1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMA NEGERI 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di Kabupaten Semarang. Setiap sekolah dan lembaga pendidikan memiliki program-program pendidikan yang disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pembelajaran. Perkembangannya kurikulum di Indonesia telah berkembang berkali-kali mulai dari kurikulum CBSA, kurikulum 1994, kurikulum KBK, kurikulum 2004 dan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing- masing satuan pendidikan : tujuan, struktur dan muatan, kalender pendidikan, silabus, dan standart ketuntasan pada satuan pendidikan. 1 SMA NEGERI 1 Tengaran memiliki tiga jurusan yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Untuk kelas XI jurusan IPA dan jurusan IPS terdiri dari empat kelas dan jurusan bahasa terdiri satu kelas. Mata Pelajaran Ekonomi untuk kelas XI jurusan IPS diampu oleh Setiyana, BA. Pendidikan IPS merupakan bagian dari kurikulum SMA NEGERI 1 Tengaran yang memuat mata pelajaran sosiologi, ekonomi, sejarah dan geografi. 1 Sadun Akbar, Hadi Sriwiyana, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS (Cipta Media:Yogyakarta,2011), hal. 2
2 Tujuan pendidikan IPS adalah untuk membantu tumbuhnya pola berfikir ilmuwan social, mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi social masyarakat dalam rangka membantu tumbuhnya warga negara yang baik. 2 Mata pelajaran ekonomi merupakan bagian dari pendidikan IPS yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.. Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Perekonomian, 2. Ketergantungan, 3. Spesialisasi dan pembagian kerja, 4. Perkoperasian, 5. Kewirausahaan, 6. Akuntansi dan manajemen. 3 Dalam mata pelajaran ekonomi berkaitan erat dengan lingkungan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu guru harus bisa merangsang peserta didik untuk aktif dan menumbuhkan kesadaran sosial dalam segala aspek kehidupannya. Guru tidak hanya sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa saja tetapi harus memiliki tujuan agar peserta didik memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan keluarga, masyarakat dan negara. Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 2 Rudi Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi Konsep dan Aplikasi, (Alfabeta, Bandung:2011), hal.26. 3 Sapriya, Pendidikan IPS, (Remaja Rosdakara,Bandung:2009), hal. 213.
3 a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan maalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, massyarakat, dan negara. b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. c. Membentuk ikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri endiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. d. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai social ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. 4 Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut guru harus memiliki kualitas kinerja yang baik, karena guru merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan dasar mengajar. Dasar metodologis mengajar : 1. Metode-metode mempelajari siswa 2. Disiplin dan penguasaan 3. Memberi motivasi 4. Menciptakan suasana mendukung. 5 Guru perlu mengetahui dan menguasai strategi pembelajaran dan metode pengajaran apa yang tepat untuk mata pelajaran ekonomi. Pemilihan metode pembelajaran perlu disesuaiakan dengan situasi dan kondisi siswa serta karakteristik dari indikator yang hendak dicapai.. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan beberapa hal yaitu : 4 Rudi Gunawan, Op. Cit. hal.81. 5 Abdul Aziz Wahab, Metode dan model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (Alfabeta, Bandung:2007), hal.24.
4 1. Tujuan pembelajaran 2. Sifat materi pembelajaran 3. Ketersediaan fasilitas 4. Kondisi peserta didik 5. Alokasi waktu yang tersedia 6 Selama ini pelajaran Ekonomi, di SMA NEGERI 1 Tengaran proses belajar yang dilakukan didominasi metode ceramah bervariasi dan siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajran. Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas masih tergolong rendah. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak siswa yang pasif atau sibuk dengan kegiatannya sendiri, mengobrol dengan teman sebangku, siswa tidak aktif bertanya, melamun dan asyik bermain HP. Selain itu berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi SMA 1 Tengaran kelas XI IPS-3 hasil belajar siswa tergolong rendah. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian yang nilainya di atas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 71 sejumlah 16 siswa (enam belas) dari 32 siswa yang ikut ulangan harian, dengan rata-rata 65,0 hanya 50% yang mencapai nilai tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang dipakai tidak tepat karena tidak bisa mengaktifkan siswa. Metode mengajar yang tepat haruslah memperhatikan kemauan, dorongan, minat, potensi dan kemampuan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam suatu proses pengajaran. Karena ketepatan pemilihan metode berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 6 Rudi Gunawan, Op. Cit. hal.85
