No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kanayatn yaitu pada zaman Kayo (memotong kepala lawan) sekitar ratusan tahun yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

PERGESERAN MAKNA TANGKITN SEBAGAI SENJATA TRADISIONAL BAGI MASYARAKAT SUKU DAYAK KANAYATN KALIMANTAN BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

TARI MANDAU TALAWANG. Di susun oleh : DAYA SAKTI KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Menurut Pitana dan Diarta (2009) konsep pariwisata mempunyai kata

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang,

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

MAKNA SIMBOLIS UKIRAN PADA MANDAU ( SENJATA TRADISIONAL ) KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

Transkripsi:

Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa Senakin 4 Uleng 25 Tahun Petani Desa Senakin 46

Peta 1. Kabupaten Landak Kecamatan Sengah Temila Sumber gambar : http://distamben-landak.blogspot.com/2008/11/profil-daninformasi-pertambangan_25.html 47

Peta 2. Kecamatan Sengah Temila Lokasi penelitian Sumber: http://www.google.com/imgres/blogspot.com/2010/05/membayangkan-dayakkanayatn.html 48

Gambar 1: Tangkintn Keramat (Dok. Pribadi) Gambar 2: Tangkintn Laki-laki (Dok.pribadi) 49

Gambar 3: Tangkitn Perempuan (Dok. Pribadi) Gambar 4: Macam-macam senjata Tangkin di Kalimantan (Dok. Pribadi) 50

Gambar 5: Tangkin dan Mandau (dok. pribadi) Gambar 6: Tangkitn zaman sekarang (dok. Pribadi) 51

Gambar 7: Wawancara tokoh adat (Yohanes) (Dok pribadi) Gambar 8: Wawancara bersama Adrianus tokoh masyarakat (Dok.pribadi) 52

Gambar 9: Wawancara April selaku tokoh masyarakat (Dok. Pribadi) Gambar 10: Wawancara uleng selaku tokoh masayakat (Dok. Pribadi) 53

RINGKASAN WAWANCARA (Informan 1) Yohanes adalah seorang pensiunan pegawai Negeri sipil serta merangkup sebagai tokoh kepala adat di desa Senakin oleh masyarakat disebut sebagai sesepuh atau orang yang dituakan di desa Senakin. Menurut beliau, Tangkitn merupakan senjata tradisional yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang. Bagi masyarakat desa senakin Tangkitn dianggap sebagai benda keramat yang disakralkan karena memiliki kekuatan magis/gaid, sehingga tidak sembarang orang bisa memiliki Tangkitn hanya orang-orang yang memiliki kekuatan khusus dan memiliki ilmu tinggi. Pada zaman dulu Tangkitn tidak di buat oleh manusia melainkan oleh mahluk gaib. Cara pemeliharannya pun tidaklah gambang, Tangkitn ini biasanya di ritualkan pada malam jum at keliwon. Tangkitn pada zaman dulu biasanya digunakan sebagai senjata berperang atau perlindungan diri dari musuh-musuh. Tangkitn yang sakral selalu di simpan di tempat yang khusus. Selain sebagai senjata perlindungan diri, Tangkitn juga sebagai senjata yang memberikan simbol apabila terjadi bencana alam maka Tangkitn tersebut akan bergerak-gerak. Tangkitn yang sakral biasanya dihuni oleh makluk gaib yaitu, perempuan. Tangkitn biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengayu. Mengayu adalah tradisi menggal kepala lawan atau musuh, semakin banyak memotong kepala lawan maka Tangkitn itu akan semakin sakral. Senakin, 14 Januari 2013 Yohanes 54

