BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap perkembangan tersebut merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Salah satu tahap penting bagi individu terutama seorang perempuan ialah saat berada dalam masa usia tengah baya yaitu ketika memasuki masa menopause, yang secara biologis seorang perempuan akan mengalami tahap ini (Syahraini dkk, 2007). Santrock (2002) mengatakan bahwa menopause adalah masa di usia tengah baya, biasanya pada usia akhir 40 atau 50 tahun, ketika periode haid perempuan dan kemampuan melahirkan anak berhenti secara keseluruhan. Usia rata-rata perempuan yang mengalami haid terakhir adalah 52 tahun. Persentase kecil perempuan yaitu 10% mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Ada penurunan dramatis dalam produksi estrogen oleh indung telur. Turunnya estrogen menghasilkan beberapa gejala yang tidak menyenangkan pada beberapa perempuan yang mengalami menopause seperti panas (hotflushes), mual, letih, dan cepatnya denyut jantung. Beberapa perempuan yang mengalami menopause mengeluhkan depresi dan peningkatan sensitivitas, tapi pada beberapa kasus perasaan ini dihubungkan dengan keadaan yang lain 1
2 dalam kehidupan perempuan, seperti bercerai, kehilangan pekerjaan, merawat orang tua yang sakit, dan sebagainya. Penurunan kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para wanita yang disebut sindroma menopause, yang meliputi hot flushes, keringat di malam haris, kekeringan vagina, penurunan daya ingat, insomnia, cemas, mudah capek, penurunan libido, rasa sakit ketika berhubungan seksual dan incontinency urinary (Suhartono, 2007). Syahraini dkk (2007) mengatakan bahwa pada perubahan psikis seorang perempuan yang mengalami masa premenopause ini sering merasa dirinya tidak berguna, suasana hati yang selalu berubah-ubah, gejala emosi yang berlebihan, banyak menuntut. Gelisah dan cerewet, sulit tidur, munculnya kecemasan dan emosi tidak stabil yang akhirnya akan menjadi suatu beban sosial bagi orang-orang yang berada di sekeliling seorang perempuan tersebut. Semua ini akan membawa kepada hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas mereka sehari-sehari seperti, menurunnya kualitas dalam bekerja dan gelisah ketika berhubungan dengan suami. Parmitasari dkk (2002) mengatakan bahwa menopause adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang perempuan karena proses penuaan. Dalam menghadapi menopause seorang perempuan seringkali mengalami gangguan. Beberapa gangguan yang sering timbul ketika seorang perempuan menghadapi menopause antara lain kecemasan dengan sebab-
3 sebab yang masih kontroversial, sakit kepala yang mirip migrain, dan hotflushes. Smart (2010) mengatakan bahwa menopause adalah sebagai suatu masa ketika secara fisiologis siklus menstruasi berhenti. Hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Masa ini secara alamiah tidak dapat langsung diketahui, biasanya akan diketahui setelah kurang lebiih setahun berlalu. Masa menopause terkadang disebut juga dengan perubahan kehidupan. Pada abad ke-17 dan 18, menopause dianggap sebagai suatu bencana dan malapetaka. Pada saat itu, wanita yang mengalami menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi. Menopause juga diartikan sebagai periode berhentinya masa haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50 tahun. Menopause merupakan pendarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. Syahraini dkk (2007) berpendapat bahwa seorang perempuan selama masa premenopause merasa sering dicekam rasa cemas, misalnya takut menjadi tua, kehilangan kecantikan, menghadapi hidup tanpa kepuasan seksual yang hal ini akan mempersulit keadaan perempuan itu sendiri. Parmitasari dkk (2002) mengatakan bahwa kecemasan merupakan masalah psikis yang paling sering dihadapi perempuan yang mengalami menopause. Kecemasan terjadi akibat adanya perubahan-perubahan yang menyertai datangnya masa tengah baya termasuk menopause. Perubahan fisik karena produksi hormon estrogen yang mulai menurun akibat berkurangnya fungsi ovarium berakibat pada berhentinya menstruasi dan kondisi-kondisi seperti
4 kulit menjadi keriput dan kendor, vagina dan rahim menjadi kering, payudara mengecil dan osteoporosis, peningkatan kadar kolesterol dan sindroma klimakterik. Syahraini dkk (2007) menyatakan bahwa sebagian besar perempuan menganggap bahwa menopause adalah suatu pengalaman yang mengerikan dan menakutkan. Pada keadaan menopause, perempuan sudah tidak dapat melahirkan lagi dan hal ini berarti perempuan sudah memasuki masa tua. Biasanya masa tua diikuti dengan datangnya keriput pada wajah dan rambut sudah mulai berubah warna. Hasil wawancara dengan karyawati PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Semarang yang berusia lebih dari 40 tahun dan belum memasuki masa menopause, diketahui bahwa mereka mengalamai kecemasan dalam menghadapi masa menopause. Hal tersebut ditunjukkan melalui pengakuan dari karyawati, bahwa dirinya menjadi lebih mudah murung, mudah tersinggung dan mudah marah ketika dirinya memikirkan masa menopause kelak. Selain itu, terdapat pula karyawati yang susah untuk berkonsentrasi serta pikirannya menjadi kacau ketika mengerjakan pekerjaannya. Hal tersebut membuat karyawati yang bersangkutan menjadi merasa rendah diri dan tidak dapat mengatasi persoalan hidupnya termasuk menghadapi menopause Hasil wawancara pada karyawati yang mengalami kecemasan menghadapi masa menopause antara lain: Saya takut mba kalau nantinya gak bisa membahagiakan suamiku soalnya nanti kalau menopause kan kata orang-orang sudah ndak enak lagi dalam berhubungan badan, Saya
