II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi Dan Siklus Hidup Kumbang Tanduk (O. rhinoceros) Hama O. rhinoceros dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

setelah peletakan dan menetas pada umur hari. Dalam penelitian yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

Segera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

II. TINJAUAN PUSTAKA. batang dan daun sedangkan generatif yang merupakan alat perkembangbiakan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Kumbang Sagu (Rhynchophorus, sp) Penyebab Kematian Tanaman Kelapa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan, tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

I. TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Struktur Akar dan Fungsinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. bulu-bulu atau sisik dari induknya. Tiap kelompok telur maksimum terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Dan Siklus Hidup Kumbang Tanduk (O. rhinoceros) Hama O. rhinoceros dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Ordo Family Sub family Genus Spesies : Animalia : Anthropoda : Insecta : Coleoptera : Scarabaeidae : Dynastinae : Oryctes : Oryctes rhinoceros Hama kumbang tanduk (O. rhinoceros) umumnya menyerang tanaman kelapa sawit muda. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun pertama hingga 69% dan menimbulkan kematian pada tanaman muda hingga 25% (Sudarmo, 1989). Kumbang ini menggerek jaringan pucuk melalui salah satu ketiak pelepah. Setelah masuk merusak pelepah daun yang belum terbuka. Seekor kumbang mampu tinggal satu minggu dan merusak 4 pelepah. Pada tanaman < 2 tahun sangat berbahaya karena dapat merusak titik tumbuh (Sudarmo, 1989). Gambar 1. Kumbang O.rhinoceros 5

Kumbang O. rhinoceros berwarna hitam, berukuran 35-45 mm. Tanduk kumbang jantan lebih panjang dibanding kumbang betina. Kumbang betina meletakkan telur pada sampah sampah, atau pucuk kelapa yang mati, atau pada bagian bagian lain yang berdiri tegak (Sudarmo, 1989). Tubuh kokoh berbentuk oval atau memanjang elytra tidak terlalu kasar,memiliki warna dan ukuran bervariasi namun lebih bayak dijumpai yang berwarna coklat kehitaman. Kumbang badak memiliki antena berbentuk benjolan gada panjang 8-11 ruas. Memiliki tanduk atau pronatum. Tanduk digunakan untuk melawan jantan lain selama musim kawin dan untuk mengali. Kumbang dewasa merupakan hewan noktural yang tertarik dengan cahaya. Betina meletakkan telur dekat daun-daun yang membusuk atau tempat-tempat tersembunyi. Dapat pula pada pangkal batang yang nantinya larva bertindak sebagai perusak akar,bentuk dewasa umumnya merupakan hama seperti tanaman kelapa sagu dan lain-lain (Sudarmo, 1989). Selain itu kumbang jantan juga dapat dilihat memiliki tanduk yang lebih panjang dari pada betina. Jantan dapat dibedakan lebih akurat dengan ujung ruas abdomen terakhir dimana betina memiliki rambut. Kemudian umur dari betina lebih panjang dari umur jantan. Imago betina mempunyai lama hidup 274 hari, sedangkan imago jantan mempunyai lama hidup 192 hari. Dengan demikian, satu siklus hidup hama ini dari telur sampai dewasa sekitar 6-9 bulan (Susanto, 2012). 6

Gambar 2. Siklus hidup O.rhinoceros a. Telur Telur kumbang tanduk O. rhinoceros berwarna putih kekuningan dengan diameter 3-4 mm. Bentuk telur biasanya oval kemudian mulai membengkak sekitar satu minggu setelah peletakan dan menetas pada umur 8-12 hari (Bedford, 1976). Kumbang tanduk betina dalam dalam satu siklus menghasilkan 30-70 butir (Sudarmo, 1989). Kumbang tanduk bertelur pada bahan organik yang telah dalam proses pelapukan. b. Larva Larva berkembang pada kayu lapuk, kompos dan pada hampir semua bahan organik yang sedang mengalami proses pembusukan dengan kelembapan yang cukup seperti rumpukan batang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit sebagai mulsa. Stadia larva O. rhinoceros terdiri dari 3 instar. Instar I berlangsung selama 10-21 hari, instar II berlangsung selama 12-21 hari, instar III berlangsung selama 60-165 hari. Larva O. rhinoceros selanjutnya berubah menjadi prepupa dan selanjutnya menjadi pupa (Susanto, 2012). 7

