ANALISIS KEMUNGKINAN PENGGUNAAN PERSAMAAN LINEAR MATEMATIKA SEBAGAI KUNCI PADA MONOALPHABETIC CIPHER

dokumen-dokumen yang mirip
Modifikasi Pergeseran Bujur Sangkar Vigenere Berdasarkan Susunan Huruf dan Angka pada Keypad Telepon Genggam

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

Analisis Kriptografi Klasik Jepang

Modifikasi Nihilist Chiper

PENERAPAN METODA FILE COMPRESSION PADA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

Teknik Substitusi Abjad Kriptografi - Week 2

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

Enkripsi Pesan pada dengan Menggunakan Chaos Theory

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI

ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

Studi dan Analisis Mengenai Aplikasi Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Penanganan Kolisi pada Fungsi hash dengan Algoritma Pengembangan Vigenere Cipher (menggunakan Deret Fibonacci)

Vigènere Cipher dengan Pembangkitan Kunci Menggunakan Bilangan Euler

Modifikasi Vigenère Cipher dengan Metode Penyisipan Kunci pada Plaintext

Integrasi Kriptografi Kunci Publik dan Kriptografi Kunci Simetri

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

Modifikasi Playfair Chiper Dengan Kombinasi Bifid, Caesar, dan Transpositional Chiper

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI

Pengembangan Vigenere Cipher menggunakan Deret Fibonacci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN KEMBALI KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN MELAKUKAN MODIFIKASI METODE-METODE KRIPTOGRAFI YANG ADA

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Enkripsi-Pembangkit Kunci Bergeser

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab

Penerapan Metode Enkripsi Vigenere Cipher dalam Pengamanan Transaksi Mobile Banking

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci

PENERAPAN KRIPTOGRAFI DAN GRAF DALAM APLIKASI KONFIRMASI JARKOM

Cipher yang Tidak Dapat Dipecahkan (Unbreakable Cipher)

Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima

Modifikasi Cipher Block Chaining (CBC) MAC dengan Penggunaan Vigenere Cipher, Pengubahan Mode Blok, dan Pembangkitan Kunci Berbeda untuk tiap Blok

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB III PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

Penggunaan Transformasi Matriks dalam Enkripsi dan Dekripsi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang,

Analisa Perbandingan Algoritma Monoalphabetic Cipher Dengan Algoritma One Time Pad Sebagai Pengamanan Pesan Teks

Hill Cipher & Vigenere Cipher

3D Model Vigenere Cipher

Algoritma Kriptografi Kunci Publik. Dengan Menggunakan Prinsip Binary tree. Dan Implementasinya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. dapat dirasakan hampir di setiap bidang kehidupan. Salah

Teknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknik Kriptanalisis Linier

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

tidak boleh bocor ke publik atau segelintir orang yang tidak berkepentingan Pengirim informasi harus merahasiakan pesannya agar tidak mudah diketahui

APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract

Vigènere Transposisi. Kata Kunci: enkripsi, dekripsi, vigènere, metode kasiski, known plainteks attack, cipherteks, plainteks 1.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Vigènere Cipher Dengan Kunci Substitusi Inkremental Berdasarkan Caesar Cipher

PENERAPAN ALGORITMA CAESAR CIPHER DAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER DALAM PENGAMANAN PESAN TEKS

Studi dan Implementasi Algoritma Inverse Generator Cipher

Penyamaran Plainteks pada Algoritma Vigenere Chiper StegaVig Makalah IF5054 Kriptografi

Analisis Penggunaan Algoritma RSA untuk Enkripsi Gambar dalam Aplikasi Social Messaging

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN METODE VIGENERE DAN AFFINE UNTUK PESAN RAHASIA

H-Playfair Cipher. Kata Kunci: H-Playfair cipher, playfair cipher, polygram cipher, kriptanalisis, kriptografi.

Penerapan Matriks dalam Kriptografi

Studi dan Implementasi Sistem Kriptografi Rabin

TRIPLE STEGANOGRAPHY

Kriptografi Simetris Dengan Kombinasi Hill cipher Dan Affine Cipher Di Dalam Matriks Cipher Transposisi Dengan Menerapkan Pola Alur Bajak Sawah

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL M O D U L 1 P R A T I K U M CRYPTOGRAPHY PENYUSUN

Teknik Kriptografi Hill Cipher Menggunakan Matriks

Serangan (Attack) Terhadap Kriptografi

Studi Perbandingan ORYX Cipher dengan Stream Cipher Standard

Security Sistem Informasi.

PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER

IMPLEMENTASI ALGORITMA VIGENERE CIPHER DAN RIVEST SHAMMER ADLEMAN (RSA) DALAM KEAMANAN DATA TEKS

Vigenere Minimum-Prime Key-Adding Cipher

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Menggunakan Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya

Perbandingan Germany Enigma Machine dengan Japanese Purple Machine

PENGAMANAN MENGGUNAKAN METODE VIGENERE CIPHER

Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati

MAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK

Tipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2)

Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari

Streamed Key Vigenere Cipher : Vigenere Cipher Menggunakan Penerapan Metode Pembangkitan Aliran Kunci

Rancangan Algoritma Kriptografi Boink2 Berbasis Subtitusi Karakter

ANALISA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIANGLE CHAIN PADA PENYANDIAN RECORD DATABASE

Security Chatting Berbasis Desktop dengan Enkripsi Caesar Cipher Key Random

Cipher Subtitusi Abjad Tunggal dengan Penyamarataan Frekuensi Hasil Enkripsi

Penerapan Mode Blok Cipher CFB pada Yahoo Messenger

Aplikasi Kriptografi dengan Menggunakan Algoritma Vigenere Cipher dan Implementasi Steganografi Least Significant Bit (LSB) pada Matlab R2013a

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi

Aplikasi Perkalian dan Invers Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

STUDI MODEL KRIPTOGRAFI KLASIK (Review)

Studi dan Perbandingan Berbagai Macam Algoritma Cipher Transposisi

PROGRAM APLIKASI KRIPTOGRAFI PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER (Rivalri Kristianto Hondro, M.Kom.) NIDN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Implementasi Vigenere Chiper Kunci Dinamis dengan Perkalian Matriks

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

Transkripsi:

ANALISIS KEMUNGKINAN PENGGUNAAN PERSAMAAN LINEAR MATEMATIKA SEBAGAI KUNCI PADA MONOALPHABETIC CIPHER ARIF NANDA ATMAVIDYA (13506083) Program Studi Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40132 email: 1f16083@students.if.itb.ac.id Abstraksi Monoalphabetic cipher atau biasa disebut sebagai cipher abjad tunggal tergolong dalam algoritma kriptografi klasik dimana setiap huruf dalam plaintext diganti dengan satu huruf lain yang bersesuaian. Untuk menyimpan kunci yang memetakkan huruf dalam plaintext ke ciphertext tersebut dipergunakan suatu tabel yang biasa disebut sebagai tabel substitusi. Dalam prakteknya, penggunaan tabel substitusi dipandang kurang praktis dan efisien terkait dengan proses pendistribusian kunci (kunci dikirim bersama dengan ciphertext), dan setiap kali membuat pesan rahasia seringkali orang zaman dahulu membuat tabel substitusi baru. Salah satu contoh dari monoalphabetic cipher yang sudah banyak dikenal ialah Caesar cipher. Algoritma ini telah memanfaatkan persamaan linear matematika sederhana, dan tidak bergantung sepenuhnya terhadap tabel substitusi. Dalam makalah kriptografi ini, penulis akan menganalisis kemungkinan pemanfaatan persamaan matematika yang lebih kompleks dari persamaan matematika pada Caesar cipher, tetapi tetap pada lingkup persamaan linear, apakah bisa diterapkan sepenuhnya sebagai pengganti tabel substitusi pada monoalphabetic cipher. Kata kunci : monoalphabetic cipher, cipher abjad tunggal, persamaan linear, tabel substitusi, enkripsi, dekripsi. 1. Pendahuluan Monoalphabetic cipher atau biasa disebut sebagai cipher abjad tunggal tergolong dalam algoritma kriptografi klasik dimana setiap huruf dalam plaintext diganti dengan satu huruf lain yang bersesuaian. Untuk menyimpan kunci yang memetakkan huruf dalam plaintext ke ciphertext tersebut dipergunakan suatu tabel yang biasa disebut sebagai tabel substitusi. Tabel substitusi tersebut biasanya disertakan bersama dengan pesan rahasia, sehingga dapat didekripsi oleh si penerima, atau jika tidak, si penerima telah memiliki salinan tabel substitusi dari pesan terdahulu yang diterima. Namun demikian, pemanfaatan tabel substitusi tersebut memiliki banyak kendala, antara lain : Pengiriman tabel substitusi yang disertakan dengan pesan rahasia tidak efektif dan efisien, bisa saja ketika pesan tersebut disadap oleh pihak tak berkepentingan, pihak tersebut dapat mendekripsi sendiri dengan menggunakan tabel substitusi tersebut. Proses pembangkitan kunci secara acak (random) pada tabel substitusi juga membutuhkan waktu. Untuk menjamin validitas tabel, sebaiknya setiap kali mengirim pesan digunakan tabel substitusi baru. Dari kendala-kendala di atas, penulis ingin menganalisis kemungkinan pemanfaatan persamaan linear matematika untuk membangkitkan kunci pada monoalphabetic cipher serta bagaimana hubungan persamaan linear matematika tersebut terhadap keberadaan tabel substitusi. 2. Kajian Literatur a. Tabel Substitusi Monoalphabetic cipher memanfaatkan tabel substitusi sebagai pengingat padanan huruf pada

