BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK. Keywords : Likuiditas, Operating Leverage, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal (DER).

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali bidang ekonomi dan sosial budaya. Salah satu fenomena yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menjalankan fungsi ekonomi (Mishkin, 1998:21), pasar modal memegang peranan penting dalam mengatasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha membangun sebuah perusahaan dibutuhkan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kegiatan usahanya pemilik perusahaan melimpahkan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa keuangan bagi nasabah-nasabahnya, dimana pada

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. minuman tetap di butuhkan. Sebab produk ini menjadi kebutuhan pokok. bagi masyarakat seluruh indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan manufaktur cukup pesat, hal ini dapat terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya seminimal mungkin, maka dari itu perusahaan dituntut untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan nilai perusahaan, memakmurkan pemilik saham dan

BAB 1. tersebut, maka akan mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan. produktivitas dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut pemenuhan dana yang diperlukan. Perusahaan yang menginginkan agar dapat hidup dan terus berkembang selalu membutuhkan modal untuk dapat membiayai kegiatan operasional perusahaan. Modal yang digunakan perusahaan berasal dari modal internal perusahaan yaitu modal sendiri (equity) dan external yaitu berasal dari hutang (debt), Arti pentingnya modal bagi perusahaan tidak hanya mempertahankan likuiditas tetapi unsur penting yaitu aspek efisiensi. Efisiensi baru dapat diketahui dengan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain adalah menghitung rentabilitas. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan perusahaan adalah bukan bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitas. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, perusahaan melakukan usahanya agar dapat berkembang dari tahun ke tahun membutuhkan modal. Setiap perkembangan usaha juga diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan modal semakin besar, kenaikan modal tidak selalu diikuti kenaikan rentabilitas karena kenaikan modal belum dapat menentukan keuntungan atau kerugian penggunaan modal tersebut, ini bisa dilihat dalam rasio yang dihasilkan dari periode ke periode berikutnya, dengan mengetahui perkembangan modal maka apabila terjadi penurunan, pihak manajemen perusahaan dapat bertindak mengambil kebijaksanaan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada perusahaan. 1

Salah satu keputusan yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan dan keputusan struktur modal yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan perusahaan, manajer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien (Yuke & Hadri, 2005). Keputusan perusahaan dalam memilih alternatif sumber dana untuk membiayai kebutuhan dananya akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Keputusan untuk memilih pendanaan perusahaan sering mendatangkan dilema bagi manajer keuangan. Dilema tersebut adalah manajer harus mampu menghimpun dana, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan sumber dari dalam perusahaan, maka akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah sedemikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan baik dari hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dalam arti keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalisasikan biaya modal yang ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar bunga yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul (opportunity cost) dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan (Hasa Nurrohim, 2008) Pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain berapa besar kebutuhan dana 2

tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu digunakan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional (revenue expenditure) dibiayai dengan sumber dana jangka pendek. Sumber dana ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari hari, misalnya : membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan lain lain. Dana yang akan dikeluarkan ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek (kurang dari satu tahun) melalui hasil penjualan. Sementara itu, kebutuhan dana untuk pengeluaran kapital (capital expenditure) dibiayai dengan sumber dana jangka panjang seperti penerbitan saham, obligasi, dan laba ditahan. Dana itu digunakan untuk membelanjai investasi perusahaan. Hasil pengembaliannya dapat diterima kembali dalam jangka waktu relatif lama (lebih dari satu tahun). Penggunaan sumber dana jangka waktu panjang seperti hutang jangka panjang, saham (baik saham biasa atau saham preferen), obligasi, dan laba ditahan yang dilakukan oleh perusahaan akan membentuk struktur modal perusahaan. Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan laba ditahan. Modal asing terdiri dari berbagai hutang jangka panjang yang meliputi berbagai jenis obligasi, hutang hipotik dan lain-lain. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini akan menentukan leverage keuangan perusahaan. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar, akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut. Keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001:17). Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko bisnis yang dihadapi perusahaan. Risiko tersebut meliputi kemungkinan 3

ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban- kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan (Yuke & Hadri, 2005). Berdasarkan penjelasan di atas, tampak bahwa keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan. Menurut Eugene F.Brigham dan Joel F.Houston (2006:6) beberapa variabel yang mempengaruhi struktur keuangan meliputi: (1) Risiko bisnis, atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah hutang adalah optimal. (2) Posisi pajak perusahaan, alasan utama menggunakan hutang adalah karena biaya bunga dapat dikurangi dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya pajak sesungguhnya. (3) Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. (4) Konservatisme atau agresivitas manajemen, manajer yang agresif lebih cenderung menggunakan hutang untuk meningkatkan laba. Sedangkan menurut Sartono (2001:73) menyebutkan bahwa variabelvariabel yang mempengaruhi struktur keuangan suatu perusahaan adalah: tingkat penjualan, struktur aktiva, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan skala perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:6) faktor-faktor: risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal; khususnya pada struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Secara lebih umum, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal adalah: stabilitas penjualan,struktur aktiva, leverage operasi,tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberipinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2001: 39-41). Dari beberapa faktor tersebut penulis mencoba untuk menyederhanakan dan memilih faktor-faktor yang dianggap sangat dominan dalam mempengaruhi perilaku struktur modal. Faktor-faktor yang akan diangkat dalam penelitian ini 4

dalam rangka meneliti pengaruh struktur modal terhadap faktor-faktor tersebut antara lain profitabilitas (profitability), ukuran perusahaan (firm size), struktur aktiva (tangibility of assets), dan risiko bisnis (bussines risk). Perusahaan foods and beverages adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin banyak, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Alasan pemilihan sektor industri foods and beverages adalah karena saham tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak, sebagian besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan. Di sisi lain didasarkan atas prediksi bahwa perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan seharihari sehingga sangat kecil kemungkinan untuk rugi (ICMD,2000). Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA SEKTOR IDUSTRI FOODS AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2004-2008. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva, risiko bisnis dan struktur modal perusahaan pada sektor industri food and beverages periode 2004-2008? 5

2. Bagaimana pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan risiko bisnis secara simultan terhadap struktur modal pada sektor industri foods and beverages periode 2004-2008? 3. Bagaimana pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan risiko bisnis secara parsial terhadap struktur modal pada sektor industri foods and beverages periode 2004-2008? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva, risiko bisnis dan struktur modal pada sektor industri foods and beverages periode 2004-2008. 2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan risiko bisnis secara simultan terhadap struktur modal pada sektor industri foods and beverages periode 2004-2008. 3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan risiko bisnis secara parsial terhadap struktur modal pada sektor industri foods and beverages periode 2004-2008. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi seluruh pihak diantaranya adalah : 1. Perusahaan Meskipun penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga penelitian ini memberi manfaat bagi perusahaan sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur pemikiran dalam menyusun suatu struktur modal yang optimum dengan harapan melalui pembentukan struktur modal yang maksimum, nilai perusahaan dapat ditingkatkan. 6

2. Investor Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi manajer dan investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengenai kinerja perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan calon investor dalam menanamkan modalnya. 3. Pembaca dan pihak-pihak lainnya Bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk peninjauan lebih lanjut. Selain itu dapat menambah referensi, informasi dan wawasan teoritis khususnya mengenai kebijakan struktur modal. 4. Penulis Untuk memberikan tambahan pengetahuan empiris dan menguji pengetahuan yang telah didapatkan ketika kuliah untuk dapat diaplikasikan dalam menyusun penelitian dan mengolah data yang ada untuk mencapai hasil yang diharapkan. 1.5 Kerangka Pemikiran Pada umumnya semua perusahaan yang didirikan mempunyai suatu tujuan atau sasaran yang sama yaitu keberhasilan dalam mempertahankan hidup (survive) mendapatkan laba serta tumbuh dan berkembang pesat. Sebagian besar yang dilakukan perusahaan bertujuan memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber-sumber yang akan digunakan secara optimal untuk meningkatkan laba sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai operasi sehari - hari yang akan terus berputar setiap periode selama hidupnya perusahaan. Modal merupakan masalah yang sangat penting dalam perusahaan. Untuk itu manajer harus mampu mengambil keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilihnya. Apakah perusahaan akan menggunakan modal sendiri atau menggunakan modal asing atau bahkan kombinasi dari keduanya. Untuk itu 7

