BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir Jembatan merupakan suatu prasarana penghubung satu daerah dan daerah lain yang terpisahkan oleh sungai atau jurang. Sehingga daerah-daerah yang semula tidak dapat terhubung, dapat berinteraksi melakukan berbagai kegiatan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten Bandung menyediakan program peningkatan penanganan dan pembangunan jalan dan jembatan pada anggaran tahun 2006/2007 dengan maksud untuk pengembangan wilayah, ekonomi, dan pariwisata di kabupaten Bandung. Salah satunya adalah pembangunan jembatan Pameuntasan yang terletak di Kampung Sukalilah antara Desa Pameuntasan dengan Desa Mekar Rahayu Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Jembatan ini mulai dibangun pada tanggal 30 November 2006 oleh kontraktor PT. Purna Dharma Perdana, namun karena terjadi berbagai masalah teknis saat pelaksanaan, pembangunan terhenti dan terbengkalai pada tahun 2008. Pembangunan kemudian dilanjutkan kembali pada bulan Juli tahun 2009 dengan kontraktor yang baru yaitu PT. Nindya Karya yang melaksanakan proyek Jembatan Pameuntasan sampai akhir tahun 2009, kemudian dilanjutkan oleh PT. Adhikarya Teknik Perkasa. Jembatan Pameuntasan mulai beroperasi pada bulan Februari 2011. Pembangunan Jembatan Pameuntasan dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Jln. Kopo Sayati. Pembangunan jembatan Pameuntasan juga direncanakan berfungsi sebagai interchange Margaasih. Nantinya jembatan itu bisa menjadi jalan penghubung pintu tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Secara umum jembatan dapat dibuat dengan material kayu, rangka baja, beton bertulang dan beton prategang. Pada saat ini, material yang banyak digunakan untuk pembangunan jembatan atau pun fly over adalah dengan konstruksi beton prategang. Begitu pun pada jembatan Pameuntasan yang 1
menggunakan balok girder dari beton prategang untuk struktur atasnya. Dengan menggunakan konstruksi beton prategang, girder dapat didesain dengan efektif dan efisien juga ekonomis namun mampu menanggung beban konstruksi yang telah direncanakan (Masnul, 2009:16). Jika menggunkan beton bertulang biasa, dimensi balok akan besar, sehingga beton dan baja tulangannya pun akan boros, hal ini akan menyebabkan konstruksi tidak efektif, efisien, dan ekonomis. Jembatan Pamentasan dibagi menjadi 3 bentang. Bentang pertama menghubungkan abutment 1 ke pilar 1 sepanjang 29,7m (Bentang 1) Bentang kedua menghubungkan pilar 1 ke pilar 2 (main span) sepanjang 40,8m (Bentang 2). Bentang ketiga menghubungkan pilar 2 ke abutment 2 sepanjang 29,7m (Bentang 3). Seluruh bentang berupa girder beton yang menggunakan struktur beton prategang dengan metoda post tension (Septian, 2010 ; 2). Agar sesuai dengan program pendidikan D 3 Politeknik Negeri Bandung, dalam tugas akhir ini hanya 1 bentang PCI-girder yang dihitung, yaitu bentang tengah dengan panjang 40,8 m (bentang terpanjang). 2
Struktur Atas Struktur Bawah Sumber : Shop Drawing Jembatan Pameuntasan (PT. Adhikarya) Gambar 1.1 Potongan Memanjang. 3
Jembatan Pameuntasan menggunakan Precast Concrete I (PCI) girder yang dibuat segmental. Girder pre-cast pada proyek ini dibuat oleh PT. Precast Betonindo (PCBI). 1.2 Tujuan Umum dan Khusus a. Tujuan Umum Secara umum, Tugas Akhir ini akan menghitung struktur atas pada jembatan Soreang Kabupaten Bandung. b. Tujuan Khusus Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang: - Menghitung beban-beban yang bekerja. - Merencanakan beton bertulang. - Merencanakan balok PCI-girder terhadap lentur - Merencanakan balok PCI-girder terhadap geser. - Merencanakan balok PCI-girder terhadap puntir. 1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah a. Ruang Lingkup Lingkup pembahasan dalam tugas akhir ini adalah mendesain balok PCIgirder terhadap lentur, geser dan puntir. b. Pembatasan Masalah Tugas Akhir ini membatasi lingkup permasalahan pada perencanaan struktur atas yang meliputi perencanaan pelat lantai jembatan dan perencanaan sruktur PCI-girder terhadap lentur, geser dan puntir. Struktur bawah jembatan tidak dihitung karena Tugas Akhir ini lebih menekankan pada struktur atas jembatan. Trase tendon disederhanakan, agar memudahkan dalam perhitungan. Kehilangan tegangan diasumsikan sesuai untuk struktur post tension. Lendutan untuk tugas akhir ini tidak dihitung, dengan catatan daya layan struktur sudah terpenuhi. 4
1.4 Lokasi Objek Tugas Akhir Lokasi pengamatan berada di daerah soreang kabupaten Bandung provinsi Jawa Barat. Sumber : Google Map. (http://maps.google.co.id/) Gambar 1.2. Peta Lokasi. 5
1.5 Garis Besar Metode Penyelesaian Masalah Mulai A Pengumpulan Data Desain Jembatan Penentuan Metode Desain Lentur, Geser, dan Puntir Desain Pelat Lantai Jembatan Desain Terhadap Geser Output : Tul. Geser/Sengkang Desain Terhadap Puntir Output ; Tul Sengkang dan Tul Memanjang Menentukan Gaya Gaya Dalam untuk Desain Jembatan Gambar Gambar Desain Desain Terhadap Lentur Output : Tul. Lentur/Tendon Kesimpulan Selesai A Gambar 1.3 Flow Chart Tugas Akhir 1.6 Sistematika Penulisan Keseluruhan Tugas Akhir Sistematika dari penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, tentang latar belakang Tugas Akhir, perumusan masalah, tujuan umum dan khusus, ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah, lokasi objek Tugas Akhir, garis besar metode penyelesaianmetodologi, dan sistematika penulisan. 6
Bab II Studi Pustaka/Literatur, memaparkan rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang penyusunan metode perencanaan struktur atas jembatan, meliputi pembahasan tentang rumus-rumus yang akan digunakan lebih lanjut dalam tugas akhir. Bab III Metodologi, yaitu metode yang digunakan untuk perencanaan struktur atas jembatan, meliputi perhitungan pelat lantai jembatan dan PCI-Girder. Bab IV Analisis Data, membahas mengenai perhitungan-perhitungan analisis atau perancangan, serta interpretasi dan pembahasan hasil perhitungan. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dari seluruh analisis data dan pembahasan hasil perhitungan. Isi kesimpulan harus menjawab permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam tugas akhir. Serta berisi saran-saran atau opini yang berkaitan dengan tugas akhir. 7