plaintext dan ciphertext. Untuk mendapatkan padanan huruf tersebut, biasanya dilakukan pemilihan secara acak terhadap dua puluh enam huruf yang ada, tanpa ada huruf yang mengalami pengulangan. Contoh tabel substitusi : A D H S O R V H B I I Y P J W L C Q J K Q A X C D M K V R U Y N E T L O S W Z G F B M F T P G Z N E U X Dengan demikian, maka jumlah maksimal kunci yang didapatkan dari algoritma monoalphabetic cipher ini sebanyak : 26! = 403.291.461.126.605.635.584.000.000 b. Persamaan Matematika Walaupun begitu, Caesar cipher yang telah dikenal luas yang masih tergolong dalam monoalphabetic cipher telah menggunakan persamaan matematika, namun masih sangat sederhana. c i = p i + k dimana ci = abjad ciphertext pi = abjad plaintext k = konstanta 0 Persamaan matematika tersebut di atas hanya melakukan pergeseran abjad plaintext sebesar konstanta, dimana konstanta berlaku untuk semua huruf pada plaintext. Akibatnya, jika nilai konstanta diketemukan oleh kriptanalis, maka semua huruf ciphertext dapat dengan mudah didekripsi. Dalam ilmu matematika, terdapat dua buah persamaan yang penting, yaitu persamaan linear dan persamaan kuadrat, perbedaannya terletak pada bilangan pangkat tertinggi (orde) variabel peubah. y = ax + b (persamaan linear) contoh : y = x + 4; y = 2x + 6; y = 3x 1; y = ax 2 + bx + c (persamaan kuadrat) contoh : y = x 2 + 2x 1; y = x 2 9; y = 2x 2 3x + 5; Dalam pengujian dan analisis makalah ini, persamaan linear lah yang akan diuji coba untuk diterapkan pada algoritma monoalphabetic cipher, serta dianalisis lebih lanjut apakah dapat menghasilkan kunci yang lebih efektif dan efisien atau tidak. 3. Pengujian Persamaan linear : y = ax + b Dalam pengujian kali ini, a dan b didefinisikan sebagai konstanta, x adalah variabel huruf (abjad) plain, dan y atau f(x) ialah abjad cipher yang dihasilkan. a. Pengujian terhadap konstanta a Dalam pengujian pertama ini, coba digunakan sampel beberapa persamaan linear yang memiliki nilai konstanta a (pada persamaan y = ax + b) yang berbeda, misalnya y = 2x + 1; y = 3x + 1; y = 4x + 1; dan y = 5x + 1. Tabel Padanan Abjad dengan Numerik A 1 I 9 Q 17 Y 25 B 2 J 10 R 18 Z 26 C 3 K 11 S 19 D 4 L 12 T 20 E 5 M 13 U 21 F 6 N 14 V 22 G 7 O 15 W 23 H 8 P 16 X 24 Sampel 1 : y = 2x + 1 Untuk abjad A : y = 2x + 1 y = 2(1) + 1 = 3 C