5 khawatir kalau suami menganggap saya tidak cantik lagi seperti dulu, Saya takut dianggap tua oleh keluarga saya. Karyawati tersebut di atas mengaku merasa tidak nyaman dengan adanya perasaan cemas karena dirinya merasa bahwa hubungan dengan suaminya tidak sehangat dulu lagi. Hal ini ditandai dengan adanya hubungan seksual yang kurang menggairahkan, bahkan ada beberapa yang ketika berhubungan seksual merasa kelaminnya panas dan tidak enak akibat kering. Hal tersebut juga mengakibatkan dirinya merasa tidak dapat memuaskan suaminya, dan berpikiran bahwa sang suami tidak puas dalam berhubungan badan. Akibat yang lebih jauh lagi adalah memiliki ketakutan jika suaminya akan berselingkuh dengan perempuan lain yang masih muda atau belum memasuki masa menopause. Hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa karyawati telah mengalami kecemasan sebagaimana pendapat Syahraini dkk (2007) yang mengatakan bahwa ada beberapa hal yang sering menjadikan perempuan cemas selama masa premenopause antara lain proses memasuki masa menopause yang membawa perubahan bentuk tubuh dan perubahan suasana hati. Perempuan tersebut sering mengalami kelelahan fisik dan moodnya mudah berubah, emosinya labil sehingga sering terjadi selisih paham dengan orang-orang di sekitarnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan pada seseorang adalah dukungan sosial. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Effendi dan Tjahyono (1999), menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan
6 penting dalam memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan. Melalui dukungan sosial, kesejahteraan psikologis akan meningkat karena adanya perhatian dan pengertian yang akan menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri. Baron dan Byrne (2005) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang lain (teman atau anggota keluarga). Taylor dkk (2009) mengatakan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari pasangan atau partner. Taylor dkk (2009) menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari pasangan, kehadiran suami sebagai pasangan hidup istri juga dapat mempengaruhi kecemasannya dalam menghadapi masa menopause. Hasil wawancara seperti yang dilakukan di atas, kecemasan yang dirasakan karyawati dapat berkurang apabila mendapatkan dukungan sosial suami seperti kepedulian dan perhatian, serta suami mau mengerti kondisi istri ketika sedang gelisah memikirkan masa menopause. Hal di atas sesuai dengan pendapat Parmitasari dkk (2002) yang mengatakan bahwa kecemasan menopause pada perempuan juga dipengaruhi oleh keberhasilan penyesuaian antara suami istri seperti terjalin keakraban, saling mendukung dan dapat mengekspresikan kasih sayang secara wajar sehingga akan memberikan ketenteraman dan kepuasan dalam kehidupan perkawinan selanjutnya.
7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa karyawati yang mengalami kecemasan menghadapi masa menopause dapat saja disebabkan kurang mendapat dukungan dari suaminya, tetapi bisa saja karyawati yang cemas bukan disebabkan ada atau tidak adanya dukungan dari suaminya, sehingga menimbulkan pertanyaan pada peneliti, apakah ada hubungan antara dukungan suami dengan kecemasan istri menghadapi masa menopause? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dengan kecemasan istri menghadapi masa menopause di PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden (usia, pendidikan, dan pekerjaan) dalam menghadapi masa menopause b. Mendeskripsikan kecemasan responden menghadapi masa menopause c. Mendeskripsikan dukungan suami terhadap responden yang menghadapi masa menopause d. Menganalisis hubungan antara dukungan suami dengan kecemasan responden menghadapi masa menopause
8 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu a. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang menopause b. Mengetahui pengaruh dukungan suami terhadap kesiapan ibu dalam menghadapi masa menopause 2. Bagi peneliti selanjutnya a. Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti selanjutnya b. Sebagai bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian yang sejenis 3. Bagi institusi pendidikan a. Dapat digunakan sebagai bahan studi pustaka 4. Bagi institusi tempat kerja a. Mengetahui tentang pengetahuan dalam menghadapi menopause b. Mengurangi kecemasan karyawati dalam menghadapi menopause E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas.