DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PENERBITAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL PAS KAPAL DAN REGISTRASI KAPAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN TAHUN 2010 TENTANG PERIZINAN DIBIDANG ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6. Undang-undang. file-produk/per-uu/hukum/2004 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 10 Tahun 2003 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 45 TAHUN 2003 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 9 TAHUN 1999 T E N T A N G

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

11 NOPEMBER 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI C NO.4/C SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 6 TAHUN 2006 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT DAN RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN DAN RETRIBUSI USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT PENGUKURAN DAN TANDA DAFTAR KAPAL LEBIH KECIL DARI GROSS TONAGE (GT) 7

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG IZIN MENDIRIKAN PERUSAHAAN PENGANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PARKIR DI KABUPATEN SIDOARJO

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM RETRIBUSI IZIN USAHA PERINDUSTRIAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 18 TAHUN 2007 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKKAN KAYU DARI LUAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 11 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG IZIN USAHA ALAT ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

RETRIBUSI TERMINAL TANAH LAUT. Daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 15 TAHUN 1997 SERI B.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK. Tahun. retribusi kewenangan. Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN 2011 NOMOR 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 2 TAHUN 2002 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 16 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 122 TAHUN 2010 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PENERBITAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, PAS KAPAL, REGISTRASI KAPAL DAN SURAT KETERANGAN KECAKAPAN AWAK KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya arus lalu lintas dan angkutan di perairan Kabupaten Tapin, dipandang perlu untuk meningkatkan pengawasan dan ketertiban kapal dalam menjamin keselamatan angkutan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2756); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493); 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 60

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 10. Ordonansi Kapal-Kapal Pedalaman 1927 (Stb. 1927 No. 289 Jo. 1929 No. 111), untuk mengatur Pengawasan Terhadap Kapal-Kapal dan Alat-Alat Kendaraan Air, digunakan untuk mengangkut orang-orang, barang-barang dan/atau binatang di Bandar-Bandar, Sungai-Sungai dan Perairan-Perairan Pedalaman (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); 11. Ordonansi Kapal-Kapal 1935 (Stb. 1935 Nomor 66 Jo. Stb. 1939 Nomor 356, Stb. 1947 Nomor 50 dan 66); 12. Ordonansi Pengukuran Kapal 1927 ( Stb. 1927 Nomor 210) tentang Peraturan-Peraturan mengenai Pengukuran Kapal- Kapal dan Kendaraan-Kendaraan Air yang berkedudukan di Indonesia atau yang berada sementara disita; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986 tentang Ketentuan Umum mengenai penyidikan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah jo Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidikan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah daerah; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Pemungutan Retribusi Daerah; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah; 16. Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1999 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 13 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II Tapin; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 03 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Tapin sebagai Daerah Otonom; 61

19. Surat Edaran Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Nomor SE 11 Tahun 2000 tentang Standart Pelayanan Minimal Sektor Perhubungan dan Telekomunikasi Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TAPIN dan BUPATI TAPIN M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN TENTANG RETRIBUSI PENERBITAN SERTFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, PAS KAPAL, REGISTRASI KAPAL DAN SURAT KETERANGAN KECAKAPAN AWAK KAPAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tapin; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tapin; 3. Bupati adalah Bupati Tapin; 4. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Tapin; 5. Dinas Pendapatan Daerah yang selanjutnya disebut Dispenda adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapin; 6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Tapin; 7. Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan di Perairan Kepelabuhan serta keamanan dan keselamatannya; 62

