KEPALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

dokumen-dokumen yang mirip
CONTOH FORMAT PERMINTAAN INFORMASI. Nomor :.. Jakarta,... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal : Permintaan informasi 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi.

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI PELAPOR DAN SAKSI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI PELAPOR DAN SAKSI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA, KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2014 PPATK. Sistem Informasi. Jasa Terpadu. Pengguna.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

PF~ESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

2016, No ); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Repu

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng

2016, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indo

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PMK.06/2013 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI BALAI LELANG

1. Undang-Undang Nomor B Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana PUSAT PEUTPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional t

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

576\; 2. Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2OII. tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

2013, No sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dalam penyelenggaraan sistem pengadaan Pegawai Negeri Sipil, sehingga ketentuan te

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KEPALA JI. Ir. H. Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, Website: www.ppatk.go.id PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR: PER-08 11.02/pPATK/05/2013 TENTANG PERMINTAAN INFORMASI KE PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, Menimbang a. bahwa Pasal 90 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang mengatur mengenai kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi, baik dalam lingkup nasional maupun internasional; b. bahwa pihak yang terkait dengan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang danl atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana pencuclan uang, memerlukan pedoman dalam meminta informasi ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Permintaan Informasi ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5164);

2. Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISlS TRANSAKSl KEUANGAN TENTANG PERMlNTAAN lnformasl KE PUSAT PELAPORAN DAN ANALISlS TRANSAKSl KEUANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjutnya disingkat PPATK adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. 2. Korporasi adalah kumpulan orang danlatau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum. 3. lnformasi adalah keterangan atau data yang meliputi profil atau keadaan diri orang perseorangan atau Korporasi, data keuangan, harta kekayaan, danl atau keterangan lain yang dimiliki oleh PPATK. 4. Financial Intelligence Unit yang selanjutnya disingkat FlU adalah lembaga pemerintahan suatu negara yang mempunyai tugas pokok menerima lnformasi terkait dengan transaksi atau harta kekayaan yang mencurigakan, melakukan analisis, dan meneruskan hasil analisis kepada instansi yang berwenang. Pasa12 Permintaan lnformasi berdasarkan Peraturan ini dilakukan untuk tujuan: 2

3 a. dan memberantas pidana pencuclan uang /atau pidana uang; atau b. dan khususnya TATA CARA PERMINTAAN INFORMASI II Umum Kesatu Pasa13 (1) Produk meliputi: a. b. hash c.. dan d. (2) pihak hanya dapat produk dimaksud (1 ) d. Bagian Kedua Informasi Negeri Pasa14 (1) Pihak negen meminta meliputi: a. b. yang pengawasan terhadap

c. lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; d. lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana pencucian uang. (2) Lembaga lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi lembaga yang dibiayai atau keuangannya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pasal5 Permintaan Informasi yang diajukan oleh pihak selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) harus didasarkan pada nota kesepahaman atau kerja sarna formal. Pasal6 (1) Permintaan Informasi kepada PPATK diajukan secara tertulis dan ditandatangani oleh: a. hakim ketua majelis; b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau kepala kepolisian daerah; c. Jaksa Agung atau kepala kejaksaan tinggi; d. pimpinan instansi atau lembaga atau komisi dalam hal permintaan diajukan oleh penyidik, selain penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia; e. pemimpin, direktur atau pejabat yang setingkat, atau pemimpin satuan kerja atau kantor di lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan; f. pimpinan lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; atau 4

- g. dari lain terkait dan lain terkait pencuclan (2) Bea dan surat permintaan dan oleh atau (3) hal Kepolisian Republik Indonesia kepolisian,jaksa 'aksaan instansi atau lembaga atau komisi huruf c, huruf d atau kepala ) plmpman (1) dapat oleh (4) Informasi PPATK a. untuk dimaksud dalam 2 huruf a, 1) atau atau jasa lain; 3) atau catatan lengkap jasa termasuk perikatan antara dan/atau atau atau barang 6) 7) dengan 8) lain yang tujuan PPATK. 5

b. untuk tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, mencantumkan paling kurang: 1) identitas lengkap orang perseorangan; 2) tujuan dan alasan permintaan lnformasi; 3) pernyataan untuk menjaga kerahasiaan lnformasi dan menggunakan lnformasi yang diterima sesuai dengan tujuan yang telah disetujui oleh PPATK; dan 4) melampirkan persetujuan atau kuasa substitusi mengenm keterangan harta kekayaan dari orang perseorangan. (5) Selain lnformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), peminta lnformasi dapat menyertakan data atau keterangan lain yang terkait. (6) Contoh format permintaan lnformasi tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Bagian Ketiga Permintaan lnformasi dari Luar Negeri Pasal7 (1) Permintaan lnformasi dari luar negeri dilakukan melalui FlU. (2) Permintaan lnformasi oleh lembaga asing harus disampaikan melalui FlU lembaga asing tersebut. Pasal8 Permintaan lnformasi dilakukan atas dasar nota kesepahaman atau kerja sarna formal danlatau hubungan baik berdasarkan prinsip resiprositas. Pasal9 Permintaan lnformasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) harus memperhatikan syarat-syarat dan prinsip umum pertukaran lnformasi yang berlaku secara internasional. 6

Pasal 10 Permintaan Informasi dapat dilakukan baik secara elektronis maupun non elektronis. BAB III PEMENUHAN PERMINTAAN INFORMASI Pasal 11 (1) PPATK meneliti kelengkapan persyaratan permintaan Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 9. (2) PPATK dapat meminta data pendukung danl atau klarifikasi terhadap permintaan Informasi yang disampaikan. (3) Permintaan data pendukung danl atau klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan secara tertulis atau melalui diskusi, presentasi, atau rapat koordinasi. Pasal 12 Kepala PPATK memutuskan pemenuhan permintaan Informasi yang disampaikan ke PPATK. Pasal 13 Penyampaian pemenuhan permintaan Informasi oleh PPATK dapat dilakukan baik secara elektronis maupun non elektronis. Pasal 14 (1) Informasi yang diberikan oleh PPATK bersifat sangat rahasia. 7

r (2) Pihak peminta Informasi bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan Informasi yang diterima. (3) Pihak peminta Informasi hanya dapat menggunakan Informasi yang diterima sesuai dengan tujuan dan alasan permintaan Informasi. (4) Pihak peminta Informasi tidak diperkenankan memberikan, meneruskan, dan mengungkapkan Informasi yang diterima kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari PPATK. (5) Informasi yang disampaikan oleh PPATK tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam pemeriksaan di sidang pengadilan. BABIV KETENTUAN LAIN Pasal 15 PPATK dengan pihak peminta Informasi dapat bekerja sarna dalam mengembangkan sistem teknologi informasi untuk mewujudkan proses permintaan dan pemenuhan Informasi yang cepat, akurat, tertib, dan aman. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: PER 09j1.02jPPATKjllj2009 tentang Tata Cara Pertukaran Informasi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 8

Pasal 17 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. ~ / Ditetapkan di Jakarta padatanggal 31 Mei2013 KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,~... ~~ M~9YUSUF Diundangkan di Jakarta padatanggal 10 Juni 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 806 9

PUSAT PELAPORA~ DA~ A~ALlSIS TRA~SAKSI KEUA~6A~ KEPALA JI. Ir. H. Ojuanda No.3 5, Jakarta 10120, Indonesia Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatkgo.id, Website: www.ppatke0.id LAMPlRAN PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSIKEUANGAN NOMOR: PER-08 /l.02/ppatk/05/2013 TENTANG PERMINTAAN INFORMASI KE PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN CONTOH FORMAT PERMINTAAN INFORMASI

- : Permintaan informasi 1 Nomor Jakarta,.... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal Kepada Yth. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakarta 10120 Dasar Hukum: l. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Nota Kesepahaman antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan No.: B-6/IV/2011 dan No.: NK 44/ l.02/ppatk/04/l1 tanggal 18 April 2011; 4. Laporan Polisi No. Pol. :........ ; 5. Surat Perintah Penyidikan No.Pol :...................... Sehubungan dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi (disesuaikan dengan kasus yang sedang ditangani) dengan tersangka...................yang saat ini dalam tahap penyidikan Kepolisian........ (disesuaikan dengan satuan wilayah kerja), bersama ini diminta bantuan Bapak untuk memberikan informasi keuangan yang mencurigakan sehubungan dengan tindak pidana sebagaimana tersebut di atas. Adapun penjelasan mengenai duduk perkara yang sedang disidik sebagaimana yang dijelaskan dalam lampiran surat Inl. Mengingat informasi dari PPATK bersifat sangat rahasia dan tidak dapat diberikan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari PPATK, maka kami bersedia untuk menjaga kerahasian informasi tersebut dan akan menggunakannya hanya untuk kepentingan permintaan informasi ini. Sehubungan dengan permintaan informasi ini, kami telah menugaskan pejabat penghubung yang telah ditetapkan dengan keputusan Kapolri/Kapolda Nomor:... (copy terlampir) yaitu... E-mail :....... telepon... H p.......... Demikian untuk menjadi Maklum, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Kapolda/Dir Reskrim Polda ipermintaan informasi untuk tujuan mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan/ atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana pencucian uang.

