BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KENDO. Donohue (1999:1) mengemukakan bahwa :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

PERATURAN BARIS BERBARIS

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah Lempar Lembing

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO. dengan jotosan pada pergelangan tangan yang berakibat fatal. Judo merupakan

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I )

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

Verlando No. 060 Taipan Drill No. C.303 Rok/bawahan/Celana : Hijau Bahan : Ventura No. 544

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

: M. DEDY WIJAYA OPERASI : - SADAR RENCONG NAD TAHUN CINTA MEUNASAH NAD TAHUN HOBBY : OLAH RAGA MOTTO : IKHLAS SEMANGAT TUNTAS

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra


BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis, konsep agama pada karate, khususnya

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

FILOSOFI SENI PEDANG SAMURAI DAN ETIKA BUSHIDO DALAM PENDIDIKAN KARAKTER KENDOKA

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

PERATURAN PESERTA LKMM-TD XXVIII

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

BAB 2 DATA DAN ANALISA. -. Data dari perguruan wushu Purwa Aldaka. -. Buku The Way of Warriors karangan Chris Crudelli

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

Powered by TCPDF (

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara

PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Universitas Sumatera Utara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

4. WAJIB, tidak memakai aksesoris apapun kecuali penunjuk waktu yang digunakan dipergelangan tangan.

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

LUKA BAKAR Halaman 1

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp Fax Bekasi 17112

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

PERATURAN BARIS BERBARIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

Menghormati Orang Lain

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

Transkripsi:

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KENDO 2.1 Pengertian Kendo Terjemahan : Donohue (1999:1) mengemukakan bahwa : What is Kendo? Kendo is the modern, ritualized version of Japanese fencing. There are many Japanese sword arts in existence today. They span the range from true classically-oriented combat systems that attempt to train individuals in traditional Japanese military skills (often termed bujutsu) to more modern, specialized systems such as iaido, which focuses on the technique and esthetics of drawing the longsword. As a generic term, in fact, Kendo can refer to any system of Japanese swordmanship as I use it here, Kendo refers to the modern martial art referred to as Nippon Kendo. It can be considered a sport, as well as a physical and mental discipline. It is, in some sense, all of these things. When properly and conscientiously practiced, Kendo is a Do, a path or way that can lead the trainee to self cultivation. It combines the stress and excitement of competition with the potentially profound insights that can be gainedfrom the practice of the Japanese martial arts. Apa itu kendo? Kendo adalah anggar modern Jepang yang beradat.ada banyak seni berpedang Jepang yang ada sekarang. Semuanya mencakup sistem bela diri klasik yang bertujuan untuk melatih individu dalam keahlian militer Jepang (sering kali disebut bujutsu) menjadi lebih modern, sistem khusus seperti iaido, yang difokuskan pada teknik dan keindahan dalam menarik sebuah pedang. Dalam istilah umum, kendo dapat mengacu pada apapun yang berkaitan dengan ilmu pedang Jepang sebagaimana yang saya jelaskan disini, Kendo dapat dianggap sebagai olahraga, serta disiplin fisik dan mental.hal ini, dalam beberapa hal, semua hal ini. Ketika berlatih dengan benar dan sungguh-sungguh, Kendo adalah Dō, sebuah jalan atau cara yang bisa membuat seorang murid untuk 10

mengembangkan dirinya. Hal ini menggabungkan rasa stres dan kegembiraan dalam kompetisi dengan potensi mendapatkan wawasan yang luas yang dapat diperoleh dengan cara berlatih seni bela diri Jepang. Terjemahan : Honda (2012:1) juga menjelaskan bahwa : Kendo is a traditional martial art in which practitioners can learn together, and from each other regardless of skill level or age, and is something that can be continued to be practiced throught one s life. Kendo is also physical activity in which practitioners attempt to strike parts of the body protected by armour with shinai. Therefore, practitioners have a responsibility to learn proper technique and avoid rough and violent striking with an attitude of respect for others. Kendo adalah bela diri tradisional yang mana pemain dapat belajar bersama dan dari siapa saja tanpa memperhatikan umur atau level, dan itu adalah sesuatu yang bisa dilanjutkan dan dilatih sepanjang hidup.kendo juga aktivitas fisik yang mana pemain berupaya untuk menyerang bagian tubuh yang dilindungi oleh baju besi dengan pedang bambu. Oleh karena itu, pemain mempunyai tanggung jawab untuk belajar teknik yang benar, menghindari kekerasan dan kekasaran memukul dengan sikap yang menghargai orang lain. Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kendo adalah seni bela diri menggunakan pedang yang berasal dari Jepang yang telah menjadi semacam tradisi karena bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi. Kendo juga dapat diartikan suatu jalan atau proses disiplin diri yang membentuk suatu pribadi samurai yang pemberani dan loyal. 2.2 Sejarah dan Perkembangan Kendo Kendo, dari kata ken pedang dan dō jalan, adalah praktek yang sangat bersifat ritual dan bentuk dari seni berpedang Jepang yang muncul lebih dari 11