8. Alur Pelayaran adalah sebagian dari perairan yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran lainnya dianggap aman untuk dilayari; 9. Kapal adalah Kendaraan Air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah; 10. Pemilik Kapal adalah orang pribadi atau Organisasi/Badan hukum; 11. Sertifikat Kesempurnaan Kapal adalah salah satu surat kapal yang harus berada di kapal saat kapal akan berlayar, isinya menyatakan bahwa kapal tersebut telah memenuhi persyaratan kesempurnaan dan perlengkapan untuk berjalan pada perairan tertentu, selanjutnya disebut Sertifikat Kesempurnaan; 12. Pas Kecil Kapal adalah salah satu surat kapal untuk ukuran kapal < GT. 7 yang harus berada di kapal apabila kapal akan berlayar, dalam Pas Kecil Kapal dicantumkan data umum ukuran dan tonase kapal yang bersangkutan, selanjutnya disebut Pas Kapal; 13. Registrasi Kapal adalah pendaftaran kapal. 14. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) adalah surat bukti kecakapan yang harus dimiliki oleh orang yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab disebuah kapal baik di bagian geladak maupun dibagian mesin. 15. Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau yang dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau opereator kapal untuk melakukan tugas-tugas diatas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku Sijil. BAB II KEWAJIBAN KAPAL, AWAK KAPAL DAN WEWENANG Pasal 2 (1) Setiap kapal yang berdomisili di Kabupaten Tapin wajib diregistrasi dan memiliki Surat Tanda Registrasi. (2) Untuk kapal yang akan berlayar, selain memiliki Surat Tanda Registrasi kapal harus dilengkapi pula dengan Surat Sertifikat Kesempurnaan dan Pas Kapal. (3) Setiap Kapal Motor perairan daratan harus diawaki dengan awak kapal yang cukup mahir dan memiliki keterampilan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kecakapan sesuai dengan golongan dan jenisnya yang harus selalu dibawa bila ia memimpin sebuah kapal dan atau sebagai penanggung jawab dibagian mesin. 63

(4) Surat Keterangan Kecakapan sebagaimana dimaksud adalah : a. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Nautika untuk Awak Kapal yang menjadi Pemimpin Kapal b. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Teknika untuk Awak Kapal yang bertugas dan bertanggungjawab di bagian mesin kapal. (5).Dinas Perhubungan berwenang menerbitkan Surat Tanda Registrasi untuk kapal semua ukuran, Sertifikat Kesempurnaan, Pas Kapal untuk ukuran < GT.7 dan Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Awak Kapal. BAB III TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, PAS KAPAL, REGISTRASI KAPAL DAN SURAT KETERANGAN KECAKAPAN AWAK KAPAL Pasal 3 (1) Untuk memperoleh penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal, Registrasi Kapal dan Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal, pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada kepala Dinas Perhubungan dengan melampirkan : a. Untuk kapal baru, permohonan penerbitan Sertifikat Kesempurnaan dan Pas Kapal harus melampirkan : 1) Fotocopy kuitansi pembelian mesin; 2) Surat Keterangan Pembuatan Badan Kapal; 3) Surat Keterangan Kepemilikan Kapal dari Kepala Desa / Lurah setempat. b. Untuk kapal baru, permohonan penerbitan Registrasi Kapal harus melampirkan : 1) Fotocopy Surat Izin Usaha Kapal bagi kapal yang mempunyai ukuran GT. 7 ke atas. 2) Fotocopy Surat Izin Trayek Kapal bagi kapal angkutan penumpang; 3) Fotocopy Sertifikat Kesempurnaan dan Pas Kapal; 4) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk pemilik kapal. c. Untuk Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal pemohon harus melampirkan : 1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; 2. Surat Keterangan Sehat dari Dokter pemerintah; 3. Pas photo terbaru. 64

(2) Pemohon harus mengisi blangko formulir permohonan yang disediakan oleh Dinas Perhubungan. (3) Berdasarkan permohonan tersebut di atas, Kepala Dinas Perhubungan menentukan waktu dan tempat pemeriksaan maupun pengukuran kapal. (4) Pemeriksaan / pengukuran kapal untuk memperoleh Sertifikat Kesempurnaan maupun Pas Kapal dilakukan oleh Seksi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Bidang Lalu LIntas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan pada Dinas Perhubungan. (5) Apabila pemohon menghendaki pengukuran maupun pemeriksaan di tempat lain maka biaya perjalanan dan lain-lain yang berhubungan dengan pemeriksaan pengukuran ditanggung pemohon. Pasal 4 (1) Masa berlakunya Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal, Registrasi Kapal dan Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal adalah sebagai berikut: a. Sertifikat Kesempurnaan berlaku selama 1 (satu) tahun; b. Pas Kapal berlaku sampai dengan akhir Desember setiap tahun; c. Registrasi Kapal berlaku selama 5 (lima) tahun. d. Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal berlaku selama 5 (lima) tahun. (2) Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal, Registrasi Kapal dan Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal harus sudah diperpanjang selambatlambatnya 1 (satu) bulan atau 30 (tiga) puluh hari sebelum habis masa berlakunya dengan melampirkan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal, Registrasi Kapal dan Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal sebelumnya dan foto copy KTP yang masih berlaku. (3) Proses penerbitannya sama seperti termaktub dalam Pasal 3 ayat (2), (3), (4) dan (5) Peraturan Daerah ini. (4) Apabila pengajuan permohonan perpanjangan dilaksanakan setelah berakhirnya masa berlaku surat-surat dimaksud sebagaimana ayat (1) pasal ini, pemilik dikenakan denda administrasi sebesar 100 % dari Tarif Retribusi dikalikan jumlah bulan keterlambatan. Pasal 5 (1) Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal dan Registrasi Kapal dapat diterbitkan jika kapal telah memenuhi persyaratan kesempurnaan dan perlengkapan berlayar. 65

