BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

I. PENDAHULUAN. Setiap lima tahun keanggotaan dewan perwakilan rakyat mengalami pergantian.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 59 /Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

I. PENDAHULUAN. masyarakat untuk memilih secara langsung, baik pemilihan kepala negara,

PEROLEHAN SISA KURSI SISA SUARA 1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT III PARTAI KARYA PEDULI BANGSA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

BAB II PEMILU DI INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

I. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

PEMERINTAHAN GOVERNMENT

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

BAB II KONFIGURASI POLITIK DI KABUPATEN PATI

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian tentang pemilihan Kepala Daerah telah menjadi tema menarik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

Pencalonan DPR RI sebagian besar memenuhi aturan zipper system 1:3, namun fenomena yang muncul adalah pencalonan pada angka 3 dan 6.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah atau yang sekarang lebih dikenal dengan Pilkada

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

Tjhai Chui Mie, Perempuan Tionghoa, Calon Walikota Singkawang Pilihan PDIP

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

PROSES REKRUITMEN KADER PEREMPUAN PKS DAN DEMOKRAT PADA PEMILU LEGISLATIF DI KOTA BUKITTINGGI. Skripsi OLEH :

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

I. PARA PIHAK A. Pemohon Bangkit Parulian Silaban, SE, MSi dan David PPH Hutabarat (Pasangan Calon Nomor Urut 3)

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15A TAHUN 2009 TENTANG

TANTANGAN DAN STRATEGI PARPOL DALAM PILKADA SERENTAK

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan dan tata pemerintahan ditingkat lokal. Kepala daerah

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

MENGKAJI TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA LANGSUNG GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Catatan tentang calon legislatif 2009 dan jender

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

Jakarta, 12 Juli 2007

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Masalah

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintah setelah digulirkan otonomi daerah di Indonesia. Sedangkan Indonesia sendiri telah melaksanakan Pilkada lansung pada tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak diberlakukannya undang-undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kepala daerah dipilih secara lansung oleh rakyat melalui pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali dilaksanakan juni 2005. Pilkada lansung akan membuka ruang partisipasi yang luas bagi masyarakat dalam proses demokrasi lokal untuk menentukan kepemimpinan politik di tingkat lokal Sejarah singkat demokrasi lokal yang ada di Indonesia, pengelolaan hubungan masyarakat, swasta dan pemerintah, agar terjamin tata kehidupan yang baik, perlu norma dan mekanisme di antaranya ialah pemilihan pemimpin politik lokal di berbagai jenjang, Gubernur, Bupati dan Walikota dan bahkan Kepala Desa atau nama lain. Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, biasa dikenal dengan istilah Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). 1

Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Kemudian, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala daerah pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Agar menjadi teratur, terutama di daerah, perlu pedoman dalam menentukan alur, perangkat, kewajiban dan larangan pemilihan pemimpin daerah kabupaten dan kota ke dalam suatu sistem. Penerapan sistem Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) secara langsung, diatur dalam Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan pemilihan umum. Pasal 1 ayat 4 dan 5 undang-undang nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilihan umum, Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penyelenggara Pemilihan Umum adalah lembaga yang menyelenggarakan 2

Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Presiden dan Wakil Presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat. 1 Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru mengenai penyelenggara pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Dalam undangundang ini, istilah yang digunakan adalah Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Pemerintah eksekutif dan legislatif telah menyepakati Pilkada serentak untuk daerah-daerah yang akan habis masa jabatannya pada tahun 2015 dan semuanya diselenggarakan pada 9 Desember 2015. 2 Perwujudan kedaulatan ada di tangan rakyat, dapat terlihat dalam konteks Pemilukada. Fenomena ini merupakan sebuah upaya demokratisasi yang makin menunjukkan orientasi jelas, yakni penempatan posisi dan kepentingan rakyat berada di atas berbagai kekuatan politik elit. Selama ini kedaulatan ada di tangan wakil rakyat. Sehingga wajar dinilai mendominasi dan bahkan terkesan menghegemoni. Pemilukada Kabupaten Merangin yang dilaksanakan 25 Maret 2013 adalah bentuk demokratisasi yang ada di daerah yaitu memilih Bupati dan Wakil Bupati secara lansung yang berlandaskan Undang-undang nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilihan umum, Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala 1 www. Hukumonline.com diakses pada bulan september tanggal, 12/11/2015 2 Pilkada di Kabupaten Merangin masih menggunakan undang-undang no. 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, pada pemilukada tahun 2015 dan 2017 sudah diberlakukan undang-undang No. 15 tahun 2011 tentang pilkada serentak. 3

daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilukada Kabupaten Merangin tahun 2013 yang diikuti oleh Empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yaitu, Pasangan calon Incumbent Nalim-Salam (Nasa) yang diusung oleh tujuh Partai Politik (Parpol) yaitu, PPP, Partai Demokrat, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), Partai Barisan Nasional (BARNAS) dan Partai Matahari Bangsa (PMB), berhak mendapatkan nomor urut 1, Sementara nomor urut 2 didapatkan oleh pasangan calon Syukur-Fauziah (Syufi). Pasangan ini maju di Pemilukada Merangin di usung oleh tiga Parpol, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Demokrasi Pembaharuan (PDP). Untuk nomor urut 3, diperoleh oleh pasangan Handayani-Jailani (Haji) yang diusung oleh 14 partai non-parlemen, yakni Partai Patriot, PIB, PNBK, PKPI, PPRN, Partai Republikan, PKP, Partai Kedaulatan, Partai Buruh, PBR, PPDI, PPNUI serta PIS. Sedangkan nomor urut 4 Haris- Khafid (Harkad) diraih oleh pasangan birokrat murni yang diusung oleh 12 parpol, yakni Partai Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, PPI, PNI Marhaens, Pelopor, PDK, PKN, Merdeka, PKNU, PPD. 3 Pemilihan Umum Kepala Daerah ( Pemilukada) dilaksanakan di Kabupaten Merangin merupakan bentuk implementasi atau pelaksanaan otonomi daerah dan demokratis, pemindahan tanggung jawab wewenang dan sumbersumber daya dari pemerintah pusat ke level pemerintah daerah untuk membawa 3 Komisi Pemilihan Umum Darerah (KPUD) Kabupaten Merangin Tahun 2013 4

pengaruh terhadap politik. Para pasangan calon ( paslon) kepala daerah pun membentuk tim sukses dan melakukan segala cara untuk memperoleh kemenangan. Kedaulatan rakyat, menjadi nilai penting dalam melihat kinerja demokrasi. Prilaku demokrasi, tidak akan berubah menempatkan kedaulatan rakyat sebagai nilai luhur yang wajib diakui. Prinsip penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah di daerah tertentu, hanyalah hendak melihat bagaimana nilai kedaulatan rakyat itu dilaksanakan dengan baik sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Secara sederhana demokrasi dapat dimaknai sebagai sebuah sistem politik yang berupaya untuk mengantarkan keputusan-keputusan politik secara partisipatif oleh individu-individu yang mendapatkan kekuasaan melalui persaingan yang adil (fairness competation) dalam memperebutkan suara rakyat 4. Pemilukada Kabupaten Merangin tahun 2013. Kontestan yang memenangkan Pemiulkada bukanlah dari partai politik melainkan dari birokrat murni dan mengalahkan tiga pasangan lain temasuk incumbent yang notabene ketiga pasangan calon yang kalah adalah kader partai politik mengalami. Penelitian ini menarik menurut peneliti karena pasangan calon yang memenangkan pemilukada berlatar belakang dari birokrat dan bukan partai politik, walaupun diusung oleh partai politik dan mereka bukanlah kader partai politik, dilihat dari konteks ini di Kabupaten Merangin, masyarakat memang lebih mempercayai untuk memimpin yang berlatar belakang birokrasi, apakah memang benar kemengan pasangan urut empat dipengaruhi oleh birokrat, faktor 4 Leo agustino, Pilkada dan Dinamika Politik Lokal, Pustaka Pelajar; yogyakarta, 2009, hal: 9 5

figur, atau strategi politik yang menentukan kemenangannya. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti apa strategi politik yang dilakukan oleh pasangan nomor urut empat sehingga bisa mendulang suara terbanyak yang mengungguli kontestan-kontestan lainnya. B. Perumusan Masalah Pemilukada Merangin Tahun 2013 ini, diikuti oleh 4 (empat) pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, keempat pasangan tersebut diusung oleh partai politik dan gabungan partai politik dan tidak ada bakal pasangan calon dari jalur perseorangan, karena semuanya diusung oleh partai politik. Perolehan suaranya digambarkan pada: Tabel 1.1 Perolehan Suara Sah dan Tidak Sah Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Merangin 2013 No. Urut Nama Calon Perolehan Suara/Persentase 1 Drs. H Nalim, SH, MM 49.519 atau 25.50% incumbent H A Salam, HD 2 M.Sukur SH 47.678 atau 24.55% Fauziah, SE 3 H.Handayani, S.KM Jailani, S.Sos 22.570 atau 11.62% 4 AL HARIS, S.Sos, 71.059 atau 36.59% M.Hum Drs.H.A Khafied Moein, MM 5 Suara Tidak Sah 3.371 atau 1.74 % Sumber: Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Merangin Provinsi Jambi 2013 Dari data di atas, dapat diketahui bahwa pada Pemilihan Umum Kabupaten Merangin tahun 2013 dimenangkan oleh pasangan nomor urut 4, atas nama 6

