PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR.

dokumen-dokumen yang mirip
Vol 9 No. 2 Oktober 2014

Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan Variasi Sudut Bending

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PERILAKU INHIBITOR KOROSI PADA RADIATOR

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

ANALISA PENGENDALIAN LAJU KOROSI PADA PIPA MINYAK BUMI LEPAS PANTAI

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KOROSI SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS ALUMINIUM PADUAN 5083 DAN 6061-T6 ABSTRAK POLBAN

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI. Irwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

MENINGKATAN KETAHANAN KOROSI PADA SAMBUNGAN LONGITUDINAL LAS RESISTENSI LISTRIK PIPA BAJA API 5L X 46 DENGAN PERLAKUAN PANAS PASKA PENGELASAN ABSTRAK

SIDANG TUGAS AKHIR. oleh : Rosalia Ishida NRP Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

STUDI DEGRADASI MATERIAL PIPA JENIS BAJA ASTM A53 AKIBAT KOMBINASI TEGANGAN DAN MEDIA KOROSIF AIR LAUT IN-SITU DENGAN METODE PENGUJIAN C-RING

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Jurnal Sains & Teknologi KOROSI PADA LASAN BAJA ANTIKARAT AISI 316 L. Sumaryono

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Available online at Website

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

PENGARUH HEAT TREATMENT

LAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Perbandingan Laju Korosi Pada Baja Karbon Rendah dan Stainless Steel Seri 201, 304, dan 430 Dalam Media Nira

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

MODEL LAJU KOROSI BAJA KARBON ST-37 DALAM LINGKUNGAN HIDROGEN SULFIDA

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Pengaruh Perlakuan Panas Pada Anoda Korban Aluminium Galvalum Iii terhadap Laju Korosi Pelat Baja Karbon Astm A380 Grade C

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun : YOGI KUNCORO NIM : D

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

Transkripsi:

PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR M. Fajar Sidiq 1, M. Agus Shidik 2, Soebyakto 3 1,2,3 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal fs080879@gmail.com INTISARI Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan tingkat curah hujan dan kelembaban yang tinggi serta intensitas sinar matahari yang tinggi pula, dan sebagai negara berkembang, di Indonesia juga banyak bermunculan industri-industri yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap tingkat pencemaran pada lingkungan. Fenomena alam dan material khususnya logam mempunyai suatu keterikatan dalam suatu sistem dan proses. Hubungan tersebut diimplementasikan dalam suatu proses kerusakan yang dinamakan korosi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya laju korosi adalah adanya tegangan sisa yang akan menyebabkan terjadinya stress corrosion, yaitu korosi yang timbul akibat bekerjanya tegangan dan media korosif. Korosi ini menyebabkan terjadinya keretakan. Tegangan yang bekerja pada material logam dapat berupa tegangan tekan ataupun tegangan sisa. Akibat dari proses pembentukannya, akan menyebabkan pagar besi menyimpan tegangan sisa yang dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dan menyebabkan meningkatnya laju korosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu heat treatment terhadap ketahanan korosi dari logam. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa dengan proses heat treatmen yang tepat dapat menurunkan laju korosi dari material yang disebabkan oleh adanya tegangan sisa akibat proses pembentukannya sehingga diharapkan dapat membuat suatu bentuk dari logam tanpa meningkatkan laju korosinya dengan menggunakan proses heat treatmen yang tepat. Kata Kunci :pencegahan korosi, tegangan sisa, kekuatan material, ketahanan korosi 1. PENDAHULUAN Semakin beraneka ragam bentuk pagar rumah menjadikan banyak pilihan dalam mempercantik rumah. Diantara ragam bentuk pagar rumah tersebut, ada pagar rumah yang bentuk profilnya bulat dan ada juga yang berbentuk segi empat. Kerusakan yang paling sering melanda pagar besi adalah adanya korosi yang menyerangnya. Hal inilah yang melandasi keingin tahuan dari peneliti tentang pengaruh pembentukan terhadap ketahanan korosinya. Ketahanan material terhadap korosi penting diketahui supaya dapat menghasilkan suatu karya yang bermutu dan berkualitas. Pemilihan bentuk profil pagar penting untuk mengetahui ketahanan dan kekuatannya terhadap korosi, karena setelah suatu logam mendapatkan perlakuan pada proses pembentukannya akan menyebabkan adanya perubahan pada struktur logam yang berpengaruh terhadap kekuatan dan ketahanan terhadap korosi. Proses pembentukan dapat menyebabkan peningkatan terhadap laju korosi. Oleh karena itu pemilihan bentuk profil perlu untuk diperhatikan kekuatan dan ketahanan terhadap korosi. Penelitian ini penting dilakukan karena Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan tingkat curah hujan dan kelembaban yang tinggi serta intensitas sinar matahari yang tinggi pula, dan sebagai negara berkembang, di Indonesia juga banyak bermunculan industri-industri yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap tingkat pencemaran pada lingkungan. Fenomena alam dan material khususnya logam mempunyai suatu keterikatan dalam suatu sistem dan proses. Hubungan tersebut diimplementasikan dalam suatu proses kerusakan yang dinamakan korosi. Korosi yang berinteraksi dengan lingkungannya diantaranya adalah stress corrosion yaitu korosi yang timbul akibat bekerjanya tegangan dan media korosif. Korosi ini menyebabkan terjadinya keretakan. Tegangan yang bekerja pada material logam dapat berupa tegangan tekan ataupun tegangan sisa. Pada besi saat ini proses pembentukan logam merupakan suatu proses yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Pembentukan logam umumnya berkaitan dengan perubahan dimensi dan ukuran dari suatu logam. Perubahan ini disebut deformasi plastis. Proses deformasi plastis adalah proses pembentukan logam dimana baik ukuran maupun bentuk dari logam tidak dapat kembali pada keadaan semula. Proses deformasi plastis dapat dilaksanakan dengan proses pengerjaan dingin ( cold work ), yaitu proses pembentukan logam dibawah suhu kristalisasi. ( Van vlack, 1991 ) 437