5 Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. 7 Salah satu upaya perbaikan pembelajaran menurut Richard Arends untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Menurut Richard Arends dalam buku Rudy Gunawan telah memiliki enam model yang bila dipelajari dengan baik dapat memenuhi kebutuhan banyak guru, model-model tersebut adalah : Berpusat pada guru 1. Presentasi atau ceramah yang merupakan strategi pengajaran interaktif yang dirancang untuk membantu siswaw memperoleh wujud pengetahuan yang terorganisir. 2. Pengajaran langsung yang merupakan salah satu strategi pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan dan kemampuan dasar yang dibutuhkan siswa pada pembelajaran berikutnya. 3. Pengajaran konsep yaitu memberikan kategori yang diilustrasikan melalui contoh positif dan negatif. Berpusat pada siswa 4. Pembelajaran kooperatif, merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa. 5. Pembelajaran berbasis masalah, yang dirancang untuk mengajarkan kemampuan pemecahan masalah dan penelitian dengan memanfaatkan masalah sebagai fokal point untuk keperluan investigasi dan penelitian siswa. 6. Diskusi kelas, merupakan strategi pengajaran yang memanfaatkan interaksi guru-siswa dan siswa-siswa sebagai kendaraan utama untuk mencapai tujuan pembelajaran tingkat tinggi. 8 7 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Bumi Aksara:Jakarta,2006), hal. 16. 8 Rudi Gunawan, Oc. Cit. hal.83
6 Salah satu upaya perbaikan pembelajaran untuk memperbaiki rendahnya aktivitas dan hasil belajar adalah dengan menggunakan metode kooperatif yang merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran, mengerjakan tugas atau masalah tertentu yang diberikan guru. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Model pembelajaran kooperatif digunakan untuk mencapai hail belajar berupa prestai akademik, tolerani, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan social. 9 Metode pembelajaran kooperatif sangat bervariatif. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, Think pair Shared, Numbered heads Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match, Listening Team, Inside Outside Circle, Bamboo Dancing, Point Counter Point, The power Of Two dll. 10 Tipe NHT diperkenalkan oleh Spencer Kagen tahun 1992. NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. 11 9 Agus Suprijono, Cooperative learning teori dan aplikai paikem, (Pustaka Belajar,Yogyakarta:2009), hal.61. 10 Ibid. hal. 89 11 http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head- together/ (diunduh tanggal 13 Januari 2013, 10:04).
7 Tipe ini berpusat pada siswa dalam memahami bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut dengan mengerjakan soal/latihan/masalah secara berkelompok. Olehm karena itu tipe ini diusulkan untuk dapat memecahkan masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim dengan tiga langkah yaitu : a) Pembentukan kelompok; b) Diskusi masalah; c) Tukar jawaban antar kelompok 12 Model pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. 1.2. Permasalahan dan Usulan Tindakan Pemecahan Masalah Seharusnya dalam pelaksanaan pembelajaran berlangsung efektif dengan melibatkan peserta didik turut serta mencurahkan gagasan, ide dan pikirannya di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran guru diharuskan dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya antusiasme siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan motivasi dalam belajar dan mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami isi materi pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang memuaskan. 12 Ibid., http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numberedhead-together/.
8 Senyatanya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tengaran masih didominasi metode ceramah. Metode ceramah seringkali membuat siswa merasa bosan dan tidak antusias mengikuti pelajaran. Hal ini diperhatikan dari perilaku siswa selama di dalam kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Selama kegiatan belajar mengajar ada siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas, seperti berbicara sendiri dengan temannya, tidur di kelas, bermain HP, membaca komik dll sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2. Hanya beberapa siswa tertentu saja yang aktif bertanya, dan yang lain tidak menghiraukan apa yang disampaikan guru. 3. Ada siswa suka membentuk kelompoknya sendiri. Siswa perempuan dengan anak perempuan duduk bergerombol untuk bergosip, sedangkan anak laki-laki membuat kelompok sendiri duduk di belakang. 4. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Tengaran kelas XI IPS-3 hasil belajar siswa tergolong rendah. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian yang nilainya di atas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 71 sejumlah 16 siswa (enam belas) dari 32 siswa yang ikut ulangan harian, dengan rata-rata 65,0 hanya 50% yang mencapai nilai tuntas.
9 Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian adalah apakah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mendiskripsikan pengertian devisa, fungsi devisa, sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tengaran Tahun ajaran 2012/2013 dikarenakan metode yang digunakan tidak tepat? usulan tindakannya peneliti ingin membuktikan apakah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together) dapat meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mendiskripsikan pengertian devisa, fungsi devisa, sumbersumber devisa dan tujuan penggunaannya kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tengaran Tahun ajaran 2012/2013? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) pada mata pelajaran ekonomi dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tengaran.
10 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan diharapkan mempunyai manfaat : a. Manfaat bagi siswa Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together) diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi dapat meningkat. b. Manfaat bagi guru Metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together) dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran Ekonomi serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi atau hasil belajar mata pelajaran ekonomi. c. Sekolah Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa, maka secara otomatis meningkatkan mutu atau kualitas sekolah, Karena hasil belajar adalah salah satu cerminan kemajuan suatu sekolah. Dan hal ini akan menambah kepercayaan masyarakat akan mutu sekolah.