c. Pupa Menurut Kartasapoetra (1987) Larva terakhirnya mempunyai ukuran tubuh sekitar 10 sampai 12 cm, larva ini segera akan menuju permukaan tanah, dengan demikian pupa akan ada dalam tanah, biasanya sekitar lapisan permukaan. Kokon dibuatnya dari tanah yang dibuat dengan benang liurnya. Stadium pupa di daerah yang agak dingin rata-rata berlangsung 30 hari, sedang di daerah yang agak panas berlangsung sekitar 18 hari. Pupa jantan berukuran sekitar 3 sampai 5 cm. yang betina agak pendek. Pupa berwarna coklat kekuningan, berukuran 50 mm dengan waktu 17-28 hari (Bangun, 1991). d. Kumbang Kumbang tanduk berwarna coklat gelap sampai hitam, mengkilap, panjang 35-50 mm dan lebar 20-23 mm dengan satu tanduk yang menonjol pada bagian kepala. Kumbang jantan memiliki tanduk yang lebih panjang dari betina. Imago betina mempunyai lama hidup 274 hari, sedangkan imago jantan mempunyai lama hidup 192 hari. Dengan demikian satu siklus hama ini dari telur sampai dewasa sekitar 6-9 bulan (Sipayung dan Sudharto, 1990). Menurut Kartasapoetra (1987) Tiap induk mampu memproduksi telur sebanyak 35 sampai 140 butir, telur- telur tersebut akan diletakkan pada sampah, pada pucuk kelapa yang mati, pada kotoran di antara pelepah dan juga pada takiktakik tanaman kelapa. 8

B. Gejala Serangan Dan Tingkat Serangan Serangan dari hama O. rhinoceros ini bisa mengakibatkan kematian pada tanaman muda. Saat hama ini mengebor pucuk tanaman biasanya juga merusak bagian daun muda yang belum membuka (janur) sehingga pada waktu daun terbuka akan terlihat bekas potongan yang simetris yang berbentuk segitiga atau seperti huruf V. Akibatnya adalah mahkota daun tampak compang camping, sembraut, tidak teratur, serta tidak indah lagi. Kadang pelepah daunnya putus di tengah atau ujung daunnya rusak. Ada juga yang putus pada bagian pangkal pelepah daun akibat serangan hama tersebut (Pracaya, 2010). Menurut Sudarmo (1989) Ada beberapa tingkat serangan yang umum dikenal. Kumbang yang menyerang pucuk daun yang belum membuka, dapat menimbulkan gejala kipas bila kelak daun telah membuka. Apabila menyerang pangkal daun atau pelepah daun termuda yang belum membuka, pelepah tersebut terhambat pertumbuhannya atau mati karena patah. Apabila serangannya sampai pada titik tumbuhnya, tanaman tidak akan membentuk pupus baru dan biasanya tanaman mati. Menurut Lubis (2008) Kumbang membuat lubang pada pangkal pelepah daun muda terutama pada daun pupus. Makin muda bibit yang dipakai semakin mudah kumbang masuk kedalam. Kumbang akan bertahan didalam sampai menemukan pupus. Pelepah pupus akan terpotong dan menjadi layu di bagian atas dan pada situasi seperti ini pupus akan mudah di cabut dari pokok. Pupus baru yang muncul kemudian akan cacat dan terpotong pada kedua sisinya. Pada kondisi yang lebih parah adalah pupus muda keluar menyamping dan 9