ribuan tahun yang lalu (Tokeshi, 2003:3).Meskipun asal-usulnya masih samarsamar, kendo sepertinya berkembang sedikit demi sedikit dari pengalaman pertempuran.cerita mitos dari para Dewa dan Dewi menunjukkan bahwa orangorang Jepang purbakala melihat penggunaan pedang dalam hal kebangkitan dan perdamaian.pedang yang dimaksud dalam kojiki (catatan sejarah tertua di Jepang) adalah chokken (pedang lurus) yang dibuat di Korea atau Cina.Kurang bagusnya bahan dan kekurangan sebuah shinogi (poros sepanjang belakang pisau) membuat chokken tidak berguna untuk memotong, jadi di pertempuran hanya digunakan untuk menusuk.chokken ditingkatkan dari yang bermata dua sampai bermata satu dan terbuat dari besi. Pada awalnya pedang melengkung di zaman Heian, yang jauh lebih kuat dan lebih berguna dalam memotong dan menembus.ini dengan jelas menandai perubahan teknik dari menusuk ke memotong. Pada zaman Heian (abad 8 sampai abad 12) perlombaan bela diri tahunan diadakan di ibukota Heian. Prajurit harus berlatih kendo dan seni beladiri lain secara rajin untuk menghadapi perlombaan ini. Di zaman yang sama terlihat perubahan kekuatan dari kelas bangsawan sampai kelas pejuang, diawali dengan klan Taira (Heike), klan Minamoto (Genji), dan klan Hojō. Seni, sastra, agama, dan budaya pada umumnya tumbuh di zaman Heian, tapi kepuasan diri sendiri dan korupsi di ibukota membuat kekacauan disana pada saat terjadi konflik diantara klan Taira dan klan Minamoto, kejadian ini menandai berakhirnya zaman Heian. Taira no Kyōmori telah mengalahkan klan Minamoto untuk menguasai pemerintahan, tetapi mereka hidup seperti bangsawan dan pada akhirnya kehilangan keterampilan beladirinya. Di sisi lain, klan Minamoto, yang melarikan diri ke provinsi timur, yang hidup sederhana dan berlatih keterampilan beladiri, mempersiapkan diri untuk mengalahkan klan Taira. 12

Klan Taira secara singkat menguasai pemerintahan sekitar 2 tahun sampai adanya operasi militer Dan no Ura yang terkenal pada tahun 1185, dimana klan Minamoto berhasil mengalahkan klan Taira. Minamoto no Yoritomo memulai pemerintahan militer (bakufu) di Kamakura (dekat yang saat ini Yokohama).Klan Minamoto menurun dengan kematian Yoritomo pada tahun 1199, tetapi Hōjō Tokimasa dan keluarganya naik ke kekuasaan lewat pernikahan, politik, pembunuhan, dan kekuatan militer. Pada zaman Kamakura, Muromachi, dan Azuchi-Momoyama, kendo mendapatkan kerohanian dan kualitas keagamaan lewat penggabungan agama Buddha Zen. Zen dalam agama Buddha berasal dari abad ke-10 di Cina tepatnya di mulut sungai Yangtze. Bentuk dalam agama Buddha disebut Ch an, yang berasal dari bahasa Sansekerta dhyana, yang berarti meditasi, yang diambil oleh pemerintah Cina dan telah berkembang. Pendeta Rinzai di Jepang yang bernama Eisai (1141-1215) mengunjungi Cina dan membawa pulang Ch an, yang dikenal sebagai Zen di Jepang. Zen menekankan kesederhanaan dari pada menghafal kitab-kitab namun sangat efektif dalam hal konsentrasi dan disiplin diri.mudah untuk membayangkan bahwa samurai mencari kenyamanan rohani di dalam Zen, karena berlatih seni beladiri memerlukan konsentrasi dan kematian dalam pertarungan adalah hal yang biasa.filosofi kesederhanaan dalam Zen juga menjanjikan keselamatan bersama dikarenakan mereka telah mengalami peperangan yang terus berlanjut, gempa bumi, dan kelaparan. Jadi pengaruh Zen tidak hanya untuk seni beladiri tapi juga mempengaruhi seni yang lain, aristektur, dan bahkan upacara minum teh. Menarik untuk dicatat bahwa Eisai juga memperkenalkan kualitas teh 13

dan upacara minum teh kepada Jepang, istilah dalam kendo seperti chakin shibori sering datang dari upacara minum teh. Gaya bertarung dari kendo pada awalnya pasti sangatlah sederhana dan mungkin sebatas memegang tachi (pedang panjang), menusuk lawan lewat lubang yang ada pada baju pelindung, atau mengayunkan pedang sambil menunggang kuda.namun, segera menjadi jelas bahwa samurai yang mahir menggunakan katana (pedang Jepang) cenderung berhasil dalam pertarungan jarak dekat, yang mana pada akhirnya membuat dirinya dipromosikan lebih cepat daripada prajurit lainnya.tidak sulit membayangkan bahwa permintaan untuk keterampilan dalam kendo nantinya dibuat untuk kebutuhan sekolah-sekolah kendo, dimana para samurai muda bisa berlatih keterampilan pertarungan jarak dekat. Hayashizaki Jinsuke Shigenobu (1545 1621) mendirikan Musōshinden ryū school, dimana para siswanya berlatih seni dalam menarik pedang dengan cepat, yang disebut dengan iaido. Banyak ahli pedang terkemuka yang menggantikannya dan sekolahnya terus berkembang sampai hari ini, meskipun beberapa ahli pedang mendirikan sekolah iaido mereka sendiri. Dipertengahan abad ke-16, dengan didirikannya banyak sekolah yang berbeda, kendo menjadi lebih terorganisir. Sekolah-sekolah besar yang didirikan antara lain seperti Kashima ryū dari Hitachi (daerah Ibaragi), Kage ryū dari Iga (daerah Mie), Ittō ryū dari pulau Izu Ōshima, dan Jigen ryū, didirikan oleh Tōgō Shigetaka (1561 1643) di Satsuma (daerah Kagoshima). Perdamaian yang berlaku pada zaman Edo membuat banyak samurai yang kehilangan pekerjaannya sebagai pejuang. Samurai-samurai tersebut dijuluki sebagai rōnin (samurai tanpa tuan). Pada zaman Edo jumlah sekolah-sekolah kendo lebih dari tiga ratus. Ini memberikan peluang kepada para rōnin yang ahli 14