Abjad B : y = 2x + 1 y = 2(2) + 1 = 5 E Dengan cara menghitung satu-persatu semua huruf, maka didapatkan abjad cipher yang merupakan padanan huruf plain seperti pada tabel berikut ini : Substitusi abjad untuk y = 2x + 1 A C I S Q I Y Y B E J U R K Z A C G K W S M D I L Y T O E K M A U G F M N C V S G O O E W U H G P G X W Dari pengujian persamaan y = 2x + 1 terlihat bahwa abjad cipher C, E, G, I, K, dan seterusnya muncul sebanyak 2 kali, artinya kunci yang dihasilkan tidak bersifat unik, dan akan sulit jika diterapkan pada monoalphabetic cipher. Kemudian, akan diuji coba kembali untuk beberapa persamaan linear matematika lain dengan nilai a (pada persamaan y = ax + b) yang berbeda. Sampel 2 : y = 3x + 1 Substitusi abjad untuk y = 3x + 1 G V O T W R Dari pengujian terhadap persamaan y = 3x + 1, tidak terjadi satu pun pengulangan abjad cipher, artinya kunci bersifat unik dan dapat diterapkan pada monoalphabetic cipher. Sampel 3 : y = 4x + 1 Substitusi abjad untuk y = 4x + 1 A E I K Q Q Y W B I J O R U Z A C M K S S Y D Q L W T C E U M A U G F Y N E V K G C O I W O H G P M X S Dari pengujian terhadap persamaan y = 4x + 1, terjadi pengulangan abjad cipher sebanyak 2 kali. Sampel 4 : y = 5x + 1 Substitusi abjad untuk y = 5x + 1 A F I T Q H Y V B K J Y R M Z A C P K D S R D U L I T W E Z M N U B F E N S V G G J O X W L H O P C X Q Dari pengujian terhadap persamaan y = 5x + 1 tersebut, tidak terjadi satu pun pengulangan abjad cipher. b. Pengujian Terhadap Konstanta b Dalam pengujian kedua ini, coba digunakan sampel beberapa persamaan linear yang memiliki nilai konstanta b (pada persamaan y = ax + b) yang berbeda, misalnya y = 3x + 1 (sudah diuji di sampel 2); y = 3x + 2 dan y = 3x + 3. Hasil Sampel 2 : y = 3x + 1 (telah diuji sebelumnya) Substitusi abjad untuk y = 3x + 1

G V O T W R Sampel 5 : y = 3x + 2 Substitusi abjad untuk y = 3x + 2 A E I C Q A Y Y B H J F R D Z B C K K G S G D N L L T J E Q M O U M F T N R V P G W O U W S H Z P X X V Dari pengujian terhadap persamaan y = 3x + 2 tersbut, tidak terjadi satu pun pengulangan abjad cipher. Sampel 6 : y = 3x + 3 Substitusi abjad untuk y = 3x + 3 A F I D Q B Y Z B I J G R E Z C C L K J S H D O L M T K E R M P U N F U N S V Q G X O V W T H A P Y X W Dari pengujian terhadap persamaan y = 3x + 3 tersbut, tidak terjadi satu pun pengulangan abjad cipher. c. Pengujian Terhadap Caesar Cipher Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Caesar cipher merupakan contoh monoalphabetic cipher dengan konstanta a (pada persamaan y = ax + b) bernilai satu. Pengujian ini bertujuan membuktikan kembali validitas Caesar cipher sebagai bagian dari monoalphabetic cipher yang menggunakan persamaan linear sederhana. Caesar cipher : y = x + b Sampel 7 : y = x + 3 Substitusi abjad untuk y = x + 3 A D I L Q T Y B B E J M R U Z C C F K N S V D G L O T W E H M P U X F I N Q V Y G J O R W Z H K P S X A Dari pengujian terhadap persamaan Caesar cipher y = x + 3, sudah bisa ditebak tidak terjadi satu pun pengulangan abjad cipher. 4. Analisis dan Pembahasan Setelah melakukan pengujian terhadap ke-6 sampel yang berbeda, maka didapat hasil sebgai berikut : Sampel 1 : y = 2x + 1 gagal Sampel 2 : y = 3x + 1 berhasil Sampel 3 : y = 4x + 1 gagal Sampel 4 : y = 3x + 1 berhasil Sampel 5 : y = 3x + 2 berhasil Sampel 6 : y = 3x + 3 berhasil Sampel 7 : y = x + 3 (Caesar cipher) berhasil gagal abjad cipher yang didapatkan tidak bersifat unik (ada pengulangan) berhasil abjad cipher yang didapatkan bersifat unik (tidak ada pengulangan) Setelah diamati dari sampel, jelas terlihat bahwa persamaan linear yang berhasil terdiri dari persamaan-persamaan yang memiliki konstanta a (pada y = ax + b) bernilai ganjil, semisal y = x + 3; y = 3x + 1; y = 3x + 2; y = 3x + 3; dan y = 5x + 1. Sedangkan persamaan yang gagal memiliki konstanta a bernilai genap y = 2x + 1; dan y = 4x + 1;