pasangan Al Haris dan Khafied Moein, kemudian ditetapkan sebagai calon terpilih dengan perolehan suara sebesar 71,059 suara atau 36,59%. Namun dalam perjalanan menuju kursi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, banyak hal yang harus dilakukan untuk bersaing untuk melawan kandidat lain dari partai politik lain, dan juga banyak cara dilakukan untuk mendapatkan simpati pemilih. Agar dapat memperoleh suara terbanyak, maka perlu strategi politik untuk meraih suara mayoritas masyarakat. Untuk dapat menetapkan pilihan yang tepat, kita harus memiliki kemampuan untuk mengenali pola dasar strategi yang diperlukan. Setelah pola dasar strategi dibangun, ada satu pilihan dari sederetan strategi tunggal dimana pilihan ini dipengaruhi oleh syarat-syarat kerangka kerja, target image serta saran-saran organisasi secara umum. Apa yang terjadi di Pemilukada Merangin dengan kalahnya calon incumbent telah melahirkan berbagai spekulasi dan tentunya menyisakan setumpuk tanda tanya yang menarik untuk dicermati dan diteliti. Di samping itu, kekalahan ini sekaligus mementahkan opini publik jika calon incumbent sulit untuk dikalahkan. Secara teori mungkin benar. Karena ada beberapa faktor yang membuat calon incumbent itu diuntungkan, seperti: Popularitas dan penguasaan opini publik. Sebagai orang yang masih menjabat, yang masih mempunyai pengaruh di wilayahnya calon incumbent tentu saja lebih dikenal oleh masyarakat bila dibandingkan dengan calon lain yang harus bekerja dengan ekstra untuk mensosialisasikan diri agar dikenal luas oleh masyarakat. Ditambah lagi selama menjabat calon incumbent tidak mampu mewujudkan janji-janji politik yang telah terlanjur diumbar ketika masa 7

kampanye dulu, padahal janji-janji politik itu harus diakui dulunya pernah mampu memikat para pemilih. Namun setelah menjabat sering kali calon incumbent mengingkari janji yang menjadikan masyarakat berusaha mencari calon alternatif yang kira-kira menurut mereka mampu mendengarkan dan mampu memperjuangkan keinginan masyarakat walaupun dari modal ekonomi pasangan Al Haris, S.Sos, M.Hum Drs.H.A Khafied Moein, MM. Bukan sebagai orang yang kaya dibandingkan dengan kandidat lain hal itu biasa digambarkan daftar kekayaan pasangan calon bupati dan wakil bupati Merangin 2013 sebagai berikut: Tabel 1.2 No Nama Calon Bupati dan Wakil Bupati Daftar Kekayaan 1 Drs. H Nalim, SH, MH H A Salam, HD 2 M.Sukur SH Fauziah, SE 3 H.Handayani, S.Km Jailani, S.Sos 4 Al Haris, S.Sos, M.Hum Drs.H.A Khafied Moein, MM Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Merangin 2013 5.1 Miliar 4.5 Miliar 2.1 Miliar 381 Juta 25.2 Miliar 220 Juta 864 Juta 1.6 Miliar Pada dasarnya masyarakat memiliki mimpi yang sama, yakni menginginkan sebuah perubahan. Perubahan itu adalah perubahan ke arah yang lebih baik tentunya. Bukan sebaliknya. Dengan melihat kepemimpinan calon incumbent selama ini, tentu masyarakat Merangin paham betul tipe pemimpin seperti apa yang dibutuhkan saat ini untuk membangun Merangin ke depan, dan tipe itu menurut masyarakat Merangin mungkin ada dipasangan calon Harkad. Walaupun modalitas ekonomi mereka dibawah tiga kontestan lain, 8