(2) Penolakan penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal dan Registrasi Kapal diberitahukan secara tertulis oleh Kepala Dinas Perhubungan atau pejabat yang ditunjuk. (3) Surat Keteranagn Kecakapan (SKK) Awak Kapal dapat diterbitkan : a. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Nautika diberikan kepada mereka yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemimpin kapal motor perairan daratan yang isi kotornya GT.7 keatas. b. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Teknika diberikan kepada mereka yang telah memenuhi persyaratan sebagai penanggung jawab mesin/motor perairan daratan yang isi kotornya GT.7 keatas. c. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Nautika /Teknika A diberikan kepada mereka yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemimpin kapal pada jenis Speed Boat/motor tempel. d. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Nautika /Teknika B diberikan kepada mereka yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemimpin kapal bagi kapal yang penanganan pengoperasian geladak dan bagian mesin motor dilayani oleh satu orang dengan isi kotor GT.7 keatas. e. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) Nautika /Teknika C diberikan kepada mereka yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemimpin kapal bagi kapal yang penanganan pengoperasian geladak dan bagian mesin motor dilayani oleh satu orang dengan isi kotor kurang GT.7. Pasal 6 (1) Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal, Registrasi Kapal dan Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal dikenakan Retribusi. (2) Biaya Retribusi sebagaimana ayat (1) pasal ini harus sesuai dengan jenis surat yang dimohon untuk diterbitkan. Pasal 7 (1) Biaya Retribusi Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal, Registrasi Kapal dan Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal sebagaimana dimaksud Pasal 6 Peraturan Daerah ini dibayarkan bersamaan pada waktu pengajuan permohonan kepada Kepala Dinas Perhubungan atau Petugas yang ditunjuk. (2) Setiap pungutan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diberikan tanda bukti penerimaan oleh Kepala Dinas Perhubungan atau petugas yang ditunjuk. 66

(3) Hasil penerimaan dari retribusi yang dipungut seperti dimaksud ayat (1) pasal ini disetorkan ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Kabupaten Tapin. Pasal 8 (1) Apabila terjadi jual beli kapal atau pemindahan kepemilikan kapal, permohonan pembaharuan Sertifikat Kesempurnaan, Pas Kapal dan Registrasi Kapal harus dilampiri dengan : a. Surat Perjanjian Jual Beli Kapal / Hibah Kapal / Kuitansi Pembelian Kapal yang diketahui oleh Kepala Desa / Lurah setempat; b. Sertifikat Kesempurnaan, Pas Kapal dan Registrasi Kapal Asli atas nama pemilik lama; c. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk pemilik baru. (2) Proses penerbitannya sama seperti termaktub dalam Pasal 3 ayat (2), (3), (4) dan (5) Peraturan Daerah ini. BAB IV BIAYA RETRIBUSI PENERBITAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, PAS KAPAL, REGISTRASI KAPAL DAN SURAT KETERANGAN KECAKAPAN AWAK KAPAL Pasal 9 (1) Untuk memperoleh Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan dikenakan Retribusi sebagai berikut : a. Untuk penerbitan pertama Sertifikat Kesempurnaan : 1) Sertifikat Kesempurnaan dengan ukuran kapal GT. 1 s.d. < GT.3 sebesar Rp 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah); 2) Sertifikat Kesempurnaan dengan ukuran kapal GT. 4 s.d. < GT. 6 sebesar Rp 15.000,00 (lima belas ribu rupiah); 3) Sertifikat Kesempurnaan Speed Boat Mesin Satu sebesar Rp 20.000,00 (duapuluh ribu rupiah); 4) Sertifikat Kesempurnaan Speed Boat Mesin Dua sebesar Rp 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah). b. Untuk pembaharuan Sertifikat Kesempurnaan : 1) Sertifikat Kesempurnaan dengan ukuran kapal GT. 1 s.d. < GT.3 sebesar Rp 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah); 2) Sertifikat Kesempurnaan dengan ukuran kapal GT. 4 s.d. < GT. 6 sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah); 67