RINGKASAN WAWANCARA (Informan 2) Tangkitn merupakan senjata tradisional yang disakralkan oleh masyakat pada zaman dulu, dan harus di lestarikan karena merupakan budaya yang harus tetap dipertahankan. karena merupakan warisan dari leluhur yaitu nenek moyang yang secara turun temurun diturunkan kepada generasi selanjutnya. Tetapi saaat ini masyarakat suku Dayak kanayatn banyak yang tidak tau keberadaan Tangkitn. Tangkitn sebagai identitas masyarakat suku Dayak Kanayatn. Masyarakat Dayak yang memiliki tangkitn adalah seseorang yang berketurunan panglima. Panglima adalah gelar suku dayak Kanayatn pada zaman dulu biasa disebut juga sebagai keturunan kerajaan. Sedangkan masyarakat biasa (jelata) pada waktu itu tidak ada yang memiliki tangkitn walaupun hanya sebagai seni. Para pakar ilmu sosial telah memberikan perhatian besar terhadap berbagai kajian yang bertahan dengan status sosial. Di era globalisasi sekarang ini senjata tardisional hanya digunakan sebagai benda pustakan atau sebagai benda pajangan. Senjata tardisional ini selain di perguanakan sebagai senjata pertahanan diri juga dipakai pada waktu acara tarian, acara pengobatan tradisional yang masih dilakukan oleh sebagian masayarakat di pedalaman Indonesia. Senakin, 1 Januari 2013 Adrianus 55

RINGKASAN WAWANCARA (Informan 3) Tangkitn merupakan senjata sakti pusaka suku Dayak ini dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian. Kesaktian Tangkitn ini tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga diperoleh dari pengayauan (pemenggalan kepala lawan-red). Semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, Tangkitn itu semakin sakti. Sebagian rambut kepala yang berhasil dikayau biasanya digunakan untuk menghias gagang mandaunya Tangkitn. Mereka percaya bahwa roh orang yang mati karena dikayau akan mendiami Tangkitn, sehingga Tangkitn tersebut menjadi sakti. Tangkitn di masyarakat suku Dayak Kanayatn memiliki bentuk yang sama.tangkitn adalah sejenis parang yang dibuat dari besi. Bagian hulunya melengkung dan pada ujung bertampuk kuningan. Tetapi ada sedikit perbedaannya jika dilihat dari hulunya (gagang), yaitu Tangkitn yang hulunya diberi sedikit tonjolan menyerupai salib oleh masyarakat setempat disebut Tangkaitn perempuan sedangkan Tangkitn yang tidak terdapat tonjolan (yang polos) disebut Tangkitn laki-laki. Alas pegangan hulu (gagang) pada Tangkitn biasanya dilapis dengan lilitan kain merah, itu bertanda melambangkan keberanian. karena sakral Tangkitn ini tidak tajam dan tidak diasah. Senakin, 1 Januari 2013 April 56

RINGKASAN WAWANCARA (Informan 4) Masyarakat suku Dayak Kanayatn yang sangat erat dengan lingkungan dipengaruhi oleh alam pikiran religio magis/sakral percaya pada kekuatan gaib sebagai suatu kekuatan yang menguasai alam semesta. Mereka menganggap pengetahuan atau tanda-tanda atau simbol-simbol tertentu dalam kehidupan adalah hal yang wajar. Bagi orang dayak berkomunikasi dengan gaib maupun alam nyata merupakan suatu hal yang biasa karena mereka memelihara pengetahuan dan kepercayaan pada tanda-tanda alam dan simbol-simbol yang dapat menimbulkan keajaiban dalam suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Kebiasaan masyarakat suku Dayak hanyalah bertani dan berburu sehingga mereka tidak terlalu mengerti pendidikan pengetahuan mereka sangatlah terbatas, masyarakat dayak masih mempercayai mitos yang terjadi dalam kehidupan mereka, serta masih menganut animisme dan dinamisme. Yaitu percaya kepada roh-roh nenek moyang yang dianggap sebagai penyelamat bagi mereka, selai itu masyarakat Dayak Kanayatn juga percaya pada benda-benda yang dianggap mereka keramat seperti pohon besar, Tangkitn jaman dulu. Mereka percaya bahwa makhluk gaib dapat menolong mereka dalam kehidupan mereka. Tangkitn pada zaman sekarang ini bukanlah senjata yang sakral bagi msyarakat melainkan sebagai pajangan atau hiasan. Senakin, 15 Januari 2013 Uleng 57