membengkok kemudian baru tegak. Memang tidak mematikan tenaman tetapi pertumbuhannya sangat tertekan. Untuk memantau serangan maka perlu diamati tiap pokok atau sampel pokok untuk melihat luka atau keratan baru. C. Metode Pengendalian Pengendaliannya lebih diutamakan kepada pencegahan yaitu menghambat perkembangan larva pada media hidupnya (breeding site) atau mencegah dan mengurangi tempat peletakan telur. Hal ini dapat dilaksanakan misalnya seperti di bawah ini: 1. Memaksimalkan penanaman penutup tanah hinga batang tumbangan dapat segera tertutup. Sebelum batang tumbangan mulai membusuk hendaknya sudah tertutup. Untuk itu perlu dicari tanaman penutup tanah yang cepat menutup. Mucuna cochichinensis kecepatan menutupnya memang baik tetapi berumur pendek (7-8 bulan) sehingga batang yang telah membusuk itu akan terbuka kembali. Kombinasi Mucuna sp. Dengan jenis penutup tanah lainnya yang dapat menggantikan kedudukan Mucuna seperti Calopogonium caeruleum sangat dianjurkan. 2. Penghancuran batang dengan pembelahan secara mekanis dan membakarnya merupakan upaya yang baik sekali untuk menghilangkan media pembiakan (breeding site) sebelum penanaman namun biayanya akan mahal. Pembelahan batang sesudah penanaman akan merusak pertumbuhan kacangan. 10

3. Pemberian bahan pengusir seperti kapur barus yang diletakkan pada batang kelapa sawit yang mulai membusuk ternyata cukup baik untuk mengusirnya namun cara ini sulit pengontrolannya dan kurang efektif pada daerah yang banyak hujan (Lubis, 2008). Sedangkan untuk metode yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama O. rhinoceros adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian Kimiawi Pemberantasan secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif karbosulfan. Penyemprotan dikhususkan pada pucuk tanaman karena pada bagian ini paling disukai oleh kumbang. Aplikasi dapat dilakukan setiap 1-2 minggu (Susanto, 2010). 2. Pengendalian Mekanik Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan mengutip (hand picking) larva maupun kumbang. Larva dapat dikutip dengan membongkar tempat tempat yang merupakan sarang hama seperti tandan kosong kelapa sawit, rumpukan batang kelapa sawit, rumpukan serbuk gergaji kayu, kotoran berbagai hewan ternak dan bahan organik lain. Sedangkan kumbang dapat diperoleh dengan mencucukkan kawat berpancing kedalam lubang gerekan pada pelepah (Susanto, 2010). 11

3. Pengendalian Hayati Pengendalian hayati dilakukan dengan menggunakan bantuan senjata biologis, yakni dengan memanfaatkan agensia pengendali hayati atau bisa disebut musuh alaminya. Musuh alami O. rhinoceros adalah berbagai macam mikroorganisme, antara lain adalah jamur entomopatogen Metarrhizium anisopliae yang dapat menyebabkan mumifikasi pada larva serta Bacolovirus yang dapat menyebabkan kematian pada larva maupun kumbang (Susanto, 2010). 4. Pengendalian Nabati Menurut Alamprabu (2013) Pestisida Nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida. Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Pestisida nabati mempunyai keunggulan dan kelemahan yang diuraikan sebagai berikut: Keunggulan pestisida nabati adalah : 1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat. 2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. 12

3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa. 4. Menghambat reproduksi serangga betina. 5. Racun syaraf. 6. Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga 7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga. 8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri. Kelemahan pestisida nabati : 1. Daya kerjanya relatif lambat. 2. Tidak tahan terhadap sinar matahari. 3. Kurang praktis. 4. Tidak tahan disimpan. 5. Kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang. D. Tanaman Sirsak (Annona muricata L.) a. Morfologi Tanaman Menurut Alamprabu (2013) Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata L.) adalah tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah danamerika Selatan. Sirsak dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat keasaman (ph) antara 5-7. Jadi, tanah yang sesuai adalah tanah yang agak asam sampai agak alkalis. Ketinggian tempat antara 100-1.000 m di atas permukaan laut lebih cocok untuk tamanan sirsak. 13