perusahaan harus dapat menentukan perbandingan proposional sumber dana antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri yang akan digunakan perusahaan untuk membiayai tambahan investasinya, yang disebut dengan istilah struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari pengertian struktur modal menurut Weston dan Brigham (1994: 87) adalah: Struktur modal adalah perimbangan antara seluruh hutang (baik jangka panjang maupun jangka pendek) dengan modal sendiri Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pembiayaan. Ada dua sumber pembiayaan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya, yaitu sumber pembiayaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri (internal financing) dan sumber pembiayaan yang berasal dari luar perusahaan (external financing). Sumber dana eksternal antara lain melalui hutang atau dengan cara menerbitkan saham dan obligasi. Sedangkan sumber dana internal terdiri dari modal sendiri yang berasal dari pemiliknya dan laba ditahan (retained earning). Apabila perusahaan memilih hutang sebagai sumber pembiayaannya maka perusahaan akan dikenakan beban bunga dari hutang tersebut. Dan apabila perusahaan memilih untuk menerbitkan saham, baik saham biasa maupun saham preferen, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan return kepada investor yang menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Setiap kebijakan yang diambil oleh perusahaan mengenai komposisi dari modal sendiri dan modal pinjaman itu, akan dapat menghasilkan struktur modal bagi perusahaan yang bersangkutan. Profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Penambahan modal asing atau modal sendiri tentunya akan mempunyai dampak bagi profitabilitas modal sendiri tersebut. Penambahan modal asing akan berdampak menguntungkan apabila rate of return daripada tambahan modal asing tersebut lebih besar dapat dibenarkan apabila profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar daripada profitabilitas modal sendiri dengan modal asing. Penambahan modal asing akan berdampak merugikan apabila rate of 8

return daripada tambahan modal asing lebih kecil dari bunga atau dengan kata lain tidak dibenarkan apabila profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih kecil daripada profitabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri, dengan demikian perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan, hal ini akan mempengaruhi komposisi struktur modal. Perusahaan yang profitable cenderung untuk memiliki hutang yang lebih kecil. Disamping itu, perusahaan dengan aliran kas yang bebas atau profitabilitas yang tinggi, hutang yang besar dapat membatasi kebebasan manajemen. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh, berarti semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang), sehingga semakin rendah pula struktur modalnya Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar dapat lebih mudah untuk mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana. Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua maka tidak ada pilihan lain untuk menggunakan dana dari luar baik hutang maupun mengeluarkan saham, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian perusahaan sebaliknya perusahaan kecil dengan penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang. Perusahaan yang ukurannya relatif besar, kecenderungan penggunaan dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan kebutuhan dana juga semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan yang tersedia adalah pendanaan eksternal. Banyak peneliti yang menyatakan bahwa 9

kebijakan hutang perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan menyatakan ada hubungan positif antara ukuran perusahaan (firm size) dengan debt ratio. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan cenderung untuk meningkatkan hutangnya karena mereka berkembang semakin besar. Perusahaan yang besar akan lebih aman dalam memperoleh hutang karena perusahaan mampu dalam pemenuhan kewajibanya dengan adanya diversifikasi yang lebih luas dan memiliki arus kas yang stabil, dan hal ini berarti struktur modalnya juga akan meningkat. Struktur aktiva berhubungan dengan jumlah aktiva yang dapat dijadikan agunan. Perusahaan dengan struktur aktiva yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang struktur aktivanya rendah, karena dengan aktiva tetap yang tinggi, perusahaan dapat dengan mudah menjaminkan aktiva tersebut untuk mendapatkan hutang. Dengan demikian perusahaan dengan struktur aktiva yang tinggi cenderung struktur modalnya tinggi. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Pengertian risiko bisnis oleh Agus Sartono (2005:262) adalah sebagai berikut : Risiko bisnis (business risk) adalah risiko ketidakpastian tingkat laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang akan diperoleh. Perusahaan yang mempunyai risiko bisnis (risiko operasi) relatif kecil, cenderung menggunakan hutang dengan jumlah yang besar dalam operasinya, dibanding dengan perusahaan yang risiko bisnisnya besar, sehingga perusahaan dengan risiko bisnis kecil struktur modalnya cenderung tinggi. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang di sisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian asset. Untuk menghindari kebangkrutan perusahaan maka sebaiknya penggunaan hutang dikurangi. 10

Berdasarkan pemikiran diatas, kerangka pemikiran yang diajukan peneliti untuk menggambarkan pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan risiko bisnis terhadap struktur modal adalah sebagai berikut : Gambar 1.1: Kerangka Pemikiran Perusahaan Mempertahankan dan Mengembangkan Usaha Modal Sendiri Pinjaman Struktur Modal Memaksimalkan Nilai Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan Struktur Aktiva Risiko Bisnis Ket : : Tidak diteliti : Diteliti 1.6 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut : Profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan risiko bisnis berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal 11

1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2003:54) metode penelitian deskriptif adalah sebagai berikut : Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selain metode deskriptif, penelitian ini juga menggunakan metode penelitian verifikatif, yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis pengaruh variabel X (profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan risiko bisnis) terhadap variabel Y (struktur modal). 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada sektor industri food and beverages yang mana datanya diperoleh dari Capital Market center Universitas Sangga Buana YPKP Jl.PHH Mustofa no.68 Bandung.Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh penulis terhitung mulai bulan November 2009 sampai dengan skripsi ini selesai. 12