1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam menghasilkan devisa negara yang harus dikembangkan dan dipertahankan untuk mendorongnya suatu negara atau daerah wisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing ke berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada bulan November 2012 mencapai 693,9 ribu orang atau naik sebesar 5,94% dibandingkan jumlah wisman pada bulan November 2011, yang sebesar 654,9 ribu orang. Begitu pula, jika dibandingkan dengan Oktober 2012 jumlah kunjungan wisman November 2012 naik tipis sebesar 0,80%. Secara kumulatif pada (Januari November) 2012, jumlah kunjungan wisman mencapai 7,28 juta orang atau naik 5,09% disbanding kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang berjumlah 6,93 juta orang. Begitu pula kunjungan wisatawan mancanegara di provinsi Jawa Barat menurut Badan Pusat Statistik Jawa Barat mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat jelas pada tabel dibawah ini :
2 Tabel 1.1 Salah satu kota yang memiliki berbagai objek wisata di Jawa Barat adalah Kota Bandung. Beberapa objek wisata di Kota Bandung menjadikan kota ini menjadi kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Berdasarkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung menyatakan bahwa pada tahun 2011 tercatat sebanyak 3.917.390 wisatawan berkunjung ke Bandung. Dari jumlah itu 142.575 orang merupakan wisatawan mancanegara dan 3.774.815 wisatawan domestik. Untuk 2011 sendiri target kunjungan wisatawan mencapai 3.655.027 orang. Angka itu mengalami kenaikan 12 persen dari target tahun 2010 yang mencapai 3.322.752 orang. Sedangkan untuk tahun
3 2012 Disbudpar kota Bandung menargetkan kunjungan wisatawan ke kota Bandung mencapai 4.020.530 orang. Sebagai kota pariwisata, kota Bandung memiliki berbagai macam objek wisata salah satunya adalah wisata kuliner. Hal ini ditunjang dengan banyaknya restoran potensial yang berada disekitar Bandung. Menurut Marsum WA (2005:7) Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang dioragnisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum. Berikut ini adalah rekapitulasi dan daftar nama restoran dan rumah makan di kota Bandung tahun 2012 : Tabel 1.2 Rekapitulasi dan Daftar Nama Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun 2012 No Klasifikasi Jumlah Potensi 1 Restoran Talam kencana 1 2 Restoran Talam Salaka 52 3 Restoran Talam Gangsa 160 4 Restoran Waralaba 46 5 Bar 12 6 Rumah Makan A 34 7 Rumah Makan B 145 8 Rumah Makan C 153 Jumlah 603 Sumber : Disbudpar, 2012 Restoran Lokomotif Kuliner Bandung yang merupakan salah satu tempat makan di pusat kota. Restoran Lokomotif Kuliner Bandung berdiri pada tahun 2009 yang dibawahi oleh PT Reska Bandung dengan mengusung nuansa
4 heritage. Heritage sendiri dapat diartikan sebagai warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia dan apa yang diteruskan kepada generasi mendatang. Pendek kata heritage adalah sesuatu yang seharusnya diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena dikonotasikan mempunyai nilai sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya. Restoran Lokomotif Kuliner menyediakan berbagai macam variasi makanan dari mulai tradisional, asia dan continental. Dari berbagai macam variasi makanan yang ditawarkan oleh Restoran Lokomotif Kuliner Bandung terdapat klasifikasi menu makanan yang terbagi menjadi empat kategori yaitu star, plowhorse, puzzle dan dog. a. Star, yaitu menu yang tinggi tingkatan kepopulerannya dan kontribusi marginnya (popular and profitable) b. Plowhorse, yaitu menu yang tingkat popularitasnya tinggi tetapi tingkat kontribusi marginnya rendah (popular and unprofitable) c. Puzzle, yaitu menu yang popularitasnya rendah tetapi tingkat kontribusi marginnya tinggi (unpopular and profitable) d. Dog, yaitu menu yang rendah tingkat kepopulerannya dan kontribusi marginnya (unpopular and unprofitable) Keempat kategori tersebut merupakan indikator dari konsep menu engineering. Berikut adalah klasifikasi menu makanan dari bulan Januari 2012 sampai bulan Maret 2012 :