Proses inilah yang terjadi pada pembuatan pagar besi pada rumah. Dalam pembentukan profil pagar besi biasanaya akan menggunakan proses pengerjaan dingin untuk menghasil profil pagar yang diinginkan. Suatu logam yang telah mengalami pengerjaan dingin maka logam tersebut akan mengalami perubahan sifat mekanis, dimana material yang mengalami pengerjaan dingin akan menyimpan sejumlah tegangan sisa ( internal strees ) yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada pagar besi. 2. METODOLOGI 2.1. Permasalahan Proses pembentukan profil pagar rumah akan menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur mikro logam. Perubahan ini akan menyebabkan perubahan pada kekuatan mekanik dari logam tersebut. Selain itu adanya tegangan sisa akibat proses pembentukan akan menyebabkan timbulnya reaksi korosi yang akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada pagar tersebut. Kerusakan yang timbul bermacam macam, mulai dari terjadi perubahan warna karena adanya karat yang muncul sampai dengan kegagalan konstruksi akibat berkurangnya kekuatan dari logam tersebut. 2.2. Verifikasi Material Verifikasi material dilakukan untuk memastikan jenis material yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengujian dilakukan dengan melihat kandungan unsur yang ada didalam, sehingga hasil pengujian menjadi valid. material Material Uji Tabel.1 Uji Komposisi Kimia ( wt% ) Komposisi Kimia (wt%) C Mn P S Si Al Nb V Ni Cr Ti Mo Cu 2.3. Perlakuan Panas Sifat mekanik baja tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada strukturmikro. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki strukturmikro yang berbeda, dan sifat mekanik akan berbeda. Strukturmikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses laku-panas (heat treatment) yang diterima selama proses pengerjaan Proses perlakuan panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam / paduan dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu. Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangunghan dapat ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti yang ulet Variasi temperatur yang digunakan dalam perlakuan panas ini adalah 700 0 C, 750 0 C, dan 800 0 C dengan pendinginan lambat menggunakan media udara. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk menghilangkan tegangan sisa akibat proses pembentukan sehingga diharapkan akan dapat menurunkan laju korosi pada material. 2.4. Perhitungan Laju Korosi Pengujian laju korosi dilakukan dengan tiga sel elektroda didasarkan pada metode eskstrapolasi tafel. Sel tiga elektroda merupakan perangkat laboratorium baku untuk penelitian kuantitatif terhadap sifat-sifat korosi bahan. Gambar 3.3 memperlihatkan alat uji laju korosi tipe sel tiga elektroda dengan potensiostat tipe PGS-201T milik Teknologi Akselarator dan Proses Bahan (PTAPB) - BATAN Yogyakarta. 438

Pengujian laju korosi dilakukan denganpengamatan intensitas arus korosi (I kor ) benda uji di dalam lingkungan air tanah. Ketepatan penentuan harga I kor sangat penting karena I kor berbanding langsung dengan besarnya laju korosi suatu logam di dalam lingkungannya. Penentuan harga rapat arus korosi secara tepat sangat diperlukan, karena rapat arus korosi sebanding dengan laju korosi suatu logam dalam lingkungannya. Hal ini sesuai dengan persamaan laju korosi (Jones, 1992) dalam mils (0,001 in) per year (mpy) seperti dibawah ini : ai r 0, 129 ( 1 ) nd Dengan : r = laju korosi (mpy) a = berat atom n = valensi atom i = rapat arus korosi (μa/cm 2 ) D = berat jenis sampel (gr/cm 3 ) Perhitungan laju korosi untuk paduan, terlebih dahulu dihitung berat equivalennya (equivalen weight= EW) dengan persamaan (Jones 1992), Maka persamaan (1) menjadi ; Laju korosi dari rumus diatas didapat dalam satuan mils per year dapat diartikan sebagai mili per tahun yang berarti hilangnya berat sebagian spesimen karena pengaruh korosi dalam satuan mili inci per tahun. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Uji Komposisi Jenis material yang digunakan adalah baja ST-41 dengan hasil pengujian komposisi terlampir. Dari hasil pengujian komposisi menyatakan bahwa pelat tersebut termasuk baja karbon rendah Hasil pengujian komposisi dapat dilihat pada table berikut : Table.2 Komposisi Kimia No. Unsur Persentase (%) No. Unsur Persentase (%) 1 C 0.09 8 Al 0.05 2 Si 0.01 9 Co 0 3 Mn 0.26 10 Cu 0.03 4 P 0.02 11 Sn 0.01 5 S 0.03 12 W 0.03 6 Cr 0.02 13 Pb 0.01 7 Ni 0.01 14 Ce 0.01 15 Fe 99.4 3.2. Pengujian Laju Korosi Pengujian laju korosi dilakukan dengan tiga sel elektroda didasarkan pada metode eskstrapolasi tafel. Sel tiga elektroda merupakan perangkat laboratorium baku untuk penelitian kuantitatif terhadap sifat-sifat korosi bahan. Hasil pengujian korosi dari material dapat dilihat pada table 3 dan tabel 4. Berdasar hasil pengujian laju korosi terlihat bahwa terjadi perubahan laju korosi akibat perlakuan panas yang diberikan kepada material. Perubahan ini disebabkan tegangan sisa yang ada pada material telah berkurang ( 2 ) 439