Pada daerah dengan ketinggian 1.000 di atas permukaan laut tanaman sirsak enggan tumbuh dan berbuah. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak adalah 22-320C. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman sirsak antara 1.500 3.000 mm/tahun. Secara morfologis, tanaman sirsak terdiri dari: Daun Berbentuk bulat panjang, daun menyirip, berwarna hijau muda sampai hijau tua, ujung daun meruncing, dan permukaan daun mengkilap.bunga tunggal, dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga dinamakan bunga berpistil majemuk. Bagian bunga tersusun secara hemicyclis, yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral atau terpencar. Mahkota bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih putihan, dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya. Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah). Bunga keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon. Bunga umumnya sempurna (hermaprhodit). Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja yang terdapat pada satu pohon. Bunga melakukan penyerbukan silang, karena umumnya tepung sari matang terlebih dahulu sebelum putiknya reseptif. Gambar 3. Tanaman Sirsak (Annona muricata L.) 14

b. Klasifikasi Tanaman Sistematika dari tumbuhan sirsak adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Polycarpiceae Famili : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata L. c. Kandungan Aktif Daun Sirsak Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia lainnya termasuk annonain dan resin serta Annonaceous acetogenins. Selain itu pada daun sirsak terdapat beberapa senyawa acetogenin, seperti asimin, bulatacin dan squamosin, jika digunakan dengan konsentrasi tinggi, senyawa acetogonin bisa berfungsi sebagai antifedant, sedangkan jika senyawa ini digunakan dalam konsentrasi rendah, bisa menjadi racun perut yang sangat ampuh untuk membunuh serangga (Alamprabu, 2013.) E. Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) a. Morfologi Tanaman Menurut Prasetyo (2013) Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur dan bukan berasal dari bibit cabutan. Tanaman dari bibit cabutan terkadang mengalami gangguan kerusakan akar. Jenis akar tunggang pada tanaman tembakau yang subur terkadang dapat tumbuh sepanjag 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut dan 15

bulu-bulu akar. Pertumbuhan akar yang lurus,berlekuk, baik pada akar tunggang maupun pada akar serabut. Banyak sedikitnya perakaran tergantung pada berbagai macam faktor. Bila pengolahan tanah baik, akar adventif terdapat pada kedalaman 1 cm-30 cm. Akar tumbuh terbanyak pada kedalaman lapisan tanah 15-20 cm dari permukaan tanah atas (top soil). Pada pertumbuhan yang normal, batang tembakau dapat tumbuh tegak dengan bantuan ajir (lanjaran). Tembakau bawah naungan dapat mencapai ketinggian 4 m karena tanaman mempunyai sifat etiolasi. Batang ada yang bercabang, Biasanya, tanaman tembakau akan bercabang apabila bagian titik tumbuhnya terputus (mengalami gangguan saat memasang ajir), sehingga merangsang pertumbuhan tunas tunas baru. Apabila bagian batang dibelah di dalamnya terdapat empelur. Daun tembakau sangat bervariasi, ada yang berbentuk ovalis, obolongus, orbicularis, dan ovatus. Daun-daun tersebut mempunyai tangkai yang menempel langsung pada bagian batang. Jumlah daun yang dapat dimanfaatkan (dipetik) dalam setiap batangnya dapat mencapai 32 helai daun. Ukuran besar kecilnya daun dan tebal tipisnya berbeda-beda, tergantung jenis daun dan varietas yang ditanam, kesuburan tanah dan pengolahan. Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk malai, masing masing seperti terompet dan mempunyai bagian antara lain Kelopak bunga, Mahkota bunga, Bakal buah, dan Kepala putik 16

Biji tanaman tembakau mempunyai fungsi generatif, untuk perkembang biakan tanaman. Biji tembakau sangat kecil sehingga dalam 1cm3 dengan berat kurang lebih 0,5 g berisi sekitar 6.000 butir biji. Setiap batang dapat menghasilkan 2 g biji. b. Klasifikasi Tanaman Gambar 4. Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) Sistematika dari tanaman tembakau adalah sebagai berikut: Kelas Ordo Familia Subfamilia Genus Spesies : Dicotyledoneae : Persontae : Solanaceae : Nicotianae : Nicotiana : Nicotiana tabacum c. Kandungan Aktif Daun Tembakau Daun tembakau mengandung saponin, flavonida dan politenol dan mengandung zat alkaloid nikotin yang sangat ampuh untuk membasmi serangga. Zat ini juga digunakan sebagai bahan utama insektisida. 17