62 dengan ketuntasan klasikal 56,25Sedangkan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan siswa sebesar 77,5 dengan ketuntasan klasikal 87,5%. 4. Pelaksanaan pembelajaran dengan pedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah diperbaiki dengan penerapan model kooperatif tipe STAD berdampak positif bagi siswa. Saran Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas di SDN Inpres Pandaluk penulis mengemukakan saran sebagai berikut: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat diujicobakan pada kelas-kelas lain yang sejenis, perlu penulis lanjut untuk mengetahui materi-materi pembelajaran mana yang sesuai untuk menggunakan model kooperatif tipe STAD. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Jaeng, Maxinus. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Sekolah dengan cara Pembelajaran Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK). Diserta tidak diterbitkan. Surabaya : Program Pasca Sarjana : Universitas Negeri Surabaya. Majid Abdul, 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Posdakarya Trianto, 2007, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek Prestasi, Pustaka: Surabaya. ---------------, 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Class Room) Action Research), Jakarta: Prestasi Pustaka Raya 211

Usman, Mu, 1993. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Posdakarya 212