dalam kendo untuk bekerja, dan dizaman Edo juga telah banyak menghasilkan master kendo legendaris, seperti Miyamoto Musashi, Tsukahara Bokuden, Kamiizumi Nobutsuna, dan Yagyū Sekishūsai Mitsuyoshi. Filosofi dari para master kendo itu merubah penekanannya dari keberanian, keterampilan, dan potensi individu menjadi kesetiaan kepada para tuannya, seperti yang ditekankan pada sistem konfusianisme. Filosofi ini adalah dasar yang penting bagi sistem feudal dibawah pemerintahan Tokugawa. Pada abad ke-18 pertengahan akhir juga terlihat perkembangan kendo modern, dengan digunakannya baju pelindung kendo, seperti yang digunakan saat ini, dan penggunaannya shinai (pedang bambu), yang mana sekarang adalah perlengkapan standar. Sebelum digunakannya baju pelindung ini, kendo hanya dipraktekkan sebagai kata (pola), karena pada dasarnya latih tanding bebas sangatlah berbahaya. Pada zaman Meiji masuknya kebudayaan barat serta larangan menggunakan pedang di depan umum sangat mengurangi minat dari seni beladiri traditional Jepang, termasuk kendo. Pemerintah Meiji memproklamasikan larangan menggunakan pedang di depan umum dan chonmage (gaya rambut tradisional Jepang) pada tahun 1870. Namun, karena terlalu melekatnya senjata pedang dalam kebudayaan Jepang, butuh waktu bertahun-tahun sebelum para mantan samurai menyerahkan pedangnya. Banyak gambar maupun foto di zaman ini dari para samurai yang terlihat aneh dengan gaya rambut chonmage yang mengenakan seragam gaya barat dengan dua pedang di sabuknya dan para samurai tanpa gaya rambut chonmage namun mengenakan haori (mantel) tradisional dan hakama (pakaian tradisional Jepang) sambil memakai sepatu gaya barat. 15

Gambar 2.1 Samurai pada tahun 1800an Banjirnya seorang samurai, yang diperkirakan sampai dua juta jiwa, kehilangan pekerjaannya setelah restorasi Meiji. Sakakibara Kenkichi (seorang ahli beladiri dan juga kepala sekolah ke 14 dari sekolah Jikishinkage Ryū) turun ke jalanan dengan teman-teman berlatih kendonya, mempraktekkan keterampilan kendo untuk mendapatkan uang. Praktek-praktek kendo tersebut juga sempat populer disana. Perang Seinan tahun 1877, antara Satsuma (Kagoshima) pasukan samurai yang dipimpin oleh Saigō Takamori dan para mantan sipil (petani dan pedagang) yang wajib militer dan para samurai kelas rendah dari pasukan pemerintah, membangun kembali minat orang-orang pada kendo. Ketika pihak kepolisian ibukota mengadopsi kendo, kendo menjadi populer diantara para 16

pelajar dan dimasyarakat. Perang Sino-Jepang (1894-1895) juga merangsang minat pada kendo, dan Dai Nippon Butoku Kai, sebuah organisasi nasional yang bertujuan untuk mempopulerkan kendo, didirikan pada tahun 1895. Di awal abad ke-20, ketertarikan pada kendo semakin besar dengan disertakannya kurikulum pendidikan jasmani di sekolah menengah atas.kemenangan dalam perang Russo-Jepang (1904-1905) membuat kekuatan militer Jepang diakui di mata internasional.pada tahun 1906, Butoku Kai mendirikan tiga bentuk kata untuk mempromosikan kendo di sekolah dasar.watanabe Noboru membantu dalam mendirikan federasi kendo di perguruan tinggi yang pertama di Universitas Tokyo dan mempopulerkan kendo di kalangan mahasiswa.reformasi pendidikan pada tahun 1911 mengamanatkan untuk manggabungkan kendo ke dalam kurikulum sekolah Jepang. Dai Nippon Teikoku Kendo Kata didirikan tahun 1912 oleh para praktisi kendo yang hebat dari sekolah yang berbeda-beda, termasuk Negishi Shingorō, Tsuji Shinpei, Naitō Takaharu, Monna Tadashi, dan Takano Sasaburō, untuk mengajarkan dasar kendo di sekolah menengah atas. Pada tahun 1928, Zen Nihon Kendo Renmei (All Japan Kendo Federation) didirikan.federasi tersebut mengadakan ujian tahunan untuk kenaikan tingkat.master kendo pada zaman ini yaitu Nakayama Hakudō, Sasamori Junzō, Mochida Moriji, Saimura Gorō, Ogawa Kinnosuke, dan Nakakura Kiyoshi. Pemerintah kekaisaran Jepang mempromosikan segala bentuk seni beladiri, terutama kendo, semasa perselisihan di Manchuria (1931), invasi Cina (1937), dan yang terakhir pada perang dunia kedua (1941-1945). Setelah perang dunia kedua berlatih kendo untuk sementara dilarang oleh perintah Jendral Douglas Mac Arthur dari pasukan sekutu.dai Nippon Butoku Kai dibubarkan dan pengajaran kendo di sekolah ditunda.namun, Zen Nihon Kendo Renmei (AJKF) dibangun 17