mm/y Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Tabel 3 Hasil Uji Korosi Material Nama Contoh Label Contoh Parameter Hasil Uji Satuan Metode Uji Plat Kotak 27,79 Plat Kotak 38,84 Plat Kotak 1,36 Plat Kotak 700 0 C 27,56 Plat Kotak 700 0 C 27,10 Plat Kotak 700 0 C Uji Korosi 19,97 µa/cm 2 Elektrokimia Baja Karbon Rendah Plat Kotak 750 0 C 10,01 Plat Kotak 750 0 C 29,89 Plat Kotak 750 0 C 6,61 Plat Kotak 800 0 C 16,93 Plat Kotak 800 0 C 18,98 Plat Kotak 800 0 C 2,96 Rapat Arus Korosi 2 ) Laju Korosi rata-rata ( mm/yr) Tabel 4 Hasil Uji Laju Korosi Material Tanpa Perlakuan 700 0 C 750 0 C 800 0 C 23,38 27,56 10,01 16,93 40,96 27,10 29,89 18,98 6,76 19,97 6,61 2,96 0,275 0,289 0,180 0,150 0,35 Laju Korosi 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Raw 700Variasi Suhu 750 800 Gambar 1. Laju Korosi Dari grafik terlihat bahwa terjadi penurunan laju korosi pada material pagar. Penurunan ini mengindikasikan bahwa proses perlakuan panas yang diberikan pada material pagar berhasil mengurangi tegangan sisa yang ada pada material akibat proses pembentukan. Laju korosi terendah didapat pada proses perlakuan panas dengan temperature 800 0 C yang menghasilkan laju korosi ratarata sebesar 0,15 mm/y, dan laju korosi terbesar dihasilkan material dengan perlakuan panas dengan temperatur 700 0 C besar laju korosi 0,289 mm/y. Temperatur yang digunakan mungkin belum optimal mengingat grafik yang dihasilkan cenderung turun seiring dengan naiknya temperature perlakuan panas yang dilakukan. Yang perlu diperhatikan adalah efek dari perlakuan panas ini adalah menurunya kekerasan dari material seiring dengan meningkatnya keuletan dari material. 440

4. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil pengujian laju korosi terhadap material yang telah dilakukan perlakuan panas dengan variasi suhu 700 0 C, 750 0 C dan 800 0 C didapatkan hasil laju korosi paling rendah dihasilkan oleh material dengan perlakuan panas 800 0 C dengan besar laju korosi 0,15 mm/y. Dari penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh perlakuan panas dalam mengurangi laju korosi dengan cara mengurangi adanya tegangan sisa akibat proses pembentukan yang menyebabkan meningkatnya laju korosi. DAFTAR PUSTAKA ASM Handbook, 1992, CORROSION, Metal Handbook, vol. 13 Amri Royan Hidayat, Imam Rochani dan Heri Supomo, 2013, Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi Pada Plat Astm (American Society For Testing And Material) A36 Dengan Menggunakan Variasi Sudut Bending Jurnal Teknik POMITS, Vol.2 No.1 Chang, J., McMannis, C., Sandall, B., Sharma, V., and Zver, J., 2001, Metallurgical analysis of a corrosion failure, Journal of Failure Analysis and Prevention, Volume 1, Number 6, 20-21 Callister, W.D., 2007, Material Science and Engineering an Introduction 7 ed, Wiley Dalimunthe, I. S., 2004, Kimia Dari Inhibitor Korosi, Universitas Sumatra Utara Fajar Sidiq, M., 2010, Analisa Korosi Dan Pengaruh Inhibitor Korosi Terhadap Laju Korosi Pada Pipa Api 5l X-42, Prosiding Seminar Nasional Metalurgi Dan Material IV (SENAMM IV) Fajar Sidiq, M., 2011, Analisa Pengendalian Laju Korosi Pada Pipa Minyak Bumi Lepas Pantai,Jurnal Sains dan Teknologi MARITIM, Volume X No.1 Fajar Sidiq, M., 2013, Analisa Korosi Dan Pengendaliannya, jurnal foundry, vol.3 No.1 Gordana, M. B., Vera, M. S. Z., Milos, B. D., Biljana, M. A., 2007, Probability of Failure of Thermal Power Plant Boiler Tubing System Due to Corrosion, FME Belgrade, Vol.35, No.1. Jones, D.A., 1991, Principle and Prevention of Corrosion, Mc. Millan Publishing Company, New York Kade Suriadi, IGA. & Suarsana, IK, 2007, Prediksi Laju Korosi Dengan Perubahan Besar Derajat Deformasi Plastis dan Media Pengkorosi pada Material Baja Karbon, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM, Vol.1 No. 1 Roberge, P. R., 1999, Handbook of Corrosion Engineering, McGraw-Hill Companies, Inc., New York Trethewey, K. R. & Chamberlain, J., 1991, Korosi Untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Uhlig. H.M., 2000, Uhlig`s Corrosion Handbook, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc. Widharto, S., 2001, Karat dan Pencegahannya, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta 441