5 Tabel 1.3 Klasifikasi Menu Makanan dari Bulan Januari 2012 Sampai Bulan Maret 2012 Star Plowhorse Puzzle Dog Januari Februari Maret 1. Iga Bakar Depo 1. Nasi Goreng Sapi 2. Iga Bakar Spicy Hot 2. Nasi Goreng Seafood 3. Bebek Si Madu 3. Nasi Goreng Kampung 4. Bebek Arum Wangi 4. Kwetiaw Goreng Seafood 5. Kentang Goreng 6. Aneka Lumpia 1. Iga Bakar Depo 1. Nasi Goreng Sapi 2. Iga Bakar Spicy Hot 2. Nasi Goreng Seafood 3. Bebek Si Madu 3. Nasi Goreng Kampung 4. Bebek Arum Wangi 4. Kwetiaw Goreng Seafood 5. Kentang Goreng 6. Aneka Lumpia 1. Iga Bakar Depo 1. Nasi Goreng Sapi 2. Iga Bakar Spicy Hot 2. Nasi Goreng Seafood 3. Bebek Si Madu 3. Kwetiar Goreng Seafood 4. Bebek Arum Wangi 4. Kentang Goreng 5. Aneka Lumpia Sumber : Pengolahan Data, 2012 1. Sup Bebek 1. Kwetiaw Goreng Sapi 2. Cah Sayuran 3. Nasi Sapi Lada Hitam 4. Sup Gurame 5. Spaghetty Thai 6. Kentang Sosis 7. Pisang Keju 1. Sup Bebek 1. Kwetiaw Goreng Sapi 2. Cah Sayuran 3. Sup Gurame 4. Spaghetty Thai 5. Kentang Sosis 6. Pisang Keju 1. Sup Bebek 1. Kwetiaw Goreng Sapi 2. Nasi Sapi Lada Hitam 3. Cah Sayuran 4. Sup Gurame 5. Spaghetty Thai 6. Kentang Sosis 7. Pisang Keju Dari tabel klasifikasi diatas terlihat bahwa klasifikasi pada menu dog lebih mendominasi dibandingkan dengan klasifikasi menu lainnya. Hal ini diperkuat dari data hasil penjualan menu di Restoran Lokomotif Kuliner dari bulan Januari sampai bulan Maret yang akan dijelaskan pada gambar 1.1 dibawah ini :
6 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 38,89% Januari 39% 39% 33,33% 33,33% Februari 33% Maret 22,22% 22,22% 22,22% 5,56% 5,56% 5,56% Star Plowhorse Puzzle Dog Sumber : Data diolah dari Restoran Lokomotif Kuliner, 2012 Gambar 1.1 Grafik Klasifikasi Menu Bulan Januari Sampai Bulan Maret 2012 Penjualan menu di Restoran Lokomotif Kuliner ini pada Bulan Januari 2012 terdapat kategori menu star sebanyak 22,22%, plowhorse sebanyak 33,33%, puzzle sebanyak 5,56% dan dog sebanyak 38,89%. Sedangkan pada Bulan Februari 2012 terdapat kategori menu star sebanyak 22,22%, plowhorse 38,89%, puzzle sebanyak 5.56%, dan dog sebanyak 33,33%. Dan Bulan Maret 2012 terdapat kategori menu star sebanyak 22,22%, plowhorse sebanyak 33,33%, puzzle sebanyak 5,56% dan dog sebanyak 38,89%. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi klasifikasi menu unpopular dan unprofitable lebih mendominasi menu lainnya. Diantaranya :
7 a. Kualitas produk Kualitas produk di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung dapat dilihat dari tampilan menu, variasi menu, kekhasan menu, kebersihan menu, kematangan menu, daya tahan menu, tekstur menu, kelezatan menu, aroma menu, porsi menu dan kualitras menu. b. Kualitas penyajian Kualitas Penyajian di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung dapat dilihat dari kebersihan peralatan menu, alat hidang menu, hiasan menu, ketepatan waktu pelayananan menu dan cara penyajian menu. c. Harga Harga di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung dapat dilihat dari kesesuaian harga menu dengan ukuran porsi, kesuaian harga dengan kualitas produk dan kesesuaian daya beli dengan harga menu. d. Promosi Promosi di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung dapat dilihat dari personal selling, sales promotion, public relation, direct marketing dan word of mouth. Dari keempat faktor diatas dapat dijadikan indikator untuk mengetahui puas atau tidak puasnya konsumen terhadap menu yang ditawarkan oleh Restoran Lokomotif kuliner Bandung.
8 Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketidakpuasan Konsumen pada Menu Unpopular dan Unprofitable Di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung? 2. Bagaimanakah pengaruh kualitas penyajian terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung? 3. Bagaimana pengaruh tingkat harga terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung? 4. Bagaimana pengaruh promosi terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung? 5. Bagaimana pengaruh kualitas produk, kualitas penyajian, tingkat harga dan promosi terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung?
9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna menjawab masalah peneletian yang telah dirumuskan diatas. Adapun tujuan mengadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas penyajian terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat harga terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap ketidakpuasan konsumen pada menu unpopular dan unprofitable di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian secara praktis. Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan
10 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, dapat menambah dan mengembangkan ilmu, terutama ilmu penerapan menu engineering di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung. 2. Kegunaan Praktis - Bagi penulis, diharapkan mampu mengembangkan penulis dalam menganalisis menu engineering. - Bagi perusahaan, diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memproduksi makanan. Bagi institusi pendidikan, diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenisnya di bidang menu engineering serta memperkaya ilmu pengetahuan sebagai kajian dalam mengembangkan lebih lanjut mengenai menu engineering.