kembali tahun 1952 bulan Oktober.Pada tahun 1955 kendo diakui sebagai salah satu perlombaan di festival olahraga nasional Jepang.Sedikit demi sedikit kendo mendapatkan pengakuan dari pihak Internasional.Pada tahun 1970 International Kendo Federation (IKF) didirikan dan mengadakan turnamen dunia untuk pertama kalinya di Jepang. AJKF sangat aktif dalam mempromosikan kendo dan semangat kendo.kita melihat perubahan secara teknis dalam kendo kata, dan beberapa perubahan utama dalam peraturan dan undang-undang yang mengatur tentang kenaikan tingkat dan gelar maupun shiai (pertandingan) dan shinpan (penilaian).ajkf mengadakan seminar untuk melatih para pelatih dan sangsi dalam sebuah turnamen.dalam berlatih kendo, anak-anak kecil belajar dasar-dasar kendo. Tujuan utama dari berlatih kendo dalam jangka panjang adalah untuk mengembangkan anak-anak muda menjadi orang dewasa yang akan berguna bagi masyarakat. Persyaratan untuk menjadi penduduk yang baik adalah dengan mempunyai badan yang sehat, kuat, sifat baik, mental yang tangguh, mengerti makna dari wa (kasih sayang dan kerjasama), dan mampu untuk mengatasi kerasnya dan kesulitan dalam suatu kehidupan. Berlatih kendo secara tepat dan rajin akan menjaga kualitas tersebut. Tujuan keseluruhan dari kendo menurut AJKF adalah untuk menyatukan pikiran dan badan, menumbuhkan jiwa yang bersemangat melalui latihan yg benar dan keras, untuk selalu mengembangkan seni dalam kendo, menjunjung tinggi kehormatan dan sopan santun, berhubungan dengan orang lain secara tulus, dan untuk selamanya terus mengembangkan diri sendiri, dan juga untuk mengembangkan kemampuan untuk mengamati, menganalisa, mengerti, dan dengan cepat mengatasi segala situasi apapun tanpa rasa takut, keraguan, ataupun terkejut. 18

2.3 Perlengkapan dalam Olahraga Kendo 2.3.1 Bōgu Bōgu ( 防具 ) adalah baju pelindung yang dikembangkan secara khusus yang digunakan pada seni beladiri Jepang (http://www.shidokanmontreal.ca/ equipmentkendo.html). Bōgu adalah baju pelindung yang dipakai oleh kendoka saat latihan dan pada saat mengikuti turnamen. Bōgu dikenakan diatas kendōgi (seragam) yang terdiri dari keikogi atau dōgi (baju) dan hakama (celana tradisional Jepang). Dan sebuah balutan kapas tradisional Jepang yang disebut tenugui dipakai sebagai lapisan didalam men untuk memberikan ketahanan dan kenyamanan bagi si pemakai. Dalam situs ( http:// www.jakartakendo.com/ selamat-datang-di-jka/kendo/alat-kendo) dijelaskan bahwa bōgu terdiri dari men ( 面 ), dō ( 胴 ), kote ( 小手 ), dan tare ( 垂れ ). Men ( 面 ) adalah pelindung kepala atau helm yang tersusun dari mengane (bagian pelindung berbentuk kisi-kisi terbuat logam campuran duraluminum atau titanium), menbuton (bagian memanjang yang melingkari sisi kanan dan kiri dari mengane), dan tsukidare (bagian pelindung daerah tenggorokan). Men dibuat sedemikian rupa untuk melindungi bagian kepala, mata, telinga, leher, dan bahu dari serangan lawan. Pada saat memilih men, pastikan memilih menbuton yang berkualitas baik dan cukup lebar untuk menutupi kepala bagian belakang. Jika terlalu sempit, ditakutkan tidak memberikan cukup perlindungan dari cedera kepala ketika jatuh kebelakang. Sangat baik untuk memakai men yang mempunyai ukuran pas dan nyaman di kepala. Karena men cukup berat, pemanasan atau latihan di bagian leher sangatlah penting sebelum memakai men tersebut dan diharuskan membersihkan men setiap selesai latihan, sebab keringat 19

bisa menyebabkan bertumbuhnya bakteri dan jamur. Sangat dianjurkan juga untuk mengeringkan men dengan sinar matahari secara langsung selama tiga puluh menit atau digosok dengan handuk basah yang panas. Ketika menyimpan men, lebarkan menbuton di atas lantai. Gambar 2.2Men ( 面 ) Dō ( 胴 )adalah pelindung perut dan dada yang tersusun dari bagian serat plastik atau bambu dan kulit di bagian mune (dada). Secara teknis, dō itu sendiri hanyalah bagian keras yang berada disisi bawah dari keseluruhan bagian pelindung ini, yang kemudian ditutupi dengan jahitan kulit dibagian pinggirnya serta diciptakan untuk melindungi bagian perut. Sedangkan bagian mune adalah yang diciptakan untuk melindungi bagian dada. Pada umumnya, semakin banyak potongan bambunya akan semakin mahal biayanya dan jika ditambah dengan hiasan akan menambah biaya yang cukup banyak.. Bahan yang menutupi potongan bambunya juga menentukan biayanya. Semakin unik atau semakin sulit rancangannya juga akan menjadi lebih mahal. Tetapi hiasan yang ada pada dō mungkin hanya satu-satunya bagian dari bōgu yang bisa mengekspresikan selera dari si pemakai. Ukuran dō harus sesuai atau sedemikian rupa sehingga ada jarak sekitar 5 cm diantara dō dan dada si pemakai. Goresan yang ada pada dō tidak bisa dihilangkan, tetapi kotoran yang ada pada dō dapat dengan mudah 20