LAMPIRAN 1. Penjelasan Singkat Duduk Perkara Pengadaan barang yang dilakukan oleh Dinas X Provinsi Y (menyesuaikan) tahun 2002 dan 2003 dengan rekanan PT. ABC dan PT XYZ diduga terjadi mark up pada harga-harga yang terkait. Dari hasil mark up tersebut diindikasikan telah terjadi kick back kepada para pejabat di lingkungan Dinas X Pemerintah Provimsi Y tersebut. 2. Pasal Perundang-undangan yang Dilanggar*) a. Mark up yang terjadi adalah tindak pidana asal yang diduga melanggar Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. b. Kick Back yang telah terjadi adalah pengalihan hasil tindak pidana asal (proceeds of crime) yang menurut kami merupakan salah satu bentuk pencucian uang yang diduga melanggar Pasal 3, Pasal 4, dan/atau Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 20 lo tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. *) Dalam hal pihak peminta informasi bukan penyidik, maka pasal perundangundangan yang dilanggar dapat tidak dicantumkan. 3. Dugaan Transaksi yang Mencurigakan Diduga terdapat transaksi-transaksi yang terkait dengan pelanggaranpelanggaran pada butir 2 di atas yang berhubungan dengan rekening-rekening sebagai berikut: No. Nama Bank Nomor Rekening Periode Waktu l. PT ABC Bank TOP 397-300-409-0 November 2002 sid Desember 2003 Bank Samiun 203.04.07368 September 2003 sf d Juni 2004 2. PTXYZ Bank Asing 743.30.07074.9 November 2002 sid Desember 2003 4. Informasi yang Diperlukan a. Transaksi-transaksi mencurigakan yang patut diduga merupakan kick back sebagaimana dimaksud dalam butir 1. b. Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak terkait sebagai berikut: No. 1 BTW 2 ACE 3 ZZZ Nama

I Nomor Jakarta,.... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal : Permintaan informasi2 Kepada Yth. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakarta 10 120 Dasar Hukum: l. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Peneegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Peneueian Uang; 2. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 01 Tahun 2012 tentang Peningkatan Pengawasan Dalam Rangka Mewujudkan Aparatur Negara Yang Berintegritas, Akuntabel dan Transparan; 3. Nota Kesepahaman antara Kementerian... dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Uika ada). Merujuk surat Menteri... No... tanggal... perihal ealon Anggota Komisi... periode 2013-2017 dengan ini disampaikan bahwa para ealon anggota Komisi... tersebut telah melalui tahapan seleksi dan pertimbangan rekam jejak yang dilakukan Panitia Seleksi. Dalam rangka melengkapi bahan pertimbangan dan masukan kepada Presiden RI, dimohon agar PPATK dapat melakukan penelitian mengenai kemungkinan adanya eatatan khusus yang dimiliki oleh para ealon sebelum diajukan Presiden RI kepada DPR RI. Adapun nama ealon anggota Komisi... adalah sebagai berikut: No Nama Tempat, I Alamat Jabatan Nama tanggal lahir Bank dan I No. Rekening Terlampir disampaikan pula persetujuan atau kuasa substitusi mengenai keterangan harta kekayaan dari ealon anggota komisi dimaksud. Mengingat informasi dari PPATK bersifat sangat rahasia dan tidak dapat diberikan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari PPATK, maka kami bersedia untuk menjaga kerahasian informasi tersebut dan akan menggunakannya hanya untuk kepentingan permintaan informasi ini. 2Permintaan informasi untuk tujuan mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme khususnya untuk pengangkatan pejabat strategis.

Sehubungan dengan permintaan informasi ini, kami telah menugaskan pejabat penghubung yang telah ditetapkan dengan keputusan Menteri Nomor..................... E-mail......... telepon.... Hp............ Demikian untuk menjadi Maklum, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Menteri Koordinator KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN 'C ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,~~