masyarakat pemilih bukan lagi melihan dari kekayaan saja tapi juga kecakapan dalam menempatkan diri di masyarakat yang tidak kalah pentinnya adalah strategi politik untuk memenangkan pilkada. Di samping itu modaliatas sosial, politik, ekonomi, sibolik dan budaya ketiga kontestan lain lebih mempuni dari pasangan HARKAD. Pada hal, pasangan incumbent, wakilnya masih menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah Rakyat Daerah Kabupaten Merangin, nomor urut 2 Syukur masih menjadi anggota DPD-RI, Handayani masih menjadi anggota DPRD Provinsi. Secara ketokohan ketiga pasangan calon bupati dan wakil bupati tersebut sudah tidak diragukan lagi, sementara nomor urut 4 sama-sama dari birokrat murni dan belum mempunyai prestasi dibidang apapun dipemerintahan, sehingga ini menjadi lebih menarik untuk diteliti lebih lanjut. Pasangan calon yang bukan dari partai politik tapi didukung oleh 12 partai politik. Memenangkan pemilukada ditingkat lokal. Ini mengindikasikan bahwa partai politik belum mampu melahirkan kader-kader politik yang bisa ditonjolkan di daerah, itu terbukti di pemilukada Kabupaten Merangin tahun 2013 kontestan pemenang pemilukada adalah dari birokrat murni dan bukan kader partai politik, walaupun dukungan partai politik cukup besar terhadap para pasangan calon bupati dan wakil bupati pada pemilukada kabupaten Merangin untuk memilih pemimpin politik lokal. Partai Pendukung dan Pengusung di tabel sebagai berikut: 9

Tabel 1.3 No Partai Pendukung dan Pengusung 1 PDIP 7 PNI Marhaenisme 2 Partai GOLKAR 8 Partai Indonesia Sejahtera 3 Partai Keadilan Sejahtera 9 Pakar Pangan 4 Partai Garindra 10 Partai PELOPOR 5 Partai Mardeka 11 Partai Kebangkitan Nahdatul Ulama 6 Partai Demokrasi Kebangsaan 12 Partai Pemuda Indonesia Sumber: Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Merangin Provinsi Jambi 2013 Gambaran asumsi di atas peneliti tertarik untuk melakukan kajian akademis penelitian dan ingin mengetahui strategi politik yang digunakan oleh pasangan calon HARKAD untuk memperoleh suara dalam pemilihan Kepala dearah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013 di Kabupaten Merangin. Tabel di atas juga untuk menjelaskan dukungan parpol terhadap pasangan calon nomor urut 4 yaitu HARKAD, bahwa pasangan ini memiliki salah satu modal politik yang cukup besar disampaing modal-modal yang lain. Dari data Komisi Pemilihan Umum pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2013, nomor urut empat pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Merangin yang berhasil meraih suara terbanyak dan sekaligus menjadi pemenang dalam pesta demokrasi di daerah. Sementara pasangan ini dari segi ketokohan dalam perpolitikan di daerah Kabupaten Merangin masih jauh dari ketiga kontestan lain itu terlihat dari data di latar belakang di atas dan juga mementahkan teori incubent selalu menang dalam Pemilukada. Indikasi awal jenis strategi politik yang digunakan oleh pemenang dalam Pemilukada tahun 2013 di Kabupaten Merangin, strategi yang digunakan strategi ofensif yang lebih tepatnya strategi memperluas pasar, ia membentuk kelompok 10

pemilih baru di samping pemilih tradisional (tetap) dan juga pendatang baru dalam perhelatan akbar Pemilukada Merangin 2013, membentuk penawaran baru melalui program visi dan misinya dengan slogan membangun dari desa ke kota. Slogan ini sangat berpengaruh sekali terhadap pemilih tradisional karena di anggap sebagai salah satu cara untuk melakukan sebuah perubahan melalui pembangunan Desa. Partai politik juga cukup dominan dalam mengatur strategi pemenangan calon dalam issu yang berkembang dan didukung oleh koata dukungan partai politik yang sangat meyakinkan melebihi 15% dari yang di atur undang-undang yang dimiliki oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati (HARKAD), koata dukungan pasangan yang sangat besar yaitu 42% yang menggungguli pasangan lain. Disinilah letak menariknya. Penelitian ini, diarahkan untuk mampu menjelaskan, menganalisa dan memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan dari strategi yang diterapkan oleh pasangan pemenang. Berbagai strategi dilakukan sejumlah pasangan calon untuk memberi keyakinan kepada masyarakat. Setiap pasangan calon sama-sama memiliki kekuatan dengan berbagai strateginya. Dari penjelasan di atas dapat disusun suatu rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana strategi politik pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Al Haris dan A. Khafied Moein (Harkad) pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2013? 11

B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan strategi politik pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Al Haris dan A. Khafied Moein pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2013. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasangan calon Al Haris dan A. Khafied Moein pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2013. D. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis 1) Sebagai sumbangan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan dibidang ilmu politik, khususnya pada Konsentrasi Demokrasi Pemilu dan Partai Politik 2) Sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang berminat meneliti masalah-masalah politik dan Pemilihan Umum Kepala Daerah. Terutama strategi politik yang dilakukan oleh kandidat calon untuk memenangkan Pemillihan umum kepala daerah tersebut. b. Secara Praktis Bermanfaat bagi aktor-aktor politik dalam mengevaluasi strategi politik dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dimasa yang akan datang. 12