dihilangkan dengan kain basah dan bisa dikilapkan dengan kain kering. Juga bersihkan bagian dada dō dengan sikat biasa atau sikat gigi. Gambar 2.3Dō ( 胴 ) Kote( 小手 )adalah pelindung tangan yang dibuat dengan menggunakan bahan kain, kulit sapi, atau kulit luar rusa untuk fleksibilitas yang lebih baik. Bagian telapak tangan dari kote dapat terbuat baik dari kulit sintesis (lebih tahan lama), kulit sapi, atau kulit rusa, walaupun pada umumnya kote lebih cepat rusak daripada men ataupun dō. Kote harus dibuat sedemikian rupa agar ukurannya pas. Tali pada kote juga dapat disesuaikan ikatannya untuk kenyamanan pemakaian yang lebih baik. Gambar 2.4Kote( 小手 ) 21

Tare ( 垂れ )adalah pelindung pinggang atau perut yang terdiri dari wakihimo (ikat pinggang), tare obi (celemek pinggang), dan maedare (penutup berbentuk besar dan kecil untuk melindungi daerah paha). Sebagai tambahan para kendoka juga memasangkan namanya pada maedare yang terletak ditengahtengah. Kantong nama ini kadang disebut juga nafuda atau zekken (tidak untuk dipergunakan sebagai kantong). Pada nafuda ini akan terlihat nama klub atau nama negara (nama negara digunakan pada turnamen-turnamen internasional) dan juga ditambahkan nama dari kendoka itu sendiri baik dalam bahasa Inggris, Jepang atau China. Selain itu yang hanya dapat ditambahkan pada nafuda hanyalah lambang klub atau bendera negara. Warna dasar nafuda biasanya hitam ataupun biru gelap. Gambar 2.5Tare ( 垂れ ) 2.3.2 Kendōgi Kendōgi ( 剣道着 ) terdiri dari bagian dōgi( 道着 ) yaitu baju dan hakama( 袴 ) yaitu celana tradisional Jepang (http://www.jakartakendo.com/selamat-datang-di-jka/kendo/alat-kendo/alat-alatkendo-halaman-2). Keduanya terbuat dari bahan katun dan biasa berwarna hitam, putih dan indigo.dōgi ada yang terbuat dari 2 lapis atau 1 lapis dan terbuat dari bahan katun berlapis tebal yang bertujuan untuk melindungi dari luka goresan. 22

Seperti juga halnya pada dōgiuntuk karate dan judo, dōgi didesain untuk mengurangi efek dari pukulan serta pada saat yang sama memudahkan pemakainya untuk bergerak. Beberapa dōgi juga memiliki lapisan pada jahitan dalam untuk membantu menyerap keringat. Gambar 2.6Dōgi( 道着 ) Hakamaadalah celana tradisional Jepang yang berbentuk seperti rok. Pada awalnya hakama hanya digunakan oleh laki-laki, tetapi sekarang juga digunakan oleh perempuan.secara tradisi hakama digunakan pada saat latihan dandigunakan dengan cara diikatkan dipinggang. Panjang hakama kurang lebih sampai ke pergelangan kaki. Pada hakama juga terdapat lima lipatan didepan dan satu dibelakang. Lima lipatan didepan menandakan belas kasih (jin), keadilan (gi), kesopanan (rei), kebijaksanaan (chi), dan kepercayaan (shin) dan satu lipatan dibelakang menandakan kebenaran (makoto). 23

Gambar 2.7 Hakama( 袴 ) 2.3.3 Shinai Dalam http://www.jakartakendo.com/selamat-datang-di-jka/kendo/alat- Kendo/alat-alat-kendo-halaman-2jugadijelaskan bahwa shinai ( 竹刀 ) adalah pedang yang terbuat dari bambu yang digunakan pada saat latihan dan kompetisi. Shinai dibuat dengan tujuan supaya mengurangi cedera serius pada kendoka selama latihan. Ada sebuah teori yang menjelaskan bahwa Kamiizumi Nobutsuna adalah orang pertama yang membuat shinai dari bambu. Dia berulang-ulang membelah ujung dari panjang bambu, lalu dibalut dengan kulit. Dia menyebut ini sebagai fukuro shinai. Beberapa orang berpikir bahwa shinai jenis ini digunakan semasa pertandingan antara Kamiizumi (Kōzumi) Nobutsuna dan Yagyū Muneyoshi. Bahkan sampai hari ini fukuro shinai ini masih digunakan di Yagyū Shinkage ryū. Ukuran panjang shinai yang paling cocok untuk setiap kendoka yaitu mulai dari tanah sampai ke dada kendoka. Gambar 2.8Shinai ( 竹刀 ) 2.3.4 Bokken Bokken( 木剣 ) atau bokutō ( 木刀 ) adalah sebuah pedang kayu yang menyerupai pedang asli (katana) (en.wikipedia.org/wiki/bokken). Bokken terbuat dari berbagai macam jenis kayu dan sering kali digunakan pada saat berlatih kata. Bokken pada awalnya dibuat untuk mengurangi cedera serius pada waktu bertanding dengan menggunakan pedang asli dan juga digunakan untuk berlatih 24