3) Sertifikat Kesempurnaan Speed Boat Mesin Satu sebesar Rp 15.000,00 (lima belas ribu rupiah); 4) Sertifikat Kesempurnaan Speed Boat Mesin Dua sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah). (2) Untuk memperoleh Penerbitan Pas Kapal, dikenakan retribusi sebagai berikut : a. Untuk Penerbitan Pertama Pas Kapal : 1) Pas Kapal dengan ukuran kapal GT. 1 s.d. < GT.3 sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah); 2) Pas Kapal dengan ukuran kapal GT. 4 s.d. < GT. 6 sebesar Rp 7.000,00 (tujuh ribu rupiah); 3) Pas Kapal Speed Boat Mesin Satu sebesar Rp 8.000,00 (delapan ribu rupiah); 4) Pas Kapal Speed Boat Mesin Dua sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh rupiah). b. Untuk pembaharuan Pas Kapal : 1) Pas Kapal dengan ukuran kapal GT. 1 s.d. < GT.3 sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah); 2) Pas Kapal dengan ukuran kapal GT. 4 s.d. < GT. 6 sebesar Rp 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah); 3) Pas Kapal Speed Boat Mesin Satu sebesar Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah); 4) Pas Kapal Speed Boat Mesin Dua sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). (3) Untuk memperoleh Penerbitan Registrasi Kapal dikenakan retribusi sebagai berikut : a. Untuk penerbitan pertama Registrasi Kapal : 1) Registrasi Kapal ukuran < GT.7 sebesar Rp 15.000,00 (lima belas ribu rupiah); 2) Registrasi Kapal ukuran GT. 8 s.d. < GT. 35 sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah); 3) Registrasi Kapal ukuran GT. 36 s.d. < GT. 100 sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah); 4) Registrasi Kapal ukuran > GT. 101 sebesar Rp 30.000,00 ( tiga puluh ribu rupiah); b. Untuk penerbitan pembaharuan Registrasi Kapal : 1) Registrasi Kapal ukuran < GT.7 sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah); 68

2) Registrasi Kapal ukuran GT. 8 s.d. < GT. 35 sebesar Rp 15.000,00 (lima belas ribu rupiah); 3) Registrasi Kapal ukuran GT. 36 s.d. < GT. 100 sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah); 4) Registrasi Kapal ukuran > GT. 101 sebesar Rp 25.000,00 ( dua puluh lima ribu rupiah); (4) Untuk memperoleh Surat Keterangan Kecakapan Awak Kapal, dikenakan retribusi sebagai berikut : a. Surat Keterangan Kecakapan Nautika dan Teknika B Umum sebesar Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah). b. Surat Keterangan Kecakapan Nautika dan Teknika B Khusus sebesar Rp. 12.000,- (dua belas ribu rupiah) c. Surat Keterangan Kecakapan Nautika dan Teknika C Umum sebesar Rp. 12.000,- (dua belas ribu rupiah) d. Surat Keterangan Kecakapan Nautika dan Teknika C Khusus sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 10 (1) Pelanggaran ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan (2) dikenakan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). (2) Uang denda sebagaimana dimaksud ayat (1) dimasukkan ke Kas Daerah. (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah tindak pidana pelanggaran. BAB VI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 11 (1) Selain oleh Pejabat Penyidik POLRI yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang pengangkatannya ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 69

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dari kegiatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang tersangka; f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum, bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; dan i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara semua tindakan tentang; a. Pemeriksaan tersangka; b. Pemeriksaan Kapal; c. Penyitaan kapal; d. Pemeriksaan surat; e. Pemeriksaan saksi; dan f. Pemeriksaan di tempat kejadian dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. 70

Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tapin. Ditetapkan di Rantau pada tanggal 25 Juli 2005 BUPATI TAPIN, Ttd Diundangkan di Rantau pada tanggal 25 Juli 2005 IDIS NURDIN HALIDI SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, Ttd CHAIRIL MUCHLIS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TAPIN Nomor 31 Tahun 2005 Seri C No. Seri 01 71