Setelah melihat ketercapaian penggunaan persamaan linear sebagai kunci monoalphabetic cipher, dimana didapat persamamaan linear dengan konstanta a bernilai genap dianggap valid (sementara), maka timbul permasalahan bagaimanakah cara melakukan enkripsi dan dekripsi. a. Proses Enkripsi Jika kita sudah mendapatkan kunci yang bersifat unik, harusnya proses enkripsi bisa dilakukan dengan mudah. Plaintext : Aku anak sehat tubuhku kuat Substitusi abjad untuk y = 3x + 1 G V O T W R Dengan melakukan substitusi abjad plain satupersatu, didapat ciphertext : Dhl dqdh fpydi ilglyhlj hldi b. Proses Dekripsi Ciphertext : Dhl dqdh fpydi ilglyhlj hldi Dari ciphertext di atas, akan coba didekripsi satu-persatu hurufnya. D : 4 = 3x + 1; x = 1 A H : 8 = 3x + 1; x = 7/3? L : 12 = 3x + 1; x = 11/3? Q : 17 = 3x + 1; x = 16/3? Sehingga didapat keseluruhan plaintext : A?? a?a??eha?????h?c??a? Tentu saja, plaintext yang didapatkan sangat jauh dari harapan. Namun jika setelah mendapatkan kunci yaitu y = 3x + 1, lalu disusun tabel substitusi maka dapat diperoleh hasil yang benar. Kunci : y = 3x + 1 Substitusi abjad untuk kunci y = 3x + 1 G V O T W R Maka dapat diperoleh plaintext : Aku anak sehat tubuhku kuat 5. Kesimpulan Dari analisis dan pemabahasan yang telah dilakukan, didapat kesimpulan : a. Persamaan linear dapat dipergunakan sebagai kunci untuk algoritma monoalphabetic cipher asalkan memiliki konstanta a bernilai 1. y = ax + b; dimana a bilangan ganjil b. Proses enkripsi dapat langsung dilakukan tanpa perlu adanya tabel substitusi lagi. c. Jika proses dekripsi dilakukan secara langsung dari ciphertext tanpa tabel substitusi, maka plaintext yang didapatkan tidak sesuai harapan. d. Proses dekripsi harus dilakukan melalui tabel substitusi yang dibangkitkan dari kunci persamaan linear.

e. Persamaan linear tidak dapat digunakan untuk menggantikan tabel substitusi sepenuhnya, namun dapat digunakan untuk memperoleh kunci yang memetakkan dari abjad plain ke abjad cipher. f. Penggunaan kunci persamaan linear ini dapat mengefisienkan pengiriman pesan rahasia karena tidak butuh menyertakan tabel substitusi, yang diperlukan hanya si penerima mengetahui kuncinya dan menyusun tabel substitusi untuk mendekripsi pesan. 6. Pustaka [1] Munir, Rinaldi, Ir.,M.T. 2007. Diktat Kuliah IF-5054 Kriptografi. Bandung : Informatika ITB [2] Substitution cipher Wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/substitution_cipher [3] Monoalphabetic cipher. http://ling.ohiostate.edu/~cbrew/2007/spring/codes