oleh para samurai pada masa feudal Jepang. Bokken juga bisa menjadi senjata yang mematikan bagi mereka yang ahli dalam menggunakannya. Gambar 2.9Bokken( 木剣 ) 2.4 Elemen Dasar dalam Olahraga Kendo 2.4.1 Dōjō Dōjō adalah ruangan besar atau tempat suci yang digunakan untuk berlatih, dimana displin jasmani maupun rohani diajarkan (Tokeshi, 2003:73). Sejak zaman Meiji, dōjō secara umum diartikan sebagai tempat dimana seni beladiri diajarkan. Oleh karena itu, dōjō digambarkan sebagai sebuah aula, ruang olahraga, taman yang luas, atau bahkan di lapangan terbuka, asalkan itu adalah tempat dimana bisa berlatih. Pintu masuk dōjō biasanya terletak di shimoza (kursi yang lebih rendah), sisi yang berlawanan dengan kamiza (kursi yang lebih tinggi). Kamiza juga disebut sebagai shinzen. Kata shinzen secara harfiah berarti di depan Dewa dan dalam kebudayaan Jepang ini diartikan sebagai Dewa Shinto. Urutan tempat duduk berdasarkan ranking atau tingkatan, seorang kendoka yang tingkatannya paling tinggi dan tamu yang diistimewakan biasanya duduk paling depan ditengah shinzen. 25

Pada waktu memasuki dōjō, diharuskan melepas semua benda-benda duniawi termasuk sepatu, kaos kaki, topi, kacamata, jam, kalung, anting dan perhiasan lainnya. Merokok, minum, atau makan permen didalam dōjō sangatlah dilarang. Bersiul, bernyanyi, atau membuat berisik juga tidak diperbolehkan. Dōjō harus tetap dijaga kebersihannya. Sebelum latihan dimulai, dōjō harus disapu dan dipel sampai benar-benar bersih. Secara tradisi, anggota yang paling baru harus membersihkan lantai, tetapi siapapun yang datang lebih dulu tetap bisa membersihkannya. Membersihkan dōjō juga bagian dari pemanasan sebelum berlatih. Dōjō juga harus dibersihkan dengan rasa penuh hormat dan bangga. 2.4.2 Reihō Kendo berakar sangat kuat pada tradisi. Menurut Tokeshi (2003:77) reihō (etika) dalam kendo sama juga halnya seperti pelajaran dalam hidup, didasarkan pada akal sehat dan rasa hormat terhadap sesama. Dalam berlatih kendo yang juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak boleh ada kesombongan dalam meraih kesuksesan dan kemenangan, ataupun menghina pihak yang kalah. Berlatih reihō juga membantu kita untuk mengkontrol emosi, menanamkan rasa hormat dan kerendahan hati. Etika adalah syarat utama untuk menjadi manusia yang beradab dan salah satu kebajikan yang sangat penting dari seorang samurai. Peraturan yang ada didalam dōjō ini ditujukan untuk menciptakan harmonisasi, yang dengan demikian dalam jangka panjang aturan yang sederhana ini dapat mencegah timbulnya permasalahan antara sesama anggota klub. Para pemula yang baru memulai kendo mungkin akan sedikit terintimidasi dengan banyaknya halhal yang harus diingat. Rei (tunduk) dalam kendo menandakan rasa hormat, kemuliaan, menghargai, kerendahan hati dan ketulusan (Tokeshi, 2003:78).Rei tanpa rasa 26

kerendahan hati diibaratkan sebagai badan kosong yang berjalan. Menurut Sasamori Junzo, pelatih kendo yang terkenal, siapapun harus tunduk untuk menghormati pendiri sekolah (ryuso), guru (shi), kakak senior (senpai), rekan (doryo), adik junior (kohai), dan dirinya sendiri (jiko). Tindakan dan ide untuk tunduk ke siapapun, termasuk diri sendiri, adalah salah satu dasar latihan untuk diri sendiri.seorang kendoka harus tunduk kepada shinzen (altar) dan shōmenketika masuk atau keluar dari dōjō.dari mulaimemasukisampaimeninggalkan dōjō, kendoka mungkin akan tunduk sebanyak enam puluh atau delapan puluh kali. Kendoka juga harus tunduk sebelum dan sesudah setiap sesi keiko (latihan) dengan pasangannya. Setelah latihan selesai, kendoka harus tunduk didepan semua sensei, dimulai dari tingkat yang paling tinggi.sangat pantas untuk menaikkan kepala setelah setiap sensei menaikkan kepala mereka, baik dalam ritsurei (tunduk sambil berdiri) atau zarei (tunduk sambil duduk). Istilah seiza dan mokuso (meditasi) digunakan secara bergantian.seiza mungkin bisa diartikan sebagai berlutut dalam ketenangan ataupun duduk dalam gaya formal yang mana menjadi dasar untuk mencapai keadaan mokuso (Tokeshi, 2003:78). Dalam hal ini keadaan mata setengah tertutup (hangan).di beberapa dōjō, mokuso dilakukan sebelum dan sesudah latihan.dalam kendo juga ada ritsurei (tunduk dengan posisi berdiri). Untuk melakukan ritsurei, lipatkan dagu kedalam, luruskan punggung, dorong dada kedepan secara perlahan, dan rendahkan bahu secara alami. Lihatlah tepat ke arah mata lawan, bertukar tundukan dengan lawan, bengkokkan pinggang kedepan sekitar 15 derajat sambil mempertahankan kontak mata.kalau tidak, mata bisa difokuskan ke lutut lawan. Ini adalah bentuk dari otagainirei atau menunduk satu sama lain. 27

Selain itu juga ada chakuza dan zarei.ketika mendengar perintah untuk berlutut dari posisi berdiri, chakuza! bengkokkan lutut kiri dan tempatkan di atas lantai seperti menyapu bagian dalam kaki kiri kebelakang. Kemudian ulangi cara ini pada kaki kanan dan tangan kanan (hakama sabaki). Jari kaki akan menyentuh lantai dan posisi badan akan lurus kemudian duduk seperti biasa diatas lipatan kaki. Pada waktu berlutut, posisi tangan akan berada diatas paha. Posisi badan tetap lurus, dan posisi hidung sampai pusar akan tetap sejajar. Kemudian dilanjutkan dengan zarei dimana harus selalu melihat kearah lawan atau sensei tepat di mata sebelum menunduk.lengkukkan siku dan letakkan kedua tangan diatas lantai didepan lutut membentuk segitiga, ibu jari dan jari telunjuk saling bersentuhan. Ibu jari akan lurus dan membentuk segitiga terbalik. Menunduk secara perlahan dan sungguh-sungguh sampai siku hampir menyentuh lantai dan arahkan mata ke lantai dengan formal shin-zarei.tidak boleh mengangkat pinggul, dan tengkuk leher harus terlihat. Dalam latihan kendo gaya lama juga ada sonkyo no rei, namun tidak biasa dilakukan dalam kendo gaya modern. Rei juga dilakukan pada waktu latihan, diharuskan melakukan ritsurei dengan shinai dengan tangan kiri sebelum memulai latihan.selama latihan juga menunduk dengan merendahkan posisi shinai dan mengarahkannya sedikit ke kanan. 2.4.3 Ma ai Ma ai ( 間合 ) adalah jarak diantara musuh, tidak hanya jarak secara fisik tetapi juga jarak secara spiritual dan jarak sementara (Tokeshi, 2003:97). Jarak yang secara fisik adalah chikama, issoku ittō no ma, dan tōma. Dalam melakukan chikama (jarak dekat), tidak ada waktu untuk ragu dalam menyerang ataupun bertahan. Issoku ittō no ma (jarak satu langkah satu potongan) juga disebut 28

sebagai chūma (jarak menengah), diukur satu langkah dari jarak menyerang dan satu langkah dari menepis serangan musuh. Tōma (jarak jauh) adalah jarak dari daerah yang aman untuk bertahan daripada menyerang. Ma ai adalah konsep yang penting dalam kendo. Gambar 2.10Ma ai ( 間合 ) 2.4.4 Ashisabaki Ashisabaki (gerakan kaki) adalah salah satu keterampilan yang paling penting dalam kendo untuk pertahanan yang kuat dan juga untuk serangan yang baik (Tokeshi, 2003:99).Dari shizentai (posisi awal), letakkan kaki kiri berjarak satu kaki ke belakang lalu angkat tumit kaki kiri dengan hati-hati.semua ashisabaki bermulai dari posisi ini.tokeshi (2003:78) juga menjelaskan ada empat ashisabaki yang utama yaitu ayumiashi, okuriashi, tsugiashi dan hirakiashi. 29

Ayumiashi (gerakan kaki berjalan) yaitu melangkah secara bergantian seperti berjalan normal, dengan menggunakan teknik suriashi (berjalan dengan lembut).teknik ini digunakan untuk mendekati lawan ataupun menjauh dari lawan. Okuriashi (gerakan kaki menghindar) yaitu ketika melangkah kedepan kaki depan yang maju terlebih dahulu, ketika melangkah kebelakang kaki belakang yang mundur terlebih dahulu. Pada dasarnya menggerakkan kaki kanan untuk kedepan dan kaki kiri untuk kebelakang. Dalam gerakan ini kaki belakang tidak pernah melewati kaki depan ataupun sebaliknya. Gambar 2.11Ayumiashi dan Okuriashi Tsugiashi adalah gerakan kaki yang digunakan untuk menyerang musuh yang berjarak jauh dengan cara melangkah maju dengan cepat dengan cara langkahkan kaki kiri kedepan sampi mendekati kaki kanan, kemudian melangkah dengan kaki kanan dengan menggunakan suriashi. Gambar 2.12Tsugiashi 30

Hirakiashi (gerakan kaki terbuka) yaitu melangkah ke kiri atau ke kanan secara diagonal dengan kaki menghadap arah yang dituju dan dengan cepat menarik kaki lainnya untuk mendekat.langkah ini digunakan untuk menangkis serangan dan untuk menyerang kembali dengan cepat. Gambar 2.13Hirakiashi :Gerakan ke kanan dan ke kiri 2.4.5 Keiko Menurut Tokeshi (2003:103) keiko (latihan) dalam kendo adalah aktivitas yang abadi. Definisi keiko dalam kamus adalah untuk mencerminkan dan belajar dari yang tua. Dalam keiko kendo, banyak berlatih dan belajar sesuatu dari para kendoka di masa lalu yang ditemukan dalam latihan mereka. Sangat diharuskan berlatih dengan cara yang tepat mengikuti latihan yang dicontohkan oleh para pendahulu. Sebagai pemula sangatlah penting untuk mencari guru yang hebat, yang mana bisa melihat dan mengkoreksi kebiasaan buruk dan kesalahan sebelum hal itu menjadi kebiasaan yang permanen. Jika merasa senang dan ikhlas dalam berlatih, peningkatan keterampilan akan mudah untuk dicapai. Dalam latihan fisik, pemanasan adalah bagian penting dari latihan kendo dan juga pencegahan cedera. Pemanasan akan menyesuaikan otot sehingga akan membuat otot tahan dan kuat selama latihan. Pemanasan dimulai dengan perenggangan otot kecil dan sekelilingnya, diikuti ke bagian tengah dan otot yang lebih besar. Sebelum dilakukannya keiko, hal yang pertama kali dilakukan adalah 31

pengaturan tempat duduk, yaitu menghadap kedepan (shōmen), para sensei berbaris disebelah kanan (kamiza) dan para murid berbaris disebelah kiri (shimoza) dōjō. Ini bisa berubah-ubah sesuai desain dōjō. Diawal mulainya keiko, kendoka berdiri menghadap lawan, berjarak sembilan langkah, dan saling menunduk satu sama lain. Tokeshi (2003:110-118) mengemukakan bahwa ada banyak keiko yang dilakukan di dōjō, yaitu : 1. Kirikaeshi keiko (latihan memotong berulang-ulang) dimana diharuskan berlatih dengan pasangan. Kirikaeshi keiko mungkin latihan yang paling penting untuk semua kendoka. Kirikaeshi keiko mengajarkan aspek yang paling penting dalam kendo, termasuk ki ken tai ittchi (semangat, pedang dan tubuh dalam ketenangan), ma ai (jarak), shisei (posture), kiai (seruan), kokyu (nafas), ashisabaki (gerakan kaki), tenouchi (memegang shinai), datotsu (memukul) yang tepat, zanshin (kewaspadaan), dan pengembangan ketahanan. 2. Kihon keiko (latihan dasar), yang mana latihan ini mendorong diri untuk mengembangkan keberanian, teknik memukul perorangan dan gerakan kaki yang tepat. Untuk permulaan, pemula harus berlatih dengan gerakan lambat. 3. Uchikomi keiko (latihan memukul) yang termasuk latihan dasar yang bisa dilakukan dengan murid lain atau dengan sensei. Latihan ini menggunakan semua teknik dasar dengan gerakan kaki yang baik dan juga ma ai. 4. Renzoku waza keiko(latihan berurut) yang biasanya dilakukan dua kali berturut-turut menjelang akhir latihan berpasangan. 5. Kakari keiko(latihan bergerak cepat) yang mana latihan ini adalah latihan paling bersemangat dan agresif melawan sensei. Para murid harus menggunakan keterampilannya untuk mematahkan keseimbangan dari 32

motodachi. Keiko ini dimaksudkan untuk membangun dasar kendo, termasuk tubuh, jiwa, dan keterampilan. Latihan ini sangat menguntungkan bagi pemula. 6. Hikitate keiko(latihan semangat) yang tujuannya untuk mengajarkan datotsu (teknik memukul) yang benar kepada pemula. Pelatih harus membiarkan murid untuk memukul dengan bebas tanpa rasa takut, sehingga dapat belajar teknik yang benar. 7. Gokaku keikodilakukan dengan pasangan yang mempunyai kekuatan yang setara. Bertujuan untuk meningkatkan tokui waza (teknik khusus) dan berlatih pertahanan melawan waza lawan. Latihan ini seperti shiai. Dengan latihan ini bisa membuat kendoka mengetahui kelemahannya dan menambah percaya diri. 8. Jigeiko (latihan seperti pertandingan) yaitu latihan yang paling umum dan melibatkan berbagai lawan. Jigeiko ditujukan untuk meningkatkan kemampuan teknik. 9. Shobu keiko(latihan pertandingan) yang biasanya dilakukan satu kali, baik menang atau kalah, diharuskan berusaha keras untuk meningkatkan kemampuan. Ikuti peraturan dan tetap menghargai lawan. 10. Shiai keiko(latihan turnamen) dilakukan sebelum turnamen untuk membantu persiapan kendoka dalam menghadapi turnamen. 11. Mitori keiko (latihan mengamati) adalah sebagai intisari latihan, pada latihan ini diharuskan mengamati kendoka lain yang berlatih. Mempelajari teknik, tata krama, titik kuat, dan belajar dari kesalahan mereka. 12. Hitori keiko (latihan menyendiri) banyak dilakukan oleh master kendo terkenal, salah satunya Miyamoto Musashi. Dalam keiko ini bisa ditujukan 33

untuk menguatkan tubuh, menambah ketahanan, menambah konsentrasi, dan memahami ki lewat meditasi. 13. Tachigiri keikoyang mana dikatakan metode berlatih yang paling keras dan melelahkan, keiko ini tidak dilakukan terlalu sering. Dalam tachigiri keiko, berlatih melawan musuh yang berbeda selama tiga jam dan lawannya terus berganti setiap tiga menit. Namun keiko ini bisa menambah mental dan batas kemampuan fisik. 14. Musha shugyo (perjalanan beladiri) yaitu bepergian dengan tujuan mencari latihan dari guru yang berbeda dari sekolah yang berbeda. Para master kendo di masa lalu menghabiskan 10 sampai 15 tahun diperjalanan dan sering kali mempertaruhkan nyawa mereka. Walaupun musha shugyo tidak lagi dipraktekan di Jepang, namun konsep ini masih sangat berguna. Keiko dalam kendo ada yang dilakukan di luar dōjō dan tidak harus berada di dalam dōjōuntuk melakukannya.salah satunya yaitu berlatih menggunakan tanrenbo (tiang yang berat) yang mana latihan ini bisa menambah kekuatan genggaman shinai ataupun pedang.berat dari tanrenbo sekitar 2,250 gram dan 3,750 gram. 34